Anda di halaman 1dari 14

ARTI PENTINGNYA PENDIDIKAN PANCASILA BAGI BANGSA

INDONESIA

Abstrak

Pancasila merupakan warisan luar biasa dari pendiri bangsa dan melambangkan nilai-
nilai luhur. Hampir tidak diperlukan lagi bahwa kebanyakan orang Indonesia
menganggap Pancasila sebagai landasan yang sangat diperlukan bagi negara dan suatu
cara hidup masyarakat Indonesia. Hal ini sebagai jawaban atas kinerja Pancasila dalam
berbagai lingkungan pendidikan, baik sebagai pendidikan keluarga non-formal,
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, maupun masyarakat sebagai lembaga
pendidikan Informal. Agar pancasila menjadi motivasi utam dan bintang pembimbing
generasi penerus bangsa, maka perlu dididik tentang nilai-nilai Pancasila melalui
pendidikan karakter dan pendidikan pancasila. Pendidikan karakter merupakan dasar
untuk mewujudkan visi pembangunan bangsa, yaitu membangun masyarakat beretika
luhur, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab sesuai dengan falsafah Pancasila.
Dalam rangkan menjaga perkembangan pendidikan karakter sejalan dengan budaya
pribadi yang ada, maka pendidikan karakter mempunyai skala tertentu, artinya
pendidikan karakter dapat membantu mengembangkan kehidupan moral seseorang,
memperkuat keyakinan agamanya, dan membentuk stabilitas dalam diversifikasi
tatanan sosial.

Melihat isu-isu yang ada, seperti masalah kesadaran dalam membayar pajak, korupsi,
masalah lingkungan hidup, dekadensi moral, narkoba, dan terorisme, ini menujukkan
betapa pentingnya pendidikan Pancasila itu sendiri. Dengan mewujudkan kembali
pendidikan Panasila diberbagai bidang, maka akhlak bangsa Indonesia dapat
memulihkan jati dirinya.

(Keyword: Pancasila, Pendidikan, Karakter, Etika, Urgensi Pendidikan Pancasila)


