Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Ilmu Sosial Budaya Dasar


“ Belajar Keragaman di dusun Turgo”
Dosen:Endy Bebasari Ardhana Putri S.KM., M. Kes

Disusun oleh:

1. Irma yani

2. Ainun

3. riskiana

Stikes Mataram

Tahun Akademik 2020-2021


Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui
tentang Keragaman di dusun Turgo.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan pembaca.makalah
ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang.
Oleh karena itu yang penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 7 oktober 2020

penulis
Daftar isi

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang…………………………………………………………………….4

B. Rumusan masalah ………………………………………………………………...4

C. Tujuan……………………………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Unsur yang menciptakan kehidupan harmoni di tengah keragaman..…………….6

1.2 Masyarakat Turgo menciptakan kehidupan harmoni di tengah keragaman………6

1.3 Sifat yang perlu dihindari agar kehidupan harmoni di tengah keragaman………..7

1.4 Faktor yang dapat memicu disharmoni……….……………………………….….7

1.5 Sikap terhadap peryataan agama dapat menjadi pemicu konflik di masyarakat…8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dusun Turgo adalah salah satu dusun yang terletak di Yogyakarta, dusun ini memiliki
udara yang sangat dingin karena terletak di lereng selatan Gunung Merapi. Dusun ini
terpilih sebagai tempat rangkain peringatan sewindu Forum Persaudaraan Umat Beriman
(FPUB), yang di ikuti sekitar 40 peserta lintas agama yang berusia 18-24 tahun. Pada hari
kamis malam tanggal (28/7) diadakan meditas di alam terbuka yang diikuti seluruh peserta.
Gotong royong merupakan tradisi milik masyarakat dusun turgo, masyakat disana
melakukan kerja sama dalam menyelesaikan masalah tanpa memnadang agama dan
menerapkan pluralitas dalam kehidupan keseharian mereka. Semua peserta bukan hanya
merasakan perkemahan hanya sekedar menambah wacana tantang pluralisme, tetapi yang
lebih penting adalah bisa merasakan pengalaman langsung tentang kehidupan plural yang
nyata dalam masyarakat di Dusun Turgo.
B.  Rumusan Masalah

1. Apa saja unsur yang menciptakan keragaman di masyarakat Desa Turgo?

2. Mengapa masyarakat Turgo mampu menciptakkan kehidupan yang harmoni meski


memiliki keragaman?

3. Apa saja sifat-sifat yang perlu dihindari agar keharmonisan dalam keragaman tetap
terjaga?

4. Apa saja faktor yang dapat memicu terjadinya dishramoni bahkan disintegritas?

5.Bagaimana sikap kita terhadap peryataan yang mengatakan bahwa Agama merupakan tali
pengikat sosial masyarakat, tetapi agama dapat pula menjadi pemicu konflik di masyarakat?

C. Tujuan

1. untuk mengetahui apa saja unsur yang menciptakan keragaman di masyarakat Desa Turgo.
2. untuk mengetahui Mengapa masyarakat Turgo mampu menciptakkan kehidupan yang
harmoni meski memiliki keragaman.
3. untuk mengetahui apa saja sifat-sifat yang perlu dihindari agar keharmonisan dalam
keragaman tetap terjaga
4. untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat memicu terjadinya dishramoni bahkan
disintegritas
5. untuk mengetahui bagaimana sikap kita terhadap peryataan yang mengatakan bahwa
Agama merupakan tali pengikat sosial masyarakat, tetapi agama dapat pula menjadi pemicu
konflik di masyarakat
Bab II
Pembahasan

1.1 Unsur yang menciptakan keragaman

Gotong-royong ini merupakan milik masyarakat di Dusun Turgo. Kepala Dusun Turgo
Suwaji mengisahkan, ketika masjid di Dusun itu rusak akibat letusan Gunung Merapi pada
1994, seluruh warga Dusun tersebut segera turun tangan membanturenovasi masjid. “Bantuan
untuk masjid yang rusak itu tidak hanya datang dari kelompok Muslim, tetapi juga dari para
suster maupun aktivis agama lain, sedangkan seluruh warga menyumbangkan tenaga mereka
untuk pemulihan masjid itu,” ujar Suwaji menceritakan. Kerja sama tanpa memandang agama
jugalah yang membuat warga Dusun Turgo bisa menyelesaikan pembangunan pipa air yang
juga rusak karena letusan Gunung Merapi tahun 1994 itu. Sampai saat ini, Bapak-bapak di
Dusun Turgo yang beragama Islam, Kristen Protestan, Katolik, maupun agama lain tetap
bergotong-royong memecahkan batu alam untuk dijadikan jalan kampung setiap hari Rabu.
Sementara kaum ibu biasanya membersihkan jalan kampung setiap hari Sabtu sore. Selain
pembangunan fisik desa, kenduri di sana juga dilakukan bersama-sama oleh warga Dusun
Turgo. “Kalau ada warga yang hendak menikah atau khitanan, kami mengadakan kenduri
atau doa bersama dalam adat Jawa,” kata Suwaji. Belajar Keragaman Masyarakat Dusun
Turgo yang sebagian besar adalah petani merupakan salah satu contoh masyarakat desa yang
menerapkan pluralitas dalam kehidupan keseharian mereka. Pluralitas di Dusun Turgo,
menurut Sekretaris Jenderal FPUB Timotius Apriyanto, sudah terbangun secara alamiah
sejak lama. Di dusun dengan 225 keluarga dan terletak sekitar 8 kilometer dari Gunung
Merapi itu, para peserta yang tinggal di 10 rumah warga belajar tentang kehidupan
masyarakat, termasuk keragaman agama. “Anak-anak muda saat ini sering kali takut bergaul
dengan teman berbeda agama karena banyak sekali doktrinasi tentang pluralisme yang
sempit. Di Dusun Turgo ini mereka mendapatkan pengalaman baru tentang pluralisme,” kata
Kiai haji Abdul Muhaimin, ketua FPUB. Acara perkemahan ini bukan sekadar menambah,
wacana tentang pluralisme, tetapi yang lebih penting adalah pengalaman langsung tentang
kehidupan plural yang nyata dalam masyarakat. Jadi Unsur yg menciptakan keragaman di
masyarakat turgo yaitu agama dan keyakinan ,masyarakan di desa turgo memiliki agama dan
keyakinan yg berbeda contohnya agama islam,kristen,katholik,maupun agama lain namum
mereka tetap memiliki jiwa toleransi dan saling menghormati antar umat yg beragama.

