PENDAHULUAN
1
Salah satu tanaman perkebunan yang banyak dikembangkan di Indonesia
adalah kelapa sawit di Indonesia sebesar 17,54 juta ton pada tahun 2008 menjadi
23,52 juta ton. Pada tahun 2012 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,7% per
tahun pada periode 2008-2012, dan menjadi penghasil kelapa sawit terbesar di
dunia. Perkebunan kelapa sawit didominasi oleh Sumatra.
Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Unit pengolahan minyak kelapa
sawit dikenal dengan istilah pabrik kelapa sawit (PKS). PKS merupakan unit
operasi yang mengolah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi beberapa
produk turunan kelapa sawit. Secara umum PKS menghasilkan minyak mentah
kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan minyak inti kelapa sawit atau Palm
Kernel Oil (PKO).
PMKS Gunung Melayu Dua (PGD) merupakan salah satu unit perusahaan
pengolahan kelapa sawit yang tergabung dalam Asian Agri Group. PT. Gunung
Melayu terletak di Dusun Delapan, Desa Batu Anam, Kec. Rahuning, Kab.
Asahan, Sumatera Utara. PGD mengolah buah kelapa sawit menjadi minyak
mentah kelapa sawit dan kernel. Untuk mengetahui proses pengolahan Crude
Palm Oil di PGD maka dilakukan pengamatan sebagai kegiatan Praktek Kerja
Lapangan dalam memperoleh bekal pengalaman dalam penerapan ilmu
pengolahan Kelapa Sawit.
2
1.3. Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk
meninjau dan mempelajari pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel di
PMKS Gunung Melayu Dua Kab. Asahan Sumatera Utara.
Tujuan umum Praktek Kerja Lapangan ini antara lain :
a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai situasi
dunia indusrti.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengalaman mahasiswa Politeknik
Teknologi Kimia Industri Medan.
c. Melihat secara langsung tenaga kerja yang bagaimana dibutuhkan oleh dunia
industri dan melihat langsung dunia kerja yang sebenarnya.
d. Meningkatkan kerjasama antara Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan
sebagai wadah pendidik sumber daya manusia yang handal dan perusahaan
sebagai penerima sumber daya manusia tersebut.
e. Membandingkan dan membangun kepekaan dan kemampuan bersosialisasi
mahasiswa dalam suatu lingkungan dalam suatu lingkungan kerja dengan
berbagai dinamikanya.
f. Membandingkan teori yang diperoleh di perguruan tinggi dengan aplikasi
dalam industri.
g. Melatih mahasiswa dalam menjalani dan menghadapi dunia kerja sebelum
terjun kedalamnya.
3
2. Dengan mengikuti program Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa
diharapkan dapat menambah wawasan dan menerapkannya di dunia industri
masa depan.
4
BAB II
PT. Gunung Melayu - PMKS Gunung Melayu Dua Asahan adalah salah
satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam
Asian Agri Group. PMKS Gunung Melayu Dua Asahan pengolahan kelapa sawit
menjadi Crude Palm Oil dan Kernel. PMKS Gunung Melayu Dua Asahan
terletak di Dusun Delapan Desa Batu Anam Kec. Rahuning Kab. Asahan
Sumatera Utara. Sebelah barat berbatasan dengan Gunting Malaha, sebelah timur
berbatasan dengan Desa Nagali, sebelah utara berbatasan dengan Desa
Sidomulyo, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Nagali.
PMKS Gunung Melayu Dua Asahan dibangun pada tanggal 1 Januari
1986 dan mulai beroperasi pada 1 januari 1987, awalnya hanya berkapsitas 30
ton/ jam. Pada 1 Juli tahun 2016 kapasitas PMKS Gunung Melayu Dua
ditingkatkan menjadi kapasitas 60 ton/jam.
Bahan baku yang berupa Tandan Buah Segar (TBS) yang dipasok dari
tiga sumber kebun yaitu : buah Inti, Kelompok Tani, dan buah luar.
2.2. Struktur Organisasi Karyawan Pimpinan
5
lebih tinggi lagi. Disebut juga fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan
dengan anggota maupun kepala bagian secara langsung.
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa struktur organisasi perusahaan ini
mengharuskan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan
organisasi dibawahnya menurut garis vertical.
Petugas Sampel -2
6
2.3. Kegiatan Produksi
Bergerak dibidang minyak CPO dan Kernel menjadi produk yang siap
untuk di pasarkan. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini :
PRODUK KE-DUA
Havy Phase (40%)
Fiber (10 %)
EFB (14 %)
Shell (5%)
Jam kerja yang diberlakukan di PMKS Gunung Melayu Dua Asahan bagi
setiap karyawan adalah 6 hari dalam seminggu, Senin – Jumat dengan jumlah
jam kerja selama 7 jam dan pada hari Sabtu dengan jumlah jam kerja selama 5
jam, terdapat dua Shift kerja pada PMKS Gunung Melayu Dua, dengan
pengaturan shift kerjanya tergantung dengan jumlah TBS yang diolah.
7
peraturan pemerintah. Sistem pengupahan yang berlaku untuk karyawan PMKS
Gunung Melayu Dua Asahan, yaitu :
- Pekerja dapat menerima secara langsung seluruh upah selama 1 bulan kerja
secara langsung (dalam sekali pembayaran).
8
BAB III
PEMBAHASAN
Proses pengolahan TBS menjadi CPO dan kernel dapat dilihat pada gambar
flowchart 3.1 diawah ini.
9
3.2. STASIUN PENERIMAAN
3.2.1. Definisi
Stasiun penerimaan merupakan suatu proses menyortir atau
mengelompokkan tandan buah segar (TBS) yang sesuai dengan SOP
tandan buah segar (TBS) yang layak dan yang tidak layak untuk
diproduksi.
3.2.2. Tujuan Stasiun Penerimaan
- Memeriksa dan mengawasi kendaraan dan aktifitas yang keluar masuk
pabrik.
- Menimbang kendaraan berat bruto dan tarra.
- Menyortir buah TBS yang masuk.
- Penampungan buah sementara sebelum diolah.
3.2.3. Dasar Oprasional Stasiun Penerimaan
1. POS
Pada POS truk pengangkut TBS harus melakukan beberapa hal
yang sudah menjadi dasar oprasional di PGD diantara lain :
- Penyerahan SPB (surat pengantar buah), dan pengambilan data-data
seperti :
a. Nama supir pebawa TBS.
b. Plat no polisi kendaraan.
10
c. Asal TBS dan asal perusahaan TBS.
d. Jam masuk.
e. Berat netto (setalah kendaraan keluar dari area pabrik.
- Pengambilan No antrian.
2. TIMBANGAN
Menimbang berat bruto (truk masuk) dan tarra (truk keluar) truk
TBS, dan pengambilan data QR dari supir truk pembawa buah TBS inti.
3. SORTASI
Penyortiran buah yang memenuhi kriteria penerimaan PMKS
PGD.
- Karakteristik buah yang akan di sortasi
a. Buah luar: Menyortir TBS sesuai kriteria penerimaan buah luar.
Penyortiran buah TBS luar dilakukan berdasarkan table 3.2.1
(table karakteristik TBS luar) dibawah ini
11
4 TANDAN KECIL A. BERAT TANDAN ≤ 5 A. TIDAK DITERIMA
TETAPI MASAK KG B. TIDAK DITERIMA
SESUAI KRITERIA B. BERAT TANDAN 6 KG C. TIDAK DITERIMA
POINT 1 C. BERAT TANDAN 7 KG D. DITERIMA DENGAN
D. BERAT TANDAN 8 KG POTONGAN 5%
12
Tanggal : Tanggal :
Kebun : Kebun :
B T. Panen : T. Panen :
No. Polisi : No. Polisi :
O Supir : Supir :
Masuk : Masuk :
NO DESKRIPSI B Blok : Blok :
Jlh Tandan : Jlh Tandan :
O Tnd Sortasi : Tnd Sortasi :
Penyortir : Penyortir :
T Pengecek : Pengecek :
Netto : Netto :
TANDAN % NILAI TANDAN % NILAI KRITERIA
TBS Mentah tidak
1 MENTAH HITAM -3 memerondol
2 MASAK 1 TBS dengan brondol > 2
TBS dengan brondol >
3 TERLALU MASAK 0 60%
4 TANDAN KOSONG -1 TBS Busuk
5 ABNORMAL -1 Tandan Kosong
TANGKAI
6 PANJANG -1
TOTAL
NILAI PANEN
7 DIMAKAN TIKUS JJG
8 BRONDOLAN KG
9 RESTAN KG
10 SAMPAH KG
Komentar Komentar
Disaksikan
Diuat oleh oleh Disaksikan oleh
Pengawas Mutu TBS Assistan PMKS GM II
Table 3.2.2. data pengawasan mutu TBS inti di PGD
4. LOADING RAMP
Penampungan sementara TBS pada feron yang telah disortasi
sebelum perebusan dengan kapasitas penampungan TBS maksimum 550
ton.
3.3.1. Definisi
13
Rebusan merupakan bejana bertekanan dengan menggunakan uap
sebagai media perebus.
14
Tabel 3.3.2. step by step dalam perebusan TBS
ket
v1 inlet 1 v6 relief
v2 inlet 2 v7 condensat
v3 inlet 3 o open
v4 flushing x close
v5 exhaus
15
3.3.3. Dasar oprasional stasiun perebusan
a. Flowchart stasiun perebusan
SPLITER 1: 28 RPM
16
3. Spliter
Alat pencacah TBS, dengan tujuan mempermudah proses
pematangan TBS dan mengoptimalkan kapasitas sterilizer untuk
menampung TBS.
4. Vertical Sterilizer
3.4.1. Definisi
Proses pemipilan dengan menggunakan Theressher Drum yang
berputar dengan kecepatan yang ditetapkan
3.4.2. Tujuan Stasiun Pemipilan
- Untuk memisahkan berondolan terhadap tandan
- Penampungan sementara tandan buah segar (TBS) yang telah direbus
17
3.4.3. Dasar operasional Stasiun Pemipilan
a. Flowchart Stasiun Pemipilan
AUTO FEEDER
THRESHER
1&2
BERONDOLAN JANGKOS
H. EB. CONVEYOR
CONVEYOR UNDER
THRESER 1,2 & 3 EMPTY BUNCH CRUSER
BERONDOLAN RETHRESHER
BOTTOM CROSS
CONVEYOR
EB CONVEYOR
INCLEANED FRUIT
ELEVATOR BUNCH PRESS
DIGESTER
2. Thersher Drum
18
Mekanisme pelepasan berondolan adalah dengan jatuh dan melempar
di dalam drum thresher dengan kecepatan putaran thresher 24 rpm.
4. Rethresher/Thresher 3
5. Bunch Press
3.5.1. Definisi
- Digester merupakan peralatan berbentuk silinder yang terbuat dari
plat baja lunak yang dilengkapi dengan kontruksi pisau long arm,
short arm,pisau lempar,stopper,bottom plat dan chute.
19
- Memudahkan proses di press
2. Press
CBC
20
- Stopper (besi siku) untuk menjaga agar mash berputar mengikuti
putaran pisau-pisau
- Bottom plate untuk keluaran minyak
- Chute untuk keluaran mash
- Temperatur dijaga 90-95 oC
2. Press
Komponen utama alat ini terdiri dari double worm screw untuk
pendorong, press cage untuk menyaring minyak yang keluar dan cone
untuk penekan. Alat ini juga dilengkapi sistem hidrolik dan gearbox
motor untuk penggerak putaran screw.
3. Oil gutter
5. Vibrating screen
21
7. CBC
3.6.1. Definisi
LIMBAH
22
b. Alat Operasional
1. Continuous Settling Tank/Clirifier
- Skimmer
Alat yang digunakan untuk menyaring (mengutip) minyak
murni yang terdapat pada lapisan pertama pada CST
- Stirrer
Alat yang berfungsi untuk mengaduk sludge agar minyak
yang masih terikat dengan sludge dapat terpisah dengan bantuan
temperature
- Underflow
Menyalurkan sludge dari CST ke sludge tank untuk diolah
kembali
2. Pure Oil Tank
- Fungsi penampungan sementara minyak murni hasil pemisahan di
CST
- Memanaskan minyak sebelum diproses ke vacum dryer dan
mengendapkan kotoran yang terikut dalam minyak
- Bentuk silindris
- Bagian dasarnya berbentuk kerucut
- Temperature di POT dipertahankan pada 80 – 85oC
3. Vacum Dryer
- Mengurangi kadar air yang terkandung didalam minyak dengan
cara vacum pada tekanan -0,6 s/d -0,8 kg/cm2, dan dengan suhu 80
– 85oC
23
- Berentuk tabung silinder
- Dilengkapi dengan nozzle penyemprot, sight glass, dan katup
apung pengontrol CPO dari bahan stainless
4. BST
- Menampung minyak murni sebelum di pasarkan
- Suhu dijaga pada 50oC
- Berbentuk silinder bertutup
5. Sludge Tank
- Fungsi: menampung sludge dari underflow di CST
- Umumnya berbentuk silindris
- Bagian dasarnya berbentuk kerucut
6. Vibrating Screen (Mess 40)
- Membuang pasir, fiber dan impurities
- Menurunkan viscositas dari crude oil
- Menaikkan effisiensi oil recovery
7. Desanding Tank
- Tempat penampungan sludge dari hasil penyaringan pada
vibrating screen
8. Sand Cyclone
- Fungsi: Sebagai alat pengurang kandungan pasir pada sludge
sebelum diproses di sludge sentrifuge
- Bekerja dengan sistem sentrifugal
- Fraksi berat turun ke bawah, fraksi ringan keluar dari bagian atas
9. Buffer Tank
- Fungsi: Tangki penampung sludge untuk umpan ke sludge
sentrifuge
10.Sludge Sentrifuge
- Fungsi: Alat pengolah sludge agar terjadi pemisahan 2 phase
yaitu: Light phase dan heavy phase
- Bekerja dengan putaran tinggi ± 1400rpm
24
- Dengan pengaruh gaya sentrifugal sludge yang mengandung
minyak dan air akan dipisahkan
- Light phase dipompakan ke CST
- Heavy phase dipompakan ke limbah
- Kapasitas olah sludge sentirfius 12 – 14 ton sludge per jam
11. Reclaimed Tank
- Tempat penampungan light phase sebelum di distribusikan ke
CST
- Berentuk persegi empat
- Drain POT 1 & 2
3.7.1. Definisi
3.7.2. Tujuan
- Untuk memisahkan fiber dengan nut
- Memecah nut menjadi Cracker Mixture
- Memisahkan shell dengan kernel
25
3.7.3. Dasar Operasional Stasiun Kernel
a. Flowchart
FIBRE
b. Alat Operasional
1. Depericarper
Fungsi: Sebagai kolom pemisah campuran fiber, nut,
cangkang dan kernel. Fraksi yang berat seperti nut, kernel, broken
kernel dan partikel berat lainnya akan jatuh ke dalam Nut Polishing
Drum.
2. Polishing Drum
Fungsi: Membersihkan nut dari serabut yang jatuh dari
Deppericarper Column. Nut polishing drum yang biasa digunakan
berbentuk rotary drum dengan putaran 12 – 15 rpm.
3. Destoner
26
blower fan. Kecepatan udara di kolom Destoner berkisar 25 - 30
m/det.
4. Nut Silo
5. Ripple Mill
6. LTDS 1 dan 2
7. Hydrocyclone
27
3.8. STASIUN WATER TREATMENT
3.8.1. Definisi
Penjernihan air untuk digunakan, baik untuk kebutuhan domestik
maupun kebutuhan pabrik. Pemurnian dan pengaturan parameter air,
dengan penambahan bahan kimia seperti:
Injeksi sebelum masuk clarifier tank
- Alumunium sulfat : untuk membentuk flog
- Hipoclirode : mencegah bertumbuhnya lumut (alga)
- Soda ash : meningkatkan pH air
- Fc-13 (flockulant) : mengikat flog pada air
Injeksi pada Reverse Osmosis
- Anti oksida : anti oksida
- Anti scale : menekan kadar silica pada air.
3.8.2. Tujuan
- Menjaga parameter air pada angka yang normal
- Menjaga pasokan air kebutuhan pabrik dan domestic
28
3.8.3. Dasar Oprasional Stasiun Water Treatment
a. Flowchart Stasiun Water Treatment
29
Kolam yang berfungsi mengendapkan flog yang masih terikut
dengan air dari over flow clarifier tank.
5. Sand Filter
6. Tower Tank
8. CF (carbon filter)
9. Reverse Osmosis
30
3.9. BOILER (KETEL UAP)
3.9.1. Definisi
Boiler yang digunakan pada PGD adalah jenis boiler pipa air, merek boiler
TAKUMA model N 1000 R, dengan spesifikasi boiler: max preasure 29,0
kg/cm2, max steam evaporation 35.000, dengan tekanan safety valve 27 bar.
BST
31
2. Daerator Tank
Berfungsi sebagai tempat pemanas air dari feed tank suhu pada
daerator diatur mencapai suhu 1000C. Air dari daerator menuju
economyzer diinjeksikan dengan beberapa bahan kimia:
4. Upper Drum
5. Super Heater
32
3.10. STASIUN ENGINE ROOM
3.10.1. Definis
3.10.2. Tujuan
- Mengubah energi potensial menjadi energi listrik.
- Memasok kebutuhan listrik di pabrik dan di perumahan karyawan.
33
BAB IV
3.11. Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek lapangan yang telah dilakukan pada tanggal
10 Juli – Agustus di PMKS Gunung Melayu Dua (PGD) Asahan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan
telah terpupuk dengan baik di lingkungan kerja PMKS Gunung
Melayu Dua (PGD) Asahan.
2. PMKS Gunung Melayu Dua (PGD) Asahan merupakan pabrik
penghasil minyak Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel.
3. Kapasitas olah PMKS Gunung Melayu Dua Asahan adalah sebanyak
60 Ton/jam.
4. Peralatan – peralatan pada PMKS Gunung Melayu Dua Asahan
bekerja secara optimal dan kontiniu, karena dilakukan pemeliharaan
pada seluruh peralatan – peralatan secara berkala.
5. Kedisiplinan kerja sangat diutamakan.
3.12. Saran
1. Hendaknya hubungan antara Mahasiswa/I Perguruan tinggi dan
perusahaan lebih ditingkatkan dengan cara meningkatkan hubungan
baik, dan dapat saling mendukung dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan.
2. Bagi mahasiwa yang akan melaksanakan peraktek kerja lapangan di
PMKS Gunung Melayu Dua (PGD) Asahan diharapkan untuk lebih
mempelajari proses pengolahan TBS dan system boiler sebagai
penghasil steam dan cara kerja nya.
3. Dari pihak perguruan tinggi diharapkan agar dapat mengawasi atau
memonitoring sekaligus lebih memotifasi mahasiswa dalam
melaksanakan praktek kerja lapangan di dunia industri.
34
DAFTAR PUSTAKA
Maruli Pardamean. 2008. Panduan Lengkap Pengolahan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta
WWW.asianagri.com/id
WWW.tirtamandiri.com/mesin-reverse-osmosis-ro
35