A. Pendahuluan
Perkembangan yang begitu pesat di era globalisasi tampaknya ikut membawa
pengaruh kehidupan bangsa Indonesia. Tidak mau ketinggalan, bangsa
Indonesia telah berusaha mengikuti segala kemajuan baik yang sudah ada
maupun yang baru dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Keinginan
untuk selalu maju tampaknya membawa dampak yang besar bagi negeri ini,
baik dampak positif maupun negatif. John F Kennedy berkata: “Jika ada
masalah dengan sistem suatu negara, maka lihatlah apa yang salah dengan
pendidikan.” Mengigat kemajuan atau kemunduran suatu negara, salah satu
faktor utamanya adalah tingkat pendidikan, begitu pula dunia pendidikan yang
memiliki peran ini yang dimainkan dalam produksi sumber daya manusia yang
khas juga akan menentukan perkembangan suatu negara. Di sinilah peran
sektor pendidikan sangat strategis. Tentunya melalui penerapan Pancassila di
berbagai landasan pendidikan yang ada akan semakin optimal dalam
menjalankan fungsi pendidikan dan pengajarannya.
Pendidikan selalu menarik perhatian dalan perkembangan setiap negara, begitu
pula Indonesia. Pendidikan selalu menjadi topik yang kontroversial. Berbagai
masalah mengenai berlanjutnya pendidikan, dimulai dari ujian nasional,
pendidikan karakter yang lemah, tenaga pendidik yang kurang berkualitas,
hingga pergantian kurikulum pun terkena dampaknya. Pernyataan di atas
menggambarkan sistem pendidikan yang tidak stabil, secara langsung atau
tidak langsung akan memberikan pengaruh bagi dunia pendidikan. Dalam
Kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, Pendidikan Pancasila sangat
penting untuk mewujudukan kepribadian bangsa yang berkualitas. Pendidikan
Pancasila harus bisa memajukan kemerdekaan. Sehingga, para pelajar dapat
tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Namun, di usia ini, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah
melupakan Pendidikan Pancasila. Dengan adanya Pendidikan Pancasila
diharapkan mampu membentuk karakter peserta didik yang berkepribadian.
Kepribadian seseorang yang bersumber dari bentuk yang diterima dari
lingkungannya, seperti keluarga di masa kanak-kanak, dan kodrat seseorang
saat lahir. Seharusnya, Pendidikan Pancasila tidak hanya diterapkan dalam
kehidupan di sekolah saja, tetapi dalam kehidupan bermasyarakat pun
diperlukan. Ini adalah sebuah konsep baru dalam dunia pendidikan
kewarganegaraan, di mana baik sekolah maupun komunitas yang mereka layani
dan menjadi bagian dari itu adalah lembaga yang setara dalam pendidikan
setiap generasi baru warga negara (Cogan, 1998:1).
Pendidikan Pancasila merupakan disiplin ilmu yang sarat akan nilai-nilai
pancasila untuk membentuk sebuah kepribadian bangsa. Pendidikan Pancasila
tidak hanya cukup untuk diingat, tetapi harus diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari pelajar dalam bentuk tingkah laku dan harus diimplementasikan
dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan Pancasila
perlu mengedepankan perilaku. Jadi ketika saat ada masalah dalam masyarakat
(konflik sosial), seperti pertengkaran antar siswa yang akhirnya menyebar
sebagai pertarungan di antara kelompok masyarakat, tingkat kejahatan semakin
tinggi, bahkan tidak jawang dilakukan oleh remaja. Kasus-kasus kurang etis,
penggunaan obat-obatan terlarang, vandalisme, dan lain-lainnya tidak jarang
terjadi dan masyarakat menjadikan institusi pendidikan sebagai alasan utama.
Sekolah itu dianggap tidak memiliki pendidikan karakter, sekolah tidak
menyediakan keterampilan yang jelas, sekolah membebankan orang tua, dan
sebagainya.
Sudah saatnya setiap sekolah menggunakan kembali Pancasila sebagai acuan
dasar pembentukan karakter siswa. Fakta membuktikan bahwa pancasila syarat
akan nilai keutaman hidup yang mampu menyejahterakan bangsa Indonesia.
Satu-satunya cara untuk mencapai kesejahteraan adalah pendidikan karakter.
