Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Penyusunan Langkah-langkah Pembelajaran


(lanjutan)
Diajuakan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen : Syahroni S.Pd M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Naufalia Septiani 188610244

2. Intan Mayang Sari 188620563

3. Santi Dewi 188610081

STKIP ARRAHMANIYAH DEPOK


PROGRAM STUDI PGSD
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini

yang membahas tentang “PENYUSUNAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

(lanjutan)”. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW, Nabi pembawa obor keselamatan dunia wal akhirat. Tidak lupa kami ucapkan terima

kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah “PERENCANAAN PEMBELAJARAN”

Bapak Syahroni S.Pd M.Pd.I serta teman-teman yang telah sumbangsi serta partisipasinya

dalam  menyelesaikan makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,

oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Dan semoga

dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

BAB II URAIAN

1. Tahap dan Ruang Lingkup Tahapan Pembelajaran

2. Strategi Penyusunan Tahapan Pembelajaran

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan ada peserta didik. Dengan

kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik. Dalam proses pembelajaran misalnya, pengembangan suasana kesetaraan

melalui komunikasi dialogis yang transparan, toleran, dan tidak arogan seharusnya terwujud

didalam aktivitas pembelajaran. Suasana yang memberi kesempatan luas bagi setiap peserta

didik untuk berdialog dan mempertanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan

pengembangan diri dan potensinya. Hal ini menjadi sangat penting karena para pendidik juga

adalah pemimpin yang harus mengakomodasi berbagai pertanyaan dan kebutuhan peserta

didik secara transparan,toleran dan tidak arogan,dengan membuka seluas-luasnya

kesempatan-kesempatan dialog kepada peserta didik (Aunurrahman,2009). Strategi

pembelajaran yang baik adalah strategi yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.

Untuk itu guru harus memahami sepenuhnya materi yang akan disampaikan dan memilih

strategi pembelajaran 2 yang tepat untuk menyampaikan materi sehingga dapat menciptakan

proses belajar mengajar dengan baik. Tujuan utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan

pendidikan di sekolah adalah mengembangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Strategi

pembelajaran aktif yang menggunakan model permainan juga bagus untuk menarik minat

belajar siswa agar siswa tidak jenuh tapi tetap serius dalam mengikuti pelajaran dan

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan
menggunakan permainan ular tangga,dimana permainan ular tangga cukup digemari

dikalangan anakanak,sehingga tidak ada salahnya mencoba menerapkan permainan tersebut

dalam proses pembelajaran jadi siswa juga bisa aktif dalam proses pembelajaran,serta dapat

mengurangi kejenuhan siswa sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi yang

diajarkan.
BAB II

 A.     Tahapan dan Ruang Lingkup Tahapan Pembelajaran

Ruang lingkup belajar dan pembelajaran

Kegiatan belajar juga berupa perkembangan mental yang didorong oleh tindak

pendidikan atau guru. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau

rekayasa guru. Dari segi siswa, belajar yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan

jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan hasil belajar. Kemudian hal

itu akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan siswa menuju

kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan

mendidik yang memberikan materi ajar sesuai dengan kriteria persiapan guru. Proses

belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku baik yang dikehendaki oleh aturan

persekolahan sehingga menghasilkan anak didik yang berjiwa besar dalam dunia

pendidikan sekaligus menjadi orang yang benar-benar berbudi baik di mata

masyarakat

Dalam pengelolaan program pembelajaran ada beberapa langkah atau tahapan

yang harus dijalani oleh seorang guru. Tahapan tersebut sama dengan tahapan

pengelolaan pembelajaran mata pelajaran antara lain, yaitu: "Tahap persiapan atau

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi".

1.        Tahap Persiapan atau Perencanaan

Persiapan atau perencanaan adalah tahap awal yang harus dilalui oleh guru

dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala sesuatu agar
pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Proses

pembelajaran dikatakan efektif apabila penyampaian bahan pembelajaran sesuai

dengan waktu yang tersedia. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran yang

efisien adalah semua bahan pelajaran dapat dipahami siswa.

2.        Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, aktivitas belajar mengajar berpedoman pada

persiapan pengajaran yang dibuat. Pemberian bahan pelajaran disesuaikan dengan

urutan yang telah diprogram secara sistematis dalam tahap persiapan.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi yaitu: kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal merupakan kegiatan awal tatap muka

antara guru dan siswa. Dalam kegiatan ini guru memberi petunjuk, pengarahan dan

appersepsi, atau dapat juga dengan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan

memberikan beberapa pertanyaan (pretest). Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan

materi dengan menggunakan pendekatan, metode dan teknik yang seudah ditentukan.

Sedangkan dalam kegiatan akhir dapat berupa umpan balik dan penilaian.

Dalam pelaksanaan program pembelajaran, guru lebih dahulu harus

mengadakan pretest untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran,

kemudian pada akhir pelajaran, guru mengadakan postest sebagai akhir dari seluruh

proses interaksi belajar mengajar.

