Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATALAKSANA KASUS
KSM PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT PERTAMINA RS PERTAMINA PRABUMULIH
PRABUMULIH
JL. KESEHATAN NO. 100 2020
PRABUMULIH

PNEUMONIA DIDAPAT DI MASYARAKAT

1. PENGERTIAN Peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari


bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius
dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
pertukaran gas setempat1
Pneumonia didapat di masyarakat atau Community- Acquired
Pneumonia (CAP): Pneumonia pada individu yang menjadi
sakit di luar rumah sakit, atau dalam 48 jam sejak masuk
rumah sakit1,2
Berdasarkan etiologi pneumonia dibagi menjadi 4 grup /
kelompok pasien berdasarkan tempat dirawat, ada tidaknya
penyakit kardiopulmonal dan faktor modifikasinya3,4,5
Faktor modifikasi:
Penyakit jantung, hati, atau ginjal yang kronis, diabetes
mellitus, alkoholik, keganasan, asplenia, imunokompromais,
menggunakan antibiotik dalam 3 bulan terakhir, adanya risiko
Streptococcus pneumonia resisten obat3,4,5

2. ANAMNESIS Anamnesis2
1. Demam
2. Fatique
3. Malaise
4. Sakit kepala
5. Myalgia
6. Arthralgia
7. Batuk produktif/batuk tidak produktif dengan
sputum purulent, bisa disertai darah
8. Sesak napas
9. Nyeri dada

3. PEMERIKSAAN Pemeriksaan Fisik1,2


FISIK 1. Demam
2. Sesak napas (berbicara dengan kalimat terpengal)
3. Perkusi paru pekak
4. Ronki nyaring
5. Suara pernapasan bronchial
4. KRITERIA Berdasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan
DIAGNOSIS pemeriksaan penunjang1,2,3

Gambar 1. Stratifikasi Pasien CAP3

Kriteria Rawat Inap2,5 :


Jika terdapat kriteria CURB-65 ≥ 2
1. Penurunan kesadaran / Confusion
2. Uremia (BUN >19 mg/dL or 7 mmol/L)
3. Respiratory rate (>30x/menit)
4. Blood preassure (diastolik <60 or sistolik <90
mmHg)
5. Usia 65 tahun atau lebih
Atau tidak mendapatkan perawatan yang baik di
rumah

Gambar 2. Stratifikasi Rawat Inap Pasien CAP4,5,6,7


Kriteria Rawat ICU4,5,6
1. Ditemukan 1 diantara 2 kriteria mayor:
§ Memerlukan ventilasi mekanik
§ Syok septik dan memerlukan obat vasopressor
2. Atau ditemukan 3 kriteria minor:
§ Laju napas >30x/menit
§ PaO2/FiO2 rasio <250
§ Infiltrat multilobus
§ Konfusi
§ Blood urea nitrogen (BUN) >20 mg/dL
§ Leukopenia (leukosit <4.000 /mm3)
§ Trombositopenia (trombosit <100.000 /mm3)
§ Hipotermi (suhu tubuh <36°C)
§ Hipotensi, memerlukan terapi cairan agresif

5. DIAGNOSIS Pneumonia Didapat Di Masyarakat


KERJA

6. DIAGNOSIS 1. Bronchitis Akut


BANDING 2. Bronchitis Kronik Eksaserbasi Akut
3. Gagal Jantung
4. Emboli Paru
5. Pneumonitis Radiasi

7. PEMERIKSAAN § Rontgen thoraks


PENUNJANG § Pulse oximetry
§ Laboratorium Rutin: DPL, hitung jenis, LED (Laju Endap
Darah), glukosa darah, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT
§ Analisis Gas Darah (AGD)
§ Elektrolit
§ Pewarnaan gram sputum
§ Kultur sputum
§ Kultur darah
§ Pemeriksaan serologis
§ Pemeriksaan antigen
§ Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR)
§ Tes invasif (torakosentesis, aspirasi transtrakheal,
bronkoskopi, aspirasi jarum transtorakal, biopsi paru
terbuka dan thorakoskopi

8. TATALAKSANA 1. Tatalaksana Umum4,5,6

Rawat Jalan
§ Dianjurkan untuk tidak merokok, beristirahat, dan minum
banyak cairan
§ Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan paracetamol
§ Ekspektoran / mukolitik
§ Nutrisi tambahan pada penyakit yang berkepanjangan
§ Kontrol setelah 48 jam atau lebih awal bila diperlukan
§ Bila tidak membaik dalam 48 jam: dipertimbangkan untuk
dirawat di rumah sakit atau dilakukan foto toraks

Rawat lnap di RS
§ Oksigen, bila perlu dengan pemantauan saturasi oksigen
dan konsentrasi oksigen inspirasi
§ Terapi oksigen pada pasien dengan penyakit dasar PPOK
dengan komplikasi gagal napas dituntun dengan
pengukuran analisis gas darah berkala
§ Cairan: bila perlu dengan cairan intravena
§ Nutrisi
§ Nyeri pleuritik / demam diredakan dengan parasetamol
§ Ekspektoran / mukolitik

Foto toraks diulang pada pasien yang tidak menunjukkan


perbaikan yang memuaskan

Rawat di ICU
Bronkoskopi dapat bermanfaat untuk retensi sekret,
mengambil sampel untuk kultur guna penelusuran
mikrobiologi lain dan menyingkirkan kelainan endobronkial

