Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

“MANUSIA DAN BUDAYA”


SOSIO ANTROPOLOGI
DOSEN PEMBIMBING : DRS.JUMARIANTO, M.Si

DISUSUN OLEH :
NAMA : AMELIA NIDA AULIYANI
NIM : P07131120003
PRODI : DIPLOMA III GIZI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN GIZI
2020
MANUSIA DAN BUDAYA
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling terkait satu sama lain. Manusia
merupakan makhluk hidup yang paling sempurna yang diciptakan Tuhan, dibandingkan
dengan hewan/binatang dan tumbuhan. Di sisi lain, manusia adalah makhluk sosial, di mana
manusia itu hidup berdampingan dan saling membutuhkan (manusia tidak dapat hidup
sendiri). Manusia memiliki kebudayaannya masing-masing. Karena kebudayaan itu
diciptakan dengan akal budi (pikiran) manusia itu sendiri berdasarkan sejarah hidupnya yang
biasanya diwariskan secara turun-temurun.
A. PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
terikat kepada aturan hukum alam. Mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati,
dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia juga sering disebut dengan makhluk
individu, dimana memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurut nya baik dan
sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Namun manusia juga disebut dengan
makhluk sosial, karena manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan harus saling berinteraksi
dan saling berhubungan dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Didalam sebuah tempat
dimana manusia tinggal biasa nya memiliki beberapa kebudayaan. Dan setiap tempat tinggal
memiliki lingkungan dan budaya yang berbeda-beda. Kebudayaan tersebut berlaku terus
menerus dan selalu diterapkan kepada anak-anak mulai dari usia dini. Agar generasi seterus
nya tidak melupakan dan meninggalkan budaya dari tempat dia tinggal.
B. HAKEKAT MANUSIA
1) Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
2) Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lain
Manusia memiliki perasaan rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya
terdapat pada manusia. Misanya;
 Perasaan Intelektual
 Perasaan Estetis
 Perasaan Etis
 Perasaan diri
 Perasaan Sosial
 Perasaan Religius
3) Makhluk Biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
4) Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkunan (ekologi), mempunyai kualitas
dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
C. PENGERTIAN BUDAYA
Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural
Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukkan adanya
oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu. Herkovis memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi
hidup terus. Dalam pengertian sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan
kesenian, terutama seni suara dan seni tari.
Kebudayaan dari bahasa sansekerta berasal dari kata “budhayah” yang berarti budi atau
akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata “colere”, yang berarti mengolah
tanah. Jadi secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal
budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya; atau
dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan
hidupnya di dalam lingkungannya.” Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan
pengalaman yang dipelajari, mengacu pada polo-polo perilaku yang ditularkan secara sosial,
yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (Keesing, Jilid I, 1989;hal 68).
E.B.Tylor (1871) mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-
kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang diciptakan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa
kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir. Koentjaraningrat mengatakan bahwa
kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya
dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan oleh manusia, yang
berupa Kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan
manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain. Dan kebudayaan non-materiil
(bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama,
bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif
(biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar. Kebudayaan diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk
membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara
individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan
adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
D. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Beberapa orang Sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan.


Seperti Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan
menmpunyai empat unsur, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan
politik. Sedangkan Broinslaw Malinowski mengatakan unsur-unsur itu terdiri dari sistem
norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan
organisasi kekuatan. C.Kluckhohn dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture
mengemukakan ada tujuh kebudayaan universal,yaitu:

1. Sistem Religi (sistem kepercayaan), merupakan produk manusia sebagai homo relogieus.
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo
socius.
3. Sistem Pengetahuan, merupakan produk manusia sebagai homo sapiens.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi, merupakan produk manusia
sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus
meningkat.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo faber.
6. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.
7. Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus (keindahan akan seni).
E. WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu:
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat dalam
alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2. Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati atau
diobservasi. Wujud ini disebut sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia
yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu sama lain dari waktu ke waktu.
3. Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan
peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
F. ORIENTASI NILAI KEBUDAYAAN
Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai
budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok
kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakekat hidup manusia (MH)
2. Hakekat karya manusia (MK)
3. Hakekat waktu manusia (WM)
4. Hakekat alam manusia (MA)
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
G. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tersebut. Gerak manusia terjadi karena ia mengadakan hubungan
dengan manusia lainnya.
Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal:
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki
bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan,
antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan,
juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.
Beberapa faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsure kebudayaan baru,
antara lain:

 Terbatasnya masyaratak memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan


dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
 Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominant dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan
pranata yang ada, maka penerimaan unsure baru itu mengalami hambatan dan harus
disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandasan ajaran agama yang berlaku.
 Corak struktur social suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan
kebudayaan baru.
 Suatu unsure kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur
kebudayaan yang menjadikan landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru
tersebut.
 Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan
mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
H. FUNGSI BUDAYA
Didalam kebudayaan terdapat pola-pola perilaku yang merupakan cara-cara manusia
untuk bertindak sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat, artinya kebudayaan
merupakan suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan peraturan-peraturan
mengenai bagaimana masyarakat harus bertindak, bagaimana masyarakat melakukkan
hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi, apa yang harus dilakukan, apa yang dilarang
dan sebagainya. Hasil karya manusia akan melahirkan suatu kebudayaan atau teknologi yang
nantinya akan berguna untuk melindungi ataupun membantu masyarakat untuk mengolah
alam yang bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Secara khusus Kebudayaan berfungsi sebagai:
1. Suatu hubungan interaksi antar manusia atau kelompok.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya sepeti kesenian.
3. Pembimbing kehidupan manusia.
4. Pembeda antar manusia dan binatang.
5. Hidup lebih baik, Lebih manusiawi dan berperikemanusiaan secara umum pengertian
kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk
memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Kebudayaan itu sendiri juga memiliki beberapa aspek didalam sebuah kehidupan, yaitu
berupa Kesenian, Bahasa, Adat Istiadat, Budaya daerah, Budaya Nasional. Dimana aspek-
aspek kebudayaan tersebut berpengaruh kepada kehidupan manusia dan masyarakat
sekitarnya.
I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dari
sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan
hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling
terkait satu sama lain, proses dialektis tercipta melalui tiga tahap, yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Manusia
mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat hidup dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, D. D. (2013). Manusia dan Kebudayaan. Kompasiana.
https://www.kompasiana.com/danidwidarmawan/552b15ddf17e610a6cd623c5/manusia-
dan-kebudayaan

Uncategorized. (2012). MANUSIA DAN KEBUDAYAAN. ANDASIALLAGAN92.


http://andasiallagan92.wordpress.com/2012/10/15/manusia-dan-
kebudayaan/#:~:text=Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling terkait satu
sama lain.&text=Manusia memiliki kebudayaannya masing-masing,biasanya diwariskan
secara turun-temurun.

Anda mungkin juga menyukai