Dalam penyampaian bahan pelajaran, guru menggunakan metode dan fasilitas

yang sesuai dengan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Penggunaan

fasilitas untuk mengurangi verbalisme dan membantu siswa memahami pelajaran

yang diberikan agar siswa mendapat penjelasan yang tepat dan benar, sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kesalahan penggunaan metode

dan fasilitas menyebabkan tujuan pembelajaran sukar dicapai.

3.        Tahap Penilaian (Evaluasi)

Pada bagian ini proses belajar mengajar dievaluasi untuk mengetahui

sejauhmana penguasaan bahan pelajaran oleh siswa dan untuk mengetahui efektifitas

dan efesiensi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai bahan yang diajarkan perlu

diadakan postest sebagai akhir dari proses mengajar. Bentuk  dan jenis test yang

digunakan bisa bermacam-macam, namun tetap berpedoman pada tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

Bentuk-bentuk evaluasi terhadap siswa dapat berupa:

a.       Evaluasi bahwa siswa telah menyelesaikan seperangkat program yang


diberikan.

b.      Ujian tertulis

c.       Ujian lisan

d.      Ujian memilih alternative dari berbagai kemungkinan.

e.       Ujian memilih alternative dari dua kemungkinan benar atau salah.

f.       Ujian penampilan

Guru dalam penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:

a.     Dalam minilai hasil belajar hendaknya dirancang sedimikian rupa, sehingga jelas

yang dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.
b.    Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses belajar-

mengajar, artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap proses belajar

mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.

c.    Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian menggambarkan

prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana adanya. penilaian harus menggunakan

berbagai alat penilaian yang sifatnya komprehensif. dengan sifat komprehensif

dimaksudkan segi abilitas yang dinilainya tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga

aspek afektif dan psikomotor.

d.      penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjut.

penilaian adalah alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. dengan

kata lain penilaian pembelajaran adalah upaya member nilai terhadap kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran meliputi tiga aspek yakni aspek kognitif, aspek afektif, dan

aspek psikomotor.

D.           Strategi Penyusunan Tahapan Pembelajaran

 Strategi  pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian

kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber

daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu

strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada

tindakan.

Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari

semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan


langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar

semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.  Namun sebelumnya perlu

dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.

Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka

menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk

bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat

manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan

semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.

Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi

pencapaian kompetensi yang telah dirancang agar setiap individu mampu menjadi

pebelajar mandiri sepanjang hayat. dan yang pada gilirannya mereka menjadi

komponen penting untuk mewujudkan masyarakat belajar. Kualitas lain yang

dikembangkan dan harus terealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain

kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan

kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan  peradaban

dan martabat bangsa.

Susunan Langkah-langkah standar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1.      Langkah – langkah Pembelajaran Pendahuluan / Awal

a.    Orientasi : memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan

dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik,

memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya.


b.    Apersepsi : memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang

akan diajarkan. Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui

pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan

melakukan pretest.

c.    Motivasi : Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari mata

pelajaran yang akan di sampaikan.

d.   Pemberian Acuan : biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan

dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi

pelajaran secara garis besar.

e.    Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelak-sana¬an

pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

2.      Langkah – langkah pembelajaran Inti

Kegiatan inti merupakan proses pemberian pembelajaran sesuai dengan

kompetensi dasar yang hendak dicapai. Kegitan inti ini harus dirinci sedemikian rupa

agar siswa benar-benar memahami kompetensi dasar yang hendak dicapai. Perincian

tersebut termuat dalam pembagian kegiatan inti ini menjadi tiga tahap yaitu ekplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi.

Langkah pembelajaran Inti ini berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui

siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-

masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa dapat

menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran

dan indikator.
Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja

Siswa (LKS).

3.      Langkah – langkah Pembelajaran Akhir ( penutup )

Penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran. menutup pelajaran tidak

hanya sekadar mengkhiri pelajaran dengan salam, tetapi di sini adalah

penekanan/penguatan terhadap apa yang telah diperoleh siswa selama

mengikuti pembelajaran. guru memberikan simpulan terhadap apa yang telah

dipelajari. Dalam kegiatan penutup juga dilakukan penilaian dan refleksi

terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh

rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang

dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu,

kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus

ada dalam setiap pertemuan


BAB III

KESIMPULAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang direncanakan sebagai proses

belajar yang direncanakan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan

kemampuan konstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan

yang baik terhadap materi pembelajaran. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

membawa pengaruh pada tuntutan mutu pendidikan untuk mampu menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualias. Maka diperlukan proses belajar mengajar yang

dapat berjalan secara efektif. Oleh sebab itu pendidikan harus mengacu pada

kurikulum, silabus, standar kompetensi dan kompetensi dasar.


DAFTAR PUSTAKA

Abduh Madjid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.


JE. Kemp. 1985. Proses Perancangan Pengajaran. ITB Bandung.
Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai