Anda di halaman 1dari 10

41

PERAN BIDAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGGUNAAN


JAMKESMAS OLEH MASYARAKAT
Yulizawati, Detty Iryani, Fitrayeni, Lusiana, Ayu Nurdiyan, Aldina Ayunda Insani
Prodi S1 Kebidanan FK-UNAND, Jln. Niaga No.56 Kota Padang, 25127, Indonesia

INFORMASI ARTIKEL:

Riwayat Artikel :
Tanggal diterima : Mei 2016
Tanggal direvisi : Oktober 2016
Tanggal Publikasi : Desember 2016

ABSTRAK ABSTRACT

Indonesia merupakan negara dengan jumlah Indonesia is a country with a large population.
penduduk yang besar. Berdasarkan hasil Based on the results of the 2010 census shows the
sensus tahun 2010 menunjukkan hasil 238,5 results of 238.5 million inhabitants. The number of
Indonesians in 2035 is projected to be 305.6 million
juta jiwa. Jumlah penduduk Indonesia pada
while life expectancy is 72.2 in 2030.
tahun 2035 diproyeksikan menjadi 305,6 juta The participation of Indonesia's population that has
jiwa sedangkan Umur harapan hidup menjadi health insurance is 131 million in 2015 means about
72,2 pada tahun 2030. 55% of the total Indonesian population while in
Kepesertaan penduduk Indonesia yang Indonesian republic law number 40 of 2004 About
memiliki jaminan kesehatan adalah 131 juta the national social security system stated that
jiwa pada tahun 2015 berarti sekitar 55 % everyone is entitled to social security to be able to
dari total masyarakat Indonesia sementara meet the needs The basis of decent living and
dalam undang-undang republik indonesia enhance its dignity towards the realization of a
nomor 40 tahun 2004 Tentang sistem prosperous, just and prosperous Indonesian society.
Thus, a strategic step in the effort to increase the
jaminan sosial nasional dinyatakan bahwa
participation of the community because the large
setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk population and the life expectancy is increased if not
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang balanced with the readiness in facing various
layak dan meningkatkan martabatnya menuju problems in the elderly including degenerative
terwujudnya masyarakat Indonesia yang diseases will add burden for the state and for their
sejahtera, adil dan makmur. Dengan families if they are not productive.
demikian perlu langkah strategis dalam Key word : Role; Midwife; Jamkesmas
upaya meningkatkan kepesertaan masyarakat
karena dengan jumlah penduduk yang besar
serta umur harapan hidup yang meningkat
jika tidak diimbangi dengan kesiapan dalam
menghadapi berbagai permasalahan pada
masa lansia termasuk penyakit degeneratif
akan menambah beban bagi negara serta bagi
keluarganya jika mereka tidak produktif..

