Anda di halaman 1dari 14

A.

Apa itu GPS dan Perkembanganya


GPS yang merupakan kependekan dari Global Positioning System, adalah suatu sistem radio
navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan satelit yang dapat digunakan oleh banyak orang
sekaligus  dalam segala  cuaca, serta  didesain  untuk  memberikan posisi  dan kecepatan tiga
dimensi  yang teliti,  dan juga informasi  mengenai waktu, secara  kontinyu  di seluruh dunia (Abidin,
1995). Nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (Navigational Satellite Timing and Ranging Global
Positioning  System) ada   juga  yang  mengartikan  “Navigation System Using Timing and Ranging”.
Selain itu Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk menentukan posisi di permukaan
bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit  yang
mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal  ini diterima    oleh   alat   penerima   di  
permukaan,   dan   digunakan   untuk    menentukan posisi, kecepatan,    arah,    dan waktu.   
Sistem     yang    serupa     dengan    GPS      antara lain GLONASSRusia, Galileo Uni
Eropa, IRNSS India.
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya
adalah NAVSTAR   GPS (kesalahan   umum   adalah  bahwa  NAVSTAR   adalah sebuah singkatan,
ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang   penentu
kebijakan  penting  dalam  program  GPS).[1]  Kumpulan  satelit  ini  diurus oleh 50th  Space
Wing Angkatan Udara Amerika Serikat.  Biaya perawatan sistem  ini sekitar US$750 juta per tahun,
termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.
GPS  Tracker  atau sering  disebut  dengan  GPS  Tracking adalah teknologi  AVL (Automated
Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk  melacak posisi kendaraan, armada ataupun
mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM  dan GPS
untuk menentukan koordinat  sebuah  obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.
Sistem GPS  yang nama aslinya NAVSTAR GPS (Navigational Satellite Timing and Ranging Global
Positioning System)  mempunyai tiga segmen yaitu : satelit, pengontrol dan penerima / pengguna.
Satelit GPS yang mengorbit bumi, dengan orbit dan kedudukan yang tetap (koordinatnya pasti),
seluruhnya berjumlah 24 buah dimana 21 buah aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan.
a.  Satelit
 Satelit bertugas untuk menerima dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh statiun-statiun
pengontrol,  menyimpan dan menjaga informasi  waktu  berektelitian tinggi  9ditentukan  dengan jam
atomic  di  satelit)  dan  memancarkan sinyal  dan informasi secara kontinyu ke pesawat (receiver)
dari pengguna.
b.  Pengontrol
Pengontrol bertugas  untuk mengendalikan dan mengontorol  satelit  dari bumi baik untuk
mengecek kesahatan  satelit,  penentuan dan  prediksi orbit  dan waktu, sinkronisasi waktu antar
satelit, dan mengirim data ke satelit.
c.   Penerima
Penerima bertugas menerima data dari satelit dan memprosesnya untuk menentukan posisi (posisi
dari tiga dimensi yaitu koordinat  di bumi plus ketinggian), arah, jarak dan waktu yang diperlukan
oleh pengguna. Ada tiga macam yaitu tipe NAVIGASI dan tipe GEODETIC. Yang termasuk receiver
tipe NAVIGASI antara lain : Trimble Ensign, Trimble Pathfinder, Garmin, Sony  dan lain sebagainya.
Sedangkan  tipe GEODETIC antara lain : Topcon, Leica, astech,  Trimble seri  4000 dan lain-lain.
Penerima GPS memperoleh sinyal  dari  beberapa satelit yang mengorbitbumi.  Satelit  yang
mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit     aktif     dan   
3     buah     satelit     sebagai      cadangan.    Dengan susunan orbit tertentu,  maka satelit GPS
bisa diterima  di  seluruh  permukaan bumi  dengan  penampakan  antara  4  sampai  8  buah
satelit. GPS   dapat memberikan informasi posisi  dan waktu  dengan ketelitian tinggi. Teknologi
GPS  mulai  dikembangkan sekitar  tahun  70-an  oleh  pihak  militer  Amerika Serikat  melalui
Departemen pertahanan USA yang digunakan untuk kepentingan  militer.   Seiring  dengan
perkembangan system ini,  GPS   telah digunakan secara luas di pelbagai bidang diluar kepentingan
militer dan dikembangkan tidak  hanya  di  negara Amerika  Serikat  saja,  melainkan diseluruh
dunia. Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal 3 satelit.
Pengukuran  posisi GPS  didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang disebut dengan
Triliterasi. Yaitu pengukuran suatu titik dengan bantuan 3 titik acu.
 
