Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ETIKA, ETOS DAN KODE ETIK PADA GURU ”

Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Guru

Disusun oleh:

M Arul Amirullah NIM : 1172060054

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Etika, Etos dan Kode Etik Pada Guru”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan laporan makalah ini kami telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan yang kami miiki. Oleh karena itu bilamana masih
terdapat kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf dengan kerendahan hati. Kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun baik dalam
penulisan maupun isi dari makalah ini. Dan semoga makalah yang kami buat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

   
                                                                                  Bandung, Oktober 2018
   

                                                                                              Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. ETIKA............................................ ............................................ .......................2


B. ETOS............................................ ............................................ .........................3
C. KODE ETIK............................................ ............................................ .............4

BAB III PENUTUP

A. Saran..................................................................................................................9
B. Kesimpulan........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia.
Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang baik pada diri
seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar dan diajar. Mengajar
ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh seorang guru. Guru dalam proses belajar
mengajar mempunyai tiga peranan yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator
kelas.

Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelaj


aran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan
keterampilan mengajar. Guru sebagai pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan
kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etika ?
2. Apa yang dimaksud dengan Etos ?
3. Apa yang dimaksud dengan Kode Etik ?
4. Bagaimana penjelasan Etika, Etos dan Kode Etika bagi guru ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari etika.
2. Untuk mengetahui pengertian dari etos.
3. Untuk mengetahui pengertian dari kode etik.
4. Untuk mengetahui penjelasan mengenai etika,etos dan kode etik bagi guru.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika

iv
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang
dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.

Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan


keputusan tentang moral manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara umum etika
dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama
manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang sebaik-baiknya
berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku. Dengan adanya etika, manusia dapat
memilih dan memutuskan perilaku yang palik baik sesuai dengan norma-norma moral yang
berlaku. Dengan demikian akan terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia yang
baik dan harmonis, seperti saling menghormati, saling menghargai, tolong menolong, dsb.

Sebagai acuan pilihan perilaku, etika bersumber pada norma-norma moral


yang berlaku. Sumber yang paling mendasar adalah agama sebagai sumber keyakinan yang
paling asasi, filsafat hidup (di negara kita adalah Pancasila), budaya masyarakat, disiplin
keilmuan dan profesi. Dalam dunia pekerjaan, etika sangat diperlukan sebagai landasan
perilaku kerja para guru dan tenaga kependidikan lainnya. Dengan etika kerja itu, maka
suasana dan kualitas kerja dapat diwujudkan sehingga menghasilkan kualitas pribadi dan
kinerja yang efektif, efisien, dan produktif.

Etika kerja lazimnya dirumuskan atas kesepakatan para pendukung


pekerjaan itu dengan mengacu pada sumber-sumber dasar nilai dan moral tersebut di atas.
Rumusan etika kerja yang disepakati bersama itu disebut kode etik. Kode etik akan menjadi
rujukan untuk mewujudkan perilaku etika dalam melakukan tugas-tugas pekerjaan. Dengan
kode etik itu pula perilaku etika para pekerja akan dikontrol, dinilai, diperbaiki, dan
dikembangkan. Semua anggota harus menghormati, menghayati, dan mengamalkan isi dari
semua kode etik yang telah disepakati bersama. Dengan demikian akan terciptanya suasana
yang harmonis dan semua anggota akan merasakan adanya perlindungan dan rasa aman
dalam melakukan tugas-tugasnya.

B. Etos

Sebenarnya kata “etos” bersumber dari pengertian yang sama dalam etika, yaitu
sumber-sumber nilai yang dapat dijadikan rujukan dalam pemilihan dan kepustusan perilaku.
Etos kerja lebih merujuk pada kualitas kepribadian yang tercermin melalui unjuk kerja secara
utuh dalam berbagai dimensi kehidupannya.