2. Tatalaksana Antibiotika4,5,6,7
§ Pemilihan antibiotika dengan spektrum sesempit mungkin,
berdasarkan perkiraan etiologi yang menyebabkan CAP
pada kelompok pasien tertentu seperti tercantum pada
tabel 1
§ Terapi antibiotik diberikan selama 5 hari
§ Syarat untuk alih terapi antibiotik intravena ke oral (ATS
2007): Hemodinamik stabil dan gejala klinis membaik
§ Kriteria pasien dipulangkan: klinis stabil, tidak ada
masalah medis aktif, memiliki lingkungan yang sesuai
untuk rawat jalan
§ Kriteria klinis stabil:
- Suhu ≤ 37,6ºC
- Laju nadi ≤ 100x/menit
- Laju napas ≤ 24x/menit
- Tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg
- Saturasi oksigen arteri ≥ 90% atau Pa02 > 60 mmHg
pada udara ruangan
- Dapat memelihara asupan oral
- Status kesadaran compos mentis
Tabel 1. Pilihan Tatalaksana Antibiotika4,5,6,7
Komplikasi4
§ CAP Berat
Bila memenuhi satu kriteria mayor atau dua kriteria minor
Kriteria Mayor
- Memerlukan ventilasi mekanik
- Syok septik dan memerlukan obat vasopresor

Kriteria Minor
- Laju napas > 30x/menit
- Pa02/Fi02 rasio < 250
- Infiltrat multilobus
- Konfusi
- Blood Urea Nitrogen (BUN) > 20 mg/d
- Leukopenia (leukosit < 4.000/mm3
- Trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3)
- Hipotermi (suhu tubuh < 36°C)
- Hipotensi, memerlukan terapi cairan agresif

§ Gagal napas, syok, gagal multiorgan, koagulopati,


eksaserbasi penyakit komorbid2

Tabel 2. Pneumonia Severity Index (PSI)5,6,7


9. EDUKASI Edukasi tentang diagnosis, terapi dan perjalanan penyakit
serta komplikasi

10. PROGNOSIS § Prognosis berdasarkan pada Pneumonia Severity Index


(PSI). Bila nilai PSI <90 (risiko rendah), rata-rata
mortalitas sebesar 3,3%. Bila nilai PSI >130 (risiko tinggi),
maka rata-rata mortalitas sebesar 34%. Detail PSI dapat
dilihat pada table 2.5,6,7
§ Mortalitas pasien CAP yang dirawat jalan <1%, yang
dirawat inap di rumah sakit 5,7-14%, yang dirawat di ICU
> 30% (Penelitian di United Kingdom)4
§ Mortalitas pasien dengan nilai CURB-65=0 adalah 1,2%,
nilai 3-4 adalah 31%5

11. TINGKAT EVIDENS I/II/III/IV

12. TINGKAT A/B


REKOMENDASI

13. PENELAAH KRITIS KSM PENYAKIT DALAM

14. INDIKATOR
(OUTCOME)

15. KEPUSTAKAAN 1. Dahlan, Zul. Pneumonia. Dalam: Sudoyo, Aru W.


Setyohadi, Bambang. Alwi, ldrus. Simadibrata, Marcellus.
Setiati, Siti. Buku Ajar llmu Penyakit Dalam. Jilid Ill. Edisi
V. Jakarta: Balai Penerbit FKU I; 2009. P. 2196-2206
2. Dahlan Z. Pneumonia Bakterial. Dalam: Amin Z, Dahlan
Z, Yuwono A (Eds). Panduan Tatalaksana/Prosedur
Respirologi dan Penyakit Kritis Paru
3. Pneumonia. Dalam: Fauci A, Kasper D, Longo D,
Braunwald E, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J, editors.
Harrison's principles of internal medicine. 18th ed. United
States of America; The McGraw- Hill Companies, 2011
4. American Journal of Respiratory and Critical Care
Medicine. Diagnosis and Treatment of Adults with
Community Acquired Pneumonia; An Official Clinical
Practice Guideline of the American Thoracic Society and
Infectious Diseases Society of America. Am J Respir Crit
Care Med Vol 200, Iss 7, pp e45–e67, Oct 1, 2019.
Internet address: www.atsjournals.org
5. Mandell, Lionel A. Et all. Infectious Diseases Society of
America. American Thoracic Society Consensus
Guidelines on the Management of Community-acquired
Pneumonia in Adults. CID 2007:44 (Suppl 2). Diunduh
dari:
http://www.thoracic.org/statements/resources/mtpi/idsaat
s-cap.pdf
6. Kaysin, A. Viera, AJ. Community-Acquired Pneumonia in
Adults: Diagnosis and Management. Am Fam Physician.
2016; 94(9): 698-706. Diunduh dari:
http://www.aafp.org/afp
7. British Thoracic Society Standards of Care Committee.
British Thoracic Society Guidelines for the Management of
Community Acquired Pneumonia in Adults. update 2009.
Thorax 2009;64:iii1-iii55 doi:10.1136/thx.2009.121434.
Diunduh dari: http://https://brit-thoracic.org.uk/quality-
improvement/guidelines/pneumonia-adults/

Disahkan Oleh: Disetujui Oleh: Dibuat Oleh:


Direktur Ketua Komite Medik Ka. KSM

dr. Suganda, M. Kes dr. Rehulina Br Tarigan, dr. Rehulina Br Tarigan,


M. Ked (PD), Sp. PD, M. Ked (PD), Sp. PD,
FINASIM FINASIM

Anda mungkin juga menyukai