Penyuluhan Konsep Ipb
Penyuluhan Konsep Ipb
KONSEP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNTUK USAHA KECIL DAN MIKRO
(Pengalaman Empiris di Wilayah Surakarta Jawa Tengah)
Ravik Karsidi
prakarsa yang kreatif yang tak kunjung habis; suatu keinsyafan, perasaan, pemikiran,
dan sasarannya yang dominan adalah gagasan, bahwa hal-ihkwal tersebut dapat
pertumbuhan umat manusia yang dirumuskan menjadi lain, dan pasti tersedia alternatif-
dalam rangka lebih terealisasinya potensi alternatif untuk mengatasinya.
umat manusia. Individu bukanlah sebagai Kegiatan pemberdayaan masyarakat
obyek, melainkan berperan sebagai pelaku, harus mampu mengembangkan teknik-teknik
yang menentukan tujuan, mengontrol sumber pendidikan tertentu yang imajinatif untuk
daya, dan mengarahkan proses yang menggugah kesadaran masyarakat. Menurut
mempengaruhi hidupnya sendiri. Silkhondze (1999), orientasi pemberdayaan
Kesejahteraan dan realisasi diri masyarakat haruslah membantu masyarakat
manusia merupakan jantung konsep agar mampu mengembangkan diri atas dasar
pembangunan yang memihak rakyat dan inovasi-inovasi yang ada, ditetapkan secara
pemberdayaan masyarakat. Perasaan partisipatoris, yang pendekatan metodenya
berharga diri yang diturunkan dari berorientasi pada kebutuhan masyarakat
keikutsertaan dalam kegiatan produksi adalah sasaran dan hal-hal yang bersifat praktis, baik
sama pentingnya bagi pencapaian mutu hidup dalam bentuk layanan individu maupun
yang tinggi dengan keikutsertaan dalam kelompok. Peran petugas pemberdayaan
konsumsi produk-produknya. Keefisienan masyarakat sebagai outsider people dapat
sistem produksi, karenanya haruslah tidak dibedakan menjadi 3 bagian yaitu peran
semata-mata dinilai berdasar produk- konsultan, peran pembimbingan dan peran
produknya, melainkan juga berdasar mutu penyampaian informasi. Dengan demikian
kerja sebagai sumber penghidupan yang peran serta kelompok sasaran (masyarakat itu
disediakan bagi para pesertanya, dan berdasar sendiri) menjadi sangat dominan.
kemampuannya menyertakan segenap anggota Untuk melakukan pemberdayaan
masyarakat. Salah satu perbedaan penting masyarakat secara umum dapat diwujudkan
antara pembangunan yang memihak rakyat dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar
dan pembangunan yang mementingkan pendampingan masyarakat (Karsidi, 1988),
produksi ialah bahwa yang kedua ini secara sebagai berikut:
terus menerus menentukan kebutuhan rakyat 1. Belajar Dari Masyarakat
di bawah kebutuhan sistem agar sistem Prinsip yang paling mendasar adalah
produksi tunduk kepada kebutuhan rakyat prinsip bahwa untuk melakukan
(Korten, 1984). pemberdayaan masyarakat adalah dari,
Paradigma pembangunan yang lebih oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti,
berpihak kepada rakyat mengandung arti dibangun pada pengakuan serta
penting bagi penciptaan masa depan yang kepercayaan akan nilai dan relevansi
lebih manusiawi. Pemahaman akan pengetahuan tradisional masyarakat serta
paradigma itu penting artinya bagi pemilihan kemampuan masyarakat untuk
teknik sosial termasuk bagaimana memecahkan masalah-masalah sendiri.
pemberdayaan masyarakat dilakukan secara 2. Pendamping sebagai Fasilitator,
tepat untuk mencapai tujuan-tujuan yang Masyarakat sebagai Pelaku
mementingkan rakyat. Konsekuensi dari prinsip pertama adalah
perlunya pendamping menyadari perannya
Penyadaran diri merupakan satu di
sebagai fasilitator dan bukannya sebagai
antara argumen-argumen yang paling telak
pelaku atau guru. Untuk itu perlu sikap
dan tajam diajukan oleh Freire (1984), adalah
rendah hati serta kesediaan belajar dari
merupakan inti dari usaha bagaimana bisa
masyarakat dan menempatkan warga
mengangkat rakyat dari kelemahannya selama
masyarakat sebagai narasumber utama
ini. Kesempitan pandangan dan cakrawala
dalam memahami keadaan masyarakat itu
masyarakat yang tersekap dalam kemiskinan
sendiri. Bahkan dalam penerapannya
dan kelemahan lainnya harus diubah ke arah
138 Ravik Karsidi/ Konsep/
Jurnal Penyuluhan, September 2007, Vol. 3 No. 2
Pasar
Asosiasi
(Domestik dan
Usaha
Ekspor)
Perguruan
Tinggi/LSM/ Koperasi
Swasta atau Kelompok
Bank
atau
Lembaga
Keuangan
Pemerintah
(Pusat/Daerah)
Kesejahteraan dan realisasi diri pada partisipasi UKM sebagai pelaku maupun
manusia merupakan jantung konsep stakeholder lain yang turut dalam
pembangunan yang memihak rakyat. Perasaan pengembangannya. Dalam hal ini lebih banyak
berharga diri adalah sama pentingnya bagi metode "bottom up", di mana perencanaan
pencapaian mutu hidup yang tinggi. lebih diupayakan sasaran dan dilakukan secara
Inilah awal mula pijakan bahwa partisipatif. Dalam praktek untuk menggugah
pemberdayaan bagi masyarakat sangatlah partisipasi masyarakat sasaran langkah-langkah
penting (termasuk UKM), walaupun hal ini yang dilakukan (Karsidi, 2005), adalah:
menurut Wirutomo, dkk (2003) bisa disebut 1. Identifikasi Potensi
sebagai hanya suatu konteks pemecahan 2. Analisis Kebutuhan
masalah ketegangan hubungan antar negara 3. Rencana Kerja Bersama
(state) dengan masyarakat (community) yaitu 4. Pelaksanaan Program Kerja Bersama
untuk menggeser tanggungjawab negara dalam 5. Monitoring dan Evaluasi.
menanggulangi masalah (termasuk Identifikasi potensi, dimaksudkan
kemiskinan) di masyarakat. Hal tersebut untuk mengetahui karakteristik Sumberdaya
menurutnya hanya bisa apabila didukung oleh Manusia (SDM) UKM dan lingkungan
kelembagaan lokal yang memiliki kapasitas internalnya baik lingkungan sosial, ekonomi,
dan kapabilitas sesuai dengan dinamika dan dan Sumberdaya Alam (SDA) khususnya yang
tuntutan kebutuhan masyarakat. terkait dengan usahanya, maupun lingkungan
Secara konseptual pemberdayaan UKM eksternal UKM. Dengan langkah ini
terutama dapat dilakukan dengan sistem diharapkan setiap gerak kemajuan dapat
pemberdayaan pelaku UKM itu sendiri. bertumpu dan memanfaatkan kemampuan dan
Keberhasilan pemberdayaan sangat bergantung potensi wilayah masing-masing. Dalam
142 Ravik Karsidi/ Konsep/
Jurnal Penyuluhan, September 2007, Vol. 3 No. 2
identifikasi ini melibatkan stakeholder UKM 5. Biaya dapat ditekan melalui pendekatan
dan tokoh masyarakat maupun instansi terkait. kelompok
6. Risiko dapat ditekan melalui pendekatan
Analisis kebutuhan, tahapan analisis ini
kelompok
dilakukan oleh perwakilan UKM yang dapat
difasilitasi oleh Perguruan Selain Bank memberikan kredit sebagai
Tinggi/LSM/Swasta, maupun instansi terkait tugas utamanya, Bank dapat membantu UKM
tentang berbagai kebutuhan dan dengan memberikan pendampingan
kecenderungan produk dan pasar. Dengan (Technical Assistant/TA) baik dilakukan oleh
pola analisis kebutuhan semacam ini Bank sendiri atau bekerjasama dengan
diharapkan mampu mendorong terwujudnya pendamping yang dibentuk oleh Perguruan
manifestasi kebutuhan UKM selaku individu Tinggi/LSM/Swasta.
pengusaha dan sebagai anggota kelompok. Monitoring dan evaluasi, berfungsi
Dengan demikian antara individu pelaku tidak saja untuk mengetahui hasil pelaksanaan
UKM dan kelompok dapat diharapkan saling program kerja bersama apakah yang
beriringan dan saling mendukung dalam dikerjakan sudah sesuai dengan program kerja
mencapai tujuan kemajuan bersama. yang telah ditetapkan bersama, namun juga
Rencana program kerja bersama, setelah untuk membuat penyesuaian-penyusuaian jika
kebutuhan dapat ditentukan maka kemudian diperlukan sesuai dengan perubahan kondisi
disusun sebuah rencana program kerja lingkungan.
bersama untuk mencapai kondisi yang
diinginkan berdasarkan skala prioritas yang
ditetapkan bersama. Dalam tahap ini baik Pengalaman Empiris
Perguruan Tinggi/LSM/Swasta, maupun
instansi terkait sebagai fasilitator. 1. Pengalaman BDS LPPM UNS
Mendampingi Sentra Meubel Bulakan
Pelaksanaan program kerja bersama, Sukoharjo
jikalau program kerja telah disepakati maka
langkah berikutnya adalah pelaksanaan Penduduk Desa Bulakan berjumlah 6.336
program kerja. Dalam tahap ini fungsi instansi jiwa, dan sebanyak ± 518 jiwa di antaranya
pemerintah terkait selaku fasilitator, berprofesi sebagai pengrajin kayu, baik sebagai
sedangkan Perguruan Tinggi/LSMI Swasta pengrajin meubel setengah jadi (mentah), sudah
dapat bertindak selaku pemberi jasa sampai finishing, maupun siap ekspor. Tenaga
konsultansi. Sebagai konsultan, idealnya kerja yang terlibat di dalam sentra secara
Perguruan Tinggi harus mendapatkan jasa dan keseluruhan ± sejumlah 2.800 tenaga kerja.
layanan yang diberikan kepada UKM. Tenaga kerja ini bukan hanya berasal dari
Kebutuhan akan permodalan UKM wilayah sekitar Bulakan tetapi juga berasal dari
salah satunya dapat dipenuhi dengan Jepara, Pacitan, Wonogiri, maupun Gunung
memperankan fungsi fasilitasi Konsultan Kidul.
Keuangan Mitra Bank (KKMB) bagi Begitu besar potensi yang ada di sentra
pengrajin maupun kelompok. KKMB ini lahir Bulakan ini mendorong LPM-UNS melalui
sebagai perubahan paradigma baru terhadap BIDS untuk melakukan pendampingan dan
UKM dari perbankan (lihat tabel 2), bahwa: pembinaan mulai tahun 2000 yang lalu. Model
1. UKM mempunyai potensi menabung pendampingan dilakukan melalui mekanisme
2. Bank perlu aktif menjemput Bola kelembagaan dengan pembentukan Koperasi
3. UKM membutuhkan kemudahan Bulakan sebagai peleburan dari 3 koperasi yang
memperoleh kredit/layanan ada sebelumnya. Pendampingan dilakukan
perbankan dengan cara formal maupun informal seperti
4. Bank perlu memobilisasi tabungan dari mengadakan pelatihan, manajemen informasi,
UKM
Ravik Karsidi/ Konsep/ 143
Jurnal Penyuluhan, September 2007, Vol. 3 No. 2
pertemuan rutin dan diskusi maupun secara Setelah 5 tahun, diharapkan Koperasi
informal melalui kegiaian kunjungan ke sentra. Bulakan bisa mandiri dan mampu lepas dari
Bukopin maupun BDS LPM-UNS, sehingga
Untuk mendukung aspek permodalan
bisa melakukan pengelolaan usaha sendiri
UKM tahun 2001, BDS LPM-UNS bersama
seiring dengan kemampuan SDM serta modal
Koperasi Bulakan sebagai lembaga usaha
yang dimiliki.
wadah para pengrajin mengajukan dan
mendapat dana dan Modal Awal Penyertaan Dalam rangka menuju kemandirian
(MAP) Kantor Menegkop dan UKM. pengrajin, pada tahun 2004 dilakukan
pembentukan Forum Rembug Klaster yang
Modal MAP ini belum bisa mencukupi
kepengurusannya terdiri dari semua
kebutuhan modal kerja para pengrajin di Sentra
stakeholder yang ada, yaitu pengrajin, BDS
Bulakan, maka pada tahun 2002 BDS LPM-
maupun instansi terkait di Kabupaten
UNS dan Koperasi Bulakan melakukan
Sukoharjo. Forum rembug klaster ini
kerjasama dengan Bukopin untuk lebih
setiap bulan mengadakan pertemuan
memperkuat permodalan. Kerjasama ini
membahas perkembangan kluster,
diwujudkan dengan mendirikan SWAMITRA
pelaksanaan program kerja dan pemecahan
sebuah lembaga simpan pinjam khusus untuk
berbagai kendala yang terjadi di lapang. Hadir
para pengrajin di sentra "Bulakan".
dalam pertemuan tersebut perwakilan seluruh
SWAMITRA ini komposisi modalnya terdiri
stakeholder UKM. Dari Forum rembug
dan Koperasi Bulakan Rp. 15.000.000,-
Klaster ini diharapkan dapat dilakukan
ditambah model dari MAP sebesar Rp.
analisis kebutuhan, pengembangan program
200.000.000,-- kemudian Bukopin
berdasarkan potensi lokal yang ada dan
mengalokasikan kredit sebesar Rp.
menjawab tantangan usaha yang menghadang
250.000.000,-- atau lebih. Keuntungan dengan
bersama.
mendirikan SWAMITRA adalah semakin
bertambahnya modal simpan pinjam juga Kini, telah terlihat hasilnya bahwa
kuatnya manajemen. Hal ini didukung secara Sentra Meubel Bulakan telah menjadi pemacu
langsung oleh Bukopin dengan teknologi kegiatan ekonomi masyarakat sekitar terutama
perbankan, sehingga mampu mengurangi ekspo, karena tidak kurang dari 1.500
tingkat kemacetan kredit. Model ini mungkin pengrajin ada disana.
baru pertama dan satu-satunya di Indonesia.
2. Pengalaman BIDS LPPM
Perjanjian SWAMITRA dilakukan oleh Mendampingi Sentra Meubel Serenan
tiga pihak. Pertama Koperasi Bulakan mewakili Klaten
para pengrajin sekaligus menjadi sasaran
Sentra Meubel Serenan secara
pembinaan dan pendampingan. Kedua, BDS administrasi masuk wilayah kecamatan
LPM-UNS sebagai lembaga yang mempunyai Juwiring Kabupaten Klaten, meskipun secara
tugas melakukan pembinaan dan geografis terletak di sebelah barat desa
pendampingan (technical assistani/TA) Bulakan dan hanya terpisah oleh sungai
meliputi: Bengawan Solo. Sentra Serenan ini
- Akses layanan pola kemitraan. secara historis lebih tua dibandingkan dengan
- Akses layanan marketing. sentra Bulakan, bahkan banyak pengrajin
- Layanan pengembangan Sumberdaya Bulakan dulunya sebagai pekerja di sentra
Manusia. Serenan.
- Akses layanan pengembangan teknologi.
- Akses layanan peningkatan permodalan. Sejak tahun 2001 bersama JICA
Jepang, BIDS LPPM UNS berpartisipasi
Ketiga, Bukopin mempunyai tugas sebagai mitra lokal untuk pemberdayaan di
melakukan pengawasan dan pendampingan sentra Serenan. BIDS LPPM UNS, JICA,
manajemen serta mencukupi kebutuhan kredit Pemerintah Kabupaten Klaten cq.
bagi para pengrajin. Deperindagkop beserta masyarakat pengrajin
144 Ravik Karsidi/ Konsep/
Jurnal Penyuluhan, September 2007, Vol. 3 No. 2