Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit merupakan salah satu sumber penghasil minyak nabati.
Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan dari kingdom plantae, divisi,
magnoliophyto, kelas liliopsida, ordo arecales, family arecacae, dan genus
elaeis. Minyak nabati yang dihasilkan dari kelapa sawit disebut minyak sawit.
Pada umumnya perkebunan kelapa sawit menghasilkan minyak sawit mentah
yang digunakan sebagai bahan baku oleh industri produk oleo pangan (minyak
goreng, margarin, dan shortening), dan olekimia (fatty acid, fatty alcohol, dan
gliserin).
Permintaan pasar terhadap produk pangan terus meningkat dan menuntut
semua pihak yang berkepentingan dengan produksi, pemasaran, dan distribusi
untuk memperhatikan ketersediaan kuantitas dan kualitas produksi. Upaya
pengembangan produk pangan terus dilakukan untuk mengimbangi permintaan
pasar yang dipacu oleh tingginya pertumbuhan penduduk. Minyak nabati
merupakan salah satu bahan pangan yang sangat dibutuhkan dengan berbagai
keperluan produksi pangan. Minyak nabati merupakan minyak yang diperoleh
dari hasil ekstra bagian tanaman.
Minyak nabati yang dihasilkan dari kelapa sawit memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan minyak nabati dan tanaman lainnya yaitu tahan lebih
lama, tahan terhadap tekanan, memiliki toleransi suhu yang relatif tinggi, harga
yang murah, rendah kolesterol, dan mengandung micronutrien yang tinggi
terutama betakeroten. Tingginya kandungan betakeroten tersebut menyebabkan
minyak sawit berwarna merah.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dalam sektor
pertanian. Indonesia memiliki lahan yang luas dan subur yang berpotensi untuk
dikembangkan dalam kegiatan perkebunan sebagai subsektor dalam pertanian.

1
Salah satu tanaman perkebunan yang banyak dikembangkan di Indonesia
adalah kelapa sawit di Indonesia sebesar 17,54 juta ton pada tahun 2008 menjadi
23,52 juta ton. Pada tahun 2012 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,7% per
tahun pada periode 2008-2012, dan menjadi penghasil kelapa sawit terbesar di
dunia. Perkebunan kelapa sawit didominasi oleh Sumatra.
Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Unit pengolahan minyak kelapa
sawit dikenal dengan istilah pabrik kelapa sawit (PKS). PKS merupakan unit
operasi yang mengolah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi beberapa
produk turunan kelapa sawit. Secara umum PKS menghasilkan minyak mentah
kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan minyak inti kelapa sawit atau Palm
Kernel Oil (PKO).
PMKS Gunung Melayu Dua (PGD) merupakan salah satu unit perusahaan
pengolahan kelapa sawit yang tergabung dalam Asian Agri Group. PT. Gunung
Melayu terletak di Dusun Delapan, Desa Batu Anam, Kec. Rahuning, Kab.
Asahan, Sumatera Utara. PGD mengolah buah kelapa sawit menjadi minyak
mentah kelapa sawit dan kernel. Untuk mengetahui proses pengolahan Crude
Palm Oil di PGD maka dilakukan pengamatan sebagai kegiatan Praktek Kerja
Lapangan dalam memperoleh bekal pengalaman dalam penerapan ilmu
pengolahan Kelapa Sawit.

1.2 Batasan Masalah


Batasan masalah Kerja Praktek yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Kerja Praktek dilakukan di PMKS Gunung Melayu Dua Asahan ( Asian Agri
Group) yang bergerak di bidang industri pengolahan Crude Palm Oil ( CPO )
dan Kernel.
2. Kerja praktek yang meliputi bidang-bidang yang berkaitan dengan disiplin
ilmu antara lain :
a. Organisasi dan manajemen
b. Proses pengolahan secara umum

2
1.3. Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk
meninjau dan mempelajari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel di
PMKS Gunung Melayu Dua Kab. Asahan Sumatera Utara.
Tujuan umum Praktek Kerja Lapangan ini antara lain :
a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai situasi
dunia indusrti.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengalaman mahasiswa Politeknik
Teknologi Kimia Industri Medan.
c. Melihat secara langsung tenaga kerja yang bagaimana dibutuhkan oleh dunia
industri dan melihat langsung dunia kerja yang sebenarnya.
d. Meningkatkan kerjasama antara Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan
sebagai wadah pendidik sumber daya manusia yang handal dan perusahaan
sebagai penerima sumber daya manusia tersebut.
e. Membandingkan dan membangun kepekaan dan kemampuan bersosialisasi
mahasiswa dalam suatu lingkungan dalam suatu lingkungan kerja dengan
berbagai dinamikanya.
f. Membandingkan teori yang diperoleh di perguruan tinggi dengan aplikasi
dalam industri.
g. Melatih mahasiswa dalam menjalani dan menghadapi dunia kerja sebelum
terjun kedalamnya.