Pendidikan kakater merupakan sistem yang baik atau unggul dalam
menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik, termasuk komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut. Namun, di era globalisasi sekarang
ini, dengan kemajuan teknologi, nilai-nilai yang tertanam dalam pancasila
mulai terabaikan. Hal ini menyebabkan perilaku warga negara terutama
masyarakat mengalami krisis moral. Contohnya, kenakalan remaja yang sudah
berada di luar batas kewajaran. Motif kenakalan yang dilakukan oleh remaja
biasanya sangat mudah dipahami, misalnya mencuri hanya sekadar untuk
memberikan hadiah kepada orang yang disukai agar memberikan kesan yang
baik. Ini adalah masalah yang sedang dihadapi oleh negara ini. Masyarakat
belum mengembangkan PPKn yang terbaik, sehingga pada jenjang pendidikan
formal, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak didukung oleh
komunitas (departemen pendidikan informal).
Menilik permasalahan-permasalah di atas mengenenai mulai lunturnya ensensi
dari Pendidikan Pancasila itu sendiri, maka sangat diperlukannya penanaman
PPKn yang ditanamkan sejak kanak-kanak melalui pendidikan karakter demi
mewujudkan generasi yang unggul.
B. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan dasar perwujudan visi pembangunan
nasional, yaitu membangun masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab sesuai dengan falsafah pancasila.
Tentunya tidak hanya melalui rangkaian kegiatan belajar mengajar di luar
sekolah untuk membentuk karakter di sekolah sejalan dengan budaya
bangsa, tetapi juga melalui kebiasaan gaya hidup, sepeti beragama, jujur,
disiplin, toleransi, tekun, cinta damai, tanggung jawab dan lain-lain.
Pendidikan karakter bertujuan untuk menungkatkan mutu penyelenggaraan
sekolah dan efek pendidikan, sehingga pembinaan karakter dan akhlak
mulia siswa terwujdu sepenuhnya. Melalui pendidikan karakter, siswa
diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
ilmunya, mempelajari nilai budi pekerti dan akhlak mulia, serta
menginternalisasikan dan mempersonalisasikannya sehingga tercermin
dalam perilaku kesehariannya. Selama ini pendidikan non-formal
khususnya di lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi yang
signifikan dalam mendukung kemampuan dan pembentukan karakter anak-
anak. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif tinggi, kurangnya
pemahaman orang tua terhadao pendidikan anaknya di lingkungan
keluarga, pengaruh media elektronik berdampak negatif terhadap
perkembangan dan pencapaian hasil belajar siswa. Melalui penerapan
pendidikan peran secara sistematis dan berkesinambungan, siswa akan
memperoleh kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini merupakan
syarat penting untuk mempersiapkan anak menghadapi masa depan, karena
sebagian orang akan merasa lebih mudah dan sukses dalam menghadapi
berbagai tantangan hidup (termasuk tantangan pencapaian keberhasilan
akademis).
Dalam rangka menjaga perkembangan pendidikan karakter agar sejalan
dengan budaya pribadi yang ada, maka pendidikan karakter memiliki
dimensi, artinya pendidikan karakter dapat membantu mengembangkan
kehidupan moral individu, memperkuat keyakinan agamanya, dan
membentuk tatanan sosial yang stabil dalam keberagaman. Budi pekerti
sangat efektif dalam jalur pendidikan formal. Tidak perlu ada penyusunan
kurikulum baru untuk pendidikan karakter di sekolah, dan mata kuliah
pendidikan karakter dapat diasukkan dalam sub pokok-pokok pembahasan.
Memberikan saran, arahan dan memberikan petunjuk untuk melakukan hal-
hal buruk sebelum atau sesudah penyampaian materi atau saat penyampaian
materi merupakan salah satu cara mendidik karakter siswa.
2. Pendidikan Pancasila
a. Landasan Historis
Suatu bangsa memiliki ideologi dan pandangannya sendiri tentang
kehidupan yang diambil melalui nilai-nilai hidup yang berkembang