Kata kunci: Peran; Bidan; Jamkesmas


Alamat E-mail: yulizawati@yahoo.co.id
42

PENDAHULUAN sekunder, yaitu kajian pustaka terhadap


Indonesia merupakan negara dengan jumlah beberapa referensi yang mendukung seperti
penduduk yang besar. Berdasarkan hasil sensus dasar teori tentang peran Bidan dalam upaya
tahun 2010 menunjukkan hasil 238,5 juta jiwa. peningkatan penggunaan Jamkesmas. Beberapa
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 referensi dikutip dan dikaji kemudian di buat
diproyeksikan menjadi 305,6 juta jiwa analisisnya. Analisis dibuat dengan mengetahui
sedangkan Umur harapan hidup menjadi 72,2 langkah-langkah manajemen asuhan kebidanan
pada tahun 2030. dan dikaji satu persatu yang berkaitan dengan
Kepesertaan penduduk Indonesia yang memiliki kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
jaminan kesehatan adalah 131 juta jiwa pada profesi bidan yaitu berpikir kritis sehingga
tahun 2015 berarti sekitar 55 % dari total menghasilkan suatu keputusan yang rasional dan
masyarakat Indonesia sementara dalam undang- tepat.
undang republik indonesia nomor 40 tahun 2004
Tentang sistem jaminan sosial nasional HASIL DAN PEMBAHASAN
dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas
jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan Dalam kebijakan yang sudah ada yakni dalam
dasar hidup yang layak dan meningkatkan Undang-undang republik Indonesia nomor 40
martabatnya menuju terwujudnya masyarakat tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial
Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. nasional, Undang-Undang Republik Indonesia
Dengan demikian perlu langkah strategis dalam Nomor 40 tahun 2014 Tentang Perasuransian
upaya meningkatkan kepesertaan masyarakat serta Undang-undang Republik Indonesia nomor
karena dengan jumlah penduduk yang besar 24 tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara
serta umur harapan hidup yang meningkat jika Jaminan Sosial sudah menyatakan adanya
tidak diimbangi dengan kesiapan dalam komitmen terhadap bentuk dan sistim
menghadapi berbagai permasalahan pada masa perlindungan sosial untuk menjamin seluruh
lansia termasuk penyakit degeneratif akan rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar
menambah beban bagi negara serta bagi hidupnya yang layak. Namun dalam pelaksanaan
keluarganya jika mereka tidak produktif. regulasi tersebut masih banyak mendapatkan
Jumlah bidan saat ini yang sekitar 250.000 kendala, maka penulis memiliki suatu pemikiran
sebenarnya telah sesuai dengan jumlah dengan mengoptimalkan keterlibatan peran
penduduk yang ada, dengan demikian penting bidan dalam perbaikan pelaksanaan sistim
sekali untuk mengoptimalkan peran bidan jaminan kesehatan nasional dengan
tersebut dalam upaya pemanfaatan jaminana mengusulkan suatu kebijakan.
kesehatan oleh masyarakat. Peran bidan penting Konteks dalam kebijakan tersebut adalah
dalam upaya meningkatkan penggunaan menerapkan filososfi konsep normal kepada
jamkesmas oleh masyarakat karena Bidan setiap wanita dalam setiap tahapan siklus
merupakan profesi yang strategis dalam kehidupannya, mengkaji setiap aspek dengan
menyampaikan peran langsung kepada penekanan pada upaya promotif.
masyarakat sesuai dengan ruang lingkup Kebijakan tersebut diharapkan dapat
praktiknya yang memberikan asuhan kepada diberlakukan secara nasional oleh pengambil
wanita dalam setiap siklus kehidupannya. Setiap kebijakan. Pada saat sekarang ini hal tersebut
kali bidan memberikan pelayanan kepada wanita belum ada kebijakannya, permasalahannya
secara langsung dapat dijelaskan tentang mungkin dapat disebabkan karena belum
pentingnya jamkesmas. Jumlah penduduk saat diberikannya kesempatan kepada bidan untuk
ini. dapat melaksanakan hal tersebut. Perlu
direncanakan suatu strategi untuk hal ini.
METODE PENELITIAN Tujuan dari policy brief terkait dengan proses
kebijakan ini adalah ditujukan untuk menyusun
Penelitian ini merupakan kajian pustaka. kebijakan baru. Dengan demikian target UHC
Metode yang digunakan dalam penelitian ini 2019 akan sangat terbantu dalam pencapaiannya
adalah melakukan analisis dengan data


