Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN UJIAN PRAKTIK

FISIKA LINGKUNGAN

Disusunoleh :
Agni Pawitra Jati
2A/P27833219002

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN LESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM D-III
KAMPUS MAGETAN
Jl. Tripandita No. 06 Telp. (0351) 895315 Magetan
Tahun Akademik 2018/2019

Praktek Fisika Lingkungan 1


MATERI
PENGUKURAN DEBIT SALURAN TERBUKA

2.1 Studi Kasus Weir Thomson / Triaguler Water


Untuk mengukur debit air dipergunakan sebagai alat ukur salah
satunya dengan menggunakan Weir Thomson.

1. Formula Weir Thomson


8
Q cd 2g H 5/2

15
Keterangan : Q = debit air (m3/dt)
H = tinggi (m)
g = gravitasi (m/s2)
cd = 0,6

2. Tata Cara Penggunaan Weir


- Alat dan Bahan
a. Stop watch
b. Air
c. Selang air
d. Penggaris
e. Weir Segitiga (Triagular Weir)
- Prosedur Kerja
a. Menentukan tempat percobaan.
b. Menyiapkan alat dan bahan
c. Mengukur tinggi dan lebar mulut weir secara bergantian

Praktek Fisika Lingkungan 2


d. Weir diisi air, setelah mencapai tinggi maksimum maka air
tersebut diukur kembali dibandingkan dengan keadaan
normal.
e. Air dalam weir dibiarkan tetap mengalir
f. Setelah beberapa waktu kurang lebih 3 menit mengukur
perubahan ketinggian tersebut.
g. Ulangi kegiatan ini sebanyak kurang lebih 3 kali.
h. Catat hasil tiap-tiap pengukuran dan dimasukkan dalam formula
yang diinginkan.
Catatan : Tata cara penggunaan Weir diatas digunakan untuk semua
Weir.

3. Hasil Pengukuran
Tinggi Triagular Weir = 6 cm
No. Waktu H. Sebelum H Sesudah H (cm)
(cm) (Cm)
1. Mulai Luber 6 8,8 2,8
2. Menit 1 6 9 3,0
3. Menit 2 6 9,4 3,4
4. Menit 3 6 9,6 3,6
Rata-Rata 6 9,2 3,2

Rata-Rata (ΔH) = 3,2 cm = 0,032 m


8
Q cd. 2g .H 5/2
15
8
= .0,6. 2.10 .(0,032 ) 5 / 2
15
8 3
= . . √20 . √0,0325
15 5

8 1
= . . √20 . √0,0322 .√0,032
5 5

8 1 4 2 4
= . . √20 . ( ) .√
5 5 125 125

Praktek Fisika Lingkungan 3


8 1 16
= . . √20 . . 2 : 5√5
5 5 15625

8 1 16 2
= . . √4 . .
5 5 15625 5

8 1 16 2
= . .2. .
5 5 15625 5

512
=
1953125

= 0,000262144 m3/dt

2.2 Weir Cipolieti


Setelah menggunakan Weir Thomson pengukuran debit air bisa
juga dilakukan dengan Weir Cipolieti.
Praktek Fisika Lingkungan 4
H

Formula Weir Cipolieti


2 8 
Q = cd 2g  b.H  H 
2/3 5/2

3 15 
Keterangan : Q = Debit air (m3/dt)
g = Gravitasi (m/s2)
b = Lebar bibir Weir
H = Tinggi air (cm)
Cd = 0,6
Catatan : Penggunaan Weir Cipolieti sama dengan penggunaan Weir
Thomson.