dalam negeri. Pancasila dari Indonesia telah tumbuh dengan
sendirinya, dikembangkan sejak lahirnya negara Indonesia. Waktu
sudah berakhir sama dengan kelahiran suatu negara wilayah.
Indonesia merdeka saat ini adalah sebuah periode kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa itu, nilai-nilai sakral seperti
percaya pada yang maha kuasa, dan sikap toleransi yang lahir, nilai-
nilai kemanusiaan, serta sila-sila yang lainnya. Melalui sejarah yang
cukup lama, nilai pancasila ini melalui kedewasaan, jadi jumlah
warga negara Indonesia saat ini adalah bentuk Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila. Dalam Proses adminsitrasi nasional
Indonesia telah berubah konstitusi, misalnya UUD 1945 diganti
menurut konstitusi RIS, kemudian diubah menjadi UUD sementara,
dan kembali dimasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Pemberlakuan hukum dasar nilai pancasila masih tercacat, hal ini
menujukkan bahwa pancasila setuju sebagai nilai yang dirasakan
kebenaran tertinggi, karena secara historis, kehidupan negara
Indonesia tidak mungkin lepas dari nilai-nilai Pancasila.
b. Landasan Kulturalis
Pandnagan hidup bangsa tidak mungkin pemisahan dari kehidupan
masyarakat sendirian. Sebuah negara tanpa pandangan hidup adalah
sebuah bangsa tidak ada kepribadian dan identitas membuat negara
mudah terguncang pertumbuhan pengaruh dari luar negeri.
Pancasila sebagai kepribadian dan status kebangsaan Indonesia
adalah mereflesikan nilai-nilai lama yang tumbuh dalam kehidupan
nasional Indonesia. Nilai-nilai yang ada di Pancasila bukanlah ide
dari satu orang saja, ini adalah pemikiran konseptual tokoh nasional
dari Indonesia, seperti Ir. Soekarno, Moh Hatta, Muhammad Yamin,
Dr. Supomo dan tokoh lainnya. Karena pemikiran karakter orang
Indonesia dari budaya negara itu sendiri, bukan pancasila berisi
nilai-nilai ang kaku dan menutup. Pancasila mengandung nilai
terbuka yang positif, nilai-nilai yang baik dari negara asal atau
digunakan dari luar negeri. Karena itu, keturunan negaranya bisa
sejalan memperkaya nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan
zaman.
3. Visi dan Misi Pendidikan Pancasila
a. Visi Pendidikan Pancasila
Realisasi kepribadian kelompok akademik berbasis nilai pancasila.
b. Misi Pendidikan Pancasila
1. Mengembangkan potensi akademik siswa.
2. Mempersiapkan kehidupan siswa dan kehidupan yang mendalam
masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Menetapkan budaya pancasila sebagai salah satu faktor penentu
kehidupan.
4. Evaluasi dan pengembangan pendidikan pancasila sebagai suatu
sistem pengetahuan yang komprehensif atau pelajaran yang
komprehensif sebagai tugas akademik (sumber: tim Dikti).
C. Pembahasan.
Pendidikan Pancasila harus membantu memperkuat dan mempertahankan
masyarakat sipil, melibatkan kaum muda sebagai warga negara, dan belajar
untuk berada dalam domain publik yang lebih luas yang didominasi oleh orang
dewasa. Keterampilan, pengetahuan, dan nilai yang dibutuhkan (Peter Leviner,
2012:55). Hal di atas menujukkan dua hal penting dalam pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan. Pertama, Pendidikan Pancasila di sekolah harus terus
dikembangkan untuk mempersiapkan generasi muda berpartisipasi dalam
kehidupan demokrasi masyarakat. Kedua, mengembangkan Pendidikan
Pancasila di masyarakat sipil melalui komunitas sipil. Pentingnya pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan terkait dengan tujuan warga negara itu sendiri.
Hal ini dapat kita lihat dalam antologi konten warga. Isi Pendidikan Pancasila
meliputi tiga dimensi, yaitu dimensi pengetahuan warga negara, dimensi
keterampiilan warga negara dan dimensi nilai warga negara. Abdulgani
menyampaikan bahwa Pancasila adalah leitomotive dan leitstar, dorongan
pokok dan bintang penunjuk jalan. Tanpa motivasi apa pun dan leitstar