Alamat E-mail: yulizawati@yahoo.co.id
43

karena dimulai dengan meningkatkan kesadaran termasuk sekitar 2,650 juta anak terlantar,
masyarakat. penghuni panti jompo, tunawisma dan penduduk
1.1. Definisi dan Tujuan Jamkesmas yang tidak memiliki kartu tanda penduduk.
Jamkesmas ( akronim dari Jaminan Kesehatan Tujuan Khusus penyelenggaraan
Masyarakat ) adalah sebuah program jaminan Jamkesmasyaitu:
kesehatan untuk warga Indonesia yang a. Meningkatnya cakupan masyarakat
memberikan perlindungan sosial dibidang miskin dan tidak mampu yang mendapat
kesehatan untuk menjamin masyarakat miskin pelayanan kesehatan di Puskesmas serta
dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh jaringannya dan di Rumah Sakit.
pemerintah agar kebutuhan dasar kesehatannya b. Meningkatnya kualitas pelayanan
yang layak dapat terpenuhi. Program ini kesehatan bagi masyarakat miskin.
dijalankan oleh Departemen Kesehatan sejak c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan
2008. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat yang transparan dan akuntabel.
(Jamkesmas) diselenggarakan berdasarkan
konsep asuransi sosial. Program ini 2.2. Dasar Hukum Jamkesmas
diselenggarakan secara nasional dengan tujuan Pelaksanaan program Jamkesmas dilaksanakan
untuk : sebagai amanah Pasal 28 H ayat (1) Undang–
1) mewujudkan portabilitas pelayanan Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang
sehingga pelayanan rujukan tertinggi menyatakan bahwa ”Setiap orang berhak hidup
yang disediakan Jamkesmas dapat sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
diakses oleh seluruh peserta dari mendapatkan lingkungan hidupyang baik dan
berbagai wilayah; sehat serta berhak memperoleh pelayanan
2) agar terjadi subsidi silang dalam rangka kesehatan.” Selain itu berdasarkan Pasal 34 ayat
mewujudkan pelayanan kesehatan yang (3) Undang–Undang Dasar Negara Republik
menyeluruh bagi masyarakat miskin Indonesia dinyatakan bahwa ’Negara
Jaminan Kesehatan Masyarakat adalah jaminan bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
perlindungan untuk pelayanan kesehatan secara pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
menyeluruh (komprehensif) mencakup umum yang layak.”
pelayanan promotif, preventif serta kuratif dan Pemerintah menyadari bahwa masyarakat,
rehabilitatif yang diberikan secara berjenjang terutama masyarakat miskin, sulit untuk
bagi masyarakat/peserta yang iurannya di bayar mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
oleh Pemerintah. Sumber dana Jaminan Kondisi tersebut semakin memburuk karena
Kesehatan berasal dari pemerintah pusat mahalnya biaya kesehatan, akibatnya pada
(APBN) melalui mekanisme dana Bantuan kelompok masyarakat tertentu sulit
Sosial. Jaminan Kesehatan di peruntukkan untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Untuk
menjamin akses penduduk miskin terhadap memenuhi hak rakyat atas kesehatan,
pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan pemerintah, dalam hal ini Departemen
Undang-Undang Dasar 1945. Jaminan Kesehatan telah mengalokasikan dana bantuan
Kesehatan ini dimulai tahun 2005 dengan sosial sektor kesehatan yang digunakan sebagai
Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan pembiayaan bagi masyarakat, khususnya
Masyarakat kemudian mengalami perubahan masyarakat miskin.
Jaminan Kesehatan Masyarakat dengan tidak Dasar hukum penyelenggaraan program
ada perubahan cakupan masyarakat miskin. Jamkesmas adalah:
Tujuan umum penyelenggaraan Jamkesmas a. Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2004
yaitu meningkatnya akses dan mutu pelayanan tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
kesehatan terhadap seluruh masyrakat miskin b. Undang–Undang Nomor 45 Tahun 2007
dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan tentang APBN Tahun 2008.
masyarakat yang optimal secara efektif dan c. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004
efisien. tentang Perbendaharaan Negara.
Pada tahun 2009 program ini mendanai biaya d. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003
kesehatan untuk 76,4 juta penduduk, jumlah ini tentang Keuangan Negara.


Alamat E-mail: yulizawati@yahoo.co.id
44

2.3. Peserta Jamkesmas pertanggungjawaban Dana pelayanan kesehatan


a. Masyarakat miskin dan tidak mampu yang dengan menggunakan Software INA-CBG’s dan
telah ditetapkan dengan keputusan selanjutnya diverifikasi oleh Verifikator
Bupati/Walikota mengacu pada: Independen Jamkesmas.
1) Data masyarakat miskin sesuai dengan
data BPS 2008 dari Pendataan Program 2.4. Mekanisme Penyelenggaraan Jamkesmas
Perlindungan Sosial (PPLS) yang telah Mekanisme penyelenggaraan Program
lengkap dengan nama dan alamat yang JAMKESMAS diatur dengan:
jelas (by name by address). a. Tahun 2013
2) Sisa kuota: total kuota dikurangi data Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia No. 40
BPS 2008 untuk kabupaten/kota Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
setempat yang ditetapkan sendiri oleh Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
kabupaten/kota setempat lengkap digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
dengan nama dan alamat (by name by Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun
address) yang jelas. 2013.
b. Gelandangan, pengemis, anak dan orang Penyelenggaraan JAMKESMAS Tahun 2013
telantar, masyarakat miskin yang tidak diatur lebih lanjut dengan:
memiliki identitas. 1) Keputusan Menteri Kesehatan Republik
c. Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) Indonesia Nomor
yang tidak memiliki kartu Jamkesmas. 140/MENKES/SK/III/2013 tentang
d. Masyarakat miskin yang ditetapkan Penerima Dana Tahap Kedua
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nomor 1185/Menkes/SK/XII/2009 tentang Masyarakat Tahun 2013
Peningkatan Kepesertaan Jamkesmas bagi 2) Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Panti Sosial, Penghuni Lembaga Indonesia No. 010/Menkes/SK/I/2013
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan tentang Penerima Dana Tahap Pertama
Negara serta Korban Bencana Pasca Penyelenggaraan Jamkesmas Tahun
Tanggap Darurat. Tata laksana pelayanan 2013
diatur dengan petunjuk teknis (juknis) 3) Keputusan Direktur Jenderal Bina
tersendiri sebagaimana tertuang dalam Upaya Kesehatan RI No.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0395/2013 tentang Penerima
1259/Menkes/SK/XII/2009 tentang Dana Tahap Pertama Penyelenggaraan
Petunjuk Teknis Pelayanan Jamkesmas Jamkesmas dan Jampersal di Pelayanan
Bagi Masyarakat Miskin Akibat Bencana, Dasar untuk Tiap Kabupaten/Kota
Masyarakat Miskin Penghuni Panti Sosial, Tahun Anggaran 2013
dan Masyarakat Miskin Penghuni Lembaga 4) Surat Edaran No. 149 Tahun 2013
Pemasyarakatan serta Rumah Tahanan tentang Kepesertaan Program Jaminan
Negara. Kesehatan Masyarakat Tahun 2013
e. Ibu hamil dan melahirkan serta bayi yang 5) Surat Edaran No. HK.03.03/X/573/2013
dilahirkan (sampai umur 28 hari) yang tidak tentang Pelaksanaan Jamkesmas dan
memiliki jaminan kesehatan. Jampersal Tahun 2013
f. Penderita Thalassaemia Mayor yang sudah b. Tahun 2012
terdaftar pada Yayasan Thalassaemia Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia (YTI) atau yang belum terdaftar Indonesia No. 903/Menkes/Per/V/2011 tentang
namun telah mendapat surat keterangan Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Direktur RS sebagaimana diatur dalam Kesehatan Masyarakat Tahun 2011 digunakan
Petunjuk Teknis Jaminan Pelayanan sebagai pedoman pelaksanaan Program Jaminan
Pengobatan Thalassaemia. Kesehatan Masyarakat Tahun 2012 (berdasarkan
Fasilitas Kesehatan/Pemberi Pelayanan petunjuk teknis pelayanan kesehatan dasar
Kesehatan yang telah memberi pelayanan JAMKESMAS No. 2581/Menkes/Per/XII/2011)
kesehatan kepada peserta Jamkesmas membuat