1.4. Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Tidak jauh dari tujuan PKL, adapun beberapa manfaat Praktek Kerja
Lapangan ini adalah :
1. Dengan mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PMKS Gunung Melayu
Dua Asahan mahasiswa diharapkan dapat mengetahui proses pengolahan
produk yang dihasilkan oleh PMKS Gunung Melayu Dua Asahan.

3
2. Dengan mengikuti program Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa
diharapkan dapat menambah wawasan dan menerapkannya di dunia industri
masa depan.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 . Sejarah Tempat Praktek Kerja Lapangan

PT. Gunung Melayu - PMKS Gunung Melayu Dua Asahan adalah salah
satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam
Asian Agri Group. PMKS Gunung Melayu Dua Asahan pengolahan kelapa sawit
menjadi Crude Palm Oil dan Kernel. PMKS Gunung Melayu Dua Asahan
terletak di Dusun Delapan Desa Batu Anam Kec. Rahuning Kab. Asahan
Sumatera Utara. Sebelah barat berbatasan dengan Gunting Malaha, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Nagali, sebelah utara berbatasan dengan Desa
Sidomulyo, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Nagali.
PMKS Gunung Melayu Dua Asahan dibangun pada tanggal 1 Januari
1986 dan mulai beroperasi pada 1 januari 1987, awalnya hanya berkapsitas 30
ton/ jam. Pada 1 Juli tahun 2016 kapasitas PMKS Gunung Melayu Dua
ditingkatkan menjadi kapasitas 60 ton/jam.
Bahan baku yang berupa Tandan Buah Segar (TBS) yang dipasok dari
tiga sumber kebun yaitu : buah Inti, Kelompok Tani, dan buah luar.
2.2. Struktur Organisasi Karyawan Pimpinan

Struktur organisasi PMKS Gunung Melayu Dua Asahan akan ditunjukkan


pada Gambar 1. Jenis struktur organisasi yang digunakan adalah struktur
organisasi campuran antara struktur organisasi lini dan fungsional. Struktur
organisasi lini adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang dan kebijakan
pimpinan atas atasan dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi dibawahnya
menurut garis vertical. Sedangkan struktur organisasi fungsional adalah struktur
organisasi dimana struktur organisasi diatur berdasarkan pengelompokan
aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja seperti produksi,
operasi, pemasaran, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki fungsi
yang terspesialisasi. Spesialisasi disini akan memberikan efisiensi kerja yang

5
lebih tinggi lagi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan
dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung.
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa struktur organisasi perusahaan ini
mengharuskan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan
organisasi dibawahnya menurut garis vertical.

Petugas Sampel -2

Gambar 2.1.1. Struktur Organisasi

6
2.3. Kegiatan Produksi
Bergerak dibidang minyak CPO dan Kernel menjadi produk yang siap
untuk di pasarkan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini :

PRODUK KE-DUA
Havy Phase (40%)
Fiber (10 %)
EFB (14 %)
Shell (5%)

Gambar 2.3.1. gambar proses produksi

2.4. Shift dan Jam Kerja

Jam kerja yang diberlakukan di PMKS Gunung Melayu Dua Asahan bagi
setiap karyawan adalah 6 hari dalam seminggu, Senin – Jumat dengan jumlah
jam kerja selama 7 jam dan pada hari Sabtu dengan jumlah jam kerja selama 5
jam, terdapat dua Shift kerja pada PMKS Gunung Melayu Dua, dengan
pengaturan shift kerjanya tergantung dengan jumlah TBS yang diolah.

2.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya


Upah yang diberikan oleh PMKS Gunung Melayu Dua Asahan kepada
karyawan adalah diatas UMR (Upah Minimum Regional) sesuai dengan

7
peraturan pemerintah. Sistem pengupahan yang berlaku untuk karyawan PMKS
Gunung Melayu Dua Asahan, yaitu :
- Pekerja dapat menerima secara langsung seluruh upah selama 1 bulan kerja
secara langsung (dalam sekali pembayaran).

PMKS Gunung Melayu Dua Asahan menyediakan beberapa fasilitas yang


dibutuhkan, guna meningkatkan kesejahteraan dari karyawan. Fasilitas-fasilitas
yang diberikan berupa:

a) Pemberian tunjangan hari raya, bonus tahunan.


b) Pendaftaran asuransi seperti jamsostek dan asuransi lainnya.
c) Pelayanan kesehatan di klinik yang telah disediakan perusahaan.
d) Penyediaan tempat tinggal (pemondokan), listrik dan air bagi para karyawan.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. TAHAP PENGOLAHAN TBS MENJADI CPO DAN KERNEL

Proses pengolahan TBS menjadi CPO dan kernel dapat dilihat pada gambar
flowchart 3.1 diawah ini.

Gambar 3.1.1. flowchart pengolahan TBS di PGD

9
3.2. STASIUN PENERIMAAN

3.2.1. Definisi
Stasiun penerimaan merupakan suatu proses menyortir atau
mengelompokkan tandan buah segar (TBS) yang sesuai dengan SOP
tandan buah segar (TBS) yang layak dan yang tidak layak untuk
diproduksi.
3.2.2. Tujuan Stasiun Penerimaan
- Memeriksa dan mengawasi kendaraan dan aktifitas yang keluar masuk
pabrik.
- Menimbang kendaraan berat bruto dan tarra.
- Menyortir buah TBS yang masuk.
- Penampungan buah sementara sebelum diolah.
3.2.3. Dasar Oprasional Stasiun Penerimaan

Gambar 3.2.1. flowchart stasiun penerimaan

1. POS
Pada POS truk pengangkut TBS harus melakukan beberapa hal
yang sudah menjadi dasar oprasional di PGD diantara lain :
- Penyerahan SPB (surat pengantar buah), dan pengambilan data-data
seperti :
a. Nama supir pebawa TBS.
b. Plat no polisi kendaraan.

10
c. Asal TBS dan asal perusahaan TBS.
d. Jam masuk.
e. Berat netto (setalah kendaraan keluar dari area pabrik.
- Pengambilan No antrian.
2. TIMBANGAN
Menimbang berat bruto (truk masuk) dan tarra (truk keluar) truk
TBS, dan pengambilan data QR dari supir truk pembawa buah TBS inti.
3. SORTASI
Penyortiran buah yang memenuhi kriteria penerimaan PMKS
PGD.
- Karakteristik buah yang akan di sortasi
a. Buah luar: Menyortir TBS sesuai kriteria penerimaan buah luar.
Penyortiran buah TBS luar dilakukan berdasarkan table 3.2.1
(table karakteristik TBS luar) dibawah ini

No URAIAN KRITERIA GAMBAR KETERANGAN


1 BUAH MASAK BUAH WARNA MERAH, DITERIMA
DAGING BUAH WARNA
KUNING TUA (JINGGA),
TERDAPAT SATU
BERONDOLAN DI
PIRINGAN

2 BUAH MENTAH BUAH WARNA TIDAK DITERIMA


HITAM/DAGING BUAH
WARNA PUCAT, BELUM
ADA BERONDOLAN DI
PIRINGAN

3 TANGKAI A. TANGKAI PANJANG A. DITERIMA


PANJANG DARI TANDAN 3-4 DIKENAKAN
CM POTONGAN 0,16
B. TANGKAI PANJANG POTONGAN 0,18 KG
DARI TANDAN >4 CM PER TANDAN
B. DITERIMA
DIKENAKAN
POTONGAN 0,16
POTONGAN 0,27 KG
PER TANDAN

11
4 TANDAN KECIL A. BERAT TANDAN ≤ 5 A. TIDAK DITERIMA
TETAPI MASAK KG B. TIDAK DITERIMA
SESUAI KRITERIA B. BERAT TANDAN 6 KG C. TIDAK DITERIMA
POINT 1 C. BERAT TANDAN 7 KG D. DITERIMA DENGAN
D. BERAT TANDAN 8 KG POTONGAN 5%

5 TANDAN KOSONG TANDAN YANG TIDAK DITERIMA


MEMBERONDOL ≥ 75%

6 BRONDOLAN WARNA BERONDOLAN TIDAK DITERIMA


BUSUK KECOKLAT-COKLATAN
ATAU HITAM DAN BAU

7 TBS BASAH TBS LEMBAB, DITERIMA DENGAN


TERKENA HUJAN MENGANDUNG AIR POTONGAN 0,5-1%

8 SAMPAH 1. TBS BONGKAR DI 1. SAMPAH DI


MEJA KEMBALIKAN
2. TBS ONGKAR DI TIDAK DIKENAKAN
LANTAI POTONGAN
SAMPAH
2. DIKENAKAN
POTONGAN 0,5-1%

Table 3.2.1. table kriteria penerimaan buah luar

b. Buah inti: Menggrading buah untuk menetukan nilai panen dengan


mengambil satu sample dalam setiap afdeling.
Penggradingan dilakukan dengan mengamati buah yang
berasal dari afdeling berdasarkan kriteria yang terdapat pada
lembar pengawasan mutu TBS dibawah ini :