Dengan demikian etos kerja lebih merupakan kondisi internal yang mendorong dan
mengendalikan perilaku kearah terwujudnya kualitas kerja yang ideal. Kualitas unjuk kerja
dan hasil kerja banyak ditentukan oleh kualitas etos kerja ini. Sebagai suatu kondisi internal,
etos kerja mengandung beberapa unsur antara lain:

v
1. Disiplin kerja
2. Sikap terhadap pekerjaan
3. Kebiasaan-kebiasaan bekerja

Dengan disiplin kerja, sorang pekerja akan selalu bekerja dalam pola-pola yang
konsisten untuk melakukan dengan baik sesuai dengan tuntutan dan kesanggupannya.
Disiplin yang dimaksud disini adalah bukan disiplin yang mati dan pasif, akan tetapi disiplin
yang hidup dan aktif yang didasari dengan penuh pemahaman, pengertian, dan keikhlasan.
Sikap terhadap pekerjaan merupakan landasan yang paling berperan, karena sikap mendasari
arah dan insentitas unjuk kerja. Perwujudan unjuk kerja yang baik, didasari oleh sikap dasar
yang positif dan wajar terhadap pekerjaannya. Mencintai pekerjaan sendiri adalah salah satu
contoh sikap terhadap pekerjaan. Demikian pula keinginan untuk senantiasa mengembangkan
pekerjaan dan unjuk kerja merupakan refleksi sikap terhadap pekerjaan. Orientasi kerja, juga
merupakan unsur sikap seperti orientasi terhadap hasil tambah, orientasi terhadap
perkembangan diri, dan orientasi terhadap perkembangan masyarakat. Kebiasaan kerja
merupakan pola-pola perilaku kerja yang ditunjukkan oleh pekerja secara konsisten.
Beberapaunsur kerja antara lain: kebiasaan mengatur waktu, kebiasaan pengembangan diri,
disiplin kerja, kebiasaan hubungan antar manusia, kebiasaan bekerja keras.

Dengan demikian, etos kerja merupakan tuntutan internal untuk berperilaku etis
dalam mewujudkan unjuk kerja yang baik dan produktif. Dengan etos kerja yang baik dan
kuat sangat diharapkan seseorang pekerja akan senantiasa melakukan pekerjaannya secara
efektif dan produktif dalam kondisi pribadi yang sehat dan berkembang. Perwujudan unjuk
kerja ini bersumber pada kualitas kompetensi aspek kepribadian yang mencakup aspek religi,
intelektual, social, pribadi, fisik, moral, dsb. Hal itu dapat berarti bahwa mereka yang
dipandang memiliki etos kerja yang tinggi dan kuat akan memiliki keunggulan.

Untuk melihat apakah seseorang mempunyai etos kerja yang tinggi atau tidak dapat
dilihat dari cara kerjanya. Keberhasilan peserta didik didukung oleh keteladan guru dalam
berikap dan kebiasaannya dalam mengajar. Etos kerja seseorang yang tinggi dapat diketahui
dari cara kerjanya yang memiliki tiga ciri dasar. Tiga ciri dasar tersebut yaitu: menjunjung
mutu pekerjaan, menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan, dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat.

Terdapat pendapat lain yang memaparkan, bahwa etos kerja memiliki tiga ciri-ciri
pula yaitu:

1. Memiliki standar kemampuan dalam bidang profesional, yang diakui oleh kelompok atau
organisasi profesi itu sendiri.
2. Berdisiplin tinggi (taat kepada aturan dan ukuran kerja yang berlaku dalam profesi yang
bersangkutan).
3. Selalu berusaha meningkatkan kualitas dirinya, melalui pengalaman kerja dan melalui
media pembelajaran lainnya.

vi
C. Kode Etik

Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang
dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.

Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan


tentang moral manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara umum etika dapat
diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama
manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang sebaik-baiknya
berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku.

Kode etik guru indonesia adalah himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru
yang tersusun dengan baik dan sistematis dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Kode etik
guru indonesia berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru
warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdianya sebagai guru, baik di dalam maupun di
luar sekolah serta dalam kehidupan sehari hari di masyarakat. Dengan demikian , kode etik
guru indonesia merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap profesional para
anggota profesi keguruan.

Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi
undang-undang. Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma
moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya
dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi,
dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.

Istilah “kode etik” itu bila di kaji maka terdiri dari dua kata yakni “kode” dan “etik”.
Perkataan “etik” berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang berarti watak, adab atau cara
hidup. Dapat diartikan bahwa etik itu menunjukkan “cara berbuat yang menjadi adat, karena
persetujuan dari kelompok manusia”. Dan etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang disebut “kode” sehingga terjemahlah apa yang disebut “kode etik”. Etika
artinya tata susila atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan satu
pekerjaan. Jadi, “kode etik guru” diartikan sebagai “aturan tata susila keguruan”.Kode Etik
Guru (KEG), Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), atau nama lain sesuai dengan yang
disepakati oleh organisasi atau asosiasi profesi guru, merupakan pedoman bersikap dan
berperilaku yang menjelaskan dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika jabatan guru. Dengan
demikian, guru harus menyadari bahwa jabatan mereka merupakan suatu profesi yang
terhormat, terlindungi, bermartabat, dan mulia. Di sinilah esensi bahwa guru harus mampu
memahami, menghayati, mengamalkan, dan menegakkan Kode Etik Guru dalam
menjalankan tugas-tugas profesional dan menjalani kehidupan di masyarakat.

vii
Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru
dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi
tugasnya. Menurut Oteng Sutisna (1986 : 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan
teman kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang
mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.

Sebagai kalangan profesional, sudah waktunya guru Indonesia memiliki kode etik
dan sumpah profesi. Guru juga harus memiliki kemampuan sesuai dengan standar minimal
sehingga nantinya “tidak malapraktik” ketika mengajar.

Adanya sumpah profesi dan kode etik guru, menurut Achmad Sanusi, sebagai
rambu-rambu, rem, dan pedoman dalam tindakan guru khususnya saat kegiatan mengajar.
Alasannya, guru harus bertanggung jawab dengan profesi maupun hasil dari pengajaran yang
ia berikan kepada siswa. Jangan sampai terjadi malapraktik pendidikan.

Ada beberapa kode etika guru di indonesia antara lain sbb:

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya
berjiwa Pancasila

2. Guru memiliki dan melaksanakan kewjujuran professional

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses


belajar mengajar

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

6. Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu da
martabat profesinya

7. Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan nasional

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organiosasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian

9. Guru melaksanaakn segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi tersebut antara lain :

1. kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas professional dan pedoman bagi masyarakat
sebagai seorang professional.

viii
2. fungsi kode etik yaitu : Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah. .
Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi. Melindungi para praktisi dari
kesalahan praktik suatu profesi.

3. kode etik guru dengan teman kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling
mendukung dalam bidang mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.

4. kode etik guru bagi guru itu sendiri, antara lain : Agar guru terhindar dari penyimpangan
tugas yang menjadi tanggung jawabnya, Untuk mengatur hubungan guru dengan murid,
teman sekerja, masyarakat dan pemerintah,Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru
agar lebih bertanggung jawab pada profesinya,Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada
mereka yang menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.

Ketaatan guru pada kode etik akan mendorong mereka berperilaku sesuai dengan
norma-norma yang dibolehkan dan menghindari norma-norma yang dilarang oleh etika
profesi yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-
tugas profesional dan kehidupan sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Dengan
demikian, aktualisasi diri guru dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran
secara profesional, bermartabat, dan beretika akan terwujud.

Kode Etik Guru dibuat oleh organisasi atau asosiasi profesi guru. PGRI misalnya,
telah membuat Kode Etik Guru yang disebut dengan Kode Etik Guru Indonesia (KEGI).
KEGI ini merupakan hasil Konferensi Pusat PGRI Nomor V/Konpus II/XIX/2006 tanggal 25
Maret 2006 di Jakarta yang disahkan pada Kongres XX PGRI No.
07/Kongres/XX/PGRI/2008 tanggal 3 Juli 2008 di Palembang. KEGI ini dapat menjadi Kode
Etik tunggal bagi setiap orang yang menyandang profesi guru di Indonesia atau menjadi
referensi bagi organisasi atau asosiasi profesi guru selain PGRI untuk merumuskan Kode Etik
bagi anggotanya.