Alamat E-mail: yulizawati@yahoo.co.id
45

Peran Kesehatan Dalam Membangun Budaya daya saing yang memerlukan sumberdaya
Hidup Sehat Melalui Pelayanan Jamkesmas manusia dengan kuantitas dan kualitas tinggi.
dan Cara Pengurusan Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
1. Kebijakan kesehatan yang berpihak pada bagi masyarakat miskin mempunyai arti penting
masyarakat miskin karena 3 alasan pokok:
Kemiskinan dan penyakit terjadi saling 1) Menjamin terpenuhinya keadilan sosial
kait-mengkait, dengan hubungan yang tidak bagi masyarakat miskin, sehingga
akan pernah putus terkecuali dilakukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
intervensi pada salah satu atau kedua sisi, yakni miskin mutlak mengingat kematian bayi
pada kemiskinannya atau penyakitnya. Hal itu dan kematian balita 3 kali dan 5 kali lebih
dapat dijelaskan dengan skema berikut. tinggi dibanding pada keluarga tidak
Kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga miskin. Di sisi lain penyelenggaraan
orang miskin menjadi rentan terhadap berbagai pelayanan kesehatan yang baik bagi
macam penyakit, karena mereka mengalami masyarakat miskin, dapat mencegah 8 juta
gangguan sebagai berikut: kematian sampai tahun 2010.
1) menderita gizi buruk 2) Untuk kepentingan politis nasional yakni
2) pengetahuan kesehatan kurang menjaga keutuhan integrasi bangsa dengan
3) perilaku kesehatan kurang meningkatkan upaya pembangunan
4) lingkungan pemukiman buruk (termasuk kesehatan) di daerah miskin dan
5) biaya kesehatan tidak tersedia kepentingan politis internasional untuk
Sebaliknya kesehatan mempengaruhi menggalang kebersamaan dalam memenuhi
kemiskinan. Masyarakat yang sehat menekan komitmen global guna mnurunkan
kemiskinan karena orang yang sehat memiliki kemiskinan melalui upaya kesehatan bagi
kondisi sebagai berikut: keluarga miskin.
1) produktivitas kerja tinggi 3) Hasil studi menunjukan bahwa kesehatan
2) pengeluaran berobat rendah penduduk yang baik, pertumbuhan ekonomi
3) Investasi dan tabungan memadai akan baik pula dengan demikian upaya
4) tingkat pendidikan maju mengatasi kemiskinan akan lebih berhasil.
5) tingkat fertilitas dan kematian rendah Upaya-upaya pelayanan kesehatan
6) stabilitas ekonomi mantap penduduk miskin, memerlukan penyelesaian
Beberapa data empiris global menemukan menyeluruh dan perlu disusun strategi serta
hubungan sebagai berikut: tindak pelaksanaan pelayanan kesehatan yang
a. Kematian bayi keluarga miskin tiga kali peduli terhadap penduduk miskin. Pelayanan
lebih tinggi dari keluarga tidak miskin kesehatan peduli penduduk miskin meliputi
b. Kematian balita keluarga miskin lima kali upaya-upaya sebagai berikut:
lebih tinggi dari keluarga tidak miskin. 1) Membebaskan biaya kesehatan dan
c. Pertumbuhan ekonomi negara dengan mengutamakan masalah-masalah
tingkat kesehatan lebih baik (IMR antara kesehatan yang banyak diderita
50-100/1000 kelahiran hidup) adalah 37 masyarakat miskin seperti TB, malaria,
kali lebih tinggi dibandingkan dengan kurang gizi, PMS dan pelbagai penyakit
negara dengan tingkat kesehatan lebih infeksi lain dan kesehatan lingkungan.
buruk (IMR>150/1000 kelahiran hidup). 2) Mengutamakan penanggulangan
Uraian tentang alasan pentingnya penyakit penduduk tidak mampu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, 3) Meningkatkan penyediaan serta
merupakan dorongan untuk mempercepat efektifitas pelbagai pelayanan kesehatan
penanggulangan kemiskinan dan keharusan masyarakat yang bersifat non personal
mutlak untuk melaksanakan upaya peningkatan seperti penyuluhan kesehatan, regulasi
status kesehatan penduduk miskin. Apalagi, pelayanan kesehatan termasuk
memasuki era globalisasi ini, untuk penyediaan obat, keamanan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara dituntut fortifikasi makanan, pengawasan


