Perencanaan tambang merupakan suatu tahap penting dalam studi kelayakan dan
rencana operasi penambangan. Perencanaan suatu tambang terbuka yang modern
memerlukan model komputer dari sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa
block model untuk tambang bijih atau kuari, maupun gridded seam model untuk
endapan tabular seperti batubara.
Dua aspek penting dalam pekerjaan perencanaan tambang adalah perancangan pit
atau penentuan batas akhir penambangan, serta pentahapan dan penjadwalan
produksi hingga ke perencanaan tahunan dan bulanan.
Masukan yang diperlukan dalam perancangan pit limit adalah aspek tekno-ekonomik
seperti kemiringan lereng tunggal dan lereng keseluruhan, ongkos-ongkos
penambangan, pengolahan, pemurnian G&A (overhead), faktor-faktor perolehan
(recovery) serta harga komoditas.
Keluaran yang dihasilkan adalah jumlah cadangan serta distribusi ton dan kadarnya,
yang harus direncanakan tingkat produksi serta tahap-tahap penambangannya.
Tingkat produksi ore dan waste yang direncanakan akan menentukan jumlah
peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Tingkat produksi, pentahapan
penambangan (pushback) dan penjadwalan produksi yang optimum ditunjukkan
untuk memaksimalkan beberapa kriteria finansial seperti NPV atau ROI.
B. SASARAN
1. Menggabungkan semua pengetahuan dan konsep-konsep ilmu pertambangan
kedalam suatu perancangan, perencanaan dan evaluasi dari suatu tambang terbuka
yang modern.
a. Evaluasi Model Blok Cebakan Mineral
b. Perancangan Batas Penambangan (Final / Ultimate Pit Limit)
c. Pentahapan Tambang (Mine Phases / Pushbacks)
d. Penjadwalan Produksi Tambang (Mine Production Schedule)
e. Perancangan Tempat Penimbunan (Waste Dump Design)
f. Perhitungan Kebutuhan Alat dan Tenaga Kerja
g. Perhitungan Capital and Operating Costs
h. Evaluasi Finansial
Aspek-aspek pekerjaan yang terkait dengan elemen geometrik (misalnya butir b s/d e
di atas) biasanya disebut aspek perancangan tambang atau mine design.
Adapun aspek non-geometrik dari butir-butir di atas (f, g, h) sering dikategorikan
sebagai aspek perencanaan tambang atau mine planning.
3. Agar pekerjaan perencanaan tambang terbuka ini dapat dilakukan dengan lebih
mudah, masalah ini biasanya dibagi menjadi tugas-tugas sebagai berikut :
b. Perancangan pushback
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk
menambang habis cadangan bijih tersebut mulai dari titik masuk awal hingga
ke batas akhir dari pit. Perancangan pushback atau tahap-tahap penambangan
ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit perencanaan yang lebih kecil dan
lebih mudah dikelola. Hal ini akan membuat masalah perancangan tambang
tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih sederhana.
Pada tahap ini elemen waktu sudah mulai dimasukkan ke dalam rancangan
penambangan karena urut-urutan penambangan pushback telah mulai
dipertimbangkan.
c. Penjadwalan produksi
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) di atas kertas, jenjang demi
jenjang mengikuti urutan pushback, dengan menggunakan tabulasi tonase dan
kadar untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap b). Pengaruh dari
berbagai kadar batas (cut off grade) dan berbagai tingkat produksi bijih dan
waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria nilai waktu dari uang, misalnya
net present value. Hasilnya akan dipakai untuk menentukan sasaran jadwal
produksi yang akan memberikan tingkat produksi dan strategi kadar batas yang
terbaik.
e. Pemilihan alat
Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan lapisan penutup
dari tahap d) dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap periode waktu.
Dengan mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan armada alat angkut dan
alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode (setiap tahun).
Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya (dozer, grader,
dll.) dihitung pula.
Catatan :
Peta-peta yang dihasilkan dalam tahap a), tahap b) dan tahap d) merupakan peta
tampak atas (plan / level maps).
D. STUDI KELAYAKAN
1. Tujuan
Menentukan apakah suatu cebakan mineral dapat diusahakan secara komersial
E. ASPEK-ASPEK UTAMA
Berikut ini beberapa hal / langkah penting yang harus dievaluasi sebelum suatu
cebakan mineral dapat mencapai tahap produksi. Semua aspek ini harus dibahas
dalam suatu studi kelayakan.
1. Status Lahan bagaimana status pemilikan / perijinan menambang di tanah ini?
a. Tanah negara / tanah adat / tanah milik
b. Resiko politik, dll.
2. Cadangan Bijih
a. Data Pemboran
b. Informasi Geologi
c. Kuantitas (ton) dan Kualitas (kadar) Bijih serta Penyebarannya
3. Rencana Penambangan
a. Cadangan Potensial Yang Dapat Ditambang
b. Jadwal Produksi Tambang
c. Kebutuhan Peralatan dan Tenaga Kerja
d. Ongkos Kapital dan Operasi Tambang
4. Aspek Metalurgi
a. Pengujian metalurgi, termasuk percontoh ruah dalam jumlah besar (bulk
samples)
b. Diagram Alir Proses
c. Kesetimbangan Massa dan Energi
d. Perancangan Pabrik Pengolahan Bijih
e. Ongkos Kapital dan Operasi Pabrik Pengolahan
5. Infrastruktur
a. Tenaga Listrik
6. Persyaratan Lingkungan
a. Badan-Badan Air Permukaan dan Air Tanah
b. Penimbunan Batuan / Tanah Penutup (Penyaliran Air Asam Tambang)
c. Habitat Satwa Liar
d. Arkeologi
e. dll.
(Di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada, aspek lingkungan ini
biasanya paling banyak memakan waktu dan biaya, serta paling sulit
diramalkan jangka waktu penyelesaiannya).
7. Evaluasi Finansial
a. Kondisi Pasar
b. Kebutuhan Modal
c. Metoda Pembiayaan
d. Cash Flow Analysis
e. NPV, ROI, Payback Period, dsb.