Dengan demikian akan terciptanya suasana yang harmonis dan semua anggota akan
merasakan adanya perlindungan dan rasa aman dalam melakukan tugas-tugasnya. Secara
umum, kode etik ini diperlukan dengan beberapa alasan, antara lain:

Untuk melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah
ditetapkan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, Untuk mengontrol terjadinya
ketidakpuasan dan persengketaan dari para pelaksana, sehingga dapat menjaga dan
meningkatkan stabilitas internal dan eksternal pekerjaan,Melindungi para praktisi di
masyarakat, terutama dalam hal adanya kasus-kasus penyimpangan tindakan,Melindungi
anggota masyarakat dari praktek-praktek yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

Di dalam Pasal 28 undang-undang nomor 8 tahun 1974 menjelaskan tentang


pentingnya kode etik guru dengan jelas menyatakan bahwa” pegawai negeri sipil memiliki
kode etik sebagai pedoman sikap, sikap tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar
kedinasan.” Dalam penjelasan undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya
kode etik ini, pegawai negeri sipil sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat
mempunyai pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanan tugasnya dan

ix
dalam pergaulan sehari hari. Selanjutnya dalam kode etik pegawai negeri sipil itu digariskan
pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pegawai negeri .

kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap
anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
Norma norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana
mereka melaksanakan profesinya dan larangan-larangan yaitu ketentuan tentang apa yang
tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka, tidak saja dalam menjalankan tugas
profesi mereka, melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya
dalam pergaulannya sehari-hari dalam masyarakat.

Secara umum, kode etik ini diperlakukan dengan beberapa alasan, antara lain seperti berikut
ini;

1. Untuk melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan
berdasarkan perundangan-undangan yang berlaku.

2. Untuk mengontrol terjadinya ketidakpuasan dan persengketaan dari para pelaksana,


sehingga dapat menjaga dan meningatkan stabilitas internal dan eksternal pekerjaan.

3. Melindungi para praktisi di masyarakat, terutama dalam hal adanya kasus-kasus


penyimpangan tindakan. Melindungi anggota masyarakat dari praktek-praktek yang
menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

Tujuan perumusan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan
kepentingan organisasi profesi itu sendiri. tujuan mengadakan kode etik adalah:

a) untuk menjunjung tinggi martabat profesinya

b) untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya

c) untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesinya

d) untuk meningkatkan mutu profesi

e) untuk menuningkatkan mutu organisasi profesi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang
dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.yaitu sumber-sumber nilai yang dapat dijadikan
rujukan dalam pemilihan dan kepustusan perilaku. Etos kerja lebih merujuk pada kualitas

x
kepribadian yang tercermin melalui unjuk kerja secara utuh dalam berbagai dimensi
kehidupannya.Dengan demikian etos kerja lebih merupakan kondisi internal yang mendorong
dan mengendalikan perilaku kearah terwujudnya kualitas kerja yang ideal. Kode etik guru
indonesia adalah himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan
baik dan sistematis dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Kode etik guru indonesia
berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang tertarik dengan hal-
hal tentang etika, etos dan kode etik bagi guru , Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
penulis memohon saran dan kritik yang membangun, agar penulisan makalah yang
selanjutnya dapat lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Sukardjo dan Ukim Komarudin, 2010. Landasan Pendidikan dan Konsep Aplikasinya. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.

Soedijarto,1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai
Pustaka.

Imron, Ali, 1996. Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Gardon, Thomas dan Mudjito, 1990. Guru yang Efektif. Jakarta: CV Rajawali.

xi
xii

Anda mungkin juga menyukai