1. Study Kasus
Pengukuran debit air yang mengalir disebuah pipa diukur
menggunakan Weir Thomson menghasilkan data sebagai berikut :
Lebar Weir (L) = 9,5 cm = 0,095 m
Tinggi Weir (H) = 6 cm

2. Hasil Pengukuran
No. Waktu H. Sebelum H Sesudah H (cm)
(cm) (Cm)
1. Mulai Luber 6 6,3 0,3
2. Menit 1 6 6,5 0,5
3. Menit 2 6 6,4 0,4
4. Menit 3 6 7 1,0
Rata-Rata 6 6,55 0,55

Praktek Fisika Lingkungan 5


∆H = 0,55 cm = 0,0055 m

2 8 
Q = cd 2g  b.H  H 
2/3 5/2

3 15 
 2 8 
= 0,6 2 x 10  x 9,5 x 0,55 
2/3
x 0,555/2 
3 15 

2,68328 4,25149  0,119648


=
2,68328
x 4,371138
=
11,7289872 cm3/dt
=
= 11,7289872 x 10-6 m3/dt

2.3 Weir Rectangular


Weir Rectanguler yaitu merupakan salah satu alat ukur yang dapat
digunakan untuk menghitung debit air yang mengalir.

Praktek Fisika Lingkungan 6


H

b
Formula Weir Rectanguler
2
Q= cd 2g .b.H 3/2
3
Keterangan : Q = Debit air (m3/dt)
g = Gravitasi (m2/s)
b = Lebar
H = Tinggi
Cd = 0,6

1. Study Kasus
Menggunakan debit air yang mengalir dalam Weir Rectanguler
menghasilkan data sebagai berikut :
Lebar Weir (L) = 10 cm
Tinggi Weir (H) = 6 cm

2. Hasil Pengukuran
No. Waktu H. Sebelum H Sesudah H (cm)
(cm) (Cm)
1. Mulai Luber 6 7,9 1,9
2. Menit 1 6 8,1 2,1
3. Menit 2 6 8,0 2,0
4. Menit 3 6 7,8 1,8
Rata-Rata 6 7,95 1,95

∆H = 1,95 cm = 0,0195 m
2
Q= cd 2g .b.H 3/2
3
2
= 0,6 20.10.1,95 3/2
3
= 0,4 x 4,47 x 10 x 2,723

Praktek Fisika Lingkungan 7


= 48,68 cm3/dt
= 48,68 x 10-6 m3/dt

STUDI KASUS
SALURAN TERTUTUP

1. Poulsoulli
Dalam perhitungan debit air yang mengalir dalam suatu pipa dan
dihitung dengan menggunakan formula Poulsoulli.

Praktek Fisika Lingkungan 8


1. Formula Poulsoulli
π r 4  P1  P2 
Q
8η L
Keterangan :
Q = Debit air (m3/dt)
r = jari-jari pipa (cm)
P1 = Tekanan pada titik 1 (n/m2)
P2 = Tekanan pada titik 2 (n/m2)
 = Viskositas / ketenangan (kg/m/dt)
L = panjang pipa (m)

2. Studi Kasus
Jarak Magetan ke Caruban 50 km. Tekanan di Magetan 1
KgF/cm. Dan di Caruban 3 KgF/cm. Diameter pipa 4 dim, suhu air
240C. Spikositas 0,9161 gr/cm.s.
a. Berapa debit air yang mengalir ?
b. Jalur distribusi itu dapat dipakai berapa jiwa jika kebutuhan
airnya 100/orang/hari ?
c. Berapa kemiringan jalur distribusi hv jika c = 100 ?

Penyelesaian :
Diketahui :
P1 = 1 KgF/cm2
= 1 x 105 Kg/m.s2
P2 = 3 KgF/cm2
= 3 x 105 Kg/m.s2
P = P2 – P1
= 3 x105 – 1 x105
= 2 x105 Kg/m.s2
L = 50 km = 50.000 m
 = 0,9161 gr/cm.s
= 0,9161.10-3 Kg.m.s

1 dim = 2,54 cm. Maka 4 dim = 4 x 2,54 cm = 10,16 cm


Praktek Fisika Lingkungan 9
d = 10,16 cm = 10,16 x10-2 m
r = 5,8 .10-2 m

Ditanya :
a. Q ?
b. Jalur distribusi itu dapat dipakai berapa jiwa jika kebutuhan
airnya 200/orang/hari ?
c. Berapa kemiringan jalur distribusi Hw jika c = 100 ?

