Anda di halaman 1dari 19

PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs

RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan multinasional (MNC) telah menjadi aktor yang penting dalam


perkembangan perdagangan global. Pada awal perkembangannya, perusahaan
multinasional didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang berasal dari negara
Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa dan Jepang. Dimana negara-negara
tersebut merupakan negara maju sehingga MNCs tersebut memilih untuk melakukan
ekspansi keluar dari home country untuk menghindari pajak yang tinggi, buruh yang
mahal, keterbatasan bahan baku dan persaingan di home country sehingga mereka
lebih memilih menanamkan investasi keluar negaranya dimana negara yang menjadi
tujuannya adalah negara-negara yang sedang berkembang. Pada umunya di negara
berkembang tidak memiliki aturan hukum yang ketat, buruh yang murah dan
memiliki sumber daya alam yang melimpah. Salah satu cara yang digunakan untuk
dapat berekspansi ke negara berkembang yaitu melalui foreign direct investmen
(FDI) dengan mendirikan perusahaan langsung di negara yang didatangi (host
country). Namun, dengan dengan adanya globalisasi sehingga memberikan
kesempatan bagi perusahaan multinasional dari negara-negara berkembang atau
latecomers yang lahir dari emerging market untuk bersaing dalam perdagangan
global dan juga untuk mengembangkan dan memperluas pasarnya mereka.

Perkembangan multinasional dari negara berkembang sebagai pendatang


baru dimulai sejak tahun 2000-an, dimana perusahaan-perusahaan ini mulai ikut
bersaing dalam pasar internasional. Hal ini disebabkan karena beberapa negara
berkembang mengalami peningkatan jumlah investasi dari tahun ke tahun sehingga
mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Dengan mengalami
pertumbuhan ekonomi yang signifikan dari dalam negari yang disebut juga
latecomers ini sehingga perusahaan-perusahaan dari negara tersebut dapat tumbuh
dan bersaing dalam perdagangan global. Negara-negara berkembang pada umumnya
memiliki beberapa karakteristik umum, seperti memiliki standar hidup yang relatif

1
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

rendah, ketimpangan pendapatan, keterbatasan lapangan kerja dan masih banyak


lainnya. Dengan berbagai karakteristik tersebut mencerminkan kekurangan dari
negara berkembang, namun pada realistasnya negara-negara berkembang seperti
Cina, India, Brazil, Rusia dan Afrika Selatan atau disebut juga dengan BRICS telah
menunjukan peningkatan pertumbuhan ekonomi dari dalam yang disebut juga
dengan emerging market sehingga perusahaan dalam lokalnya dapat tumbuh dan
berkembang menjadi perusahaan multinasional dan berekspansi hingga ke negara-
negara berkembang bahkan hingga ke negara-negara maju.

Dalam Fortune’s List pada tahun 2004, dari 500 MNC terbesar yang
menduduki peringkat dunia 44 diantaranya dari negara latecomers.1 Dengan
hadirnya perusahaan mutlinasional dari negara-negara berkembang memberikan
dampak pada persaingan global yang baru dimana dahulunya hanya dikuasai oleh
MNC dari negara maju. Hanya dalam beberapa tahun, negara-negara latecomers ini
terus memunculkan industri atau perusahaan-perusahaan yang menjadi MNC hingga
dapat bersaing secara global. Perusahaan-perusahaan multinasional yang lahir dari
emerging market disebut juga Emerging Multinational Corporation (EMNCs). Dari
negara anggota BRICS, China dan India yang telah menempati jumlah tertinggi
dalam melahirkan perusahaan multinasional baru. Meskipun demikian dari laporan
yang dikeluarkan oleh Pricewaterhouse Coopers International Limited (PwCIL)
tahun 2010 dengan tema Emerging Multinational; The rise of New Multinational
Companies from Emerging Economies telah memprediksikan bahwa India memeliki
peluang lebih besar untuk menghasilkan MNC baru dibandingkan dengan China.2

Pertumbuhan perusahaan lokal yang telah menjadi EMNCs terbanyak


selain Cina adalah India. India masih dikategorikan sebagai negara latecomers
walaupun sejak tahun 2002-2008 telah mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dalam bidang ekonomi terutama dalam jumlah kepemilikan perusahaan

1
Chirinos Adriana, BRICS Strategies; International Journal of BRIC Business Research (IJBBR) Volume
2, Number 2, 2013,
<.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CBsQFjAA&url=http
%3A%2F%2Fwireilla.com%2Fmanagement%2Fijbbr%2Fpapers%2F2213ijbbr01.pdf&ei=DSFQVeb8N4
aRuASpzYDYDw&usg=AFQjCNEJpJ1xkwp2O6HVeNW5Z_fVYp_WiA&sig2=lY_LEOqe8fMn339fu7
9cUQ&bvm=bv.92885102,d.c2E&cad=rja >, diakses 21 Maret 2015.
2
Pricewaterhouse Coopers International Limited (PwCIL), Emerging Multinational: the Rise of New
Multinational Companies from Emerging Economies, April 2010, <www.pwc.co.uk/assets/pdf/emerging-
multinationals-27-april-10.pdf>, diakses 20 Maret 2015

2
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

multinasional. Kondisi dalam negeri India masih banyak masyarakatnya yang hidup
dalam kondisi ekonomi dan politik yang belum stabil, meskipun demikian dengan
kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh India tersebut, pemerintah India masih
dapat membuat kebijakan dan strategi yang baik agar memiliki peranan yang cukup
besar dalam dunia internasional. Hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan
Forbes yang memasukan 12 perusahaan asal India dalam kategori 50 perusahaan
publik terbesar di dunia, seperti Tata Consultancy Service (TCS) yang merupakan
salah satu bagian dari anak perusahaan Tata Group, Hindustan Computers Limited
Technologies (HCLTechnologies) dan HDFC bank sebagai bagian dari perusahaan
publik terbaik di Asia Pasifik. Selain itu juga masih ada perusahaan lainnya, seperti
Asian Paints, Axis Bank, Lupin, Mahindra and Mahindra, Mothersome Sumi
Systems, Sun Pharma, Tata Motors, dan Tech Mahindra and Titan.3 Dalam terbitan
Economist dalam hasil penelitiannya melihat bahwa India dalam beberapa tahun
terakhir telah menghasilkan lebih banyak EMNCs baru yang jumlahnya melebihi
China dan juga memiliki potensial untuk terus menghasilkan perusahaan
multinasional baru.4

