Anda di halaman 1dari 10

PROBLEMATIKA DUNIA PENDIDIKAN ISLAM ABAD 21

DAN TANTANGAN PONDOK PESANTREN DI JAMBI

Muhammad Sofwan dan Akhmad Habibi


Universitas Jambi
email: muhammad.sofwan@unja.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis masalah yang dihadapi oleh pondok-pondok pesantren
yang ada di Kota Seberang Jambi dan peran aktif mereka berpartisipasi dalam pelaksanaan
tujuan pendidikan nasional Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Jumlah partisipan dalam penelitian ini meliputi kepala pesantren, guru,
dan pengelola yang bekerja di dua Pesantren di Kota Seberang, Jambi. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan teknik diskusi kelompok. Hasil observasi
disajikan secara deskriptif. Analisis data hasil wawancara dimulai dengan mentranskrip
hasil, melakukan pengecekan ulang, menghilangkan bagian yang tidak diperlukan, dan
mengodifikasi hasil untuk dijadikan tema-tema. Data hasil diskusi kelompok disajikan untuk
memperkuat data hasil wawancara, dikodifikasi, dan dianalisis. Pemeriksaan keabsahan
data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa
problematika yaitu kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas, metode pengajaran yang
masih bersifat tradisional dan belum banyak variasi, kebijakan kurikulum yang berubah-
ubah, fasilitas pendidikan yang belum memadai, dan keuangan pesantren yang belum dapat
mencukupi.
Kata kunci: problematika, dunia pendidikan Islam, pondok pesantren

ISLAMIC EDUCATIONAL ISSUES


AND ISLAMIC BOARDING SCHOOL CHALLENGES IN 21ST CENTURY

Abstract
This study was aimed at analyzing the problems faced by Islamic boarding schools in
Seberang, Jambi and the active role they participate in the implementation of national
education goals of Indonesia. This study was a case study with a qualitative approach.
participants in this study were the headmasters, teachers, and managers who work in two
boarding schools in Seberang, Jambi. The data were collected by observation, interview and
group discussion techniques. The observation results were presented descriptively. Analysis
ofthe interview data began with transcribing the results, re-checking, eliminating the parts that
are not needed, and codify the results to be used as themes. The data from group discussions
served to reinforce the interview data, codified, and analyzed. The examination of data
validity was using triangulation. The results show that there are some problems namely the
lack of qualified teaching staff, traditional teaching methods, inconsistent curriculum policy,
inadequate educational facilities, and insufficient school finance.
Keywords: problems, Islamic education, Islamic Boarding School

271
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 271-280

PENDAHULUAN Di Indonesia, secara etimologis


Pendidikan di abad ke-21 menunjuk- pendidikan diterjemahkan ke dalam bahasa
kan terjadinya dikotomi antara pendidikan Arab “tarbiyah” dengan kata kerjanya
barat yang cenderung sekuler dan pendidikan “rabba” yang berarti mengasuh, mendidik,
Islam yang terkungkung dalam dogma yang memelihara (Daradjat, 1996, p. 24). Ki Hajar
kaku. Menyadari kekeliruan tersebut, muncul Dewantara menyatakan bahwa pendidikan
paham yang berusaha mengintegrasikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya
Islam dan pengetahuan atau biasa disebut anak-anak, maksudnya pendidikan adalah
Islamisasi ilmu pengetahuan yang berujung menuntun segala kekuatan kodrat yang
pada internalisasi nilai-nilai Islam dalam ada pada anak-anak itu agar mereka
ilmu modern (Kurniawan & Mahrus, 2011, sebagai manusia dan sebagai anggota
p. 284). masyarakat dapat mencapai keselamatan
Pendidikan Islam menurut Zakiah dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
Daradjat merupakan pendidikan yang (Ismail, 2008, p. 34).
lebih banyak ditujukan kepada perbaikan Definisi umum pendidikan Islam adalah
sikap mental yang akan terwujud dalam pendidikan yang bertujuan membimbing
perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri anak didik dalam perkembangan dirinya,
maupun orang lain yang bersifat teoretis dan baik jasmani maupun rohani menuju
praktis (Daradjat, 1996, p. 25). Pesantren terbentuknya kepribadian yang utama
sebagai lembaga resmi pendidikan Islam pada anak didik nantinya yang didasarkan
di Indonesia mempunyai peranan penting pada hukum-hukum Islam (Ismail, 2008,
dalam membangun pendidikan Indonesia p. 34). Pendidikan Islam harus mampu
secara kesuluruhan. menyesuaikan sistem dan pengelolaannya
Di abad ke-21, era globalisasi, pen- sesuai dengan perkembangan zaman. Hal
didikan Islam menemukan berbagai ini ditujukan demi kepentigan tidak hanya
macam problematika seperti: (1) relasi guru dan murid tetapi semua pihak yang
kekuasaan dan orientasi pendidikan Islam, terkait demi meningkatkan tata kelola dunia
(2) profesionalitas dan kualitas SDM, dan pendidikan Islam di Indonesia.
(3) masalah kurikulum. Rembangy (2010, Pelaksanaan pendidikan Isl am
p. 21) berpendapat bahwa pendidikan harus senantiasa mengacu pada sumber
cenderung berpijak pada kebutuhan prag- yang termuat dalam Al Quran. Dengan
matis, atau kebutuhan pasar, lapangan, berpegang pada nilai-nilai tertentu dalam
dan kerja. Ruh pendidikan Islam sebagai Al Quran, terutama dalam pelaksanaan
pondasi budaya, moralitas, dan social pendidikan Islam, umat Islam akan mampu
movement (gerakan sosial) menjadi hilang. mengarahkan dan mengantarkan umat
Banyak guru dan tenaga kependidikan manusia menjadi kreatif dan dinamis
masih belum berkualitas sehingga mereka serta mampu mencapai esensi nilai-nilai
tidak atau kurang mampu menyajikan dan ubudiyah kepada khaliknya (Tantowi,
menyelenggarakan pendidikan yang benar- 2009).
benar berkualitas (Rembangy, 2010, p. 28). Pendidikan Islam diakui keberadaan-
Dalam realitas sejarah, pengembangan nya dalam sistem pendidikan nasional
kurikulum pendidikan Islam tersebut yang terbagi menjadi tiga hal. Pertama,
mengalami perubahan-perubahan paradig- pendidikan Islam sebagai lembaga yakni
ma, walaupun paradigma sebelumnya tetap dengan diakuinya keberadaan lembaga
dipertahankan (Muhaimin, 2007, p. 86). pendidikan Islam secara eksplisit. Kedua,

