Anda di halaman 1dari 10

TEMPLATE PERENCANAAN NASKAH VIDEOKKN-IPE-AIK FIK UMS 2020

KELOMPOK : 15
DOSENPEMBIMBING : 1. Siti Zulaekah, A. M. Si
2. Kusuma Estu W, SKM., M.Kes
ANGGOTA :
NAMA NIM
1. Kevin Faizal Adhatama J120170085
2. Yuliavionita J120170016
3. Nabil Bakti Ihsan J210170049
4. Alfina Rizki Pramesti J210170050
5. Aji Budi Setiawan J410170035
6. Fanny Sukma Rismawati J410170041
7. Indra Fitrinalita Kusuma J310170091
8. Rizqi Damayanti Nur Hidayah J310170092

A. TEMA : Non Communicable Diseases


B. JUDUL VIDEO :
C. MASALAH YANG DIPILIH : Diabetes Melitus (DM)
D. PENJABARAN MASALAH :
Pengertian dm scr umum, etiologi / penyebab/factor resiko, prevalensi di dunia, dan
di indo gmn di jateng gmn, tanda gejala, macam dm or tipe dm

Prevalensi Diabetes Mellitus


Laporan dari International Diabetes Federation (IDF) 2017, memprediksi adanya kenaikan jumlah
penderita DM di dunia dari 425 juta jiwa pada tahun 2017, menjadi 629 juta jiwa pada tahun 2045.
Sedangkan di Asia Tenggara, dari 82 juta pada tahun 2017, menjadi 151 juta pada tahun 2045.
Indonesia merupakan negara ke-7 dari 10 besar negara yang diperkirakan memiliki jumlah penderita
DM sebesar 5,4 juta pada tahun 2045 serta memiliki angka kendali kadar gula darah yang rendah.
Sumber : Artha IMJR, Bhargah A, Dharmawan NK, Pande UW,Triyana KA, Mahariski PA, et al.
High level of individuallipid profile and lipid ratio as a predictive marker of poorglycemic control in
type-2 diabetes mellitus. Vasc HealthRisk Manag. 2019;15:149-157
Laporan dari Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan KementrianKesehatan tahun 2013
menyebutkanterjadi peningkatan prevalensi padapenderita DM yang diperolehberdasarkan
wawancara yaitu 1,1%sedangkan prevalensi DM berdasarkandiagnosis dokter atau gejala pada
tahun2018 sebesar 2% dengan prevalensiterdiagnosis dokter tertinggi padadaerah DKI Jakarta
(3,4%) dan palingrendah daerah terdapat di provinsiNTT (0,9%). Prevalensi dari penderitaDM
cenderung meningkat padaperempuan (1,8%) dibandingkandengan laki-laki (1,2%)
berdasarkankategori usia penderita DM terbesarberada pada rentang usia 55-64 tahundan 65-74
tahun. Kemudian untukdaerah domisili lebih banyak pendudukDM yang berada di perkotaan
(1,9%)dibanding dengan pedesaan (1,0%)(Riskesdas, 2018).
Sumber :Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan penelitian danpengembangan kesehatan
kementrian RI tahun 2018. Jakarta: badan penelitia danpengembangan kesehatankementrian
kesehatan RI.

Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes Melitus adalahpenyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan
kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (DM TIPE 2,
Restyana Noor F. 2015)

Faktor-faktor dari dm tipe 2:


1. Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat
kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi
200mg%.
2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak tepatnya
penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi
pembuluh darah perifer.
3. Riwayat Keluarga
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa
bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif
tersebut yang menderita Diabetes Mellitus.
4. Dislipidemia
Keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah (Trigliserida > 250 mg/dl).
Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering
didapat pada pasien Diabetes.
5. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah > 45 tahun.
6. Faktor Genetik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental Penyakit ini sudah lama
dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2
akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami
penyakitini.
7. Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan peningkatan frekuensi DM tipe
2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan
pengurangan ketidak aktifan fisik, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perubahan dari
lingkungan tradisional kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi perubahan-perubahan dalam
konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan
menganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita DM, sehingga akan mempersulit
regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah. Seseorang akan meningkat tekanan darah
apabila mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml proof wiski,
240 ml wine atau 720 ml.

