Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN TUMOR MAMAE


DI KAMAR OPERASI MAYAPADA HOSPITAL TANGERANG
TAHUN 2020

Nama Kelompok:

1. Itoh Nurjannah
2. Oktaviana Morisca Geby
3. Muhammad Arifudin
BAB I
KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Tumor Mammae


1. Defenisi
Tumor mammae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim,
stroma, areola dan papilla mammae (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010). Tumor
mammae adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae di mana
sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah. (Kusuma, 2015).
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim,
stroma, areola dan papilla mammae. Juall,Lynda,Carpenito Moyet (2003).
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang
mengganggu pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di mammae
(Sylvia,2004).
Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi
pada suatu sel / jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan
tidak bisa dikontrol (Dr.Iskandar, 2007).

2. Etiologi.
Menurut Iskandar (2010) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor mammae
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi,
yaitu :
a. Jenis kelamin Wanita lebih beresiko menderita tumor mammae
dibandingkan dengan pria. Prevalensi tumor mammae pada pria hanya
1% dari seluruh tumor mammae.
b. Riwayat keluarga 6 Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu
penderita tumor mammae beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita
tumor mammae.
c. Faktor genetic Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada
kromosom 13 dapat meningkatkan resiko tumor mammae sampai 85%.
Selain itu, gen p53, BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga
meningkatkan resiko terjadinya kanker mammae.
d. Faktor usia Resiko tumor mammae meningkat seiring dengan
pertambahan usia.
e. Faktor hormonal Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif,
terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan,
dapat mening katkan resiko terjadinya tumor mammae.
f. Usia saat kehamilan pertama Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko
dua kali lipat dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20
tahun.
g. Terpapar radiasi
h. Intake alkohol

3. Patofisiologi
Tumor merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya.Neoplasma yang maligna terdiri dari
sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang
mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir
semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel
normal. Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
a. Fase induksi: 15-30 tahun Sampai saat ini belum dipastikan sebab
terjadinya kanker, tapi factor lingkungan mungkin memegang peranan
besar dalam terjadinya kanker pada manusia.Kontak dengan karsinogen
membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan
displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan
konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen,
lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau kokarsinogen lain,
kerentanan jaringan dan individu.
b. Fase in situ: 1-5 tahun 9 Pada fase ini perubahan jaringan muncul
menjadi suatu lesi precancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri,
rongga mulut, paruparu, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan
akhirnya ditemukan di mammae.
c. Fase invasi Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi
melalui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta
limfe.Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberapa
minggu sampai beberapa tahun.
d. Fase diseminasi: 1-5 tahun Bila tumor makin membesar maka
kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain bertambah.

