Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Irfan Hanif Naufal

NIM : P27220018116
KELAS : 3A D4

Pendapat Penulis tentang Pengesaahan UU Omnibus Law Cipta Kerja


yang baru saja di sahkan

Omnibus Law Cipta Kerja jadi RUU yang paling banyak jadi sorotan publik. Selain
dianggap banyak memuat pasal kontroversial, RUU Cipta Kerja dinilai serikat buruh hanya
mementingkan kepentingan investor. Secara substansi, RUU Cipta Kerja adalah paket
Omnibus Law yang dampaknya paling berpengaruh pada masyarakat luas, terutama jutaan
pekerja di Indonesia. Hal ini yang membuat banyak serikat buruh mati-matian menolak
RUU Cipta Kerja. Sementara itu, dikutip dari Naskah Akademik Omnibus Law RUU Cipta
Kerja, ada 11 klaster yang masuk dalam undang-undang ini antara lain Penyederhanaan
Perizinan, Persyaratan Investasi, Ketenagakerjaan, Kemudahan Berusaha, Pemberdayaan
dan Perlindungan UMKM, Dukungan Riset dan Inovasi, Administrasi Pemerintahan,
Pengenaan Sanksi, Pengadaan Lahan, Kemudahan Investasi dan Proyek Pemerintah, serta
Kawasan Ekonomi Khusus.

Sejumlah pasal dari RUU Omnibus Law adalah dianggap serikat buruh akan
merugikan posisi tawar pekerja. Salah satu yang jadi sorotan yakni penghapusan skema upah
minimum UMK yang diganti dengan UMP yang bisa membuat upah pekerja lebih rendah.
Lalu, buruh juga mempersoalkan Pasal 79 yang menyatakan istirahat hanya 1 hari per
minggu. Ini artinya, kewajiban pengusaha memberikan waktu istirahat kepada pekerja atau
buruh makin berkurang dalam Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Jika disahkan, pemerintah
dianggap memberikan legalitas bagi pengusaha yang selama ini menerapkan jatah libur hanya
sehari dalam sepekan. Sementara untuk libur dua hari per minggu, dianggap sebagai
kebijakan masing-masing perusahaan yang tidak diatur pemerintah. Hal ini dinilai
melemahkan posisi pekerja.

Pengesahan UU Cipta Kerja menimbulkan aksi demo dan mogok nasional, terutama
di kalangan buruh. Pasalnya mereka menilai UU tersebut sangat merugikan kaum buruh. Aksi
mogok nasional pun masih berlangsung hingga Rabu (7/10/2020). Berdasarkan pemberitaan
Kompas.com, kebijakan kontroversial ini tetap mendapat persetujuan dari mayoritas peserta
rapat meski di luar gedung dan di berbagai daerah terus terjadi aksi penolakan. UU Cipta
Kerja dinilai banyak merugikan masyarakat, khususnya bagi para pekerja atau buruh. Selain
mendapat penolakan para pekerja dan buruh, investor global juga memperingatkan dampak
UU Cipta Kerja bagi kelestarian lingkungan. Di sektor ketenagakerjaan, pemerintah
berencana menghapuskan, mengubah, dan menambahkan pasal terkait dengan UU
Ketenagakerjaan. Contohnya, pemerintah berencana mengubah skema pemberian uang
penghargaan kepada pekerja yang terkena PHK. Besaran uang penghargaan ditentukan
berdasarkan lama karyawan bekerja di satu perusahaan. Namun, jika dibandingkan aturan
yang berlaku saat ini, UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, skema pemberian
uang penghargaan Omnibus Law RUU Cipta Kerja justru mengalami penyusutan.
Sebelumnya, meski sudah menuai protes dari serikat buruh di Tanah Air, pemerintah
dan DPR tak bergeming dan terus melanjutkan upaya pengesahan RUU yang masuk dalam
paket omnibus law tersebut. Saat ini, Omnibus Law RUU Cipta Kerja tinggal menunggu
pengesahan di rapat Paripurna DPR. Dalam rapat Baleg, dua fraksi menyatakan menolak
RUU ini yaitu Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat. Dibalik ketidak persetujuan ini
dapat dipandang bahwa sebenarnya ada paksaan dari beberapa pihak yang menyebabkan
RUU tetap jalan, sehingga sampai ada sistem kebut dalam rapat paripurna pun terjadi. Hal ini
perlu adanya tinjauan tegas terhadap aparat yang mengawasi rapat tersebut. Sehingga perlu
adanya prosedural yang tegas sesuai dengan agenda yang di susun. RUU yang telah di sahkan
menjadi UU ini akan menimbulkan dampak perubahan yang besar pada masyarakat terutama
para pekerja buruh dan sejajarnya, yang lebih ke dominan pada kerusakan tatanan pekerjaan
yang ada di masyarakat.

Sumber :
https://money.kompas.com/read/2020/10/05/102200626/mengenal-apa-itu-omnibus-
law-ruu-cipta-kerja-dan-isi-lengkapnya?page=all

Anda mungkin juga menyukai