B. Tipe Alat GPS
 GPS  terdiri  dari tiga bagian yaitu satelit  yang mengorbit bumi (Satelit  GPS  mengelilingi bumi 2x
sehari), stasiun pengendali dan pemantau di bumi, dan GPS receiver  (alat penerima GPS). Satelit
GPS dikelola oleh Amerika Serikat. Alat penerima GPS inilah yang dipakai oleh pengguna untuk
melihat koordinat posisi. Selain  itu  GPS  juga berfungsi untuk menentukan waktu.
Ada tiga jenis alat GPS. Tipe pertama adalah GPS Navigasi, GPS Navigasi biasanya memiliki
tingkat kesalahan dibawah 10 m (rata-rata GPS tipe ini memiliki kesalahan 3 sampai dengan 6
meter), Harga GPS Navigasi berkisar  dari Rp 750 ribu sampai  dengan Rp 10  juta-an). Tipe kedua
adalah tipe  GPS  Geodesi  single  frekuensi,  GPS  Geodesi  single  frekuensi biasanya digunakan
untuk pemetaan, tingkat kesalahan dibawah 1 m, GPS Geodesi tipe ini dijual sekitar
20 -30 jutaan. GPS tipe terakhir adalah GPS  tipe Geodetik dual frekuensi,  GPS ini memiliki tingkat
ketelitian yang tinggi dan tingkat kesalahannya  di bawah 1  cm. GPS  Geodesi  dual frekuensi
digunakan untuk mengukur pergerakan tanah.
GPS receiver tipe navigasi  sudah  cukup untuk pemula. GPS receiver  paling murah adalah tipe
GPS receiver dengan bluetooth,  perangkat ini  sekitar  Rp 700.000  dan harus memiliki
PDA/Ponsel/Komputer/Laptop yang memiliki koneksi bluetooth serta software seperti GarminXT,
nusamap, mapking atau nokiamap.
GPS  tipe handheld seperti  GPSMap 76CSx  biasanya digunakan untuk  orang yang hobi
memancing di laut. Sayangnya  GPSMap  76CSx  ini cenderung kehilangan sinyal  bila sedang
berada di bawah pohon/di  dalam gedung. Bagi pemancing, hal ini  tidak perlu dirisaukan karena di
tengah laut,  langit  tidak  ada halangan (kecuali sedang  mendung). Keunggulan GPSMap 76CSx
adalah kemampuannya untuk mengapung, hal ini mungkin dibutuhkan saat alat secara tidak
sengaja terjatuh ke laut.
C. Satelit, Sinyal dan Bias pada GPS
Satelit  GPS  memancarkan dua sinyal  yaitu frekuensi L1  (1575.42  MHz)  dan L2 (1227.60
MHz).  Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan
kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan
kode yang unik sehingga  penerima (GPS Receiver) dapat mengidentifikasi sinyal  dari  setiap 
satelit.   Pada   saat  fitur  ”Anti-Spoofing”   diaktifkan,   maka   kode   P  akan dienkripsi dan
selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y.
Satelit GPS
   Satelit GPS pertama diluncurkan tahun 1978.
24 satelit di capai pada tahun 1994, sekarang telah lebih dari 30 GPS satelit berorbit diatas bumi
kita.
Usia dari Satellite rata rata 10 thn, setelah itu ada pergantian / perawatan rutin.   Berat Satelit sekitar
+/- 2,000 pounds (hamper 1 ton)
Lebar antenna solar panelnya +/- 17 feet (+/- 5 meter).   Power Transmisinya <= 50 watts.
Posisi orbit berada pada ketinggian +/- 12,000 miles diatas permukaan bumi.   Kecepatan jelajahnya
7,000 mph.
GPS Satelit  menggunakan tenaga SOLAR  (sinar matahari), tapi disediakan  backup baterai untuk
menghindari Gerhana Matahari Total.
Tenaga yang digunakan untuk menjaga orbitnya ialah beberapa roket kecil.
Sinyal GPS
Signal GPS ada 2 signal L1 & L2
L1 bekerja pada frequency 1575 MHz pada gelombang UHF band.
Bergerak langsung lurus (line of sight) menembus awan, kaca dan plastik.
Yang menghambat transmisinya ialah Objek padat spt: gedung, pohon, gunung, dll.  Terdapat tiga
informasi pada sinyal GPS:
Pseudorandom code(I.D. code) : ialah informasi  yang dikirimkan  ke unit penerima bahwa unit  kita
menerima signal  seperti  pada halaman satelit  ditunjukan  dengan diagram batang BAR Ephemeris
data : ialah data kekuatan signal serta informasi waktu  Almanac data: ialah info tentang dimana
lokasi Satelit sebenarnya yang menunjukan posisi satelit pada halaman GPS Satellite status.
Penghitungan posisi dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan kode C/A dan kode P(Y). GPS receiver
menghitung jarak antara GPS receiver dengan satelit (pseudorange). Ketika sinyal melalui lapisan
atmosfer, maka sinyal tersebut akan terganggu oleh konten dari atmosfer tersebut. Besarnya
gangguan di sebut bias. Bias sinyal yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer dan
bias  troposfer. Bias ini harus diperhitungkan (dimodelkan atau diestimasi atau melakukan teknik
differencing untuk metode diferensial  dengan jarak baseline  yang tidak  terlalu  panjang) untuk
mendapatkan solusi  akhir  koordinat  dengan ketelitian yang baik. Apabila bias diabaikan maka
dapat memberikan kesalahan posisi sampai dengan orde meter.
 Sinyal  GPS  mengandung tiga informasi  yaitu kode pseudorandom,  data ephemeris  dan data
almanak. Sinyal transmisi dari satelit GPS merupakan sinyal identifikasi satelit saat sedang
mengirim informasi  terhadap GPS  Receiver. Selanjutnya  Receiver GPS  menghitung timing waktu
rambatan gelombang dari  satelite  Navstar  dengan menghitung selisih  timing  pulsa antara
“pseudo random code” dari Receiver  GPS bangkitkan dengan sinyal yang identik dari satelit  GPS
Navstar.  Kelebaran  freqwensi  (Bandwidth)   yang  dibutuhkan  untuk mentransmisikan pseudo
random code sekitar 1  MHz, sehingga transmisi sinyal GPS ditransmisikan pada gelombang 20 cm
atau sekitar 1.2 -1.5 GHZ.
 
