OTONOMI DAERAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah PPKn
Dosen Pembimbing:
Dr. Asep Sulaeman, M.Pd.
Disusun Oleh:
Wafa Nur Afifah Az Zahra
NIM: 1205010194
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Tapi,
kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun agar lebih maju
di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat menjadi track record dan
menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga
berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.
COVER .........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran .................................................................................................
REFERENSI ..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konstitusi RIS, UUDS 1950 sampai pada era kembali ke UUD 1945 yang
dalam intensitasnya.
masih jauh dalam realisasinya. Otonomi daerah masih lebih sebagai harapan
sebenarnya.
diantaranya, yaitu:
ini haruslah baik, dalam pengertian moral maupun kapasitasnya. Faktor ini
mencakup unsur pemerintah daerah yang terdiri dari Kepala Daerah dan
ciri daerah otonom adalah terletak pada kemampuan self supportingnya atau
mandiri dalam bidang keuangan. Karena itu, kemampuan keuangan ini akan
daerah.
daerah, hasil perusahaan daerah dan dinas daerah, serta hasil daerah lainnya
yang ada haruslah cukup dari segi jumlahnya, memadai dari segi kualitasnya
dan praktis dari segi penggunaannya. Syarat-syarat peralatan semacam inilah
daerah.
faktor tersebut di atas masih jauh dari yang diharapkan. Karenanya otonomi
PEMBAHASAN
Otonomi berasal dari 2 kata yaitu, auto berarti sendiri, nomos berarti
daerah.
daerah.
a) Warisan Kolonial
Timur mulai Korea Utara ke Daratan Cina, sampai Pulau Jawa dan Sumatra.
Negara ini berhasil menaklukkan pemerintahan kolonial Inggris di Burma
c) Masa Kemerdekaan
yang dianggap perlu oleh mendagri. Pembagian daerah terdiri atas dua
a) Provinsi.
b) Kabupaten/kota besar.
c) Desa/kota kecil.
darurat dan segera saja. Dalam batang tubuhnya pun hanya terdiri dari 6
a) Propinsi.
b) Kabupaten/kota besar.
c) Desa/kota kecil.
kecil yang berhak mengurus rumah tangga sendiri, dalam tiga tingkat,
yaitu:
dikenal dangan daerah tingkat I, tingkat II, dan daerah tingkat III.
pada masa ini, bahwa kepala daerah diangkat oleh pemerintah pusat,
tingkatan yakni:
b) Kabupaten/kotamadya.
c) Kecamatan.
jawab.
kerangka NKRI.
dibentuk.
bagi masyarakat.
samping itu, hubungan kemitraan dan sejajar antara kepala daerah dan
( Pasal 1).
sebagai berikut:
(b) Setelah kekuasaan sipil dapat direbut dari tangan Jepang, KND
sendiri);
(c) Membuat peraturan mengenai suatu hal yang diperintahkan oleh
daerah menjadi salah satu tuntutan pokok dari reformasi. Alhasil dari
mengakhiri orde otonomi daerah model UU No.5 Tahun 1974 yang sangat
sentralistik .Perubahan akan otonomi daerah terlihat jelas dari
antara lain;
Kabupaten dan Daerah Kota. Artinya tidak ada lagi daerah administrative
asas desentralisasi saja dalam wujud otonomi yang luas, nyata, dan
1. Dasar Hukum
Tidak hanya pengertian tentang otonomi daerah saja yang perlu kita
bahas. Namun ada dasar-dasar yang bisa menjadi landasan. Ada beberapa
berikut:
pemerintahan daerah.
keuangan negara.
daerah, kami juga menulis apa saja yang menjadi tujuan pelaksana
otonomi tersebut serta meningkatkan pula sumber daya yang di miliki oleh
2. Landasan Teori
Berikut ini ada beberapa yang menjadi landasan teori dalam otonomi
daerah.
a. Asas Otonomi
Berikut ini ada beberapa asas otonomi daerah yang saya tuliskan
Asas keterbukaan
Asas Profesionalitas
Asas efisiensi
Asas proporsionalitas
Asas efektifitas
b. Desentralisasi
lokal.
c. Sentralisasi
suatu proses satu arah dengan tujuan pasti. Pertama- tama, kedua
pusat dan pemerintah daerah akan selalu merupakan dua hal yang
dan Belanja Daerah atau yang sering disebut APBd.Di sini saya akan
melaksanan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup
otonomi daerah.
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
tersebut (pendapatan).
daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Lebih lanjut
1. Dampak Positif
2. Dampak Negatif
dapat merugika Negara dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.
APBD:
Modus:
Penggelembungan (mark up) nilai barang dan jasa dari harga pasar.
e. Bantuan fiktif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
otonomi daerah, maka setiap daerah akan diberi kebebasan dalam menyusun
program dan mengajukannya kepada pemerintahan pusat. Hal ini sangat akan
program serta memiliki analisis mengenai hal-hal apa saja yang akan terjadi
B. Saran
tanggung jawab dari menteri negara otonomi atau menteri dalam negeri,
akan tetapi menuntut koordinasi dan kerjasama dari seluruh bidang dalam
REFERENSI
http://aenicomdev.blogspot.co.id/2015/02/sejarah-otonomi-daerah-
otonomi-daerah.html. [4]
http://merinaastuti.blogspot.co.id/2013/09/mengetahui-dampak-positif-
dannegatif.html. [5] http://dilihatya.blogspot.co.id/2014/05/ini-dia-contoh-
makalah-otonomidaerah.html.