A. TEPUNG KANJI
Tepung taipoka disebut dengan tepung kanji (kanji-dalam bahasa Jawa, atau aci-dalam
bahasa Sunda). Tepung ini terbuat dari sari pati ketela pohon (singkong). Tepung ini dibuat
melalui proses pengolahan yang cukup panjang. Mulai dari pembersihan singkong, lalu
diperas untuk mengambil saripatinya. Tahap selanjutnya adalah proses pengeringan hingga
menghasilkan tepung.
Biasanya tepung ini dipakai untuk pembuatan kue tradisional dan sering digunakan
untuk pengental makanan. Selain itu tepung tapioka digunakan sebagai penyenyal dalam
pembuatan bakso, sebagai pengganti tepung sagu pada pembuatan pempek, sebagai bahan
baku pembuatan kerupuk, sebagai bahan campuran, dengan takaran sedikit dalam membuat
kue kering, tepung kanji dapat menyempurnakan keseluruhan tekstur kue sehingga mudah
digigit/dikunyah dan tidak mulur.
Tepung tapioka, hampir tidak mengandung protein atau gluten free. Memiliki
karakteristik warna yang bening, kental dan bersifat agak lengket (sticky) bila dipanaskan.
Kualitas tepung tapioka sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
1. Warna tepung : tepung tapioka yang baik berwarna putih
2. Kandungan air : tepung harus dijemur sampai kering, sehingga kandungan airnya
rendah
3. Banyaknya serat dan kotoran : usahakan agar banyaknya serat dan kayu yang digunakan
harus yang umurnya kurang dari 1 tahun karena serat dan zat kayunya masih sedikit dan
zat patinya masih banyak
4. Tingkat kekentalan : usahakan daya rekat tapioka tetap tinggi, untuk ini hindari
penggunaan air yang berlebih dalam proses produksi.
B. TEPUNG SAGU
Seringkali orang menyebut tepung kanji sebagai tepung sagu. Penamaan ini tentunya
rancu dan kurang tepat, walaupun sama-sama bersifat starchy. Tepung sagu merupakan
makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Tepung sagu
adalah sagu yang diekstrak dari batang sagu. Tepung sagu tergolong tepung yang memiliki
gluten free atau tidak memiliki protein, sama halnya seperti tepung tapioka. Tepung ini
dibuat dari bagian tengah pohon sagu atau pohon aren (sehingga kadang-kadang disebut
sagu aren). Bagian tengah pohon ini dikeruk, dihaluskan, dicampur air dan didiamkan hingga
mengendap. Endapannya dikeringkan dan dihaluskan atau dibentuk lempengan menjadi
keping sagu yang populer untuk bubur, menjadi makanan pokok di banyak wilayah Indonesia
Timur.
Tepung sagu memiliki karakteristik serupa dengan tepung tapioka, tetapi lebih kering.
Selain untuk bubur, kerupuk, dan kue semprit, sagu mutiara merupakan produk dari tepung
sagu yang dibentuk mnejadi butiran-butiran kecil, dipakai untuk bubur dan pelengkap aneka
minuman. Kue ongol-ongol dapat dibuat dengan tepung sagu aren, selain kenyal, sagu aren
menghasilkan tekstuur kue yang lebih keras.
9. Cireng
Cireng merupakan makanan kas Jawa Barat terbuat dari bahan dasar tepung tapioka
diberi bumbu kemudian diolah dengan cara direbus (dibuat bubur kanji). Cireng
merupkan singkatan dari “aci digoreng”. Cireng berfungsi sebagai hidangan jajanan,
oleh-oleh (buah tangan) dan camilan.
Resep cireng
2. Endog londok
3. Kue bawang
4. Kue sagu
Kue sagu
5. Lapis sagu