Alamat E-mail: yulizawati@yahoo.co.id
46

kesehatan lingkungan serta kesehatan hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi
dan keselamatan kerja. masyarakat miskin dan tidak mampu. Derajat
4) Meningkatkan akses dan mutu kesehatan masyarakat miskin berdasarkan
pelayanan kesehatan penduduk tidak indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan
mampu Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih
5) Realokasi pelbagai sumber daya yang cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000
tersedia dengan memprioritaskan pada kelahiran hidup dan AKI sebesar 248 per
daerah miskin 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan
6) Meningkatkan partisipasi dan konsultasi Hidup 70,5 Tahun (BPS 2007).
dengan masyarakat miskin. Masalah Derajat kesehatan masyarakat miskin
kesehatan masyarakat bukan masalah yang masih rendah tersebut diakibatkan karena
pemerintah saja melainkan masalah sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan.
masyarakat itu sendiri karena perlu Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh
dilakukan peningkatan pemberdayaan berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan
masyarakat miskin. secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan
memang mahal. Untuk menjamin akses
2. Jaminan Kesehatan Masyarakat penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan
(JAMKESMAS) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Untuk menjamin akses penduduk miskin Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah
terhadap pelayanan kesehatan, sejak tahun 1998 diupayakan untuk mengatasi hambatan dan
Pemerintah melaksanakan berbagai upaya kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan
pemeliharaan kesehatan penduduk miskin. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Dimulai dengan pengembangan Program Jaring Masyarakat Miskin.
Pengaman Sosial (JPS-BK) tahun 1998 – Program ini diselenggarakan oleh
2001, Program Dampak Pengurangan Subsidi Departemen Kesehatan melalui penugasan
Energi (PDPSE) tahun 2001 dan Program kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK
Kompensasi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang
Tahun 2002-2004. penugasan PT Askes (Persero) dalam
Program-program tersebut diatas pengelolaan program pemeliharaan kesehatan
berbasis pada ‘provider’ kesehatan (supply bagi masyarakat miskin. Program ini dalam
oriented), dimana dana disalurkan langsung ke perjalanannya terus diupayakan untuk
Puskesmas dan Rumah Sakit. Provider ditingkatkan melalui perubahan-perubahan
kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) sampai dengan penyelenggaraan program tahun
berfungsi ganda yaitu sebagai pemberi 2008. Perubahan mekanisme yang mendasar
pelayanan kesehatan (PPK) dan juga mengelola adalah adanya pemisahan peran pembayar
pembiayaan atas pelayanan kesehatan yang dengan verifikator melalui penyaluran dana
diberikan. Kondisi seperti ini menimbulkan langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan
beberapa permasalahan antara lain terjadinya (PPK) dari Kas Negara, penggunaan tarif paket
defisit di beberapa Rumah Sakit dan sebaliknya Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS,
dana yang berlebih di Puskesmas, juga penempatan pelaksana verifikasi di setiap
menimbulkan fungsi ganda pada PPK yang Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan
harus berperan sebagai ‘Payer’ sekaligus Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan
‘Provider’. Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H (Persero) dalam manajemen kepesertaan.
dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Untuk menghindari kesalahpahaman
Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. yang meliputi sangat miskin, miskin dan
Karena itu setiap individu, keluarga dan mendekati miskin, program ini berganti nama
masyarakat berhak memperoleh perlindungan menjadi JAMINAN KESEHATAN
terhadap kesehatannya, dan negara MASYARAKAT yang selanjutnya disebut
bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak


Alamat E-mail: yulizawati@yahoo.co.id
47

JAMKESMAS dengan tidak ada perubahan memberikan jamianan kesehatan bagi


jumlah sasaran. masyarakatnya diluar kuota Jamkesmas. Namun
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan pelaksanaanya antara pemerintah daerah yang
masyarakat sangat miskin, miskin dan tidak satu dengan pemerintah daerah yang lain
mampu dengan mana program Jaminan berbeda-beda, sampai saat ini sekurang-
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) mengacu kurangnya ada dua nama program dalam
pada prinsip-prinsip asuransi sosial: pelayanan kesehatan di daerah yaitu Jaminan
a. Dana amanat dan nirlaba dengan Kesehatan Daerah dengan Bapel dan Pelayanan
pemanfaatan untuk semata-mata Kesehatan Gratis untuk semua penduduk.
peningkatan derajat kesehatan 3. Fasilitas Jamkesmas
masyarakat sangat miskin, miskin Fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh
dan tidak mampu. JAMKESMAS dan adalah:
b. Menyeluruh (komprehensif) sesuai Pelayanan di puskesmas dan jaringannya.
dengan standar pelayanan medik a. Rawat jalan tingkat 1 dilaksanakan pada
yang cost effective dan rasional. puskesmas dan jaringannya dalam atau luar
c. Pelayanan Terstruktur, berjenjang gedung meliputi:
dengan Portabilitas dan ekuitas.  Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan
d. Transparan dan akuntabel. penyuluhan kesehatan
Pada tahun 2014 Pusat Jaminan dan  Laboratorium sederhana (darah, urine, feses
Pembiayaan Kesehatan diharapkan sudah terjadi rutin)
universal coverage untuk itu strategi yang perlu  Tindakan medis kecil
dibangun dalam rangka universal coverage  Pemeriksaan dan pengobatan gigi termasuk
adalah cabut dan tambal
a. Peningkatan cakupan peserta Pemda  Pemeriksaan ibu hamil. Ibu nifas, ibu
(Pemda) menyusui, bayi dan balita
b. Peningkatan cakupan peserta  Pelayanan KB dan penanganan efek
pekerja formal (formal) samping (alat kontrasepsi)
c. Peningkatan cakupan peserta  Pemberian obat
pekerja informal (in-formal)
b. Rawat inap tingkat 1 dilaksanakan pada
d. Peningkatan cakupan peserta puskesmas perawatan meliputi:
individual (individu)
 Akomodasi rawat inap
Untuk mencapai Universal Coverage
 Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan
pada tahun 2014 maka perlu ada sinergi antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, hal penyuluhan kesehatan
yang paling penting dalam mensinegikan  Lab sederhana
jaminan kesehatan antara Pemerintah Pusat dan  Tindakan medis kecil
Pemerintah Daerah adalah masalah  Pemberian obat
pembiayaan. Masyarakat miskin dan tidak  Persalinan normal dan dengan penyulit
mampu yang terdapat dalam Keputusan c. Persalinan normal yang dilakukan di
Bupati/Walikota akan dibiayai dari APBN, puskesmas non perawatan/ bidan desa
Masyarakat miskin dan tidak mampu diluar /polindes/rumah pasien/BPS
kuota ditanggung oleh Pemerintah Daerah d. Pelayanan gawat darurat
dengan sumber biaya dari APBD, Kelompok Pelayanan kesehatan dirumah sakit
Pekerja dibiayai dari institusi masing-masing a. Rawat jalan tingkat lanjutan
(PNS, ASABRI, JAMSOSTEK) dan kelompok b. Rawat inap tingkat lanjutan dilaksanakan
individu (kaya dan sangat kaya) membiayai diri pada ruang perawatan kelas tiga
sendiri dengan asuransi kesehatan komersial c. Pelayanan gawat darurat
atau asuransi kesehatan lainnya. Pelayanan yang dibatasi
Sampai saat ini sudah banyak Pemerintah a. Kaca mata dengan nilai maksimal 50,000
Daerah yang mempunyai kemampuan berdasarkan resep dokter
menyediakan dana melalui APBD dalam rangka