Dijawab :
π.r 4 .P
a. Q =
8L

3,14 x (5,8 x10-2 ) 4 x 2 x105


= 8 x(0,9161 x10-3 ) x 50x103
= 3,14 . 1131,6496 x 10-8 . 2 x105.
8 (0,9161 x 10-3) (50 x 103)

= 7106,759488 x 10-8 x 105

366,44

= 19,39 x 10-3 m3/s

b. Sehari = 60 detik x 60 menit x 24 jam = 86400

1 hari = 19,39 x 10-3 m3/s x 86400 hr


= 1675,296 l/hari

Jml orang = 1675,296 l/hari


200 lt/or/hr

= 8,37648 orang

c. Hanzen williem dengan C = 100

Q = 0,2785 . C . D2,65 . S1/2

19,39 x 10-3 = 0,2785. 100 . (10,16 . 10-2 m )2,65 . S1/2


S2 = 19,39 x 10-3
0,2785 x 100 x (10,16 x 10-2 )2,65

Praktek Fisika Lingkungan 10


S2 = 19,39 x 10-3

27,85 x (465,87 x 10-5,3)

= 19,39 x 10-3 x 105,3

129744795

= 19,39 x 102,3

129744795

= 1,49 x 10-7 x 102,3


= 1,49 x 10-4,7
S = √1,49 x 10-4,7
= 1,22 x 10-2,35

2. Hanzen Williams

Formula Hanzen Williams bisa dipakai secara luas untuk jaringan


perpipaan jarak jauh. Formula ini digunakan untuk menghitung kehilangan
(Hf) dan menghitung debit air.
1. Formula Hanzen Williams untuk Debit Air
Q = 0,2785 x C x D 2,63 x S 0,54
Keterangan :
Q = Debit air (m/s)
C = Kekerapan Pipa (lihat tabel)
D = Diameter (cm)
S = Kemiringan
2. Formula Hanzen Williams untuk kehilangan tekanan (Hf)
Praktek Fisika Lingkungan 11
1,85
 Q 
Hf =  2,63 
xL
 0,2785 x C x D 
Keterangan :
Hf = Kehilangan Tekanan (m)
L = Panjang pipa (m)
Q = Debit air (m2/s)
C = Kekerasan Pipa (lihat tabel)
D = Diameter Pipa (m)

3. Tabel Nilai Koefisien Aliran C


Jenis Pipa C Jenis Pipa C
- Pipa Baja Baru 140 - Pipa line semen 140
- Pipa baja setelah 100 - Pipa lined aspal 140
digunakan 20 th - Pipa semen asbes 130
- Pipa besi baru 130 - Pipa beton prastesed 130
- Pipa besi setelah 100 - Pipa plastik FRP
digunakan 20 th 150

4. Studi Kasus
Hitunglah debit air dan kehilangan tekanan yang mengalir pada
sebuah pipa yang mempunyai diameter 2 dim (1 dem = 2,54 cm)
panjang distribusi 3 km kekerasan pipa tersebut 150 dan kemiringan 8
m /1000
Ditanya : a. Q
b. Dapat dipakai berapa jiwa jalur distribusi
c. S Jika C = 100

Jawab
Diketahui :
D = 2 dem (2 x 2,54 cm)
= 5,08 cm
= 5,08 . 10-2 m
Praktek Fisika Lingkungan 12
L = 3 km = 3000 m
C = 150
S = 8m /1000
= 8 x 10-3

a. Q = 0,2785 x C x D x S1/2
= 0,2785 x 150 x (5,08 x 10-2)2,63 x (8 x 10-3)1/2
= 41,775 . (71,84 x 10-5,3) . (8 x 10-3)1/2
= 41,775 . (71,84 x 10-5,3) . (2,82 x 10-1,5)
= 8463,14 x 10-6,8
1, 85
 Q 
b. Hf =  0,2785 x C x D 2,63  xL
 

1, 85
 8463,14 x 10- 6,8 
=  - 2, 2,63 
x 30003
 0,2785 x 150 x (5,08 . 10 ) 