Tanda dan Gejala:


 Sering kencing pada malam hari (Nocturia)
 Sering merasa lelah
 Sering merasa lapar
 Sering merasa haus
 Penurunan berat badan
 Mati rasa atau kesemutan
 Pandangan menjadi kabur
 Kulit terasa kering
Penyebab Diabetel Mellitus :
 Keturunan
 Kegemukan
 Makanan
 Factor penuaan
 Factor lingkungan

 Tipe DM
- DM tipe 1, pengobatan jenis DM ini tergantung 100% pada insulin, karena pancreas
tidak bisa memproduksi insulin. Sebagian besar penyebab tidak diketahui. DM ini biasa
timbul pada anak atau remaja.
- DM tipe 2, kebanyakan mengenai penderita dewasa terutama umur 40 tahun ke atas.
Pengobatan DM ini tidak tergantung pada 100% insulin.
- DM tipe lain, disebabkan oleh beberapa hal seperti defek genetic fungsi sel beta, defek
genetic aksi insulin, penyakit eksokrin pancreas, dan endokrinopati.
- DM gestasional, DM yang timbul pada waktu hamil, dimana sebelum hamil tidak
menderita DM
Sumber : Tjokroprawiro, Askandar. 2011. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes.
Jakarta:Gramedia

E. PEMECAHAN MASALAH DARI PERSPEKTIF ILMU


1. KESEHATAN MASYARAKAT :
 Upaya promotif : Edukasi dan penyuluhan mengenai penyakit diabetes melitus
 Upaya preventif : Mengatur pola hidup sehat
Penjelasan
Upaya promotif : Edukasi dan penyuluhan mengenai penyakit diabetes melitus dengan
tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan
merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.Edukasi yang
diberikan kepada pasien meliputi pemahaman tentang DM. Materi edukasi pada adalah:

 Materi tentang perjalanan penyakit DM


 Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan
 Penyulit DM dan risikonya
 Interaksi antara asupan makanan, dan aktivitas fisik
 Pentingnya latihan jasmani yang teratur
 Memberi penyuluhan mengenai penyakit diabetes melitus seperti pengertian, penyebab
,tanda dan gejala serta pengobatan diabetes melitus
 Upaya promotif dapat pula berupa menyediakan perumahan yang sehat dan bersih
REF:

Indonesia, P. E. (2015). pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Pb.


Perkeni.

DM juga dipengaruhi oleh status gizi, status gizi obesitas menyebabkan resistensi insulin
yang dapat berdampak buruk terhadap jaringan sehingga menimbulkan komplikasi kronis..
Status gizi yang tidak baik dan tidak terjaganya pilar pengelolaan DM dengan baik dapat
meningkatkan kejadian sindroma metabolik yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi. Hal
ini dapat dicegah. Melalui upaya preventif.

Upaya preventif : Dilakukan terhadap seseorang atau kelompok sehat atau yang belum
terkena DM dan dicegah tetap dalam kondisi sehat, sedangkan upaya penanggulangandilakukan
terhadap seseorang yang mempunyai faktor resiko / mengidap DM dan diupayakan dalam
kondisi selalu sehat.

 Program penurunan berat badan


 Diet sehat
 Latihan jasmani
 Jauhi rokok dan minuman beralkohol
 Adanya pola hidup sehat
 Menjaga kebersihan tubuh

Peningkatan status kesehatan masyarakat secara optimal dilakukan dengan meningkatkan


pemahaman tentang penyakit, kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat.

Sumber : Dwi Puspitaningrum, Navy, 2017. Gambaran Status Gizi Penyandang Diabetes
Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pegandan Kota Semarang. Tesis, Universitas Diponegoro

2. GIZI :
Penjelasan

Tujuan dari diet penyakit DM:


 Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogenous atau exogenous)
 Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
 Memberi cukup energy untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
normal.
 Menghindari atau menangani komplikasi akit pasien yang menggunakan insulin
seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah
yang berhubungan dengan latihan jasmani.
 Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi optimal.

Sumber :Almaitser, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia

 Jenis diet DM

Jenis Diet Energi Protein Lemak Karbohidrat


(kkal) (gr) (gr) (gr)
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51.5 36.5 235
IV 1700 55.5 36.5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396

Sumber :Almaitser, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia

 Syarat/prinsip diet DM
 Energi diberikan sesuai kebutuhan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal
 Protein dianjurkan sekitar 10-20% dari kebutuhan energy total
 Lemak diberikan sekitar 20-25% dari kebutuhan energy total. Dianjurkan < 7% dari
energy total menggunakan lemak jenuh, dan < 10% dari energy total menggunakan
lemak tidak jenuh ganda
 Karbohidrat dianjurkan 45-65% dari kebutuhan energy total. Sukrosa diberikan tidak
boleh lebih dari 5% energy total
 Serat dianjurkan 20-35 gram
 Natrium untuk diabetes dianjurkan < 3000 mg, sedangkan pasien DM disertai
hipertensi ringan sampai sedang, maka natrium diberikan 2400 mg per hari.
 Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai kebutuhan
 Pemanis alternative dapat digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman
 Asupan kolesterol < 300 mg per hari
 Bahan makanan yang dianjurkan untuk pasien DM : karbohidrat kompleks (nasi, roti,
mie, kentang, singkong, ubi), sumber protein rendah lemak (ikan, ayam tanpa kulit,
susu skim, tempe, tahu, kacang-kacangan), sumber lemak dalam jumlah terbatas.
 Bahan makanan yang dibatasi : gula sederhana (gula pasir, gula merah), sirup, selai,
jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, es krim, kue-kue
manis, dodol, cake
 Batasi makanan yang mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji,
gorengan
 Batasi makanan yang mengandung natrium tinggi seperti ikan asin, telur asin,
makanan yang diawetkan.
Sumber : menurut Sukardji, K (2011) dan PERKENI (2015) dalam buku Dietetik Penyakit
Tidak Menular tahun 2018