4. Patogenesis
Perubahan pada sel-sel kanker biasanya disebabkan oleh mutasi pada
gen pengkode protein (protein-encoding genes) yang meregulasi pembelahan
sel normal. Gen-gen tersebut terbagi menjadi 3 grup, yaitu (Annenberg
learner, 2003):
- Proto-oncogenes, yaitu gen yang memproduksi protein yang secara
normal meningkatkan pembelahan sel atau menghambat proses
kematian sel normal. Proto-oncogenes yang mengalami mutasi disebut
oncogenes yang mengaktivasi sinyal pengkodean sehingga faktor
yang menstimulasi pertumbuhan sel terus menerus diproduksi.
- Tumor suppressors, yaitu gen yang memproduksi protein yang
berfungsi menghambat pembelahan sel atau memacu kematian sel.
Mutasi pada gen tersebut menyebabkan mekanisme tumor
suppressors tidak berfungsi, sehingga terjadi pertumbuhan sel yang
tidak terkontrol dan membentuk tumor.
- DNA (Deoxyribonucleic acid) repairs genes, yaitu gen yang
menghambat mutasi yang dapat menyebabkan timbulnya kanker. Gen-
gen ini berperan dalam memulihkan DNA dan kromosom yang rusak
karena faktor-faktor lingkungan seperti ionizing radiation, sinar UV
(ultraviolet) dan zat-zat kimia dapat menyebabkan mutasi.
Keganasan berkembang akibat mekanisme replikasi dan fungsi sel
berubah secara menyeluruh dimulai dari mutasi genetik yang menimbulkan
perubahan fenotip/morfologi, kemudian muncul perubahan kebiasaan sel dan
perubahan kebiasaan klinik yang akhirnya memacu timbulnya keganasan
(Azhar, 2000).
Tumor jinak tumbuh dan berkembang perlahan, biasanya membentuk
suatu tepi jaringan berserat terkompresi yang disebut kapsul yang
memisahkan tumor dari jaringan induk. Kapsul ini sebagian besar terdiri dari
matriks ekstraselular yang diendapkan oleh sel stroma seperti fibroblas, yang
diaktifkan oleh kerusakan akibat hipoksia akibat tekanan tumor yang meluas.
Enkapsulasi semacam ini tidak mencegah pertumbuhan tumor, namun
menciptakan rangkaian jaringan yang membuat tumor menjadi diskrit, mudah
teraba, mudah bergerak dan mudah di bedah. (Robbins dan Cotran, 2015).
Tumor ganas memiliki batas yang kurang baik dan tidak jelas dari
jaringan normal di sekitarnya. Tumor ganas secara perlahan meluas dan
membentuk kapsul fibrosa yang menginvasi struktur normal yang berdekatan.
Massa pseudocapsul ini menunjukkan sel-sel yang mampu menembus margin
tumor dan menginvasi area sekitar, pola pertumbuhan seperti crablike
merupakan tanda khas dari kanker. (Robbins dan Cotran, 2015).
Sel epitel-stroma mengatur laju pertumbuhan tumor dan membantu
menentukan derajat invasi dan potensi metastasis. Kekakuan tumor terutama
di regulasi oleh interaksi antara sel tumor, sel stromal dan matrix extracellular
yang dianggap sebagai awal pembentukan microenvironment. Penelitian
menunjukan bahwa tingkat kekakuan tumor dapat menyebabkan progresifitas
tumor. (Hayashi et al, 2015; Insana et al, 2004).
Tumor tumbuh dalam serangkaian tahap perkembangan yang disebut
multistep tumorigenesis, yaitu
- Tahap inisiasi, terjadi banyak mutasi pada kumpulan gen yang
mengatur fungsi utama sel, misalnya replikasi sel. Kerusakan atau
mutasi gen ini bersifat menetap, akumulatif, dan dapat diwariskan ke
sel tubuh (somatik) generasi berikutnya melalui proses mitosis. Tanpa
adanya inisiasi lesi genetik, kanker tidak akan terjadi.
- Tahap Promosi, terjadi proses seleksi terhadap sel-sel yang telah
mengalami mutasi pada tahap inisiasi. Pada seleksi ini terjadi ketika
ada paparan faktor yang memicu replikasi sel. Misalnya, paparan
hormon pada rahim dan kelenjar payudara wanita yang memicu
replikasi sel. Sel yang telah mengalami akumulasi mutasi gen juga
- Akan bereplikasi sehingga jumlahnya meningkat. Hormon tidak
menimbulkan mutasi, tetapi akan memperbanyak sel-sel yang telah
mengalami mutasi sehingga hormon termasuk sebagai faktor atau
agen promosi.
- Tahap progresi, terjadi ketika sel yang telah mengalami mutasi
terpromosikan menjadi sel kanker dan tidak bisa kembali menjadi sel
normal. Mutasi yang terjadi sudah berlebihan sehingga timbul
ketidakstabilan genom yang masif. Akibatnya, muncul fenotipe baru,
seperti kemampuan untuk meninggalkan lokasi awalnya, menembus
batas jaringan normal, dan berpindah ke organ lain (metastasis). Sel
dengan kombinasi mutasi yang benar-benar cocok untuk
mempertahankan hidupnya akan lolos seleksi dan berkembang
menjadi semakin ganas.

5. Anatomi dan Fisiologi Payudara


Pada wanita dewasa, payudara terletak di bagian depan sampai
samping dinding dada, dari setinggi iga ke dua sampai iga ke tujuh dan
terbentang dari tepi lateral sternum sampai linea axillaris media. Tepi lateral
atasnya meluas sampai sekitar tepi bawah muskulus pectoralis major dan
masuk ke axilla. Besarnya ukuran payudara bervariasi tergantung usia
seorang wanita dan dipengaruhi oleh faktor hormonal. Payudara mempunyai
tiga lapisan yaitu lapisan subkutan yaitu lapisan bawah kulit yang terdiri dari
kulit, jaringan lemak bawah kulit dan jaringan ikat luar. Lapisan kedua adalah
lapisan mammaria yang terdiri dari kelenjar, duktus dan jaringan ikat, lapisan
ketiga adalah lapisan retromammaria yaitu lapisan belakang payudara yang
terdiri dari lemak belakang payudara, otot dan jaringan ikat dalam. Secara
umum, payudara terdiri atas dua jenis jaringan yaitu :
1. Jaringan glandular (kelenjar) : kelenjar susu (lobus) dan salurannya
(duktus)
2. Jaringan stromal (penopang) : Jaringan lemak, jaringan ikat dan aliran
limfe. (Rosai, 2002).