1,85
 8463,14 x 10- 6,8 
=  - 5,3
 x 30003
 3001,116 x 10 

= ( 2,819 x 10-1,5)1,85 x 30003


= ( 6,80 x 10-2,775) x 2,7 x 1010 m
c. Q = 0,2785 x C x D x S1/2

8463,14 x 10-6,8 = 0,2785 . 100 . (5,08 x 10-2)2,63 . S1/2

S2 = 0,2785 . 100 . (5,08 x 10-2)2,63


8463,14 x 10-6,8

S2 = 27,85 . (71,85 x 10-5,26 )


8463,14 x 10-6,8

S2 = 20001,02 x 10-5,26 x 10-6,8


8463,14

S2 = 0,2364 x 10-12,6
S = √0,2364 x 10-12,6
Praktek Fisika Lingkungan 13
S = 0,4862 x 10-6,3

3. Darcy – Weisbach
Pola aliran, dalam pipa yang dihubungkan ke pompa dalam batasan
“tambahan” sehingga Heat Loss gesekan bertambah sebanding dengan
pangkat dua kecepatan aliran.
Formula Darcy Weisbach adalah formula yang sering dipakai
untuk pipa pendek yang digunakan untuk menyambung pipa antara pompa
dan suchour / dischange chambers.

L V2
1. Formula dari Darcy – Wesbactis : Hf = f x x
D 2g

Keterangan :
Hf = Kehilangan tekanan (m)
Fr = Koefisien Gesekan (tabel)
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter Pipa (cm)
V2 = Kecepatan (m/s)
g = Gravitasi (10 m/s)

2. Tabel Catatan
Untuk pipa besi cor = F : (0,02 H / 200 D) x 1,5
Untuk pipa baja = F : (0,0144 + 915/100 V ) x 1,5

3. Studi Kasus

Praktek Fisika Lingkungan 14


a. Hitunglah kehilangan tekanan pada pipa yang berdiamater 2 dim
dengan panjang pipa 4000 m dan debit yang dialirkan sebesar
914.10-4 m3/s. Koefisien gesekan 0,02.

Diket : D = 5,08 . 10-2 cm = 5,08 . 10-2 m


L = 4000 m
Q = 914.10-4 m3/s
fv = 0,02
Ditanya : Hf …… ?
Dijawab :
Q
V=
A
Q
= 1
x 3,14 x D 2
4

0,0914
= 1
x 3,14 x 25,8
4
0,0914
= 20,253

= 0,00451 m/s

L V2
Hf = fv x ( )x ( )
D 2g

4000 (0,00451 ) 2
= 0,02 ( 0,0508 ) x ( )
2.10

= 1574,8 . 1,01 10-5 m

= 1590,548 . 10-5 m

= 1,590548 . 10-2 m

Praktek Fisika Lingkungan 15


4. Gelas Ukur
Menggunakan gelas ukur kita dapat mengetahui debit air yang
mengalir dari aliran air.
V
1. Formula : Q
t
Keterangan : Q = debit air (m3/dt)
V = volume air
t = waktu (t)
2. Study Kasus
Hitung debit air dengan data sebagai berikut :
Data Hasil Praktikum

NAMA WAKTU (s) VOLUME (ml)


Chanyeol 80 780
Jongki 66 580
Jongin 72 620
Kimbum 83 800
Sehun 64 500
Baekhyun 83 800
Xiumin 76 720
Rata-Rata 74,71 685,71

Vr
Q
tr

= 685,71 : 74,71

= 9,17 ml/s

Jadi debit air yang mengalir pada sebuah aliran air dengan
kecepatan dan waktu rata-rata yang mewakili sebesar 9,17 ml/s.

Praktek Fisika Lingkungan 16


STUDI KASUS
PENGUKURAN LINGKUNGAN FISIK

1. Pencahayaan
a. BUATLAH SIMULASI PELAKSANAAN PENGUKURAN
PENCAHAYAAN

I. Lokasi : Tempat Fitnes


Ukuran :7x6
General

Pencahayaan
Titik L F Max Min Ave
1 √   42 0 30

2 √   50 0 53

3 √   45 0 43

4 √   35 1 33
5 √   42 0 47
6 √ 63 0 52
Praktek Fisika Lingkungan 17
7 √ 45 0 42
Max     322
Min     1
Ave     300

b. Analisislah hasil data tersebut berdasarkan peraturan perundangan


yang saudara fahami.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 70
Tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Industri, Persyaratan pencahayaan lingkungan kerja industri
merupakan nilai tingkat pencahayaan yang disarankan berdasarkan jenis
area, pekerjaan atau aktivitas tertentu. Persyaratan pencahayaan
lingkungan kerja dikelompokkan menjadi:
a. Persyaratan pencahayaan dalam gedung industri
b. Persyaratan pencahayaan di luar gedung industri Persyaratan
pencahayaan lingkungan kerja dinyatakan dalam satuan Lux.
Pencahayaan yang telah dianalisis termasuk kedalam kelompok
(A) yaitu persyaratan pencahayaan dalam gedung industri. Pencahayaan
yang dianalisis menunjukkan hasil yang berada di batas normal, yaitu 300
Lux. Berdasarkan analisis tersebut, maka pencahayaan yang diperiksa
tidak melebihi baku mutu kebisingan yang tercantum di peraturan
perundang-undang diatas. Karena di dalam peraturan perundang-undangan
ini dijelaskan bahwa 20 Lux untuk lorong (tidak ada pekerja), 100 Lux
untuk pintu masuk dan area sirkulasi dan koridor, 200 untuk ruang
penyimpanan dan kantin, 200 untuk Ruang ganti, kamar mandi, toilet
(dalam keadaan tertutup), 300 untuk ruangan aktivitas fisik (olah raga) dan
Area penanganan pengiriman kemasan. Jadi tingkat pencahayaan yang
pada hasil data tidak akan merusak kesehatan seperti kerusakan pada
indera pengelihatan ataupun sistem saraf. Sehingga aman digunakan untuk
aktivitas sehari-hari.

Praktek Fisika Lingkungan 18


3. Kebisingan

a, Buatlah Simulasi Pengukuran Kebisingan

Lokasi : Halaman depan rumah


Hari / Tanggal : Jumat, 5 Juni 2020

TITIK
WAKTU
PENGUKURAN I II III IV
PENGUKURAN
KE
10.01 1 78 60 56 70
10.02 2 68 77 48 75
10.03 3 57 59 78 50
10.04 4 73 58 70 67
10.05 5 51 73 80 60
10.06 6 80 48 59 80
10.07 7 60 78 62 46
10.08 8 75 57 73 58
10.09 9 58 57 48 73
10.10 10 46 72 68 70
10.11 11 80 54 57 76
10.12 12 73 60 59 62
10.13 13 72 48 80 73
10.14 14 51 67 73 58
10.15 15 57 80 51 48
10.16 16 68 70 52 68
10.17 17 48 54 77 80
10.18 18 58 68 48 70
10.19 19 76 52 57 66
10.20 20 68 48 73 56
10.21 21 54 75 65 80
10.22 22 80 73 62 77
10.23 23 46 63 68 58
10.24 24 62 54 73 52
10.25 25 80 54 48 73
Praktek Fisika Lingkungan 19
WAKTU PENGUKURAN : 10.01 – 10.25
LOKASI : Halaman depan rumah

NO. Li F F1 10L1/10 X (10-8) F1 X 10 L1/10 X (10-8)


1. 80 I 0,1 1 8
II 0,2 1 1,6
III 0,3 1 2,4
IV 0,4 1 3,2
2. 78 I 0,1 0,630957 0,0630957
II 0,2 0,630957 0,1262914
III 0,3 0,630957 0,1892871
3. 77 II 0,2 0,501187 0,1002374
III 0,3 0,501187 0,1503561
IV 0,4 0,501187 0,2004748
4. 76 I 0,1 0,398107 0,0398107
IV 0,4 0,398107 0,1592428
5. 75 I 0,1 0,316228 0,0316228
IV 0,4 0,316228 0,1264912
6. 73 I 0,1 0,199526 0,0199526
II 0,2 0,199526 0,0399052
III 0,3 0,199526 0,0598578
7. 72 I 0,1 0,1584889 0,01584889
II 0,2 0,1584889 0,03169778
8. 70 II 0,2 0,1 0,02
III 0,3 0,1 0,03
IV 0,4 0,1 0,04
9. 68 I 0,1 0,0630957 0,00630957
II 0,2 0,0630957 0,01261914
III 0,3 0,0630957 0,01892871
IV 0,4 0,0630957 0,02523828
10. 67 II 0,2 0,0501187 0,01002374
IV 0,4 0,0501187 0,02004748
11. 66 IV 0,4 0,0398107 0,01592428
Praktek Fisika Lingkungan 20
12. 65 III 0,3 0,0316228 0,00948684
13. 63 II 0,2 0,0199526 0,00399052
14. 62 I 0,1 0,0158489 0,00158489
III 0,3 0,0158489 0,00475467
15. 60 II 0,2 0,01 0,002
IV 0,4 0,01 0,004
16. 59 II 0,2 0,00794328 0,001588656
III 0,3 0,00794328 0,002382984
17. 58 I 0,1 0,00630957 0,000630957
II 0,2 0,00630957 0,001261914
IV 0,4 0,00630957 0,002523828
18. 57 I 0,1 0,00501187 0,000501187
II 0,2 0,00501187 0,001002374
III 0,3 0,00501187 0,001503561
19. 56 III 0,3 0,00398107 0,001194321
IV 0,4 0,00398107 0,001592428
20. 54 I 0,1 0,00251189 0,000251189
II 0,2 0,00251189 0,000502378
21. 52 II 0,2 0,00158489 0,000316978
III 0,3 0,00158489 0,000475467
IV 0,4 0,00158489 0,000633956
22. 51 I 0,1 0,00125893 0,000125893
III 0,3 0,00125893 0,000125893
23. 50 IV 0,4 0,001 0,0004
24. 48 I 0,1 0,000630957 0,0000630957
II 0,2 0,000630957 0,0001261914
III 0,3 0,000630957 0,0001892871
IV 0,4 0,000630957 0,0002523828
25. 46 I 0,1 0,000398107 0,0000398107
IV 0,4 0,000398107 0,0001592428
1583 Jumlah 0,16796781045

∆F = ∑ ( F1 x 10Li/10 x 10-8 )
∑ Li
= 0,16796781045
Praktek Fisika Lingkungan 21
1583
= 0,0001061073

LEQ = 10 log ∆F x 10-8


= 10 log 0,0001061073 x 10-8
= 10 log10 (1061073 : 1010 ) x 10-8
= 10 ( log10 (1061073) - log10 (1010) )
= 10 ( log10 (1061073) - 10 )
= 10log10 (1061073) - 100
= 39,74255 dB

b.Analisislah Hasil data tersebut berdasarkan peraturan perundangan yang


saudara fahami
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 70
Tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Industri, Nilai Ambang Batas kebisingan merupakan nilai yang
mengatur tentang tekanan bising rata-rata atau level kebisingan
berdasarkan durasi pajanan bising yang mewakili kondisi dimana hampir
semua pekerja terpajan bising berulang-ulang tanpa menimbulkan
gangguan pendengaran dan memahami pembicaraan normal.
Kebisingan yang telah dianalisis menunjukkan hasil yang masih
berada di batas normal, yaitu 39,74255 dB dan tidak bersifat dentuman.
Berdasarkan analisis tersebut, maka kebisingan yang diperiksa tidak
melebihi baku mutu kebisingan yang tercantum di peraturan perundang-
undang diatas. Karena di dalam peraturan perundang-undangan ini
dijelaskan bahwa NAB kebisingan untuk 8 jam kerja per hari adalah
sebesar 85 dBA. Jadi tingkat kebisingan yang pada hasil data tidak akan
merusak kesehatan seperti kerusakan pada indera pendengaran ataupun
sistem saraf. Sehingga aman digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Praktek Fisika Lingkungan 22


STUDI KASUS
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1, PENGAMBILAN SAMPEL AIR BERSIH

a. Buatlah Simulasi Hasil Identifikasi Sampel Air Bersih


Sampel : Air Kran
Hari, tanggal : Jumat, 5 Juni 2020
Praktek Fisika Lingkungan 23
Lokasi : Di tempat wudhu rumah
Waktu : 08.00 WIB
Parameter : fisika

Contoh : Hasil identifikasi air bersih sebagai berikut :


1. Suhu : 2˚C
2. Kekeruhan : 10 NTU
3. TDS : 800 mg/l
4. Bau : Tidak berbau
5. Rasa : Tidak berasa
6. Warna : Bening
7. pH :7

b. Analisislah Hasil data tersebut berdasarkan peraturan perundangan yang


saudara fahami
Menurut PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor :
416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan
Kualitas Air. Air bersih yang telah dianalisis menunjukkan hasil yang
masih berada di batas normal. Parameter berikut yaitu suhu 2˚C,
kekeruhan 10 NTU, TDS 800 mg/l, PH normal tidak terlalu asam maupun
basa yaitu 7, tidak berbau, berwarna bening dan tidak berasa.
Berdasarkan analisis tersebut, maka air bersih yang diperiksa tidak
melebihi baku mutu kualitas air yang tercantum di peraturan perundang-
undang diatas, yaitu tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, dengan
tingkat kekeruhan kurang dari 25, TDS kurang dari 1500 mg/l, suhu udara
± 3oC, dan tingkat warna tidak melebihi batas kadar maksimum 50 skala
TCU. Oleh karena itu air bersih yang telah diperiksa tersebut aman
digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Praktek Fisika Lingkungan 24


2. PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH

a. Buatlah Simulasi Hasil Identifikasi Sampel Air Limbah


Sampel : Air Limbah domestic
Hari, tanggal : Jumat, 5 Juni 2020
Lokasi : Saluran pembuangan rumah
Waktu : 10.10 WIB
Parameter : Fisika

Contoh : parameter secara fisika :

Praktek Fisika Lingkungan 25


1. Pengambilan Air Limbah domestic (hasil diberikan satuan dan harga
normalnya berapa)
a. Bau : Bau busuk, kadang-kadang wangi sabun
b. Warna : Sedikit putih
c. pH :5
d. TSS : 20 mg/l
a. Kekeruhan : 40 NTU

b. Analisislah Hasil data tersebut berdasarkan peraturan perundangan yang


saudara fahami
Menurut Permen LH No 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air
Limbah dan Permen LHK No 68 tahun 2016 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik. Air limbah yang diperiksa berasal dari aktivitas sehari-
hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air, seperti dari
WC/tinja/urine dari kakus/WC/jamban, mandi/cuci/aktivitas
memasak/dapur. Karena itu kadang-kadang berbau wangi sabun, namun
kadang-kadang juga berbau busuk dan mengganggu lingkungan.
Parameter fisik air limbah yang telah dianalisis menunjukkan
beberapa hasil yang normal dan beberapa tidak normal. Parameter berikut
yaitu kekeruhan 40 NTU, TSS 20 mg/l, PH 7, berwarna putih, berbau
busuk dan berbau seperti wangi sabun.
Berdasarkan analisis tersebut, maka parameter fisik air limbah yang
diperiksa beberapa tidak sesuai dengan baku mutu kualitas air yang
tercantum di peraturan perundang-undangan diatas, yaitu tidak berbau,
tidak berasa, TSS kurang dari 30 mg/l, dan tingkat warna tidak melebihi
batas kadar maksimum. Namun Ph kurang dari baku mutu yaitu 6-9. Oleh
karena itu air limbah yang telah diperiksa tersebut, Phnya harus lebih
diperhatikan dan diatasi agar tidak mencemari lingkungan.