Keadaan ini semakin didukung dengan adanya globalisasi yang memberikan


pengaruh bagi EMNCs dari negara latecomers untuk semakin bersaing. Dari
beberapa EMNCs India yang terkenal, salah satunya yang menarik untuk dibahas
adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi informasi yaitu HCL
Technologies yang merupakan perusahaan publik kedua terbesar di Asia dan telah
menjadi pesaing-pesaing dari IBM dan Cap Gemini yang merupakan MNCs negara
maju. HCL Technologies dulunya merupakan perusahaan hardware namun setelah
mengalami perkembangan perusahaan ini lebih memilih fokus pada industri
software dan business process outsourcing (BPO). EMNCs ini didirikan oleh Shiv
Nadar pada tahun 1976 di Delhi dan dalam jangka waktu tiga dekade telah menjadi
perusahaan information technology (TI) global khususnya dalam teknologi

3
Business Standard , 12 Indian firms in Forbes' top 50: India trails China with 12 companies on the list,
the same number as last year's (daring), 2014, <www.wap.business-standard.com/aticle/companies/12-
indian-firms-in-forbes-top-50-114090300002_1.html > , diakses 20 mei 2015
4
Economiscs. Emeringi Multinationals; The Rise of New Multinational Companies from Emerging
Economist (daring), 2010, < https://www.pwc.com/th/en/publications/assets/pdf-emerging-
multinationals-final-27Apri2010.pdf > . diakses 15 April 2015

3
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

informasi, layanan perangkat lunak (software) bagi perusahaan-perusahaa dalam


bentuk paket aplikasi, BPO, layanan infrastruktur TI, perangkat keras, sistem
integrasi dan distribusi informasi. Perusahaan ini telah beroperasi di 31 negara dan
juga memberikan pelayanan TI ke berbagai kalangan dimulai dari pemerintah,
dalam bidang energi dan layanan (travel, logistik, rumah sakit, bank, dsb). 5

Selain itu, peran HCL Technologies dalam industri TI saat ini sangat
diperhitungkan terutama dalam hubungan kerjasama dengan berbagai pihak dalam
industri TI. Hal ini bisa dilihat dari mitra kerjasamanya dengan perusahaan-
perushaan seperti Microsoft dan menjadi satu-satunya mitranya dalam efisiensi
program digital bagi Microsoft. Selain Microsoft HCL Technologies juga
bekerjsama dengan CISCO, CSC, EMC, SAP, Apple dan Hp. 6 Salah satu faktor
yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi India adalah industri TI.
India telah memiliki teknologi yan cukup maju untuk dapat bersaing dengan
teknologi dari negara maju. Beberapa jenis teknologi yang telah diproduksi oleh
perusahaan lokal India yang telah menggunakan teknologi yang cukup tinggi,
seperti industri otomotif, farmasi, software, dan hardware yang terus berkembang
pesat baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari produk tersebut.

HCL Technologies merupakan salah satu bagian dari perusahaan HCL


Enterprise India yang sangat memperhatikan perkembangan teknologi informasi di
negaranya. Dimana pada masa pemerintahan Narashima Rao yang mengubah
pemerintahan yang awalnya sosialis sejak masih dipimpin oleh Jawaharlal Nehru
menjadi liberal. Perubahan ini dilakukan oleh Narashima Rao dimulai dengan
membuka pasar India bagi dunia internasional dan juga memberikan keluasaan bagi
MNC asing maupun nasional untuk berinvestasi. Pemerintah India juga melakukan
kerjsama untuk membangun sekolah, institusi dan universitas khususnya dalam
bidang TI agar membuat sumber saya manusia yang ahli di bidangnya.7

5
HCL Technologies, About HCL Technologies, 2015, <http://www.hcltech.com/about-us/about-hcl-
technologies >, diakses 21 April 2015.
6
HCL Technologies, Microsoft Alliance, 2015, < http://www.hcltech.com/about-us/microsoft-alliance >,
diakses 21 April 2015
7
HCL Technologies. Business Process Outsourcing, 2015, <http://www.hcltech.com/business-process-
outsourcing>, diakses 17 April 2015.

4
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Dengan adanya perkembangan dari MNC India dalam bidang teknologi


informasi ini akan memberikan warna dalam persaingan pasar global. Saat ini
banyak MNCs dari negara TRIAD melakukan join venture atau menjadi mitra bagi
EMNCs dari India karena kelebihan yang dimiliki oleh EMNCs India yang unggul
dalam memberikan layanan TI dan outsourcing. Dimana pada awalnya perusahaan
EMNCs India hanya fokus pada TI namun banyak EMNCs India khususnya HCL
Technologies berusaha melakukan inovasi-inovasi baru untuk terus dapat
berkembang seperti saat ini. HCL Technologies masuk dalam 100 perusahaan yang
terkenal pada tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Forbes. Sehingga, sangat menarik
untuk dibahas bagaimana strategi salah satu perusahan lokal India yaitu HCL
Technologies hingga dapat berkespansi hingga 31 negara di benua Amerika, Eropa,
Afrika, dan Asia bahkan mampu bersaing dengan MNCs TI dari negara-negara
TRIAD yang telah lebih dahulu maju dalam pengetahuan dan teknologi khususnya
dalam indsutri TI pembuatan software dan hardware.

Meskipun kondisi dalam negeri India sendiri masih berbagai masalah dalam
aspek ekonomi, sosial dan politik seperti halnya negara berkembang lainnya namun
India dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukan perkembangan yang
signifikan dari segi pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan mampu
bersaing dengan negara-negara maju dalam beberapa aspek seperti dalam berbagai
forum internasional seperti di WTO yang mana India berani memperjuangkan
kepentingan dari negara-negara berkembang. Berdasarkan latar belakang tersebut
sehingga penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana strategi
EMNCs India khususnya HCL Technologies sehingga dapat bertransformasi
menjadi EMNCS dan juga dapat bersaing dengan MNC TI dari negara maju.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian diatas, EMNCs dari negara latecomers tentu memberikan
dampak persaingan bagi keadaan pasar global yang sebelumnya hanya dikuasai oleh
MNC dari negara maju. HCL Technologies dapat berkespansi bukan hanya di
kawasan Asia namun hingga ke Eropa dan Amerika. Selain itu, HCL Technologies
juga menjadi pesaing bagi MNC TI dari negara maju seperti IBM,Cisco, Hp,dll. Hal

5
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

inilah yang menarik bagi penulis karena meskipun India merupakan negara
berkembang tetapi memiliki perusahaan yang mampu bersaing dalam perdagangan
global. Selain itu juga, sebelumnya telah banyak peneliti yang melakukan penelitian
tentang MNC dari negara TRIAD, namun masih jarang yang membahas tentang
MNC dari latecomers (Emerging Multinational Corporation-EMNCs) sehingga
menambah ketertarian bagi penulis untuk membahas secara detail dengan memilih
fokus pada salah satu EMNCs India yang saat ini telah berkespansi hingga di 31
negara dunia dan juga telah diakui di pasar Amerika dan Eropa. Sehingga kemudian
menimbulkan pertanyaan yang menjadi fokus penelitian, yaitu;

1. Bagaimana strategi transformasi HCL Technologies menjadi EMNCs?


2. Bagaimana peranan pemerintah India dalam mendorong transformasi
HCL Technologies menjadi EMNCs?

1.3 Studi Literatur

Peran perusahaan multinasional dalam ekonomi global telah mengalami


perkembangan yang sangat pesat sejak tahun 1980-an yang mana negara-negara
dominan seperti Amerika Serikat mulai meningkatkan investasi keluar dari
negaranya. Menurut Thomas Oatley, foreign direct investment (FDI) terjadi ketika
sebuah perusahaan berasal dari suatu negara yang mana membangun pabrik atau
membeli perusahaan yang sudah ada di suatu negara. Selain itu, sebuah perusahaan
nasional dapat menjadi MNC dengan menanamkan invetasi asing langsung ke luar
negeri.8

Perkembangan MNC diawali dengan perusahaan-perusahaan dari Amerika


Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Sebagaimana Kenichi Ohmae menyatakan
meningkatnya ekspansionisme perusahaan dari negara-negara berkembang
(EMNCs) diseluruh dunia ini menyadarkan perusahaan-perusahaan tersebut bahwa
mereka harus memperkokoh kehadirannya yang disebut dengan Triad (Amerika

8
Thomas Oatley, International Political Economy. United Kingdom:Longman, 2012, p. 161

6
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Utara, Uni Eropa dan Jepang) agar tetap mampu bersaing secara internasional.
Menurut Gilpin, MNC merupakan sumber utama modal, teknologi, dan akses pasar
dihampir setiap negara. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan MNC memiliki dampak
yang sangat besar pada distribusi kemakmuaran global. Namun terlepas dari
keuntungan dari adanya MNC, banyak negara berkembang yang menjadi host
country tetap merasa takut kehilangan otonomi nasionalnya dengan adanya
kerjasama antara kepentingan bisnis domestik dan asing dalam bentuk intervensi
dari home country MNC tersebut, kecuali negara yang menjadi host country
memiliki posisi tawar yang tinggi seperti memiliki dana atau kemampuan keuangan,
memiliki teknologi yang substansial serta mampu mengontrol pasar. Selain itu
dalam bukunya, Gilpin juga menyatakan bahwa pembangunan “export platform”
dinegara-negara yang memiliki upah buruh yang rendah seperti negara-negara di
Asia Tenggara merupakan strategi dari investasi luar negeri mereka. Dengan adanya
kemajuan yang pesat dalam bidang tekhnologi dan informasi semakin mendorong
suatu negara baik negara maju maupun negara berkembang untuk perusahaan
lokalnya agar melakukan internasionalisasi.9 Oetlay mengutip Caves “an MNC is a
firm that controls and manages production establishments – plants – in at least two
countries” (Caves 1996,1). Oetlay juga menambahkan “MNCs are engaged
simultanously in economic production, international economic, and cross border
investment.” Dimana suatu MNC dapat membangun perusahaan baru di host country
atau bisa juga dengan membeli perusahaan yang ada melalui FDI.10

Menurut Barnet dan Muller mengkategorikan sifat-sifat MNC khususnya


yang mengarah pada ekonomi yang pada prinsipnya menyebutkan beberapa
kategori, seperti; MNC lebih memiliki kepentingan untuk mencari keuntungan
sebesar-besarnya baik dalam keunggulan monopolis maupun keuntungan komperatif
dalam rangka mengantisipasi saingan-saingan bisnis mereka diseluruh dunia,
dengan memperluas pasar produksinya ke negara-negara dunia baik dengan cara
mendirikan pabrik-pabrik di host country maupun menekan biaya transportasi hasil
produk, dan berusaha mendapatkan bahan-bahan primer SDA dan energi, tenaga
buruh yang murah untuk menekan faktor produksi biaya dan kebutuhan industrinya
9
Robert Gilpin, The Challenge of Global Capitalism; The World Economy In The 21th Century, United
Kingdom: Princeton University Press, 2000, p. 167
10
Thomas Oatley, International Political Economy, pp. 158-159