pancasila, kekuasaan negara akan menyimpang, karena itu harus diutamakan
untuk mencegah segala bentuk penipuan pancasila adalah landasan falsafah dan
akhlak (1979:14). Untuk membuat pancasila menjadi motivasi utama dan
bintang penuntun bagi pemegang generasi penerus kepemimpinan nasional,
maka nilai-nilai pancasila harus dididik kepada siswa melalui pendidikan
pancasila atau pendidikan karakter. Tantangan yang harus dilalui Pendidikan
Pancasila adalah menentukan bentuk dan format kursus pendidikan pancasila
dapat dilaksanakan dalam berbagai rencana studi yang menerik dan efektif.
Tantangan ini mungkin datang dari beberapa faktor-faktor seperti ketersediaan
sumber daya kursus pembelajaran intensif (mengakibatkan penurunan minat).
Ada pun tantangan intinya adalah ekternalitas adalah model krisis bagi elit
politik serta bangkitnya gaya hidup hedonistik di masyarakat.
Urgensi pendidikan Pancasila adalah untuk memperkuat jiwa bangsa, sehingga
menjadi dorongan pokok, dan bintang penunjuk untuk calon pemimpin negara
dalam berbagai bidang dan tingkatan. Selain itu, bagi calon pemegang saham
tongkat kepemimpinan nasional tidak mudah dipengaruhi oleh pemahaman
orang asing yang bisa mengedepankan nilai pancasila. Jika melihat dari
masalah-masalah yang ada, seperti masalah kesadaran pajak, korupsi, masalah
lingkungan, masalah disintegrasi bangsa, masalah dekadensi moral, masalah
narkoba, dan masalah terorisme, sudah menunjukkan betapa pentingnya
pendidikan Pancasila itu sendiri. Memperhatikan berbagai fenomena moral
yang sangat penting, baik itu pendidikan informal, pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal, sektor pendidikan harus terus melakukan inovasi dan
pembenahan agar dapat lebih efektif digunakan sebagai alat untuk mereformasi
dan menginternalisasi nilai-nilai moral. Dengan mewujudkan kembali
pendidikan pancasila di berbagai bidang, akhlak bangsa Indonesia dapat
memulihkan jati dirinya. Perwujudannya akan dilakukan dalam hal kognisi
nasional, emosi dan gerakan mental. Hal ini sangat penting untuk diingat,
karena dapat dijadikan sebagai parameter atau ukuran derajat perubahan
perilaku seseorang dapat mengetahui tingkat pencapaian dalam proses
pendidikan. Pada akhirnya justru dapat menghasilkan output yang cerdas,
unggul, kompetitif, bermoral dan berkarakter. Oleh karena itu, sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undng Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, perwujudan pendidikan pancasila
sebagai ciri bangsa Indonesia adalah suatu kebutuhan untuk menciptakan
sumber daya manusia yang cerdas dan menyeluruh. Alhasil, tujuannya untuk
mengembangkan potensi siswa menjadi manusia yang beriman, dan
berkomitmen kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, demokratis, dan warga negara yang bertanggung jawab.
A. Pancasila Sebagai Sumber Etika
Pancasila diimplementasikan sebagai moralitas dasar yang tercermin dalam setiap
sila-silanya.
a. Sila pertama, saling menghormati individu atau warga negara, berbagai
kebebasan mematuhi agama dan keyakinan masing-masing dan keyakinan
masing-masing, serta menebus ajarannya sebagai panutan untuk bimbingan
dalam menujukkan jalan hidupnya.
b. Sila kedua, menghormati semua orang dan warga negara, manusia sebagai
dukungang, penyangga, dan pembawa dan manajer hak fundamental secara
alami, ini adalah keseluruhan dengan keberadaannya martabat.
c. Sila ketiga, perilaku atas subdivisi primitive penuh jiwa dan gairah “Bhineka
Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu jua.
d. Sila keempat, kebebasan, kemerdekaan, persatuan, kepemilikan dan
mengembangkan atas dasar ini demi mencapai konsensus dengan jujur dan
terbuka dalam setiap aspek penataan kehidupan.
e. Sila kelima, memelihara dan mengembangkan masyarakat itu keadilan sosial,
termasuk kesetaraan dan hak setiap orang atau warga negara manapun.