DATA PENGAWASAN MUTU TBS DI PGD ASIAN AGRI PLANTATION GRUP

12
     
Tanggal : Tanggal :
Kebun : Kebun :
B T. Panen : T. Panen :
No. Polisi : No. Polisi :
O Supir : Supir :
Masuk : Masuk :
NO DESKRIPSI B Blok : Blok :
Jlh Tandan : Jlh Tandan :
O Tnd Sortasi : Tnd Sortasi :
Penyortir : Penyortir :
T Pengecek : Pengecek :
Netto : Netto :  
 
TANDAN % NILAI TANDAN % NILAI KRITERIA
TBS Mentah tidak
1 MENTAH HITAM -3             memerondol
2 MASAK 1             TBS dengan brondol > 2
TBS dengan brondol >
3 TERLALU MASAK 0             60%
4 TANDAN KOSONG -1             TBS Busuk
5 ABNORMAL -1             Tandan Kosong
TANGKAI
6 PANJANG -1              
TOTAL              
NILAI PANEN              
7 DIMAKAN TIKUS JJG              
8 BRONDOLAN KG              
9 RESTAN KG              
10 SAMPAH KG              
Komentar         Komentar      
                   
                   
                   
Disaksikan
Diuat oleh oleh Disaksikan oleh

           
Pengawas Mutu TBS     Assistan PMKS GM II
Table 3.2.2. data pengawasan mutu TBS inti di PGD

4. LOADING RAMP
Penampungan sementara TBS pada feron yang telah disortasi
sebelum perebusan dengan kapasitas penampungan TBS maksimum 550
ton.

3.3. STASIUN STERILIZER

3.3.1. Definisi

13
Rebusan merupakan bejana bertekanan dengan menggunakan uap
sebagai media perebus.

Pada Pabrik Gunung Melayu Dua, menggunakan sterilizer jenis


vertical dengan jumlah 4 rebusan dengan kapasitas terpasang 30 ton,
actual 28 – 29 ton per rebusan nya, dan kapasitas pabrik 60 ton per jam
dengan waktu retention time perebusan 106,4 menit

NO NAMA KEGIATAN WAKTU


Memebrsihkan
1 pintu 25 s
2 Menutup pintu 1 menit
3 Mengisi rebusan 2o menit
65 : 27
4 Merebus TBS menit
5 Mengeluarkan TBS 20 menit
106 : 47
total menit

Tabel 3.3.1. rentention time perebusan

Proses Perebusan dilakukan dengan sistem tripple peak dan


dioperasikan dengan automatic programmer dengan tahap tahap sebagai
berikut :

14
Tabel 3.3.2. step by step dalam perebusan TBS

ket
v1 inlet 1 v6 relief
v2 inlet 2 v7 condensat
v3 inlet 3 o open
v4 flushing x close
v5 exhaus

Tabel 3.3.3. keterangan table no 3.3.2.

3.3.2. Tujuan stasiun perebusan


- Memperlambat laju perkembangan kadar FFA, dengan
mengnonaktifkan enzim lipase
- Membantu melepaskan berondolan dari tandan
- Membantu memisahkan daging buah terhadap nut
- Membantu memisahkan minyak dari daging buah

15
3.3.3. Dasar oprasional stasiun perebusan
a. Flowchart stasiun perebusan
SPLITER 1: 28 RPM

Gambar 3.3.1. flowchart stasiun sterilizer


b. Alat Operasional
1. Loading ramp 1 & 2
Tempat penampungan sementara TBS sebelum direbus,
kapasitas 475 – 550 ton dengan jumlah pintu sebanyak 32 pintu. Yang
membukanya dengan system hydraulic.
2. FFB conveyor
Pendistribusian TBS dari Loading RAM ke Rebusan.

16
3. Spliter
Alat pencacah TBS, dengan tujuan mempermudah proses
pematangan TBS dan mengoptimalkan kapasitas sterilizer untuk
menampung TBS.
4. Vertical Sterilizer

Bejana bertekanan, ber-bentuk vertical dengan menggunakan


steam sebagai media untuk merebus TBS.

3.4. STASIUN PEMIPILAN

3.4.1. Definisi
Proses pemipilan dengan menggunakan Theressher Drum yang
berputar dengan kecepatan yang ditetapkan
3.4.2. Tujuan Stasiun Pemipilan
- Untuk memisahkan berondolan terhadap tandan
- Penampungan sementara tandan buah segar (TBS) yang telah direbus

17
3.4.3. Dasar operasional Stasiun Pemipilan
a. Flowchart Stasiun Pemipilan

INCLEANED FRUIT SCRAPER CONVEYOR

AUTO FEEDER

THRESHER
1&2
BERONDOLAN JANGKOS

H. EB. CONVEYOR
CONVEYOR UNDER
THRESER 1,2 & 3 EMPTY BUNCH CRUSER

BERONDOLAN RETHRESHER
BOTTOM CROSS
CONVEYOR
EB CONVEYOR

INCLEANED FRUIT
ELEVATOR BUNCH PRESS

TOP CROSS DIGESTER FEED


CONVEYOR CONVEYOR

DIGESTER

Gambar 3.4.1. flowchart stasiun pemipilan


b. Alat Oprasional
1. Auto Feeder

Penuangan tandan buah atau feeding ke thresher dan


penampungan sementara buah yang telah di rebus.

2. Thersher Drum

Fungsi: Memipil/melepaskan berondolan dari janjangannya.

Prinsip: TBS dimasukkan ke drum yang dilengkapi kisi-kisi dan sudut


pengarah.

18
Mekanisme pelepasan berondolan adalah dengan jatuh dan melempar
di dalam drum thresher dengan kecepatan putaran thresher 24 rpm.

3. Empty Bunch Crusher

Berfungsi untuk memecah janjangan kosong agar berondolan


yang masih tertinggal mudah terlepas di rethresher/thresher 3.

4. Rethresher/Thresher 3

Tujuan: menurunkan jumlah berondolan yang tidak terpipil


pada janjangan kosong yang diolah pada Thresher 1 dan 2 sebelum
memasuki bunch press.

5. Bunch Press

Memperoleh juice dari janjangan kosong dengan cara press,


yang bertujuan untuk menguarangi losses pada EFB.

3.5. STASIUN DIGESTER DAN PRESS

3.5.1. Definisi
- Digester merupakan peralatan berbentuk silinder yang terbuat dari
plat baja lunak yang dilengkapi dengan kontruksi pisau long arm,
short arm,pisau lempar,stopper,bottom plat dan chute.

- Press(Pengempaan) berfungsi untuk memisahkan minyak dari daging


buah yang sudah dilumatkan.

3.5.2. Tujuan Stasiun


1. Digester
- Memecahkan seluruh sel-sel minyak dengan cara
pengadukan/putaran dan gesekan
- Melepaskan mesocarp dari nut
- Membuat massa dan temperatur menjadi lebih homogen
- Memisahkan minyak dari mesocarp

19
- Memudahkan proses di press

2. Press

- Mengekstraksi crude oil dari mash yang sudah dikondisikan pada


digester dengan losses minimum.
- Nut pecah di press fibre seminimal mungkin .

3.5.3. Dasar operasional Stasiun Digester


a. Flowchart stasiun Digester dan Press

CBC

Gambar 3.5.1. flowchart stasiun digester dan press


b. Alat Operasional
1. Digester
- Poros vertikal yang dilengkapi dengan 4 atau 5 pasang pisau
panjang (long arm) dan pendek (short arm) dan sepasang pisau
pelempar (expeller arm)
- Pisau dan pelempar umumnya disusun saling berlawanan

20
- Stopper (besi siku) untuk menjaga agar mash berputar mengikuti
putaran pisau-pisau
- Bottom plate untuk keluaran minyak
- Chute untuk keluaran mash
- Temperatur dijaga 90-95 oC

2. Press

Komponen utama alat ini terdiri dari double worm screw untuk
pendorong, press cage untuk menyaring minyak yang keluar dan cone
untuk penekan. Alat ini juga dilengkapi sistem hidrolik dan gearbox
motor untuk penggerak putaran screw.

3. Oil gutter

Merupakan saluran Crude oil dari Press ke Sand Trap,di


salurkan air dilusi sebanyak 25 – 30% yang bertujuan untuk
mengencerkan crude oil.

4. Sand Trap Tank

Fungsinya adalah untuk mengendapkan pasir dari minyak kasar


hasil pengempaan.

5. Vibrating screen

Fungsi dari peralatan ini adalah untuk menyaring serabut atau


fiber dan kotoran lain yang terikut dalam minyak kasar dari sandtrap
tank.

6. Crude Oil Tank

Berfungsi sebagai penampung minyak dari hasil penyaringan di


vibrating screen. Didalam tanki ini dilengkapi steam coil untuk
pemanasan yang diharapkan mencapai suhu 95oC.

21
7. CBC

Berfungsi untuk memecahkan komposisi dari cake agar lebih


mudah dipisahkan dengan menggunakan hisapan blower fan di
Depericarper.

3.6. STASIUN KLARIFIKASI

3.6.1. Definisi

Pemisahan minyak atau pemurnian minyak dari air dan sludge


dengan menggunakan prinsip pemisahan minyak dengan pengendapan
secara gravitasi dan gaya sentrifugal yang dibantu dengan temperature.

3.6.2. Tujuan Stasiun Klarifikasi.

Peroses pengutipan dan pemurnian minyak.

3.6.3. Dasar operasional Stasiun Klarifikasi


a. Flowchart Stasiun Klarifikasi.

LIMBAH

Gambar 3.6.1. flowchart stasiun klarifikasi

22
b. Alat Operasional
1. Continuous Settling Tank/Clirifier

Berbentuk silinder dengan posisi Vertical dan bagian dasarnya


berbentuk kerucut untuk pengendapan pasir dan sludge agar mudah
didrain. Dengan kapasitas 12000 liter, dan temperature pada CST
dipertahankan antara 90 – 95oC. Dan dilengkapi dengan beberapa alat
pembantantu antara lain :

- Skimmer
Alat yang digunakan untuk menyaring (mengutip) minyak
murni yang terdapat pada lapisan pertama pada CST
- Stirrer
Alat yang berfungsi untuk mengaduk sludge agar minyak
yang masih terikat dengan sludge dapat terpisah dengan bantuan
temperature
- Underflow
Menyalurkan sludge dari CST ke sludge tank untuk diolah
kembali
2. Pure Oil Tank
- Fungsi penampungan sementara minyak murni hasil pemisahan di
CST
- Memanaskan minyak sebelum diproses ke vacum dryer dan
mengendapkan kotoran yang terikut dalam minyak
- Bentuk silindris
- Bagian dasarnya berbentuk kerucut
- Temperature di POT dipertahankan pada 80 – 85oC
3. Vacum Dryer
- Mengurangi kadar air yang terkandung didalam minyak dengan
cara vacum pada tekanan -0,6 s/d -0,8 kg/cm2, dan dengan suhu 80
– 85oC

23
- Berentuk tabung silinder
- Dilengkapi dengan nozzle penyemprot, sight glass, dan katup
apung pengontrol CPO dari bahan stainless
4. BST
- Menampung minyak murni sebelum di pasarkan
- Suhu dijaga pada 50oC
- Berbentuk silinder bertutup
5. Sludge Tank
- Fungsi: menampung sludge dari underflow di CST
- Umumnya berbentuk silindris
- Bagian dasarnya berbentuk kerucut
6. Vibrating Screen (Mess 40)
- Membuang pasir, fiber dan impurities
- Menurunkan viscositas dari crude oil
- Menaikkan effisiensi oil recovery
7. Desanding Tank
- Tempat penampungan sludge dari hasil penyaringan pada
vibrating screen
8. Sand Cyclone
- Fungsi: Sebagai alat pengurang kandungan pasir pada sludge
sebelum diproses di sludge sentrifuge
- Bekerja dengan sistem sentrifugal
- Fraksi berat turun ke bawah, fraksi ringan keluar dari bagian atas
9. Buffer Tank
- Fungsi: Tangki penampung sludge untuk umpan ke sludge
sentrifuge
10.Sludge Sentrifuge
- Fungsi: Alat pengolah sludge agar terjadi pemisahan 2 phase
yaitu: Light phase dan heavy phase
- Bekerja dengan putaran tinggi ± 1400rpm

24
- Dengan pengaruh gaya sentrifugal sludge yang mengandung
minyak dan air akan dipisahkan
- Light phase dipompakan ke CST
- Heavy phase dipompakan ke limbah
- Kapasitas olah sludge sentirfius 12 – 14 ton sludge per jam
11. Reclaimed Tank
- Tempat penampungan light phase sebelum di distribusikan ke
CST
- Berentuk persegi empat
- Drain POT 1 & 2

3.7. STASIUN KERNEL

3.7.1. Definisi

Proses pemisahan fiber terhadap nut dan kernel terhadap nut


dengan menggunakan prinsip berat.

3.7.2. Tujuan
- Untuk memisahkan fiber dengan nut
- Memecah nut menjadi Cracker Mixture
- Memisahkan shell dengan kernel

25
3.7.3. Dasar Operasional Stasiun Kernel
a. Flowchart

FIBRE

Gambar 3.7.1. flowchart stasiun kernel

b. Alat Operasional
1. Depericarper
Fungsi: Sebagai kolom pemisah campuran fiber, nut,
cangkang dan kernel. Fraksi yang berat seperti nut, kernel, broken
kernel dan partikel berat lainnya akan jatuh ke dalam Nut Polishing
Drum.
2. Polishing Drum
Fungsi: Membersihkan nut dari serabut yang jatuh dari
Deppericarper Column. Nut polishing drum yang biasa digunakan
berbentuk rotary drum dengan putaran 12 – 15 rpm.
3. Destoner

Fungsi Destoner untuk Memisahkan batu, besi, kotoran


lainnya yang lebih berat dari nut dengan bantuan hisapan udara dari

26
blower fan. Kecepatan udara di kolom Destoner berkisar 25 - 30
m/det.

4. Nut Silo

Penampungan sementara nut sebelum diproses di ripple mill,


agar feeding pada ripple mill konstan.

5. Ripple Mill

Ripple Mill memecahkan nut agar kernelnya terlepas dari


cangkangnya sehingga mudah untuk dipisahkan pada proses
pemisahan. Alat ini terdiri dari rotor bar dan ripple bar atau ripple
plate. Kapasitas ripple mill di PGD sebesar 8 ton/jam.

6. LTDS 1 dan 2

Pemisahan kernel dan cangkang dari craked mixture hasil


pemecahan ripple mill dengan cara kering dengan menggunakan
isapan fan.

7. Hydrocyclone

Pemisahan kernel dan cangkang dari craced mixture hasil dari


penyaringan LTDS 2 dengan cara pemisahan basah dengan perinsip
perbedaan massa jenis dan gaya sentrifugal.

8. Fiber Cyclone dan Air Lock

Fiber cyclone: Memisahkan fiber dengan bantuan hisapan


udara. Air Lock: Mencegah kebocoran udara pada discharge Fiber
Cyclone dan mengeluarkan fiber dari Fiber Cyclone ke Fiber
Conveyor.

27
3.8. STASIUN WATER TREATMENT

3.8.1. Definisi
Penjernihan air untuk digunakan, baik untuk kebutuhan domestik
maupun kebutuhan pabrik. Pemurnian dan pengaturan parameter air,
dengan penambahan bahan kimia seperti:
 Injeksi sebelum masuk clarifier tank
- Alumunium sulfat : untuk membentuk flog
- Hipoclirode : mencegah bertumbuhnya lumut (alga)
- Soda ash : meningkatkan pH air
- Fc-13 (flockulant) : mengikat flog pada air
 Injeksi pada Reverse Osmosis
- Anti oksida : anti oksida
- Anti scale : menekan kadar silica pada air.

Penggunaan bahan kimia di water treatment dapat dihitung dengan


rumus:

ppm ba h an kimia x jam operasional x debit air masuk


Kg Bahan Kimia ¿
1000 gram/kg

3.8.2. Tujuan
- Menjaga parameter air pada angka yang normal
- Menjaga pasokan air kebutuhan pabrik dan domestic

28
3.8.3. Dasar Oprasional Stasiun Water Treatment
a. Flowchart Stasiun Water Treatment

Gambar 3.8.1. flowchart water treatment


b. Alat Oprasional
1. Raw Water
Sumber air permukaan yang akan digunakan sebagai
kebutuhan akan air. Dan akan ditampung pada waduk.
2. Waduk
Tempat penampungan sementara air dari raw water, dengan
kapsitas aliran air yang dapat dialirkan ke water treatment sebanyak 60
ton/jam.
3. Clarifier Tank
Pengendapan dan pemisahan flog terhadap air dengan prinsip
gravitasi.
4. Water Basin

29
Kolam yang berfungsi mengendapkan flog yang masih terikut
dengan air dari over flow clarifier tank.

5. Sand Filter

Penjernihan air dengan cara penyaringan menggunakan media


pasir.

6. Tower Tank

Tempat penampungan air bersih.

7. MMF (multi media filter)

Berfungsi untuk menyaring flog yang masih terikut dengan air.

8. CF (carbon filter)

Penyaringan air untuk menangkap zat besi yang masih


terkandung didalam air.

9. Reverse Osmosis

Alat yang digunakan untuk menyaring air dengan tujuan agar


beberapa kontaminan, mineral atau beberapa ion didalam air tersebut
dapat dihilangkan. dengan kapasitas terpasang 80 ton /jam dan
kapasitas actual 65 ton/jam, air produk RO digunakan untuk kebutuhan
Boiler, air rejek atau air yang ditolak dari RO akan digunakan untuk
keperluan aktifitas pabrik.

30
3.9. BOILER (KETEL UAP)

3.9.1. Definisi

Ketel yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap bertekanan


tinggi dengan pipa sebagai wadah air yang akan dipanaskan.

Boiler yang digunakan pada PGD adalah jenis boiler pipa air, merek boiler
TAKUMA model N 1000 R, dengan spesifikasi boiler: max preasure 29,0
kg/cm2, max steam evaporation 35.000, dengan tekanan safety valve 27 bar.

3.9.2. Tujuan Stasiun Boiler


- Mengubah air di drum heater menjadi steam/uap panas.
- Memasok steam ke turbin , dengan tekanan yang dikirim minimal 24 Bar.
3.9.3. Dasar Operasional Stasiun Boiler
a. Flowchart

BST

Gambar 3.9.1. flowchart boiler


b. Alat Operasional
1. Feed Tank

Tempat Penampungan air produk dari RO yang suhunya diatur


80oC - 90oC.

31
2. Daerator Tank

Berfungsi sebagai tempat pemanas air dari feed tank suhu pada
daerator diatur mencapai suhu 1000C. Air dari daerator menuju
economyzer diinjeksikan dengan beberapa bahan kimia:

- Aquashield S-24 : Anti sulfide dan anti oksigen


- Aquashield BP-410 D : Anti Korosi
- Aquashield BP 300 : Anti Kerak dan sludge dispersan
- NaOH(Caustic Soda) : Meningkatkan pH
3. Economyzer

Air dari daerator melewati economizer yang berfungsi untuk


menigkatkan suhu sampai 1300C sebelum memasuki upper drum.

4. Upper Drum

Berfungsi sebagai drum penampungan air pada boiler yang


diatur level airnya 61% dan steam yang terbentuk menuju super heater.

5. Super Heater

Steam yang di alirkan dari Upper drum yang masih berupa


steam basah diolah menjadi steam kering yang bertemperature 300 0C
yang akan di alirkan pada turbin.

b.6. Lower Drum

Drum yang berada pada posisi bawah boiler, yang volume


airnya terisi penuh.

32
3.10. STASIUN ENGINE ROOM

3.10.1. Definis

Penghasil dan sumber tegangan listrik.

Pembangkit listrik di PGD menggunakan turbin uap LEROY


SOMER dengan kapasitas Alternator 1640 KW, dan kapasitas Turbin
1500 KW. Dan juga menggunakan generator dengan kapasitas 250 KW
jika turbin tidak mampu mencukupi kebutuhan listrik untuk produksi
maupun untuk kebutuhan perumahan. Dan juga pembagi steam dari
exhaust ke seluruh stasiun yang menggunakan steam melalui BPV.

3.10.2. Tujuan
- Mengubah energi potensial menjadi energi listrik.
- Memasok kebutuhan listrik di pabrik dan di perumahan karyawan.

33
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

3.11. Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek lapangan yang telah dilakukan pada tanggal
10 Juli – Agustus di PMKS Gunung Melayu Dua (PGD) Asahan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan
telah terpupuk dengan baik di lingkungan kerja PMKS Gunung
Melayu Dua (PGD) Asahan.
2. PMKS Gunung Melayu Dua (PGD) Asahan merupakan pabrik
penghasil minyak Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel.
3. Kapasitas olah PMKS Gunung Melayu Dua Asahan adalah sebanyak
60 Ton/jam.
4. Peralatan – peralatan pada PMKS Gunung Melayu Dua Asahan
bekerja secara optimal dan kontiniu, karena dilakukan pemeliharaan
pada seluruh peralatan – peralatan secara berkala.
5. Kedisiplinan kerja sangat diutamakan.
3.12. Saran
1. Hendaknya hubungan antara Mahasiswa/I Perguruan tinggi dan
perusahaan lebih ditingkatkan dengan cara meningkatkan hubungan
baik, dan dapat saling mendukung dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan.
2. Bagi mahasiwa yang akan melaksanakan peraktek kerja lapangan di
PMKS Gunung Melayu Dua (PGD) Asahan diharapkan untuk lebih
mempelajari proses pengolahan TBS dan system boiler sebagai
penghasil steam dan cara kerja nya.
3. Dari pihak perguruan tinggi diharapkan agar dapat mengawasi atau
memonitoring sekaligus lebih memotifasi mahasiswa dalam
melaksanakan praktek kerja lapangan di dunia industri.

34
DAFTAR PUSTAKA

Maruli Pardamean. 2008. Panduan Lengkap Pengolahan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta
WWW.asianagri.com/id
WWW.tirtamandiri.com/mesin-reverse-osmosis-ro

35

Anda mungkin juga menyukai