7
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

secara teratur.11 Pola hubungan dan pengawasan terhadap MNC, dimana


sebelumnya negara penerima modal umumnya terdiri dari negara sedang
berkembang yang memiliki hubungan ketergantungan, hegemoni (penguasaan), dan
kepimpinan memberikan keuntungan yang besar bagi MNC. Selain itu terdapat
hubungan saling ketergantungan, kesederajatan dan akomodatif yang dianggap
sama-sama menguntungkan anatara MNC dan Host Country, serta ada juga yang
memiliki hubungan penolakan, pertentangan atau konflik. Dimana pola hubungan
penelokan ini merupakan akibat dari adanya ketidakselarasan yang berlangsung dari
adanya kerjasama yang terjadi dari pola hubungan sebelumnya.12

Selain itu juga Hymer juga berpendapat bahwa walaupun MNC mungkin
akan menambah kekayaan dari seluruh penggunaan sumber daya alam secara
efisien, juga akan mendapat keuntungan dari negara asal MNC tersebut.13 Ini dapat
dijadikan acuan bahwa suatu MNC yang beroperasi di negara-negara berkembang
yang sering menjadi host country akan secara langsung maupun tidak langsung juga
berhadapan dengan negara home country dari MNC tersebut. Sehingga, selain
keuntungan yang dapat diterima berupa pemasukan bagi negara yang didatangi oleh
MNC tersebut, mereka juga akan berhadapan dengan negara home country MNC
itu. Namun dampak negatifnya juga terkadang MNC dapat mempengaruhi kebijakan
pemerintah Home country maupun Host Country. Selain itu juga dampak MNC
mengalihkan sebagian kegiatan produksinya ke luar negeri untuk memperoleh biaya
yang murah, ini dapat dilihat terutama pada perusahaan (MNC) yang bergerak
dibidang pertambangan.14

Dalam bukunya, Theodore mengemukakan alasan mengapa perusahaan


menjadi MNC. MNC juga didefinisikan sebuah perusahaan yang menguasai asset
setidaknya di dua negara atau lebih. Selain itu, perusahaan juga setidaknya memiliki
satu proyek FDI dimana perusahaan tersebut memiliki kontrol dan tingkat
manajemen yang kuat. Penanaman modal asing (FDI) ini dapat dilakukan dengan

11
Richard J. Barnet & Ronal E. Muller, Global Reach: The Power of the Multinational Corporation, New
York, Simon and Schuster, .1974,
12
Yanuar Ikbar, Ekonomi Politik Internasional 2: Impelemtasi Konsep dan Teori, Bandung, Refika
Aditama, pp. 180-183
13
Yanuar Ikbar.,pp. 186-187
14
Lia Amalia, Ekonomi Internasional, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007, p. 45

8
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dua cara, yaitu dengan mendirikan gedung atau anak perusahaan langsung di home
country (greenfield investment) dan dapat juga dengan membeli saham dari
perusahaan lokal yang telah ada serta berpartisipasi dalam pengelolaan perusahaan
tersebut (merger dan acquisitions). Adapaun perbedaan yang dimiliki oleh MNC,
diantaranya adalah integrasi secara horizontal dan vertical. Dimana horizontal
integration, MNC memperluas daerah pengoperasiannya dengan menghasilkan
produk yang sama atau produk yang sejenis dengan cabang perusahaan di luar
negeri. Sedangkan, vertical integration adanya perbedaan tahapan produksi dengan
beberapa hasil sebagai masukan pada kerjasama lainnya. Perusahaan yang
menggunakan vertical integration untuk memperoleh competitive advantage dalam
proses produksi.15

Dalam perdagangan global saat ini tidak hanya fokus pada MNC dari negar
maju saja tetapi pada EMNCs dari negara-negara berkembang yang semakin cepat
tumbuh karena adanya globalisasi. (Aulakh 2007, Engardio 2006 Khanna dan
Palepu tahun 2002, OECD 2006). Dimana EMNCs ini tampaknya mulai megubah
industri dan pasar di seluruh dunia sehingga menjadi ancaman bagi MNC dari
negara maju yang sejak pasca perang dunia II telah menguasai pasar internasional.16
Menurut Mark Foster, MNC dari negara latecomers sekarang memiliki 70
perusahaan yang masuk dalam 500 perusahaan terbesar di dunia berdasarkan
Fortune Global. Ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ini sehingga
menjadi EMNCs didorong oleh keinginan untuk mencari pasar yang baru,
melakukan efisiensi, inovasi, sumber imput, dan dalam beberapa hal adanya prestise
nasional dan kemijakan pemerintah. Selain itu munculnya EMNCs bertepatan
dengan adanya pasokan modal yang murah serta kebijakan dalam negeri untuk
meliberalisasikan investasi serta kemajuan teknologi informasi. Ekspansi

15
Theodore H. Cohn, Global Political Economy; Theori and Practice. United States of America, Pearson,
.2010, pp. 251-253
16
Raveendra Chittoor, M. B. Sarkar, Sougata Ray & Preet S. Aulakh, Multinationals: Institutional
Changes and Organizational Transformation in the Indian Pharmaceutical Industry. United Kongdom,
INFORMS, 2009, <http://www.jstor.org/stable/pdf/25614648.pdf>, diakses 17 April 2015.

9
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

perusahaan lokal dari latecomers ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya


kekuatan ekonomi dari pasar berkembang.17

David Fieldhouse berpendapat mengenai dampak pertumbuhan MNC di


negara-negara berkembang (Third World State), dimana dampak MNC itu
tergantung pada kemampuan mengatur dari pemerintah host country dalam
hubungannya dengan perusahaan-perusahaan transnasional. Banyak faktor yang
akan mempengaruhi posisi negara dengan perusahaan-perusahaan, khususnya
keuntungan bagi home country perusahaan tersebut dalam hubungan tawar-
menawar. Selain itu juga, Fieldhouse secara khusus juga membahas MNC tentang
mendirikan perusahaan di host country untuk pasar internasional (“off shore”
enterprises) dan mendirikan perusahaan bagi pasar host country. Pada umumnya
pembahasan mengenai dampak MNC dapat dilihat dari dampak ekonomi negara
yang didatangi oleh MNC secara langsung dan secara eksternal atau dampak dari
sisi lainnya. Dampak ekonomi secara langsung bagi house country adalah dengan
mendirikan anak perusahaan dari MNC tersebut di negara sehingga adanya
penambahan pendapatan yang cukup besar bagi host country sebagai hasil dari
masuknya modal, keahlian/ahli dan teknologi yang mana sebelumnya tidak
tersedia.18

1.4 Kerangka Teori

Dalam proses ekonomi politik internasional dewasa ini, MNC memiliki peranan
yang sangat besar. Secara umum MNC memiliki kantor pusat di sebuah negara
(home country) dan mengoperasikan perusahaan tersebut secara keseluruhan atau
parsial. Bila dilakukan secara parsial, maka MNC lain (subsidiary company) yang
didirikan untuk mengurus cabang perusahaan itu di negara lain dan MNC yang

17
Mark Foster, Multi Pilar World 2; The Rise of The Emerging Market Multinational. Accenture, 2007,
<http://www.accenture.com/sitecollectiondocuments/pdf/mpw2.pdf>, diakses 21 mei 2015
18
David A. Lake, “A New Imperial System”; The Role of the Multinational Corporations
Reconsidered,In: David Fieldhouse. (ed ,International Political Economy, St. Martin, Bedford, 2000,
pp.170-171

10
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

menjadi subsidiary tersebut melaporkan kepada MNC pusat.19 Hal ini juga dapat
dijadikan karakteristik umum dari suatu perusahaan yang melakukan investasi FDI,
dimana salah satu caranya yaitu mendirikan langsung anak perusahaan langusng di
host country dan tetap memeiliki perusahaan pusat di negara asalnya.
Sejak memasuki abad ke-21, peran MNC yang ideal merupakan peran MNC
dalam persepktif liberal dimana MNC merupakan aktor yang bebas dari pengaruh
pemerintah. Hal ini menjadi perbedaan antara MNC dari perspektif liberal dengan
yang terjadi dengan MNC dari emerging market di negara-negara berkembang
seperti BRICS. Perbedaanya adalah perkembangan MNC dari negara latecomers
tidak dapat terlepas dari peranan pemerintah negara asalnya. Mohtar Mas‟oed juga
menyatakan bahwa salah satu ciri dari MNC dari negara latecomers yaitu adanya
hubungan yang erat dengan pemerintah negara asalnya (home country) dan memiliki
latar belakang institusional dan politik dari home country yang jauh berbeda dengan
negara-negara TRIAD.20 Sehingga menurut Howard martin, emerging market akan
terus menjadi motor penggerak pada pertumbuhan ekonomi global, menjadi
kekuatan baru yang berpengaruh besar terhadap kompetisi dalam pasar global
karena memiliki jumlah penduduk yang besar dengan tingkat kemakmuran yang
terus meningkat akan mendorong peningkatan konsumsi dan urbanisasi sehingga
akan terjadi persaingan baru.21

Dapat dilihat langsung dari proses awal perkembangan HCL Technologies


sebagai perusahaan TI asal India yang mana dalam proses ekspansi ke pasar global
sangat didukung oleh kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah India.
Dengan perubahan arah kebijakan pemerintah India tersebut menyebabkan
terbukanya pasar India bagi dunia internasional. Pasar India terbuka bagi dunia
internasional tentu akan ada banyak investor yang berdatangan ke India karena
negara ini memiliki banyaknya tenaga kerja yang murah, aturan yang mudah untuk
investasi dan berbagai kebijakan liberalisasi lainnya sehingga perusahaan-

19
Multinational Corporation, “Enscyclopedia Britannica”,
<http://www.search.eb.com.colib.ccc.edu:80/eb/article9054240 > . diakses 15 Februaru 2015
20
Mochtar Mas‟oed,dkk, Kebangkitan PMN dari Selatan; Konteks Historik dan Struktural Global (ed).
Adidaya Ekonomi Dari Selatan; Kemunculan dan Transformasi perusahaan Multinational Negara Sedang
Berkembang. Institute of International Studies-UGM, Yogyakarta, 2013, pp. 40-41
21
Howard Martin, Six Global Trends Shaping The Business World-Emerging Markets Increase Their
Global Power, 2012, < http://www.ey.com/GL/en/Issues/Business-enviroment/>, diakses. 22 April 2015

11
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

perusahaan lokal India dapat bersama-sama dengan MNC asing melakukan


kerjasama dan berkembang bersama. Untuk bidang TI pemerintah India juga
memberikan kemudahan bagi MNC asing masuk dan juga untuk perusahaan TI
lokal untuk berinvestasi di India.

Dengan semakin meningkatnya jumlah EMNCs dari negara berkembang dalam


persaingan perdagangan global. Michael J. Carbaugh menjelaskan beberapa
karakteristik dari MNC. Pertama, MNC disebutkan sebagai suatu perusahaan bisnis
yang beroperasi di dua atau lebih host country dimana kantor pusat dari MNC
tersebut tetap berada di home country atau negara asal dari MNC tersebut. kedua,
MNC disebutkan seringkali melakukan kegiatan research and development di host
country. Ketiga, sifat kegiatan operasionalnya melintasi batas negara. keempat,
adanya pemindahan modal yang ditandai dengan arus investasi (FDI) dari daerah
yang sedikit memberikan keuntungan kepada MNC ke daeran atau negara yang
dianggap mampu memberikan kontribusi positif atas keberdaan MNC.22

Theodore juga mengemukakan alasan perusahaan menjadi MNC setidaknya


harus memiliki kontrol terhadap akses setidaknya di dua negara atau lebih.
Perusahaan yang menjadi MNC juga harus memiliki minimal satu proyek FDI serta
memiliki tingkat manajemen atau kontrol. Sebuah perusahaan yang ingin melakukan
FDI di host country dapat melalui dua cara, yaitu dengan membangun fasilitas
berupa gedung dan asset perusahaan (greenfield investment) di host country dan
membeli saham pada perusahaan yang telah ada serta juga berpartisipasi dalam
pengoperasiannya (merger dan acquisitions). Namun, MNC juga dapat masuk ke
suatu negara yang akan menjadi host country dengan membentuk join venture
dengan perusahaan lokal di negara tersebut.

Adapun perbedaan yang dimiliki oleh MNC dalam beroperasi, diantaranya


adalah integrasi secara horizontal integration dan vertical integration. Dimana
horizontal integration, MNC memperluas daerah pengoperasiannya dengan
menghasilkan produk yang sama atau produk yang sejenis dengan cabang
perusahaan diluar negeri. Perusahaan yang menggunakan horizontal integration

22
Aknolt Kristian Pakpahan, Multinational Corporation Dalam Perekonomian Global, Jurnal Ilmu
Hubungan Internasional, vol 1. September, 2005, p. 235

12
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan pasar mereka. Selain itu suatu
perusahaan dapat bergabung dalam horizontal integration karena kebijakan luar
negeri pemerintah home country. Perusahaan yang menggunakan horizontal
integration berusaha untuk mempertahankan atau meningkatkan pasar mereka.
Sedangkan, vertical integration adanya perbedaan geografis dengan perusahaan
induk dengan hasil dari beberapa cabang atau anak perusahaan sebagai penyuplai
untuk cabang perusahaan lainnya. Perusahaan yang menggunakan integarasi ini
untuk memperoleh competitive advantage dalam proses produksi. Dengan vertical
integration MNC juga dapat memperbesar kontrol terhadap transaksi atau proses
yang tidak jelas dengan kepemilikian yang berbeda pada berbagai tahapan dalam
proses produksi secara internal. MNC yang menggunakan integarasi ini juga
membatasi pengawasan pemerintah pada aktifitas perusahaan. 23 Untuk HCL hingga
saat ini telah beroperasi di 31 negara dunia dengan usaha adalah R&D dan
engineering, custom aplikasi, aplikasi enterprise, TI infrastruktur manajemen dan
BPO yang mana semuanya termasuk dalam industri TI.24 Dalam proses memperluas
pasar, HCL technologies juga secara langsung maupun tidak langsung mendapat
kemudahan dari aturan serta kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah India.

HCL Technologies dan EMNCs dari latecomers lainnya tampaknya mulai


mempengaruhi industri dan pasar dunia sehingga dapat menjadi ancaman bagi MNC
dari negara maju yang sejak pasca perang dunia II menguasai pasar internasional.25
Menurut Mark Foster, EMNCs dari negara latecomers sekarang memiliki 70
perusahaan yang masuk dalam 500 perusahaan terbesar di dunia berdasarkan
Fortune Global. Ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ini hingga
menjadi MNC di dorong oleh keinginan untuk mencari aset dan kesempatan untuk
mendapatkan pasar baru, melakukan efisiensi, inovasi, sumber imput, dan dalam
beberapa hal adanya prestise nasional dan kemijakan pemerintah. Selain itu
munculnya MNC bertepatan dengan adanya pasokan modal yang murah serta

23
Theodore H. Cohn, Global Political Economy; Theori and Practice, United States of America,
Pearson, 2010, pp. 251-253
24
HCL Technologies, About HCL Technologies, 2015, <http://www.hcltech.com/about-us/about-hcl-
technologies>, diakses pada 20 Maret 2015
25
Raveendra Chittoor, M. B. Sarkar, Sougata Ray dan Preet S. Aulakh, Multinationals: Institutional
Changes and Organizational Transformation in the Indian Pharmaceutical Industry, INFORMS, United
Kongdom, 2009, < http://www.jstor.org/stable/pdf/25614648.pdf >, diakses 17 April 2015.

13
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

kebijakan dalam negeri untuk meliberalisasikan investasi serta kemajuan teknologi


informasi. Ekspansi ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya kekuatan ekonomi
dari pasar berkembang.26

Dalam Dunning’s Electic theory juga menjelaskan tentang integrasi dari teori
internalization yang merupakan teori yang menjelaskan tentang suatu perusahaan
yang ingin mengembangkan perusahaanya hingga ke luar negeri sehingga menjadi
perusahaan multinasional. Selain itu, Alan Rugmen (2008) juga menjelaskan bahwa
dalam teori internalization terdapat dua unsur utama yang digabungkan dalam two-by-
two matrix untuk menganalisa kegiatan, pelaksanaan dan strategi dari suatu MNC.
Pertama, faktor perusahaan yang menentukan daya saing suatu organisasi atau Firm
Specific Advantages (FSA). Dalam konsep ini menjelaskan bahwa setiap perusahaan
memiliki FSA yang mana dengan memiliki keunggulan ini maka suatu perusahaan
akan dapat mengembangkan kapasitas perusahaanya. Keunggulan atau kemampuan
khusus dari pemilik suatu organisasi yang dibangun dengan produk atau proses
teknologi, pemasaran hingga dengan keahlian distribusi agar dapat sukses diluar dari
pasar negara asalnya. Selain itu juga konsep ini mengharuskan perusahaan
mempunyai FSA yang lebih bernilai dan tidak dapat ditiru oleh perusahaan lainnya
(inimitable).

FSA bagi EMNCs adalah kemampuan beradaptasi terhadap teknologi yang di


impor agar dapat mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dari
pelanggan lokal seperti membuat produk dengan harga yang lebih murah dan
terjangkau serta memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan perusahaan lainnya. Hal
ini dilakukan untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar global. Perlunya adaptasi
ini sebagai bentuk pertahanan terhadap persaingan dalam negeri, namun penting juga
sabagai dasar internasionalisasi ke negara lainnya. FSA dapat diperoleh dengan
berjalanya waktu atau juga dapat diperoleh dengan melakukan aliansi strategis, join
venture atau bahkan M&A dengan perusahaan lokal di negara yang didatangi. Adapun
faktor-faktor untuk menguraikan strategi HCL Technologies untuk bertransformasi
menjadi EMNCs dengan memiliki keunggulan atau FSA ada lima. Pertama, Akses
sumber daya dan pasar internasional. Kedua, produk yang sesuai dengn emerging
26
Mark Foster, Multi Pilar World 2; The Rise of The Emerging Market Multinational Accenture, 2007,
<http://www.accenture.com/sitecollectiondocuments/pdf/mpw2.pdf>, diakses 21 mei 2015

14
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

market. Ketiga, keunggulan sebagai EMNCs. Keempat, keunggulan produksi dan


operasional dan kelima yaitu intangible assets.27

Selain itu, suatu EMNCs akan berekspansi ke luar negeri untuk meningkatkan
Firms Specific Advantages (FSA). Tujuan dari teori internalization ini adalah untuk
mencoba menjelaskan Competitive Advantages dari suatu perusahaan yang ingin
berekspansi ke luar dan bersaing dalam pasar global.28 Namun, dalam beberapa
tulisannya, Ravi Ramamurti juga menjelaskan tentang teori yang sama. Dimana
menurut Ramamurti FSA pada umunya lebih berkaitan dengan MNC dari negara maju
yang termasuk dalam kepemilikan teknologi, kekuatan brand, proses pemasaran dan
memiliki kemampuan menajerial, memiliki aset yang intangible termasuk dalam
kemampuan untuk membuat, memproses dan menerapkan pengetahuan secara luas
sebagai salah satu bagian dari kompetisi mereka. 29

Kedua, faktor negara yang menunjang perekonomiannya dengan memiliki


keunggulan lebih dibandingkan dengan negara lain atau (Country Specific
Advantages-CSA). CSA dapat berupa sumber daya alam atau tenaga kerja terkait
faktor budaya. CSA juga terdiri dari kuantitas dan kualitas. Pendekatan konsep ini
percaya bahwa setiap negara di dunia memiliki keunggulan masing-masing dan
berbeda satu sama lainnya yang disesuaikan dengan kondisi dari dalam negerinya.
Suatu negara dapat menggunakan CSA yang dimilikinya untuk dijadikan dasar
pembuatan kebijakan untuk meningkatkan perekonomian negaranya. Dimana ide
utamanya Rugman adalah perusahaan yang beroperasi diluar asal negaranya dapat
memiliki pengaruh bukan hanya terhadap FSA-nya melainkan juga memberikan
keuntungan bagi negara asalnya (home country) atau CSA-nya.30 Perusahaan lokal
yang ingin melakukan ekpansi dapat mengambil keuntungan dari pasar yang
dimiliki India sangat besar juga ketersediaan tenaga kerja yang terampil (SDM yang
baik). Sebab menurut faktor CSA ini setiap negara memiliki keunggulan masing-
masing sehingga menciptakan keistimewaan CSA di negaranya. Dia juga

27
Ravi Ramamurti & Jitendra V. Sing, pp. 404-410
28
Alan M.Rugman, „Theoretical Aspects od MNEs From Emerging Economy‟,Ravi Ramamurti dan
Jitendra Singh (ed), Emerging Multinational from Emerging Markets, Cambridge UK, Cambridge
University Press, 2009, pp. 50-52.
29
Ravi Ramamurti & Jitendra V. Sing, Emerging Multinationals in Emerging Markets, Cambridge
University Press. United Kingdom, 2009, p. 402.
30
Alan Rugman, pp. 50-52.

15
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

berpendapat bahwa EMNCs dapat berkespansi kelaur negeri sebagian besar


merupakan power dari home country perusahaan tersebut dari akses sumber daya
Alam hingga Tenaga kerja yang murah.31

Kedua konsep inilah yang dapat menjelaskan tentang strategi internasionalisasi


HCL Technologies dalam memasuki global. Serta dalam proses internasionalisasi
tersebut, perusahaan HCL Technologies tentu memiliki strategi untuk berinovasi
dalam menciptakan produk namun juga tidak dapat mengabaikan bahwa peran
pemerintah India untuk mejuga dalam bentuk kemudahan-kemudahan dalam
regulasi sehingga HCL Technologies dapat berkembang hingga menjadi perusahaan
publik TI terbesar ke dua di Asia dan masuk sepuluh besar dunia. Bebarapa
perusahaan lokal India membangun FSA untuk melengkapi CSA mereka dan CSA
dari negara asalnya menjadi salah satu faktor penunjang bagi perusahaan lokalnya
melakukan ekspansi. Selain itu, kompetisi perusahaan satu dengan perusahaan
lainnya dapat mempengaruhi FSA tetapi juga memberikan keuntungan dari home
country atau country specific advantages (CSAs). Sehingga, Rugman
menggabungkan FSA dan CSA menjadi dua matriks yang dapat digunakan untuk
menganalisa dan menjelaskan competitive advantages dari internasionalisasi
perusahaan.32

1.5 Argumen Utama

Berdasarkan latar belakang dan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang
menjadi argumen utama dalam penelitian ini ialah pemerintah India sejak awal telah
menyadari pentingnya industri teknologi informasi sehingga telah memberikan
perhatian khusus untuk meningkatkan sumber daya masyarakat di India yang dimulai
dari mendirikan sekolah, universitas atau institut yang khusus dalam bidang TI,
manejerial, perbankan, otomotif, dan tenaga medis. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan sumber daya manusia di India agar dapat bersaing dengan negara-negara
maju. Setiap negara termasuk India memiliki keunggulan tersendiri (CSA) dan tentunya
berbeda dari negara lainnya. Hal tersebut disesuaikan dengan kepentingan negara
31
Ravi Ramamurti & Jitendra V. Sing, pp.402-405.
32
Alan Rugman, pp. 50-52.

16
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

masing-masing. India memiliki kepentingan untuk mengembangkan industri TI di


dalam negerinya, sehingga banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung
industri TI. Selain itu, India juga memiliki sumber daya manusia yang baik dan telah
mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dari tahun 1990-an yang membuat
India terus menghasilkan perusahaan-perusahaan multinasional hingga dapat bersaing
dengan MNC dari negara maju.

HCL Technologies yang menjadi 20 perusahaan publik terbesar di dunia dan kedua
di Asia. Tentunya dengan kemajuan tersebut selain adanya dukungan pemerintah, faktor
penunjang utamanya adalah strategi internal perusahaan untuk berkembang lebih besar
lagi. Meskipun telah menjadi perusahaan besar dalam bidang TI, perkembangan HCL
Technologies sendiri tentunya tidak terlepas dari hambatan yang bukan hanya dari
perusahaan pesaingnya melainkan juga dari para konsumen yang menggunakan jasa
perusahaannya. Perusahaan multinasional HCL Technologies yang telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat dari awalnya merupakan perusahaan kecil yang
bergerak dalam industri hardware namun saat ini telah menjadi perusahaan
multinasional yang bergerak dalam industri TI dan layanan TI yang mana saat ini fokus
HCL Technologies fokus pada transformasi outsourcing namun juga tidak membatasi
industri TI yang ingin ditekuni namun lebih kepada mengikuti permintaan konsumen
dan kemajuan teknologi. HCL Technologies juga berusaha menciptakan keunggulan
ataupun keunikan (FSA) bagi perusahaanya dengan melakukan kerjasama dan
berinovasi pada produk maupun layanan perusahaan mereka. Sehingga dengan FSA
yang dimiliki oleh HCL Technologies beserta keunggulan spesifik (CSA) yang dimiliki
oleh India sehingga membantu HCL Technologies untuk bertransformasi menjadi salah
satu EMNCs dalam industri TI terbaik di dunia.

1.6 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodelogi kualitatif. Data yang


digukanakan adalah data yang dipeoleh dari data sekunder dan teknik pengumpulan
data melalui telaah pustaka (library research) disertai dengan melihat pada
perkembangan aktifitas implementasi yang berjalan dan sehubungan dengan

17
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

permasalahan yang penulis bahas. Data-data ini dikumpulkan dari berbagai macam
sumber berupa buku-buku, jurnal ilmiah, surat kabar, situs informasi resmi
pemerintah, situs informasi jaringan independen, dan internet untuk mengambil
rujukan terkait dengan tema strategi EMNCs India HCL Technologies dan
perkembangan industri TI India yang disertai bentuk-bentuk kebijakan pemerintah
India. Data-data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui pendekatan kualitatif
kemudian diseseuaikan dengan konsep-konsep yang dipakai dalam studi Hubungan
Internasional, sehingga bisa menjawab pertanyaan penelitian dan menarik
kesimpulan hasil penelitian.

Penelitian kepustakaan dilakukan dalam beberapa tempat yang diperkirakan


memiliki literature yang dapat mendukung penelitian ini, yaitu;

1. Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2. Perpustakan Fakultas ISIPOL Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

3. Perpustakaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta

4. Perpustakaan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di


Jakarta

1.7 Jangkauan Penelitian

Jangkauan dari penelitian dengan topik “Peran Pemerintah India dalam


Transformasi HCL Technologies menjadi EMNCs”. Dimana HCL merupakan
perusahaan lokal India yang bergerak dalam industri TI yang telah mengalami
transformasi menjadi EMNCs hingga dapat bersaing bahkan melebihi pesaingnya
yang merupakan MNCs dari negara TRIAD yang juga bergerak dalam indsutri TI
dalam dunia internasioanl. Dalam proses transformasi HCL Technologies hingga
dapat menjadi EMNCs tentu tidak terlepas dari dukungan India sebagai home
country HCL Technologies. Sehingga dengan adanya dukungan dari Pemerintah

18
PERAN PEMERINTAH INDIA DALAM TRASNFROMASI HCL TECHNOLOGIES MENJADI EMNCs
RIVA DJOHAR
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

India dan strategi perusahaan HCL Technologies sehingga perusahaan asal India ini
dapat menjadi EMNCs TI yang diakui dalam pasar internasional.

1.8 Sistematika Penulisan

Pada bab I membahas mengenai latar belakang dan alasan dari ketertarian penulis
untuk membahas topik tentang MNC dari negara berkembang khususnya India
dengan studi kasus HCL Technologies dalam melakukan ekpsansi ke negara-negara
dunia.

Bab II akan menjelaskan mengenai proses awal pembentukan HCL Technologies


serta kebijakan pemerintah India untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
sehingga dapat melahirkan perusahaan-perusahaan yang dapat bersaing dalam
perdagangan internasional dan khususnya MNC dalam bidang informasi teknologi
(TI).

Bab III akan menguaraikan tentang strategi transformasi HCL Technologies menjadi
EMNCs dengan menggunakan pendekatan konsep FSA .

Kemudian Bab IV membahas lebih kepada peran pemerintah India dalam


mendorong transformasi dari HCL Technologies itu sendiri dengan menggunkan
pendekatan konsep CSA.

Bab V, akan berisi kesimpulan dan saran dari peneliti sesuai dengan permasalahan
yang diangkat.

19

Anda mungkin juga menyukai