D. Penentuan posisi dengan GPS
Pada dasarnya penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak secara-bersama- sama ke
beberapa satelit (yang koordinatnya tidak diketahui) sekaligus. Untuk menentukan koordinat  suatu
titik  di  bumi,  receiver setidaknya  membutuhkan 4  satelit  yang dapat ditangkap sinyalnya  dengan
baik. Secara  default posisi atau koordinat  yang diperoleh bereferensi  ke global datum yaitu world
Geodetic  1984 atau disingkat WGS‟84.
Metode  penentuan posisi  dengan GPS  pertama-tama terbagi dua, yaitu metode absolut dan
metode diferensial atau metode relatif.
1.    Metode absolutatau dikenal juga sebagai  point Positioning, menentukan posisi hanya
berdasarkan pada  satu  pesawat  penerima  (receiver) saja.  Ketelitian  posisi dalam beberapa
meter (tidak bereketelitian tinggi) dan umumnya hanya diperuntukan bagi keperluan NAVIGASI.
2. Metode  relatif atau disebut differential positioning, menentukan posisi dengan menggunakan
lebih dari sebuiah  receiver. Satu  GPS dipasang   pada lokasi  tertentu di muka bumi dan secara
terus menerus menerima sinyal dari satelit dalam jangka waktu tertentu  dijadikan  referensi bagi
yang lainnya. Metode  ini  menghasilkan posisi berketelitian tinggi (umunya kurang dari 1  meter)
dan diaplikasikan untuk keperluan survei GEODESI ataupun pemetaan yang memerlukan ketelitian
tinggi.
Masing-masing  metode kemudian dapat dilakukan dengan cara realtime dan atau post- processing.
Apabila obyek yang ditentukan posisinya diam maka metodenya disebut statik. Sebaliknya  apabila
obyek yang ditentukan posisinya  bergerak, maka metodenya disebut
kinematik.     Pada prinsipnya, penentuan posisi dengan menggunakan GPS yaitu
menggunakan metode reseksi  (pengikatan ke belakang) dengan jarak, yaitu  dengan
pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordintanya  telah diketahui.
Pada pengukuran GPS, memiliki empat parameter yang harus ditentukan yaitu :
3 parameter koordinat  X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akbiat
ketidaksinkronan jam  osilator  di  satelit  dengan jam  di  receiver GPS,  oleh  karena itu diperlukan
minimal pengukuran jarak ke emapat satelit.
 
E. Ketelitian Posisi dengan Menggunakan GPS
Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat  sebuah titik/lokasi.
Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai „faktor kesalahan‟, yang lebih dikenal dengan  „tingkat
akurasi‟. Misalnya,  alat  tersebut  menunjukkan sebuah  titik koordinat dengan akurasi 3 meter,
artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius 3 meter dari titik  koordinat  (lokasi)
tersebut.  Makin  kecil angka akurasi  (artinya  akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi
semakin tepat. Harga alat juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang bisa
dicapainya.
Pada pemakaian sehari-hari, tingkat akurasi  ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling yang
mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda padat
dengan baik, maka ketika menggunakan alat, penting  sekali  untuk memperhatikan luas langit yang
dapat dilihat.
Ketika alat berada disebuah  lembah yang dalam (misal, akurasi  15  meter), maka tingkat
akurasinya akan jauh lebih rendah daripada di padang rumput (misal, akurasi 3 meter). Di padang
rumput atau puncak gunung, jumlah satelit yang dapat dijangkau oleh alat akan jauh lebih banyak
daripada dari sebuah lembah gunung. Jadi, jangan berharap dapat menggunakan alat navigasi ini di
dalam sebuah gua.
Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit,  maka sinyal  satelit  menjadi sangat
penting. Alat navigasi  berbasis satelit  ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada
sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
§       Kondisi geografis, seperti yang diterangkan di atas. Selama kita masih dapat melihat langit
yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
§     Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
§     Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
§     Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
 §     Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
§       Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi
juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
§       Sinyal   yang  memantul,  misal  bila  berada  di  antara  gedung-gedung tinggi,  dapat
mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang
salah atau tidak akurat.
Jumlah satelit  beserta kekuatan sinyal  yang dapat diakses  oleh alat navigasi dapat di lihat pada
layar alat tersebut. Hampir semua alat navigasi berbasis satelit dapat menampilkan data tentang
satelit yang terhubung dengan alat, lokasi satelit, serta kekuatan sinyalnya.
Ketelitian yang didapat dari suatu  survei  GPS  secara  umum akan tergantung pada epat faktor
yaitu : ketelitian data yang digunakan, geometri pengamatan, strategi  pengamatan yang digunakan
dan strategi  pengolahan data yang diterapkan. Ketelitian data GPS  pada dasarnya akan
tergantung pada tiga faktor  yaitu  :  jenis data, kualitas  receiver GPS  yang digunakan pada saat
pengamatan, serta  level kesalahan  dan bias  yang mempengaruhi data pengamatan.  Pada suvei
dengan menggunakan GPS data yang umum digunakan addalah data fase sehingga hanya dua
faktor terakhir yang perlu mendaoatkan perhatian lebih serius.
Untuk  aplikasi  sipil,  GPS  memberikan nilai ketelitian posisi  dalam spektrum  yang cukup luas,
mulai  dari  meter  sampai  milimeter.  Sebelum  mei  2000  SA  on  (SA  yaitu  teknik pemfilteran
yang diaplikasikan untuk memproteksi ketelitian tinggi GPS bagi khalayak umum dengan cara
mengacak sinyal-sinyal dari satelit terutama yang berhubungan dengan informasi waktu) ketelitian
posisi GPS metode absolut dengan data psedorange mencapai 30-100 meter. Kemudian setelah SA
off ketelitian membaik menjadi 3-6 meter. Sementara itu, teknik DGPS memberikan ketelitian 1-2
meter dan teknik RTK memberikan ketelitian 1-5 centimeter. Untuk posisi dengan ketelitian milimeter
diberikan oleh tteknik  survei  GPS  dengan menggunakan peralatan GPS tipe Geodetik dual
frekuensi dan strategi pengolahan data tertentu.
Keakuratan Perangkat GPS
GPS umumnya memiliki 12 chanel secara parallel.   Faktur atmosfir dapat mengurangi ketepatan.
GPS untuk penerbangan dapat mencapai keakurasian sampai dengan +/- 15 meters.
WAAS (Wide Area Augmentation System) dapat meningkatkan keakurasian hingga +/- 3 – 8
meters.
Tidak ada alat khusus  atau biaya extra untuk mendapatkan signal  WAAS,  selama  negaratersebut
memasang WAAS ground / koresi satelit.
   Sedang Differential GPS (DGPS) dapat meningkatkan keakurasian hingga +/- 3-5 meter.
DGPS terdiri dari alat yang menerima signal dan mentransmisikan ulang untuk mengoreksi posisi,