1.2 Upaya menciptakkan kehidupan yang harmoni meski memiliki keragaman

Masyarakat Dusun Turgo yang sebagian besar adalah petani merupakan salah satu
contoh masyarakat desa yang menerapkan pluralitas dalam kehidupan keseharian mereka.
Pluralitas adalah paham atas keberagaman untuk dapat hidup secara toleran ditengah-
tengah masyarakat. Masyarakat di sini merupakan masyarakat yang majemuk baik secara
budaya, agama, bahasa, politik, dan sebgainya. Kami belajar dari masyarakat Turgo untuk
hidup bersama tanpa ada sekat apa pun, termasuk sekat agama. Dan juga bhineka tunggal
ika" yaitu meskipun berbeda-beda agama .contohnya seluruh warga menyumbangkan
tenaga mereka untuk pemulihan masjid, bergotong royong membangun jalan jampung,
menghormati agama atau aliran lain kepercayaan masing" umat beragama ,seperti
toleransi dalam bermeditasi dan berdoa sesuai kepercayaan masing.

1.3 sifat yang perlu dihindari agar keharmonisan dalam keragaman tetap terjaga
A. Etnosenris yaitu kecendrungan seseorang yg melihat nilai kebudayaan sendiri sebagai
suatu yg mutlak serta menggunakan sebagai tolak ukur budaya lain.

B. Sifat egois yg mementingkan diri sendiri dari pada kepentingan umum.

C. Prasangka buruk oleh suatu oleh suatu kelompok yg lebih dominan, sehingga
kelompok lain merasa trtidan dan menimbulkan perpecahan

1.4 faktor yang dapat memicu terjadinya dishramoni dan disintegritas

Mungkin saja, apabila suatu saat terjadi perubahan budaya ataupun yg dikarenakn
oleh msyarakat itu sendiri dan terpengaruh budaya dari luar,

Faktor –faktor yang menyebabkan:

 Konfik

Konflik ini menjadi faktor yang melatar belakangi seseorang melakukan disintegrasi.
Pengertian konflik ini sendiri merupakan suatu kondisi ketidakpuasan masyarakat terhadap
kedaan yang ada. Kekuarang terimaan tersebutlah yang pada akhirnya menyababkan mereka
tidak lagi berada dalam persatuan.

 Peperangan

Faktor yang melatarbelangi kahiarnya disintegrasi ini ialah peperangan, baik peperangan
yang dilakukan antar suku, etnis, maupun juga dalam perbedaan budaya. Peperangan tersebut
dapat menimbulkan dampak yang begitu besar seperti dampak material sertra juga imaterial.

 Pertikaian

Pertikaian ini seringkali menjadi landasan dasar suatu kelompok masyarakat berpecah belah
antara satu dengan lainnya. Kondisi masyarakat seperti inilah yang menjadi dasar mengapa
masyarakat dalam pertikaian rawan dengan disintegrasi.

 Kesenjangan Sosial

Bentuk kesenjangan sosial ini menjadi saah satu alasan masyarakat berpecah belah. Hal
tersebut lantaran starta sosial ini dibedakan dari masyarakat kaya serta miskin. Permasalah
pendudukan di Indonesia seperti ini pada akhirnya menjadikan banyak sekali kepentingan
yang lebih mengutamakan si kaya serta miskin.
1.5 Sikap kita terhadap peryataan yang mengatakan bahwa Agama merupakan tali
pengikat sosial masyarakat, tetapi agama dapat pula menjadi pemicu konflik di
masyarakat
Sikap saya sebagai masyarakat adalah menjaga akhlak, berbuat baik kepada semua
orang tanpa memandang ras, agama, maupun, suku, memiliki topik pembicaraan yg tidak
menyangkut pautkan agama, dan yg terpenting percaya pada keyakinan masing"
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena
manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Dalam kehidupan bermasyarakat, baik itu dusun, desa atau bahkan
kota tentunya kita harus saling bertoleransi dalam perbedaan suku, ras , bahkan agama Jangan
sampai perbedaan yang ada membuat kita semakin jauh sesama umat beragam, perbedaan
itulah yang membuat kita semakin meningkat tali persaudaran kita dan memper erat rasa
untuk saling membantu jika satu sama lain sedang mengalami kesulitan.

.
DAFTAR PUSTAKA

http:/www.ppi-india.org

http://groups,yahoo.com/group/ppiindia

Parta Ibeng. 2020. Pengertian Disintegrasi, Dampak, Faktor, Bentuk dan Contohnya di
https://pendidikan.co.id/pengertian-disintegrasi-dampak-faktor-bentuk-dan-contohnya/ (di
akses 07 oktober 2020)

Diah Ayu Suci Kinasih. 2020. Pluralitas: Pengertian, Pembahasan, dan Contohnya di
https://saintif.com/pluralitas-adalah/ (di akses 07 oktober 2020).

Anda mungkin juga menyukai