3. KEPERAWATAN :
1. Promotif : Penyuluhan kesehatan tentang Diabetes Melitus
2. Preventif :
 Pencegahan komplikasi pada Diabetes Melitus
 Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka di kaki pada
penderita  DM
 Cara memilih sepatu yang baik bagi penderita DM
3. Kuratif : Tindakan yang bisa  dilakukan bila kaki terluka
4. Rehabilitatif : Perawatan kaki pada penderita DM
Bgaimana cara perawatannya, exam : konsum obatnya gmn untk perawatan

Pencegahan Komplikasi pada Pengobatan :

Diabetes tipe 1 : pengobatan yang tepat dalam menangani diabetes tipe ini adalah pemberian
insulin suntik setiap hari, untuk mengontrol kadar gula darah agar tetap normal.

Diabetes tipe 2

Metformin
Obat ini berfungsi untuk mengurangi produksi glukosa pada hati. Dosis
penggunaan metforminberbeda-beda untuk tiap pasien dan disesuaikan pada tingkat keparahan
diabetes. Obat ini dikonsumsi bersamaan atau sesudah makan.

Sulfonilurea
Obat diabetes ini meningkatkan produksi insulin. Obat diabetes jenis ini dikonsumsi sebelum
makan.

Sumber : National Institutes of Health (2016). National Institute of Diabetes and Digestive and
Kidney Diseases. Insulin, Medicines, & Other Diabetes Treatment. 

Mayo Clinic (2019). Diseases & Conditions. Type 2 Diabetes. 

Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada penderita  DM

1. Hindari terlalu sering merendam kaki.


2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik.
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau menghilangkan kalus.
4. Hindari penggunaan kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit dan ketat.
5. Hindari kebiasaan merokok.

Sumber :Nurarif, Amin Huda, dkk.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:Medication.

Tindakan yang bisa  dilakukan bila kaki terluka

a. Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa steril dan
bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera periksa ke dokter.
b. Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan segera pergi ke dokter.
Sumber :Nurarif, Amin Huda, dkk.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:Medication.

Perawatan kaki Diabetik

1. Berikan pelembab / lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering, agar kulit
tidak menjadi retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena akan lembab dan dapat
menimbulkan jamur.
2. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu dekat
dengan kulit kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
3. Pakai lasa kaki, sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka.
4. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai dengan ukuran dan nyaman untuk
dipakai, dengan ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari.
5. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam seperti jarum
dan duri.
6. Bila ada luka kecil obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih.
7. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke dokter bila kaki mengalami luka.
8. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih da sabun mandi.
Sumber :p2ptm Kemenkes RI.

Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM

1. Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar  kurang lebih ½ inchi  lebih panjang dari
kaki.
2. Bentuk : Ujung sepatu  jangan runcing,tinggi tumit < 2 inch.
3. Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut.
4. Insole terbuat dari bahan yang tidak licin.

Sumber :Ellis Mary Ellen. 2017. Find the Right Diabetic Socks

Diperkuat dengan jurnal

Anas Rahmad Hidayat, Isnani Nurhayati : Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus Di
Rumah, Jurnal Permata Indonesia, Volume 5, Nomor 2, November 2014.
4. FISIOTERAPI :
1. Promotif : memberikan penyuluhan/edukasi mengenai DM
2. Preventif : dengan edukasi pola hidup sehat, seperti senam, aerobic exercise
3. Kuratif : dengan program latihan/aktivitas fisik
4. Rehabilitatif : intervensi integument jika ada ulcer
Dm itu kira” trjdi komplikasi apa sampe perlu terapis apaan..kaya tindakan fisio yg
dimana bs diterapkan sm pasien, or pasien yg thp rehab
F. KESIMPULAN SOLUSI ANTARPROFESI :
*intinya edukasi tentang DM, edukasi pola hidup sehat
G. DAFTAR PUSTAKA :
H. NASKAH DAN STORY BOARD VIDEO
:

Anda mungkin juga menyukai