alat ini  dipakai untuk  penerbangan, di  Halim  Airport  ada 2  unit  DGPS  untuk meningkatkan
keakurasian.
Untuk koreksi ini GPS kita harus memiliki differential beacon receiver and antenna, seperti
pada GPS295 dimana kita dapat menyetel frequensi dari beacon tersebut.
F. Kemampuan GPS
Beberapa kemampuan GPS  antara lain  dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan
waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu
dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi  dalam
beberapa abad ini  yang memiliki  kemampuan handal seperti  itu. Ketelitian dari GPS mencapai
beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan
beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung
pada beberapa faktor  yaitu metode penentuan posisi, gemoteri satelit, tingkat ketelitian data dan
metode pengolahan datanya.
G. Kelemahan GPS
Meskipun ketelitian GPS sudah cukup akurat, namun kelemahan GPS adalah ketika melakukan
pengukuran komponen tinggi. Komponen tinggi GPS mempunyai ketelitian yang lebih rendah
dibandingkan komponen horisontal disebabkan oleh faktor geometri satelit yang tidak
memungkinkan pengamatan di bawah horison,  sehingga  kekuatan ikatan jaring untuk komponen
tinggi lebih lemah, kemudian adanya beberapa bias seperti  bias troposfer yang akan
mempengaruhi tingkat ketelitian (memperjelek ketelitian) yang lebih pada komponen tinggi. Hasil
penelitian seorang engineer GPS  bernama Jaldelhag (1995)  menyatakan bahwa ketelitian
komponen tinggi GPS lebih rendah sekitar  3 kalinya ketelitian horizontal. Saat  ini telah  banyak
aplikasi   dari  teknologi  GPS   untuk  memonitor land  subsidence (penurunan tanah), platform
(struktur)subsidence,  inflasi  dan  deflasi  gunung api  yang  memanfaatkan komponen tinggi (tinggi
elipsoid) yang diberikan sistem GPS. Pada sistem GPS terdapat beberapa kesalahan  komponen
sistem  yang akan mempengaruhi ketelitian hasil  posisi  yang diperoleh.  Kesalahan-kesalahan
tersebut  contohnya  kesalahan  orbit  satelit,  kesalahan  jam satelit,  kesalahan  jam receiver,
kesalahan  pusat  fase  antena, dan multipath.  Hal-hal lainnya juga ada yang mengiringi kesalahan
sistem  seperti  efek imaging, dan noise.  Kesalahan  ini dapat dieliminir salah satunya dengan
menggunakan teknik differencing data.
 Di Indonesia sendiri,  GPS  telah berhasil  digunakan dalam studi  geodinamika di  daerah
Sulawesi, studi mekanisme gempa bumi aceh, pemantauan deformasi gunung api di Jawa dan Bali
dan banyak studi kasus lain yang dilakukan oleh Kelompok Keilmuan Geodesi Mahasiswa Fakultas
Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung.
Sumber Kesalahan
Keterlambatan dari pantulan Ionosphere  dan troposphere : terjadi penurunan ketepatan akibat dari
keterlambatan waktu saat signal saat menembus lapisan ini, namun GPS dapat mengkoreksi
dengan mengasumsikan factor kesalahan rata rata.
Eror dari  Pantulan signal:  hal  ini  terjadi  jika  signal  GPS  berpantul  melalui  objek  spt bangunan
atau gunung sebelum dia diterima unit kita.
Kesalahan Waktu dari unit kita: Ketepatan waktu / jam dari unit kita tidak setepat  jam
Atom di GPS satelit (GPS memakai Atomic Clock). Untuk itu ada sedikit error waktu.
Orbital  errors – dikenal sebagai  ephemeris errors, hal ini terjadi jika ada pergeseran  dari orbit /
laporan dari satelit untuk posisinya.
Jumlah satelit yang diterima: Tambah banyak signal yang diterima tambah tinggi ketepatannya,
Banugnan, gunung, gangguan elektronik,  bahkan pohon  rindang  dapat mengurangi ketepatan.
Posisi  relative dari Satelit  / gangguan sisi  miring: hal ini terjadi jika posisi satelit  terletak pada
sudut yang sangat lebar atau sangat dekat atau hamper berhimpitan satu sama lain sehingga
perhitungan ketepatan berkurang.
Penurunan degradasi yang diatur  oleh departemen pertahanan Amerika / SA  (Selective
Availability): hal ini dilakukan untuk menghindari militer  menggunakan ketepatan dalam hal khusus,
dan militer  bahkan menggunakan / mengatur orbit  yang terfokus pada area tertentu seperti  apda
perangteluk, SA ini telah di hapuskan, karena pihak sipil  khususnya penerbangan sipil mengajukan
keberatan akhirnya pada Mei  2000,  pemerintah menghapuskan SA ini agar penerbangan sipil
memiliki ketepatan yang lebih baik.
H. Kegunaan Teknologi GPS
Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia, dalam berbagai bidang aplikasi yang
memrlukan informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan, waktu ataupun parameter-paramter
turunanya.  Aplikasi  penggunaan  teknologi   GPS   sekarang   ini   telah  banyak berkembang di
berbagai sektor, diantaranya :
 
1.  Militer
GPS  digunakan untuk keperluan perang, seperti  menuntun arah bom,  atau mengetahui posisi
pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui  teman dan lawan untuk menghindari
salah target ataupun menentukan pergerakan pasukan.
2. Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah
dilengkapi dengan GPS  untuk alat bantu navigasi dengan menambahkan peta, sehingga dapat
digunakan untuk memandu pengendara mengetahui jalur yang sebaiknya dipilih untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
3. Sistem Informasi Geografis
Untuk   keperluan Sistem   Informasi   Geografis,   GPS   sering   juga  diikutsertakan   dalam
pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan ataupun sebagai referensi pengukuran.
4. Pelacak_kendaraan
Kegunaan lain  GPS   adalah sebagai Pelacak kendaraan, dengan bantuan  GPS   pemilik
kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada di mana saja kendaraan/aset bergeraknya
berada saat ini.
5. Pemantau gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah,
yang ordenya hanya mm dalam setahun.Pemantauan  pergerakan tanah berguna untuk
memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik.
6. Pada lingkup penelitian, GPS dapat digunakan untuk beberapa studi seperti:
§  Geodinamika dengan menempatkan  titik- titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara
periodik maupun kontinyu untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode
survei GPS.
§  Ground deformation pada tubuh gunungapi dengan cara menempatkan beberapa titik
di beberapa lokasi yang dipilih, ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode
survei  GPS. Dengan mempelajari pola dan kecepatan perubahan koordinat  dari titik-titik  tersebut
dari survei yang satu ke survei berikutnya, maka karakteristikground deformation pada tubuh
gunung api akan dapat dihitung dan dipelajari lebih lanjut.
§  Studi   mengenai  ionosfer  dan   troposfer.   Satelit   GPS    memancarkan  sinyal-sinyal
gelombang  elektromagnetik  yang  sebelum   diterima   oleh   antena receiver GPS   akan melewati
medium  lapisan-lapisan  atmosfer yaitu  ionosfer dan troposfer.  Dalam kedua
lapisan ini, sinyal GPS akan mengalami gangguan (bias) sehingga jarak yang dihitung akan
memberikan nilai yang mengandung kesalahan. Jarak digunakan untuk menghitung posisi titik. 
Dalam lingkup  kajian GPS,  kedua lapisan ini  menjadi bias  tersendiri  yang harus dikoreksi
sebelum menentukan posisi titik.
§  Studi  oseanografi dengan GPS buoy system digunakan diantaranya untuk  penentuan
pasut lepas pantai, pasut pantai, studi pola arus, tsunami EWS, dan lain-lain.  GPS mampu
memberikan ketelitian posisi sampai dengan ketelitian sentimeter bahkan milimeter. Untuk mencapai
ketelitian yang tinggi dengan menggunakan GPS  dalam studi GPS  Buoy digunakan     metoda   
kinematik     diferensial     baik     itu     secara real    time (RTK) maupuncinematic post processing.
Untuk beberapa kasus biasa digunakanDifferential GPS (DGPS).
§  Studi  gempa bumi.  Data GPS  dapat dengan baik melihat deformasi  yang mengiringi tahapan
mekanisme terjadinya Gempa Bumi.  Studi mengenai tahapan mekanisme gempa ini akan sangat
berguna dalam melakukan evaluasi potensi bencana alam gempa bumi, untuk memperbaiki upaya
mitigasi dimasa datang.
I.  Cara Kerja GPS
Bagaimana GPS bekerja, kita bisa bagi menjadi 5 tahapan atau konsep GPS itu bekerja sebagai
berikut :
1. Dasar dari GPS adalah  konsep triangulasi dari beberapa satelit. Metode triangulasi merupakan
metode penentuan titik menggunakan prinsip-prinsip segitiga
2. Untuk melakukan proses triangulasi, receiver GPS mengukur jarak dengan dasar waktu yang
diperlukan oleh sinyal radio untuk melakukan perjalanan dari transmitter yang ada di satelit ke
receiver GPS kita.
3. Untuk mengukur lamanya waktu perjalanan, GPS memerlukan waktu yang sangat akurat dimana
dicapai dengan melakukan beberapa trik atau cara.
4. Seiring dengan jarak, Kita juga harus mengetahui secara tepat dimana posisi satelit GPS berada.
Kuncinya adalah mengetahui tinggi orbit satelit GPS dan memantau satelit GPS itu dalam orbital.
5. Terakhir, Anda harus mengkoreksi untuk setiap keterlambatan sinyal radio GPS setelah melewati
perjalanan melalui lapisan Atmospere.
Sistem  ini  menggunakan sejumlah  satelit  yang berada di  orbit  bumi,  yang memancarkan
sinyalnya  ke bumi dan ditangkap oleh sebuah  alat penerima. Ada tiga bagian penting dari
sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna
 Bagian kontrol
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit,
sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit
diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang
tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat
navigasi kita.
Bagian Angkasa
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil di atas
permukaan bumi.  Kumpulan  satelit-satelit  ini  diatur  sedemikian  rupa  sehingga  alat navigasi
setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat
melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Satelit
mempunyai jam atom, dan  juga akan memancarkan informasi „waktu/jam‟ ini. Data ini dipancarkan
dengan  kode  „pseudo-random‟.  Masing-masing satelit memiliki kodenya sendiri- sendiri. Nomor
kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi sinyal
satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak
antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk mengukur koordinat  lokasi.
Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal  ini  lebih
dipengaruhi oleh  lokasi satelit,  sebuah  alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang
berada tepat di atasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang)
dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi
matahari terbenam/terbit).
Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit pada umumnya,
yang pertama lebih dikenal dengan sebutan  L1 pada 1575.42 MHz.  Sinyal L1 ini yang akan
diterima oleh alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz.
Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum.
Bagian Pengguna
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak dan
ephemeris  yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan
lokasi  (approximate location) satelit  yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris
dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan
koordinat  sebuah  titik  (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit  sinyal  dari 3
buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik  (tiga dimensi), diperlukan
tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.
Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan
melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut.
Makin  banyak jumlah  sinyal  satelit  yang diterima  oleh  sebuah  alat, akan membuat alat
tersebut menghitung koordinat  posisinya dengan lebih tepat. Karena alat navigasi  ini
bergantung penuh pada satelit,  maka sinyal  satelit  menjadi sangat  penting. Alat  navigasi
berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada
banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
§       Kondisi geografis, seperti yang diterangkan di atas. Selama kita masih dapat melihat
langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
§     Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
§     Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
§     Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
§     Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
§       Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung
tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
§       Sinyal   yang  memantul,  misal  bila  berada  di  antara  gedung-gedung tinggi,  dapat
mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang
salah atau tidak akurat.
Daftar Pustaka
Abidin, HZ, dkk. 2001. Survei Dengan  GPS. Institut Teknologi Bandung. Jawa Barat
http.www. g-excess.com. 28 Desember 2011
http.www.id-wikipedia.org. 28 Desember 2011 http.www.navigasi.net. 28 Desember 2011
http.www.Priscomline.com. 28 Desember 2011 http.www.techno.infospecial.net. 28 Desember
2011 Berbagai sumber lainnya
https://geodesiinfo.wordpress.com/2014/03/22/pengenalan-alat-ukur-gps/
GPS istilah awalnya adalah NAVSTAR GPS (Navigation Satelit Timming and
Ranging Global Positioning system). GPS mempunyai tiga komponen utama,
yaitu: satelit, pengendali, dan penerima/pengguna. Berikut ini fungsi dan
penjelasan ketiga komponen utama GPS:

1. Satelit. Satelit berfungsi untuk menerima dan menyimpan data yang


ditranmisikan oleh stasiun-stasiun pengontrol. Menyimpan dan menjaga
informasi waktu berketelitian tinggi (ditentukan dengan jam atomik di
satelit), dan memancarkan sinyal dan informasi secara kontinyu ke
pesawat penerima (receiver) dari pengguna.
2. Pengontrol. Pengontrol berfungsi untuk mengendalikan dan
mengontrol satelit dari bumi baik untuk mengecek kesehatan satelit,
penentuan dan prediksi orbit waktu, sinkronisasi waktu antar satelit, dan
mengirim data ke satelit.
3. Penerima (receiver). Penerima berfungsi menerima data dari satelit
dan memprosesnya untuk menentukan posisi (posisi tiga dimensi yaitu
koordinat di bumi plus ketinggian), arah, jarak dan waktu yang
diperlukan oleh pengguna. Ada dua macam penerima (receiver) yaitu
tipe NAVIGASI dan tipe GEODETIC. Yang termasuk tipe receiver
NAVIGASI antara lain : Trimble Ensign, Trimble Pathfinder, Garmin,
Sony dan lain-lainnya. Sedangkan tipe GEODETIC antara lain : Topcon,
Leica, Astech, Trimble seri 4000 dan lain-lain.

Sistem Satelit GPS 

GPS terdiri dari 24 satelit GPS yang mengorbit bumi dengan jarak sekitar 12.000 kilometer di
atas bumi. Satelit ini bergerak dengan kecepatan sekitar 7.000 kilometer per jam dengan
menggunakan tenaga surya. Satelit ini juga memiliki baterai yang dipasang secara onboard untuk
mengantisipasi saat terjadi gerhana matahari, atau ketika tidak mendapat cahaya matahari, serta
dilengkapi dengan roket pendorong untuk menjaga satelit tetap berada pada orbitnya.
Ilustrasi Sistem Satelit GPS
Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 24 jam di dalam orbit yang
akurat dia dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever
mengambil informasi itu dan dengan menggunakan perhitungan triangulation
menghitung lokasi user dengan tepat. GPS reciever membandingkan waktu
sinyal di kirim dengan waktu sinyal tersebut di terima. Dari informasi itu
didapat diketahui berapa jarak satelit. Dengan perhitungan jarak GPS reciever
dapat melakukan perhitungan dan menentukan posisi user dan menampilkan
dalam peta elektronik.

Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu sangat presisi karena Satelit
tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada pada satelit jalan dengan
partikel atom yang di isolasi, sehingga dapat menghasilkan jam yang akurat
dibandingkan dengan jam bisa. Perhitungan waktu yang akurat sangat
menentukan akurasi perhitungan untuk menentukan informasi lokasi kita.

Penentuan Posisi GPS 

Pada dasarnya penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak


secara bersama-sama ke beberapa satelit (yang koordinatnya telah diketahui)
sekaligus. Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS ini dibagi
menjadi dua metode yaitu metode absolut dan metode relatif.

1. Metode absolut atau juga dikenal sebagai point positioning,


menentukan posisi hanya berdasarkan pada 1 pesawat penerima
(receiver) saja. Ketelitian posisi dalam beberapa meter (tidak
berketelitian tinggi) dan umumnya hanya diperuntukkan bagi keperluan
navigasi.
2. Metode relatif atau sering disebut differential positioning , menentukan
posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah receiver. Satu GPS dipasang pada lokasi tertentu
dimuka bumi dan secara terus menerus menerima sinyal dari satelit dalam jangka waktu
tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang lainnya. Metode ini mnghasilkan posisi
berketelitian tinggi dan diaplikasikan untuk keperluan survei geodesi atau-pun pemetaan yang
memerlukan ketelitian tinggi.

Ilustrasi Penentuan Lokasi menggunakan GPS


Sinyal yang dikirimkan oleh satelit ke GPS akan digunakan untuk menghitung
waktu perjalanan (travel time). Waktu perjalanan ini sering juga disebut
sebagai Time of Arrival (TOA). Sesuai dengan prinsip fisika, bahwa untuk
mengukur jarak dapat diperoleh dari waktu dikalikan dengan cepat rambat
sinyal. Maka, jarak antara satelit dengan GPS juga dapat diperoleh dari
prinsip fisika tersebut. Setiap sinyal yang dikirimkan oleh satelit akan juga
berisi informasi yang sangat detail, seperti orbit satelit, waktu, dan hambatan
di atmosfer.

Untuk dapat menentukan posisi dari sebuah GPS secara dua dimensi (jarak),
dibutuhkan minimal tiga buah satelit. Empat buah satelit akan dibutuhkan agar
didapatkan lokasi ketinggian (secara tiga dimensi). Setiap satelit akan
memancarkan sinyal yang akan diterima oleh GPS receiver. Sinyal ini akan
dibutuhkan untuk menghitung jarak dari masing-masing satelit ke GPS. Dari
jarak tersebut, akan diperoleh jari-jari lingkaran jangkauan setiap satelit.
Lewat perhitungan matematika yang cukup rumit, interseksi (perpotongan)
setiap lingkaran jangkauan satelit tadi akan dapat digunakan untuk
menentukan lokasi dari GPS di permukaan bumi.

2.2 Pengoprasian GPS (Global Positioning System)

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi.Sistem didalam GPS
didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan serta informasimengenai waktu, secara kontinyu di
seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan dengan ketelitian
bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol)sampai dengan puluhan meter. Sedangkan alat untuk
menerima sinyal satelit yang dapatdigunakan oleh pengguna secara umum dinamakan GPS Tracker atau
GPS Tracking.Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi
tentang posisi,kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung
cuaca.Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem

penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal sepertiitu.Ketelitian dari
GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapacm/s untuk ketelitian
kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya.Ketelitian posisi yang diperoleh akan
tergantung pada beberapa faktor yaitu
metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.Pen
goprasian GPS dilakukan dengan menyalakan GPS dan tunggu sampai sinyal satelitterhubung dengan
GPS, jika indikator sinyal satelit telah muncul dan posisi atau koordinatsudah ada berarti GPS sudah siap
digunakan

Anda mungkin juga menyukai