Praktek Fisika Lingkungan 26


3. PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN
a. Buatlah simulasi Hasil Identifikasi Sampel Makanan
Sampel : Tahu bacem
Hari, tanggal : Jumat, 5 Juni 2020
Lokasi : Dapur rumah
Waktu : 09.00 WIB
Parameter : Fisika

NAMA JENIS HASIL PENGAMATAN


NO
MAKANAN PENGAMATAN HARI 0 HARI 3
Praktek Fisika Lingkungan 27
Warna Kuning Kuning Pucat
Tekstur Lembut Keras
1 Tahu bacem
Bau Harum Kecut
Rasa Manis Asam

b. Analisislah Hasil data tersebut berdasarkan peraturan perundangan yang


saudara fahami
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 86 Tahun
2019 Tentang Keamanan Pangan. Sampel makanan yang telah dianalisis
menunjukkan hasil yang berbeda di hari 0 dan hari ke 3. Parameter smapel
makanan tersebut pada hari 0 masih berada di batas normal, karena sampel
masih seperti sewajarnya yaitu berwarna kuning dengan tekstur lembut,
berbau harum bacem dan berasa manis. Namun berada di batas tidak
normal pada hari ke 3, karena sampel sudah tidak seperti sewajarnya yaitu
berwarna kuning pucat dengan tekstur keras, berbau harum kecut dan
berasa asam.
Berdasarkan analisis tersebut sampel ini berarti tidak sesuai dengan
baku mutu keamanan yang tercantum di peraturan perundang-undang
diatas karena sudah tidak memenuhi syarat diantaranya tidak layak
dikonsumsi setelah pada hari ke 0.

4. PENGAMBILAN SAMPEL TANAH


a. Buatlah simulasi Hasil Identifikasi Sampel Tanah
Sampel : Tanah Pasir
Hari, tanggal : Jumat, 5 Juni 2020
Lokasi : Pantai Puring
Waktu : 15.10 WIB
Parameter : Fisika
Berdasarkan parameter fisika :
1. Jenis Tanah : Tanah
2. Warna Tanah : Putih keabu - abuan
3. Tekstur : Kasar

Praktek Fisika Lingkungan 28


4. pH : 6,5
5. Kelembaban : Tidak lembab
c. Analisislah Hasil data tersebut berdasarkan peraturan perundangan yang
saudara fahami
Berdasarkan data yang telah didapatkan, diperoleh bahwa tanah
pada pantai puring memiliki jenis tanah pasir dengan warna putih keabu-
abuan dan memiliki pH sekitar 6,5. Jenis tanah ini kering, karena jenis
tanah berpasir merupakan jenis tanah yang tidak dapat menyerap air.
Karakteristik yang dimiliki oleh tanah berpasir ini menyebabkan tanah
ini memiliki kelembapan yang rendah atau bahkan tidak lembab.
Berdasarkan observasi ketika mengambil sampel, salah satu tumbuhan
yang dapat tumbuh dan berkembang di tanah pasir yaitu pohon kelapa.

5. PENGAMBILAN SAMPEL SAMPAH

a. . Buatlah simulasi Hasil Identifikasi Sampel Sampah Padat


Sampel : Anorganik
Hari, tanggal : Jumat, 5 Juni 2020
Lokasi : TPA lingkungan rumah
Waktu : 14.55 WIB
Parameter : Fisika

Hasil Penimbangan Sampah :


Berat sampah seluruhnya = 1,9 kg
Sampah Anorganik 1,1 kg : Kalengan = 4 ons
Praktek Fisika Lingkungan 29
Kertas = 2 ons
Botol = 3 ons
Plastik = 2 ons
Sampah Organik 0,8 kg : Sisa makanan dan sayuran = 3 ons
Daun kering = 5 ons

b. Analisislah Hasil data tersebut berdasarkan peraturan perundangan yang


saudara fahami
Berdasarkan peraturan perundangan yang saya fahami yang
dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi
(refuse) karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan
pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak
ada harganya. Sampah-sampah yang telah dianalisis menunjukkan hasil
yang masih berada di batas normal. Menurut UU No 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, sampah yang dihasilkan masih sesuai
dengan baku mutu yang telah ditetapkan, sehingga masih tergolong aman
bagi lingkungan. Disebut aman disini sebab sampah-sampah tersebut
dapat dimanfaatkan kembali dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
meminimalisir adanya dampak pencemaran lingkungan yang mungkin
terjadi.

Praktek Fisika Lingkungan 30

Anda mungkin juga menyukai