Gambar 1. Anatomi payudara potongan sagital (Netter, 2011)


Menurut Seymor (2000) setiap payudara terdiri atas 15-20 lobus yang
tersusun radier dan berpusat pada papilla mamma. Dari tiap lobus keluar
duktus laktiferus, pada bagian terminal duktus laktiferus terdapat sinus
laktiferus yang kemudian menyatu terus ke puting susu dimana ASI
dikeluarkan. Saluran utama tiap lobus memiliki ampulla yang membesar tepat
sebelum ujungnya yang bermuara ke papilla. Tiap papilla dikelilingi oleh
daerah kulit yang berwarna lebih gelap yang disebut areola mamma. (Seymor
dan Schwatz, 2000).
Menurut Hoskins et, al (2005) Untuk mempermudah menyatakan letak
suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima regio, yaitu :
a. Kuadran atas bagian medial (kuadran superomedial)
b. Kuadran atas bagian lateral (kuadran superolateral)
c. Kuadran bawah bagian medial (kuaran inferomedial)
d. Kuadran bawah bagian lateral (kuadran inferolateral)
e. Regio puting susu (nipple)

Gambar 2. Kuadran payudara (Dashner, 2011)


Vaskularisasi Payudara
1. Arteri
Payudara mendapat perdarahan dari :
• Cabang-cabang perforantes arteri mammaria interna.
• Rami pektoralis arteri thorako-akromialis
• Arteri thorakalis lateralis (arteri mammaria eksternal)
• Arteri thorako-dorsalis
2. Vena
Terdapat tiga grup vena :
• Cabang-cabang perforantes vena mammaria interna
• Cabang-cabang vena aksillaris
• Vena-vena kecil bermuara pada vena interkostalis. (Hughes,
2000)

Gambar 3. Vaskularisasi payudara (Dashner, 2011)

Perdarahan kelenjar mammae terdiri dari rami mammarii mediales dan


laterales. Rami mammaria mediales berasal dari ramus perforans arteri
thoracica interna/arteri mammaria interna (merupakan cabang dari arteri
subclavia) yang muncul pada intercostalis space II,III dan IV. Rami
mammaria laterales berasal dari beberapa sumber yaitu arteri thoracica
superior (cabang pertama arteri axillaris), arteri thoracica lateralis/arteri
mammaria eksterna (cabang kedua arteri axillaris), cabang pektoralis dari
arteri thoracoacromialis (cabang kedua dari arteri axillaris) dan ramus
perforans dari arteri intercostalis posterior II,III dan IV. Dari semua sumber
rami mammaria laterales, arteri thoracica latealislah yang paling dominan
(Macea JR, 2006).
Fisiologi Payudara
Fungsi utamanya adalah mensekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi
ini langsung dan diperantarai oleh hormon-hormon yang sama dengan yang
mengatur fungsi sistem reproduksi. Oleh karena itu glandula mammae
dianggap sebagai pelengkap sistem reproduksi. Glandula mammae mencapai
potensi penuh pada perempuan saat menarche; pada bayi, anak-anak, dan
pada laki-laki, glandula ini bersifat rudimenter. (Price, 2006)

6. Klasifikasi Tumor Mamae


Adapun klasisikasi tumor dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Tumor jinak
Hanya tumbuh membesar, tidak terlalu berbahaya dan tidak menyebar
keluar jaringan.
b. Tumor ganas
Kanker adalah sel yang telah kehilangan kendali dan mekanisme
normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak wajar, lain , dan
kerap kali menyebar jauh ke sel jaringan lain serta merusak.

Pemeriksaan histopatologi merupakan baku emas dalam mendiagnosis


karsinoma payudara termasuk mengetahui etiologi, patogenesis, korelasi
kninikopatologis dan penentuan prognostik. (Hilbertina, 2015). Histopatologi
adalah studi pada jaringan yang mengalami suatu penyakit dengan fokus
pada perubahan anatomi mikroskopi (Mifflin H, 2007).
Secara mikroskopis, sel-sel tumor tumbuh dalam lembaran- lembaran
yang difus, sarang-sarang sel yang berbatas tegas, ataupun sel- sel yang
tersebar secara individu. Terminologi adenokarsinoma tidak dianjurkan
sebagai sinonim karsinoma duktal tipe invasif karena struktur kelenjar/tubular
dapat ditemukan atau tidak ditemukan sama sekali. Secara umum, sel-sel
tumor memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi, berukuran lebih besar
dan pleomorfik dibandingkan karsinoma invasif tipe lobular. Sel-sel tumor
juga memiliki inti dan anak inti yang prominen, lebih banyak mitosis, serta
pada 60% kasus dapat ditemukan nekrosis. Gambaran lain yang dapat
ditemukan adalah fokus metaplasia skuamosa, metaplasia apokrin, atau clear
cell changes.
Gambaran stroma jaringan ikat disekitarnya bervariasi, dapat berupa
jaringan yang fibrotik hiperseluler sampai hiposeluler, jaringan nekrotik
berasal dari massa tumor, atau jaringan ikat disekitarnya. Pada kasus dengan
stroma yang banyak, identifikasi sel tumor akan menjadi lebih sulit.
Penyakit-penyakit pada payudara terbagi atas keadaan jinak dan ganas
(kanker payudara). Untuk yang jinak terbagi atas :
a. Penyakit infeksi Mastitis
Infeksi-infeksi bakterial (mastitis) sering terjadi pada pascapartum
semasa awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan mencapai
jaringan payudara melalui fissura pada puting. (Price, 2006).

Gambar 4. Mastitis. (Tse, 2013)


b. Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah tumor jinak dan sering ditemukan pada wanita
muda dimana frekuensi tertinggi pada wanita yang berumur 20-25
tahun, setelah menopause jarang ditemukan. (Price, 2006)

Gambar 5. Fibroadenoma. (Tse, 2013)

c. Trauma
Cedera paling sering pada payudara adalah kontusio. Cedera ini dapat
sembuh secara spontan tetapi kadang-kadang mengakibatkan nekrosis
lemak, yaitu massa yang terasa keras dan bentuknya tidak teratur dan
kadang-kadang mengakibatkan retraksi kulit. ( Price, 2006 ).

d. Lipoma / oil cyst


Adalah massa bulat yang mengandung lemak dengan kapsul tipis
yang radiopak, biasanya ditemukan pada penderita dengan riwayat
operasi sebelumnya atau trauma payudara. (Pane, 2007).
e. Papiloma intraduktal
Papiloma sering sulit didiagnosis tapi sering menyebabkan keluarnya
cairan serosanguinosa atau darah dari puting susu (Price, 2006).

Gambar 6. Papilloma intraduktal. (Tse, 2013)

f. Penyakit fibrokistik payudara


Gejala klinis bervariasi dari asimtomatik sampai mastalgia yang
berhubungan dengan siklus mestruasi (Tse, 2013).

Gambar 7. Penyakit fibrokistik. (Tse, 2013)


Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus
membran basal (noninvasif) dan yang sudah menembus membran
basal (invasif). Bentuk utama tumor ganas payudara dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Tavasolli, 2003):
1) Noninvasif
b) Karsinoma duktal insitu (KDIS)
KDIS dapat menghasilkan suatu massa keras yang terdiri atas
struktur-struktur seperti tali dan massa nekrotik. Kalsifikasi
adalah gambaran yang biasanya dijumpai. (Tavasolli, 2003).

Gambar 8.High grade KDIS. (Tse, 2013)

c) Karsinoma Lobulus insitu


KLIS cenderung bersifat multifokal dan bilateral. Sering
dijumpai adanya ‘signet ring cell‘ yang mengandung mucin.
(Tavasolli, 2003).

Gambar 9.Karsinoma lobulus insitu.(Tse, 2013)


2) Invasif
a) Karsinoma duktal invasif
Merupakan jenis yang paling banyak ditemukan dan
mencapai 80% dari kanker payudara. (King, 2005). Gurat
kapur putih kekuningan merupakan ciri khas karsinoma ini
dan dapat terjadi akibat deposit jaringan elastik (elastosis) di
sekitar duktus di daerah yang terkena. (Crum, 2007).

Gambar 10. Karsinoma duktal invasif. (Tse, 2013)

b) Karsinoma lobulus invasif


Karsinoma lobular invasif biasanya tampak seperti
karsinoma duktal insitu yaitu massa yang dapat teraba dan
densitas pada mammografi. (Travasolli, 2003)

Gambar 11.Karsinoma lobulus invasif. (Tse, 2013)


c) Karsinoma medularis
Terdiri dari sel-sel yang berdiferensiasi buruk yang tersusun
pada lembaran-lembaran besar, dengan tidak dijumpai
struktur kelenjar, dengan stroma yang sedikit dan infiltrasi
limphoplasmasitik yang menonjol. (Juan, 2004).

Gambar 12. Karsinoma medular. (Tse, 2013)


d) Karsinoma musinosum
Sel tumor tampak berkelompok dan memiliki pulau-pulau
sel yang kecil dalam sel musin yang besar yang mendorong
ke stroma terdekat.(Crum, 2007).

Gambar 13. Karsinoma musinosum. (Tse, 2013)


e) Karsinoma tubulus
Pada pemeriksaan mikroskopik gambaran struktur
tubulusnya sangat khas. Dengan kata lain semua adalah ‘well
differentiated‘ dan angka 10 ysr (year survival rate)
mencapai 95 (Tavasolli, 2003).

Gambar 14. Karsinoma tubulus. (Tse, 2013)

7. Tanda dan Gejala


Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi tumor mammae
masih sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika
sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri.
a. Terdapat massa utuh (kenyal)Biasanya pada kuadran atas dan bagian
dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi
(tidak dapat digerakkan)
b. Nyeri pada daerah massa
c. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area
mammae.Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat
distorsi ligamentum cooper. Cara pemeriksaan: kulit area mammae 10
dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa lalu
didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
d. Edema dengan Peaut d’orange skin (kulit di atas tumor berkeriput
seperti kulit jeruk)
e. Pengelupasan papilla mammae
f. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya
cairan secara spontan kadang disertai darah.
g. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium meliputi:
1) Morfologi sel darah
2) Laju endap darah
3) Tes faal hati
4) Tes tumor marker (Carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam
serum atau plasma
5) Pemeriksaan sitologis
b) Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan
yang keluarspontan dari putting mammae, cairan kista atau cairan
yang keluar dari ekskoriasi.
c) Mammografi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi
secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk 11
mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada
tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang
bermanfaat karean gambaran kanker di antara jaringan kelenjar
kurang tampak.
d) Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat
pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor
sulit dengan kista. Kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2
cm.
8. Penatalaksanaan
Ada beberapa penanganan tumor mammae, antara lain:
a. Mastektomi. Mastektomi adalah operasi pengangkatan mammae. Ada
3 jenis mastektomi, yaitu:
1) Modified radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
mammae, jaringan mammae di tulang dada, tulang selangka dan
tulang iga serta benjolan di sekitar ketiak.
2) Total (simple) mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh
mammae saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
3) Radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian
darimammae. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan
hanya pada bagian yang mengandung sel kanker, bukan seluruh
mammae.
b. Radiasi
Radiologi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih terisisa di payudara..tindakan ini
mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu
makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta
Hb dan leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi.
c. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan
membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada
pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami
mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan
yang diberikan pada saat kemoterapi.
d. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone
estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone
dapat menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal
disebut juga dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya
menghambat atau menghentikan kemampuan hormone estrogen yang
ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.

9. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya
benjolan di mammaenya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum
menstruasi, mammae agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut:
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
mammae. Biasanya kedua mammae tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat
keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah
pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
mammae.
c. Bungkukkan badan hingga mammae tergantung ke bawah, dan periksa
lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang
kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah mammae kiri
dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada
mammae. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau
pembengkakan pada ketiak kiri. Periksa dan rabalah puting susu dan
sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak
jari-jari tangan akan terasa kenyal 14 dan mudah digerakkan. Bila ada
tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat
dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar
1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan,
semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan
hal yang sama untuk mammae dan ketiak kanan.

10. Penatalaksaan Farmakologi dan Non Farmakologi


1) Penatalaksanaan Farmakologi
Obat kemo yang paling umum digunakan untuk tumor mammae dini
meliputi antrasiklin (seperti doxorubicin/Adriamycin dan
epirubicin/Ellence) dan taxanes (seperti paclitaxel/Taxol dan
docetaxel/Taxotere). Ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat-
obatan tertentu lainnya, seperti fluorouracil (5-FU), siklofosfamid
(Cytoxan), dan carboplatin.Wanita yang memiliki gen HER2 dapat
diberikan trastuzumab (Herceptin) dengan salah satu taxanes. Pertuzumab
(Perjeta) juga dapat dikombinasikan dengan trastuzumab dan docetaxel
untuk kanker HER2 positif. Banyak obat kemoterapi yang berguna dalam
mengobati wanita dengan Ca mammae stadium lanjut, seperti:
1) Docetaxel
2) Paclitaxel
3) Agen Platinum (cisplatin, carboplatin)
4) Vinorelbine (Navelbine)
5) Capecitabine (Xeloda)
6) Liposomal doxorubicin (Doxil)
7) Gemcitabine (Gemzar)
8) Mitoxantrone
9) Ixabepilone (Ixempra)
10) Albumin-terikat paclitaxel (menangkap-paclitaxel atau Abraxane)
11) Eribulin (Halaven)(Samiadi, 2017).
2) Penatalaksanaan Non Farmakologi
Terapi pada tumor mammae harus didahului dengan diagnosa yang
lengkap dan akurat ( termasuk penetapan stadium ). Diagnosa dan terapi
pada tumor mammae haruslah dilakukan dengan pendekatan humanis dan
komprehensif. Terapi pada tumor mammae sangat ditentukan luasnya
penyakit atau stadium dan ekspresi dari agen biomolekuler atau
biomolekuler-signaling. Terapi pada tumor mammae selain mempunyai
efek terapi yang diharapkan, juga mempunyai beberapa efek yang tak
diinginkan (adverse effect), sehingga sebelum memberikan terapi haruslah
dipertimbangkan untung ruginya dan harus dikomunikasikan dengan
pasien dan keluarga. Selain itu juga harus dipertimbangkan mengenai
faktor usia, co-morbid, evidence-based, cost effective, dan kapan
menghentikan seri pengobatan sistemik termasuk end of life isssues.
a. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling awal dikenal untuk
pengobatan tumor mammae. Terapi pembedahan dikenal sebagai
mastektomi diberikan di rumah sakit tipe A/B. Pemberian anti-
Her2 hanya pada kasus-kasus dengan pemeriksaan IHK yang Her2
positif. Pilihan utama anti-Her2 adalah herceptin, lebih diutamakan
pada kasus-kasus yang stadium dini dan yang mempunyai
prognosis baik (selama satu tahun: tiap 3 minggu). Penggunaan
anti VEGF atau m-tor inhibitor belum direkomendasikan.
(Kemnkes, 2017)
b. Radioterapi
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam
tatalaksana Ca mammae. Radioterapi dalam tatalaksana tumor
mammae dapat diberikan sebagai terapi kuratif ajuvan dan paliatif.
Radioterapi Kuratif Ajuvan
Radioterapi pasca BCS (radioterapi seluruh payudara)
Indikasi
Radioterapi seluruh payudara pada pasca BCS diberikan pada
semua kasus tumor mammae (ESMO Level 1, grade A).
PATHWAY

Faktor predisposisi dan resiko tinggi


Hiperplasia pada sel mamae

Mendesak
Mensuplai Mendesak sel Mendesak
jaringan sekitar
syaraf perpembuluh
nutrisi ke
Menekan jaringan darah
jaringan ca Interupsi sel syaraf
pada mamae
Hipermetabolis Aliran darah
ke jaringan Peningkatan
nyeri terhambat
konsistensi mamae
Suplai nutrisi
jaringan lain Mamae hipoksia
Ukuran mamae
membengkak
abnormal
BB turun
Massa tumor Kecemasan Bakteri
mendesak ke Mamae patogen
Nutrisi kurang
jaringan luar asimetrik
dari kebutuhan
tubuh Resiko
Gangguan
Perfusi jaringan infeksi
Infiltrasi body image
terganggu
pleura
parietal
ulkus
Ekspansi paru
menurun Gangguan
integritas jaringan
Gangguan
pola nafas

Anda mungkin juga menyukai