Perintah Pancasila merupakan unit yang dapat dibagi integrasi membuat dirinya
sendiri sebagai refrensi kritik sosial, komprehensif, dan perkembangan moral
dalam hidup masyarakat, berbangsa dan bernegara. Konsekuensi dan dampak
apakah etika merenungkan perintah-perintah yang akan diikuti seseorang dan
mengintrusikan sila lainnya.

B. Pancasila Sebagai Sumber Etika dalam Konteks Akademik


Pancasila adalah landasan moralitas dalam kehidupan sosial berbangsa dan
bernegara resmi melalui kebebasan akademik sikap mental yang mendasari atau
sikap. Kebebasan akademis benar dan tanggung jawab seorang akademisi. Hak dan
tanggung jawab moralitas akademis adalah sebagai berikut:
a. Curiositti, dalam arti yang berkelanjutan keinginan mengetahui hal-hal baru di
dalamnya perkembangan ilmiah tidak ada titik berhenti pengaruhnya juga
menentang pengembangan moral.
b. Wawasan yang luas dan mendalam bicaralah nilai-nilai moral dalam arti
tertentu sebagai norma dasar hidup di suatu negara. Kehidupan sosial dan
bernegara tidak lepas dari unsur-unsurnya. Budaya hidup dan pengembangan
karakteristik membedakan antar negara dan negara-negara lain.
c. Terbuka dalam arti luas, kebenaran ilmiah adalah sesuatu yang hanya
sementara, sebenarnya kebenaran ilmiah hanya sesekali dikonfirmasi, tidak hal-
hal yang bisa diganggu penuntutan, artinya pemahaman adalah etika tidak
hanya secara terkstual itu juga tergantung berdasarkan situasi sebenarnya
dalam masyarakat.
d. Open midedness, bersedia menerima kritik dan pesta posisi atau sikap lain
intelektual.
e. Jujur, dalam arti menyebutkan sumber atau informasi apa pun yang didapatkan
dari pihak lain dan sikap mendukung pendapatnya.
f. Mandiri, dalam arti bertanggung jawab atas sikap dan pendapatnya. Kebebasan
dan tekanan atau kemauan dipesan oleh siapa saja dari mana-mana. Pancasila
sebagai gagasan inti unttuk kehidupan sosial berbangsa dan bernegara,
memahami moraliras yang dikandung dalam nilai filosofis, jika tidak dilandasi
pemahaman berbasis segitiga filsafat dan kemudian yang diperoleh hanyalah
aspek luarnya saja tanpa menyentuh inti hakikinya.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan kompleks yang disebabkan oleh


krisis moral pada generasi penerus bangsa, maka pendidikan karakter perlu
dibangung melalui pendidikan yang melibatkan seluruh aspek bangsa, terutama
stakeholders seperti Pendidikan Pancasila. Pendidikan pancasila diharapkan
mampu menunjukkan kepribadian generasi muda yang tidak hanya cerdasa, tetapi
juga peduli dengan kemajuan Indonesia. Pendidikan pancasila sangat penting bagi
generasi muda di Indonesia agar dapat membentuk akhlak yang unggul dan budi
pekerti luhur. Memungkinkan mereka untuk bersaing secara moral, sopan dan
satun dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena akhlak adalah nilai
tingkah laku yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan dan kebnagsaaan yang tertuang dalam pemikiran,
budaya, dan adat istiadat yang dilandasi oleh norma agama, hukum, tata krama,
pikiran, sikap, emosi, kepedulian dan perbuatan. Dengan cara ini, tidak ada lagi
kejahatan seperti korupsi dan lain-lain.
KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pancasila merupakan


aspek penting dalam pembentukan karakter bangsa. Hampir semua negara
menjadikan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dari pembangunan
nasional. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan model produk
pendidikan dan kunci keberhasilan suatu negara. Oleh karena itu, pendidikan
sangat diperlukan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi diri
sendiri, orang lain dan negara.
Peran pancasila sangat pentting untuk pelaksanaan reformasi sistem pendidikan
dan peranannya akan membantu mewujudkan kualitas sosial Indonesia yang maju
dan mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Wajib
belajar sembilan tahun merupakan implementasi pancasila sebagai ideologi
nasional, proyek bersama antara pemerintah, swasta, dan lembaga kemasyarakatan.
Oleh karena itu, agar rencana tersebut berhasil diperlukannya kerja sama penuh
dari semua pihak yang terkait, karena rencana tersebut memang membantu kita
semua untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab kita atas kualitas dan
kehidupan pendidikan generasi penerus bangsa dan negara. Di sisi lain, Pendidikan
Pancasila merupakan sebuah bahan ajar yang sudah semestinya diterapkan dalam
semua jenjang pendidikan demi mencetuskan generasi penerus bangsa yang
unggul.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib Zaenal dan Sujak, Panduan Dan Aplikasi Pendidikan Karakter
Bandung : Yarma Widaya, 2011
Cogan, J. John & Derricott, Ray (1998), Citizenship for the 21st Century,
An Introductional Prespective on Education (editor), London; Kogan Page.
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta : Paradigma, 2003
Kongres Pancasila di UGM Yogyakarta, 30 --31 Mei s.d. 1 Juni 2009.
RISETDIKTI (2016) BUKU AJAR MATA KULIAH WAJIB UMUM
PENDIDIKAN PANCASILA
Soegito A.T dkk. 2012. “Pendidikan Pancasila” .Semarang: Pusat
pengembangan MKUMKDK UNNES
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
NasionalIndonesia.

Anda mungkin juga menyukai