Alamat E-mail: yulizawati@yahoo.co.id
48

b. Alat Bantu dengar dengan berdasarkan d. Masyarakat miskin yang ditetapkan


harga yang paling murah berdasarkan Keputusan Menteri
c. Alat Bantu gerak berdasarkan harga yang Kesehatan Nomor
paling efisien 1185/Menkes/SK/XII/2009 tentang
d. Pelayanan penunjang diagnosa canggih Peningkatan Kepesertaan
diberikan hanya pada kasus lifesaving Jamkesmas bagi Penghuni Panti
Yang Tidak Ditanggung Oleh Jamkesmas Sosial, Penghuni Lembaga
a. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur Pemasyarakatan dan Rumah
b. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan Tahanan Negara serta Korban
untuk kosmetika Bencana.
c. General cek up Mengurus jamkesmas sebenarnya tidak
d. Protesis gigi tiruan sulit dikarenakan ketidaktahuan dan takut
e. Pengobatan alternative dan pengobatan lain dipersulit membuat masyarakat enggan untuk
yang belum terbukti secara ilmiah mengurus jamkesmas, dan tidak sedikit
f. Rangkaian pemeriksaan,pengobatan dan masyarakat ketika mengurus di lempar kesana
tindakan dalam upaya mendapatkan kemari oleh instansi pemerintah yang berwenang
keturunan termasuk bayi tabung dan tidak tahu apa maksudnya. Di samping itu tak
pengobatan impotensi jarang masyarakat yang mau mengurus
g. Pelayanan kesehatan pada masa tanggap jamkesmas tidak mengetahui prosedur dan
darurat bencana alam kelengkapan administrasi apa saja yang perlu di
persiapkan untuk mengurus jamkesmas dan ini
4.) Tujuan Penyelenggaraan JAMKESMAS membuat mereka harus bolak-balik antara
Tujuan Umum : tempat tinggal dan puskesmas tempat mengurus.
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan Sudah seharusnya pemerintah harus (khususnya
kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin pemerintah desa) menganjurkan warganya untuk
dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan membuat jamkesmas jangan menunggu sakit
masyarakat yang optimal secara efektif dan biar ketika sakit udah punya pegangan.
efisien. Berikut syarat-syarat mengurus jamkesmas:
a. Surat Keterangan Tidak Mampu
Tujuan Khusus: yang ditandatangani oleh RT, RW
 Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan Lurah.
dan tidak mampu yang mendapat pelayanan b. Kemudian diserahkan ke
kesehatan di Puskesmas serta jaringannya PUSKESMAS setempat.
dan di Rumah Sakit c. Nanti dari pihak PUSKESMAS ada
 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan petugas yang akan mensurvey
bagi masyarakat miskin (diverifikasi).
 Terselenggaranya pengelolaan keuangan d. PUSKESMAS akan membuat surat
yang transparan dan akuntabel rekomendasi yang ditujukan ke
Sasaran : Dinas Kesehatan atau Dinas Sosial
Peserta yang dijamin dalam program Jamkesmas sesuai daerah masing-masing.
tersebut meliputi: e. Instansi ini yang akan mengeluarkan
a. Masyarakat miskin dan tidak Kartu JAMKESMAS.
mampu sesuai dengan database Persyaratan Pemegang Jamkesmas:
kepesertaan yang bersumber dari a. Kartu Askeskin asli (harus
TNP2K. ditunjukkan ke petugas) pendaftaran
b. Gelandangan, pengemis, anak dan b. Rujukan puskesmas setempat
orang terlantar. c. Surat rujukan dari RSUD
c. Peserta Program Keluarga Harapan d. Surat pengantar dari kantor Dinas
(PKH) yang tidak memiliki kartu social dan dinas kesehatan
Jamkesmas. kabupaten / kota
e. Foto copy kartu keluarga


Alamat E-mail: yulizawati@yahoo.co.id
49

f.
Foto copy KTP pasien atau orang traditional, RN-BSN, and accelerated
tua pasien jika pasien < 17 tahun students’ critical thinking abilities. Holist
Persyarat Surat Keterangan Tidak Mampu Nurs Pract 15(3).pp. 4-8. Available at
a. SKTM yang ditada tangani oleh http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12120
RT/RW dan Lurah sesuai dengan 110
alamat di KTP yang masih berlaku
Fenech, Giliane, 2016. Critical reflection in
b. Surat keterangan dari Dinas Sosial
midwifery practice: the protection motivation
Kabupaten
theory. Journal Reflective Practice, 17(3).
c. Rujukan puskesmas setempat
Available at
d. Surat rujukan dari RSUD
http://dx.doi.org/10.1080/14623943.2016.116
e. Surat pengantar dari kantor Dinas
4680
social dan dinas kesehatan
kabupaten / kota Fisher, Alec. 2001. Critical Thinking An
f. Foto copy kartu keluarga Introduction. United Kingdom; Cambridge
g. Foto copy KTP pasien atau orang University Press. Pp.1-14
tua pasien jika pasien < 17 tahun ICM. 2014. The International Confederation of
Prosedur Berobat Midwives Dissemination Pack. Global
a. Membawa persyaratan administrasi Standard, Competencies and Tools. Available
berobat rawat jalan at
b. Mengurus surat jaminan pelayanan http://www.internationalmidwives.org/assets/
(SJP) di unit pelayanan pasien uploads/documents/Dissemination/140508%
jaminan (UPPJ) 20Dissemination%20ICM%20V06.pdf
c. Menuju ke poliklinik/unit pelayanan
yang dituju Jefford, E., Kathleen Fahy & Deborah Sundin.
2011. Decision-making Theories and their
KESIMPULAN usefulness to the midwifery profession both
Dari kajian yang dilakukan penting in terms of midwifery practice and the
sekali untuk segera merencanakan berbagai education of midwifes. International Journal
strtaegi untuk mencapai target UHC. Jika of Nursing Practice, 17 (3), pp. 246-253
keadaan saat ini tidak mengalami Kuhn, D., & Dean, D. 2004. A bridge between
perubahan,maka apa yang diamanatkan oleh cognitive psychology and educational
regulasi negara negara tidak atercapai dengan practice. Theory into Practice, 43(4).pp.
baik. Rekomendasi yang diberikan oleh penulis 268–273. Available at
adalah dengan membuat sistem manajemen https://www.researchgate.net/publication/232
bagaimana mengoptimalkan peran bidan 869320_Metacognition_A_Bridge_Between_
tersebut. Perlu peran dan partisipasi semua Cognitive_Psychology_and_Educational_Pra
pihak, Melibatkan progra-program yang telah ctice
ada serta optimalisasi peran Bidan
Lai, Emily.R. 2011. Critical Thinking : a
UCAPAN TERIMA KASIH Literature Review Research Report. Pearson.
Available at
Ucapan terima kasih diberikan kepada http://images.pearsonassessments.com/image
Program Studi S1 Kebidanan Fakultas s/tmrs/CriticalThinkingReviewFINAL.pdf
Kedokteran Universitas Andalas yang selalu Mottola CA, Murphy P. 2001. Antidote
memberikan dukungan dan dorongan di setiap dilemma—an activity to promote critical
kegiatan penelitian yang dilakukan. thinking. Journal of Continuing Education in
Nursing 32(4).pp.161-164.
DAFTAR PUSTAKA
Paul, Richard and Linda Elder. 2006. Critical
Brown JM, Alverson EM, Pepa CA. 2001. The Thinking “Concepts and Tools. The
influence of a baccalaureate program on


Alamat E-mail: yulizawati@yahoo.co.id
50

Foundation for Critical Thinking. Available Outlook 54(6).pp.328-333. Available at


at http://www.nursingoutlook.org/article/S0029
https://www.criticalthinking.org/files/Concep -6554(06)00253-3/abstract
ts_Tools.pdf
The Open University. 2008. Thinking Critically.
Schraw, G., Crippen, K. J., & Hartley, K. 2006. United Kingdom : Thanet Press. Available at
Promoting self-regulation in science https://www.openpolytechnic.ac.nz/assets/Le
education: Metacognition as part of a broader arning-Central/Critical-thinking-Open-
perspective on learning. Research in Science University.pdf
Education, 36 (1).pp. 111–139. Available at
Varney Helen., Jan.M Krie & Carolyn L.Gegor.
http://link.springer.com/article/10.1007/s111
2004. Varney’s Midwifery. Journal of
65-005-3917-8
Midwifery & Women’s Health 49(1), pp 62-
Schin S, Ha J, Shin K, et al. 2006. Critical 63 available at
thinking ability of associate, baccalaureate http://www.sciencedirect.com/science/article/
and RN-BSN senior students in Korea. Nurs pii/S1526952303004203


Alamat E-mail: yulizawati@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai