Anda di halaman 1dari 6

PENGANTAR PERENCANAAN TAMBANG

Pengantar Perencanaan Tambang - 1


A. PENDAHULUAN

Perencanaan tambang merupakan suatu tahap penting dalam studi kelayakan dan
rencana operasi penambangan. Perencanaan suatu tambang terbuka yang modern
memerlukan model komputer dari sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa
block model untuk tambang bijih atau kuari, maupun gridded seam model untuk
endapan tabular seperti batubara.

Dua aspek penting dalam pekerjaan perencanaan tambang adalah perancangan pit
atau penentuan batas akhir penambangan, serta pentahapan dan penjadwalan
produksi hingga ke perencanaan tahunan dan bulanan.

Masukan yang diperlukan dalam perancangan pit limit adalah aspek tekno-ekonomik
seperti kemiringan lereng tunggal dan lereng keseluruhan, ongkos-ongkos
penambangan, pengolahan, pemurnian G&A (overhead), faktor-faktor perolehan
(recovery) serta harga komoditas.

Keluaran yang dihasilkan adalah jumlah cadangan serta distribusi ton dan kadarnya,
yang harus direncanakan tingkat produksi serta tahap-tahap penambangannya.
Tingkat produksi ore dan waste yang direncanakan akan menentukan jumlah
peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Tingkat produksi, pentahapan
penambangan (pushback) dan penjadwalan produksi yang optimum ditunjukkan
untuk memaksimalkan beberapa kriteria finansial seperti NPV atau ROI.

B. SASARAN
1. Menggabungkan semua pengetahuan dan konsep-konsep ilmu pertambangan
kedalam suatu perancangan, perencanaan dan evaluasi dari suatu tambang terbuka
yang modern.
a. Evaluasi Model Blok Cebakan Mineral
b. Perancangan Batas Penambangan (Final / Ultimate Pit Limit)
c. Pentahapan Tambang (Mine Phases / Pushbacks)
d. Penjadwalan Produksi Tambang (Mine Production Schedule)
e. Perancangan Tempat Penimbunan (Waste Dump Design)
f. Perhitungan Kebutuhan Alat dan Tenaga Kerja
g. Perhitungan Capital and Operating Costs
h. Evaluasi Finansial

Aspek-aspek pekerjaan yang terkait dengan elemen geometrik (misalnya butir b s/d e
di atas) biasanya disebut aspek perancangan tambang atau mine design.
Adapun aspek non-geometrik dari butir-butir di atas (f, g, h) sering dikategorikan
sebagai aspek perencanaan tambang atau mine planning.

2. Membahas dan mempelajari beberapa topik yang terkait dengan pertambangan.


a. Penjadwalan Proyek (Project Scheduling)
b. Perencanaan Tambang Jangka Pendek
c. Pengontrolan Kadar Bijih
d. Persyaratan Lingkungan

Pengantar Perencanaan Tambang - 2


C. GARIS BESAR FALSAFAH
1. Tujuan dari pekerjaan perencanaan tambang adalah membuat suatu rencana
produksi tambang untuk sebuah cebakan bijih yang akan :
a. Menghasilkan tonase bijih pada tingkat produksi yang telah ditentukan, dengan
biaya yang semurah mungkin
b. Menghasilkan aliran kas (cash flow) yang akan memaksimalkan beberapa
kriteria ekonomik seperti rate of return atau net present value
Tergantung pada situasi politik, kondisi pasar serta faktor-faktor lain, kedua
tujuan ini dapat berhubungan satu sama lain atau sebaliknya.

2. Masalah perencanaan tambang merupakan masalah yang kompleks karena


merupakan problem geometrik tiga dimensi yang selalu berubah dengan waktu.
Geometri tambang bukan satu-satunya parameter yang berubah dengan waktu.
Parameter-parameter ekonomi penting yang lain pun sering merupakan fungsi
waktu pula.

3. Agar pekerjaan perencanaan tambang terbuka ini dapat dilakukan dengan lebih
mudah, masalah ini biasanya dibagi menjadi tugas-tugas sebagai berikut :

a. Penentuan batas dari pit


Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit) untuk
suatu cebakan bijih. Ini berarti menentukan berapa besar cadangan bijih yang
akan ditambang (tonase dan kadarnya) yang akan memaksimalkan nilai bersih
total dari cebakan bijih tersebut. Dalam penentuan batas akhir dari pit, nilai
waktu dari uang belum diperhitungkan.

b. Perancangan pushback
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk
menambang habis cadangan bijih tersebut mulai dari titik masuk awal hingga
ke batas akhir dari pit. Perancangan pushback atau tahap-tahap penambangan
ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan
lebih mudah dikelola. Hal ini akan membuat masalah perancangan tambang
tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih sederhana.
Pada tahap ini elemen waktu sudah mulai dimasukkan ke dalam rancangan
penambangan karena urut-urutan penambangan pushback telah mulai
dipertimbangkan.

c. Penjadwalan produksi
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) di atas kertas, jenjang demi
jenjang mengikuti urutan pushback, dengan menggunakan tabulasi tonase dan
kadar untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap b). Pengaruh dari
berbagai kadar batas (cut off grade) dan berbagai tingkat produksi bijih dan
waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria nilai waktu dari uang, misalnya
net present value. Hasilnya akan dipakai untuk menentukan sasaran jadwal
produksi yang akan memberikan tingkat produksi dan strategi kadar batas yang
terbaik.

Pengantar Perencanaan Tambang - 3


d. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu
Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada tahap c),
gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat untuk setiap periode waktu
(biasanya per tahun). Peta-peta ini menunjukkan dari bagian mana di dalam
tambang datangnya bijih dan waste untuk tahun tersebut. Rencana
penambangan tahunan ini sudah cukup rinci, di dalamnya sudah termasuk pula
jalan angkut dan ruang kerja alat, sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk
yang dapat ditambang. Peta rencana pembuangan lapisan penutup (waste
dump) dibuat pula untuk periode waktu yang sama sehingga gambaran
keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat terlihat.

e. Pemilihan alat
Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan lapisan penutup
dari tahap d) dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap periode waktu.
Dengan mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan armada alat angkut dan
alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode (setiap tahun).
Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya (dozer, grader,
dll.) dihitung pula.

f. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital


Dengan menggunakan tingkat produksi untuk peralatan yang dipilih, dapat
dihitung jumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan untuk mencapai
sasaran produksi. Jumlah dan jadwal kerja dari personil yang dibutuhkan untuk
operasi, perawatan dan pengawasan

Catatan :
Peta-peta yang dihasilkan dalam tahap a), tahap b) dan tahap d) merupakan peta
tampak atas (plan / level maps).

D. STUDI KELAYAKAN
1. Tujuan
Menentukan apakah suatu cebakan mineral dapat diusahakan secara komersial

2. Tahapan atau Tingkatan Studi.


Sebelum suatu proyek dibawa ke tahap produksi, biasanya dua atau tiga tahapan
harus dilalui terlebih dahulu:
a. Tahap paling awal  biasanya disebut penelitian pendahuluan (preliminary
assessment, order of magnitude studies, scoping studies).
i. Pada umumnya berdasarkan data sementara / tak lengkap dan yang
keabsahannya masih diragukan.
ii. Hasilnya biasanya merupakan suatu dokumen intern dan tidak disebar-
luaskan di luar perusahaan yang bersangkutan.
iii. Di samping untuk meninjau kemungkinan diteruskannya proyek ini, tujuan
lainnya adalah menentukan topik yang harus dievaluasi secara mendalam
pada studi yang lebih rinci.di masa yang akan datang.

Pengantar Perencanaan Tambang - 4


b. Tahap Pra-Kelayakan
i. Data yang digunakan lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik.
ii. Beberapa pekerjaan paling tidak telah dilakukan untuk semua aspek
penting dari proyek seperti pengujian metalurgi bijih, geoteknik,
lingkungan, dsb.
iii. Bagi perusahaan tambang besar, studi pra-kelayakan ini cenderung masih
dianggap sebagai dokumen intern. Perusahaan yang lebih kecil sering
menggunakan dokumen ini untuk mencari dana di pasar modal untuk
membiayai studi-studi selanjutnya. (Ingat kasus Bre-X / Busang!)

c. Tahap Kelayakan Akhir


i. Sering pula disebut sebagai bankable feasibility study. Hasilnya
merupakan suatu bankable document yang pada umumnya ditujukan pada
pencarian modal untuk membiayai proyek tersebut. Inilah sebabnya
dokumen yang dihasilkan biasanya disebarkan di luar perusahaan ybs.
ii. Semua aspek utama harus dibahas dalam tahap ini. Hampir semua aspek
tambahan harus dibahas pula.

E. ASPEK-ASPEK UTAMA
Berikut ini beberapa hal / langkah penting yang harus dievaluasi sebelum suatu
cebakan mineral dapat mencapai tahap produksi. Semua aspek ini harus dibahas
dalam suatu studi kelayakan.
1. Status Lahan  bagaimana status pemilikan / perijinan menambang di tanah ini?
a. Tanah negara / tanah adat / tanah milik
b. Resiko politik, dll.

2. Cadangan Bijih
a. Data Pemboran
b. Informasi Geologi
c. Kuantitas (ton) dan Kualitas (kadar) Bijih serta Penyebarannya

3. Rencana Penambangan
a. Cadangan Potensial Yang Dapat Ditambang
b. Jadwal Produksi Tambang
c. Kebutuhan Peralatan dan Tenaga Kerja
d. Ongkos Kapital dan Operasi Tambang

4. Aspek Metalurgi
a. Pengujian metalurgi, termasuk percontoh ruah dalam jumlah besar (bulk
samples)
b. Diagram Alir Proses
c. Kesetimbangan Massa dan Energi
d. Perancangan Pabrik Pengolahan Bijih
e. Ongkos Kapital dan Operasi Pabrik Pengolahan

5. Infrastruktur
a. Tenaga Listrik

Pengantar Perencanaan Tambang - 5


b. Air
c. Tenaga Kerja
d. Lokasi Pemukiman (jika belum ada)
e. Jalan / Kesampaian Daerah
f. Fasilitas Pelabuhan

6. Persyaratan Lingkungan
a. Badan-Badan Air Permukaan dan Air Tanah
b. Penimbunan Batuan / Tanah Penutup (Penyaliran Air Asam Tambang)
c. Habitat Satwa Liar
d. Arkeologi
e. dll.
(Di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada, aspek lingkungan ini
biasanya paling banyak memakan waktu dan biaya, serta paling sulit
diramalkan jangka waktu penyelesaiannya).

7. Evaluasi Finansial
a. Kondisi Pasar
b. Kebutuhan Modal
c. Metoda Pembiayaan
d. Cash Flow Analysis
e. NPV, ROI, Payback Period, dsb.

Pengantar Perencanaan Tambang - 6

Anda mungkin juga menyukai