Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah Kimia Lingkungan

“Normalitas,Moralitas,PPM% ”

Disusun Oleh :
TINGKAT I KELAS B

1. M. Sabiq Khoir
2. Revita Sabilla
3. Qorry Afifah
4. Widya Nur Anggraini

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-
Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Normalitas,
Molaritas, PPM%” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari
bahwa yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan
menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran
yang membangun makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak dan sebagai media pembelajaran kimia lingkungan khususnya dalam
segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan
menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.

2
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR 2
BAB I Pendahuluan 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 5
1.4 Manfaat 5
BAB II Pembahasan 6
2.1 Normalitas Larutan 6
2.2 Molaritas Larutan 7
2.3 PPM% (Part Per Million) 8
BAB III Penutup 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Larutan disebut juga campuran yang homogen. Disebut campuran karena


susunannya dapat berubah-ubah dan disebut homogen susunannya begitu seragam
sehingga batas antara zat-zat yang melarut dan pelarut tidak dapat dibedakan
bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Campuran-campuran homogen dari gas,
emas dan perunggu dapat dikatakan pula sebagai larutan. Tetapi istilah larutan
biasanya digunakan untuk fasa cair.

Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat terlarut
(solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat dikatakan
sebagai pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah
zat terlarut. Dalam kondisi tertentu misalnya campuran antara alkohol dan air
dengan perbandingan 50:50. Dari campuran tersebut sedikit meragukan untuk
menentukan mana yang bertindak sebagai pelarut dan mana yang bertimdak
sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang demikian air dan alkohol dapat
dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai zat terlarut.

Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu larutan digunakan
istilah konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam
setiap satuan larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam
satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan volume dan satuan kimia, misalnya
mol, massa rumus, dan ekivalen. Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal,
persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll.

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan molaritas dan normalitas, serta bagaimana contoh soal
dari keduanya beserta pembahasannya ?

1.3 Tujuan

4
Untuk mengetahui apa itu molaritas, normalitas dan PPM% serta contoh soal dari
keduanya beserta pembahasannya.

1.4 Manfaat

Mengetahui apa itu molaritas, normalitas dan PPM%

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Normalitas Larutan

Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.

Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.

Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-. Antara
Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan : N = M x valensi

a. Asam

BE = Mr

Sisa ion H+

b. Basa

BE = Mr

Sisa ion OH-

BE = bobot ekuivalen

Rumus yang digunakan untuk mencari Normalitas larutan sebagai berikut :

Keterangan:

N = normalitas ( mol ek/L)

n = mol suatu zat (mol)

a = ekivalen suatu zat

6
V = volume larutan (liter)

Contoh Soal Menghitung Normalitas

1. KOH sebanyak 112 gram dilarutkan dengan aquadest hingga volume 1000 ml (1
liter), Mr KOH = 56 gr/mol. Berapa normalitas KOH ?

N=(n x a)/V

N=(gr x a)/(Mr x V)

N=(112 x 1)/(56 x 1)

N = 2 mol ek/L

2.2 Molaritas Larutan

Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan kosentrasi larutan, selain
molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah mol zat
yang terlarut dalam satu liter larutan. Molaritas dilambangkan dengan notasi M dan
satuannya adalah mol/liter.

Rumus yang digunakan untuk mencari molaritas larutan sebagai berikut :

Keterangan:

M = molaritas suatu zat (mol/L)

gr = massa suatu zat (gram)

Mr = massa molekul relatif suatu zat (gr/mol)

V = volume larutan (ml)

Contoh Soal Menghitung Molaritas

7
1. 120 gram NaCl (Mr = 58.5gr/mol) dilarutkan dengan aquadest hingga volume
400 ml. Berapa M NaCl?

M = (gr x 1000) / (Mr x V)

M = (120 x 1000) / (58.5 x 400)

M = 5,1 mol/L

2.3 PPM% (Part Per Million)

Part per million (ppm) atau bagian per juta (bpj) adalah satuan konsentrasi yang
menyatakan perbandingan bagian dalam 1 juta bagian yang lain. ppm dinyatakan
dengan satuan mg/kg atau mg/L.

a. Persen Massa

Simbol satuan persen massa adalah % (b/b).Rumus persen massa yaitu:

Contoh Soal Menghitung Persen Massa

1. NaOH 60% (massa) diartikan bahwa dalam setiap 100 gram larutan ini
mengandung 60 gram NaOH.

2. 20 ml H2SO4 95% (massa jenis = 1.834) terlarut dalam 100 ml air (massa jenis
air = 1), maka besar konsentrasi larutan asam sulfat dalam % ?

8
b. Persen Volum

Simbol satuan persen volum adalah % (v/v). Rumus persen volum yaitu:

Contoh Soal Menghitung Persen Volum

1. Alkohol 65% (volum) diartikan bahwa dalam setiap 100 ml larutan ini
mengandung 65% alkohol dan 35% air.

2. 25 ml alkohol 96% dicampur dengan air 75 ml, maka konsentrasi larutan

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat


terlarut dan pelarut.

Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:

a. Molaritas (M) : jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

b. Normalitas (N) : jumlah mol ekuialen zat terlarut dalam 1 liter larutan.

c. Persentase : jumlah gram zat terlarut dalam untuk 100ml larutan.

d. PPM : jumlah mg zat per 1 liter larutan

3.2 Saran

Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas

10
Daftar Pustaka

http://annisafa-dhilla.blogspot.com/2014/05/makalah-tentang-molaritas-dan-
normalitas.html

11
12

Anda mungkin juga menyukai