272
Muhammad S. dan Akhmad H.: Problematika Dunia Pendidikan Islam ...

pendidikan Islam sebagai mata pelajaran, kembang dengan pesat. Di Kota Jambi
yakni dengan diakuinya pendidikan terdapat sebelas pesantren yaitu Nurul
agama Islam sebagai salah satu mata Iman, Assad, Al-Jauharen, Saa’daturen,
pelajaran yang wajib diberikan pada satuan Al-Mubarak, Al-Riyyad, Al-Hidayah, Al-
pendidikan tingkat dasar sampai perguruan Mu’tadin, PKP Al-Hidayah, Ainul Yakin,
tinggi. Ketiga, pendidikan Islam sebagai dan Tahfiz Darul Hikmah (Kemenag,
nilai-nilai, yakni dengan ditemukannya 2015). Di Kota Seberang yang dikenal
nilai-nilai Islami dalam sistem pendidikan sebagai Kota Santri di Jambi, terdapat
(Daulay, 2009, p. 25). enam pesantren yaitu: Nurul Iman, Assad,
Secara historis, pesantren telah men- Al-Jauharen, Saa’daturen, Al-Mubarak,
dokumentasikan berbagai sejarah bangsa Al-Riyyad (Kemenag, 2015). Wawancara
Indonesia, baik sejarah sosial budaya awal yang dilakukan dengan beberapa guru
masyarakat Islam, ekonomi, maupun politik pesantren mengindikasikan bahwa terdapat
bangsa Indonesia. Sejak awal penyebaran masalah-masalah atau tantangan yang
Islam, pesantren menjadi saksi utama bagi dihadapi baik oleh pihak yayasan maupun
penyebaran Islam di Indonesia (Rizal, 2009). sekolah dalam mengembangkan pendidikan
Pesantren mampu membawa perubahan Islam di Jambi dalam keterkaitannya dengan
besar terhadap persepsi khalayak nusantara pendidikan di abad ke-21 antara lain:
tentang arti penting agama dan pendidikan masalah sosial ekonomi, metode penga-
(Daulay, 2009: 30). Artinya, sejak itu jaran, dan kekurangan sarana prasarana.
orang mulai memahami bahwa dalam Berdasarkan latar belakang masalah
rangka penyempurnaan keberagamaan, di atas, perlu dikaji secara mendalam
mutlak diperlukan prosesi pendalaman dan problematika dunia pendidikan Islam
pengkajian secara matang pengetahuan yang dihadapi pesantren modern yang
agama mereka di pesantren. Sejak awal menerapkan kurikulum nasional Indonesia
pertumbuhannya, fungsi utama pesantren di Kota Seberang Jambi. Pemilihan
adalah menyiapkan santri mendalami dan pesantren modern dipertimbangkan karena
menguasai ilmu agama Islam atau lebih menerapkan kurikulum yang dikaitkan
dikenal tafaqquh fi-al-din. dengan metode pengajaran abad ke-21.
Terdapat dua tipe pesantren di Indonesia
yang didasarkan pada pengembangan METODE
kurikulum: (1) pesantren tradisional Penelitian ini menggunakan me-
yang tetap mempertahankan kurikulum tode kualitatif dengan pendekatan
tradisional dengan mengkaji kitab-kitab studi kasus. Studi kasus adalah jenis
klasik abad ke-15 dan (2) pesantren modern penelitian yang fokus penelitiannya ada
yang menerapkan kurikulum nasional pada sudut pandang partisipan penelitian
(Ghazali, 2001, p. 15). Seperti pendidikan (Christensen & Johnson, 2008, p. 124).
pada umumnya, pesantren juga menghadapi Penarikan sampel dilaksanakan dengan
problematika yang harus terus diupayakan teknik purposif. Penarikan sampel secara
penyelesaiannya dengan sinergi semua purposif merupakan cara penarikan sampel
pihak terkait (Mardjun, 2007, p. 28). yang dilakukan dengan memiih subjek
Jambi sebagai salah satu provinsi berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan
di Indonesia mempunyai 164 pesantren. peneliti (Patton, 1990, p. 51). Penelitian ini
Pendidikan Islam di Jambi, khususnya menetapkan dua pesantren yang berlokasi
pesantren di Kota Seberang, telah ber- di Kota Seberang, Jambi yaitu: Pesantren

273
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 271-280

Assa’ad Olak Kemang dan Pesantren Al merekan semua hasil diskusi. Wawancara
Jauharen Tanjung Johor. dan diskusi kelompok dilakukan dengan
Partisipan dalam penelitian ini terdiri menggunakan bahasa Seberang (bahasa
atas: ketua, petinggi pada yayasan, dan Melayu Jambi) sebagai bahasa yang
guru senior yang mempunyai pengalaman digunakan oleh partisipan dan disajikan
lebih dari sepuluh tahun mengajar pada dalam bahasa Indonesia baku pada hasil
dua pesantren yang ada di Kota Seberang penelitian.
tersebut. Tabel 1 menjelaskan secara rinci Dalam menjaga validitas penelitian,
tentang pekerjaan, jenis kelamin, dan digunakan teknik triangulasi, pengecekan
pengalaman partisipan penelitian. ulang, dan refleksi diri. Triangulasi adalah
Etika dalam penelitian ini dijaga teknik yang digunakan pada penelitian
dengan merahasiakan identitas para par- kualitatif untuk mengecek dan membangun
tisipan dengan hanya menyisipkan inisial validitas dengan menganalisis data dari
dan nama pesantren tempat mereka bekerja. berbagai instrumen (Patton, 1990, p. 554).
Setiap penelitian harus menjaga kredibilitas Data hasil observasi dicatat dengan
partisipan yang terlibat dengan menjaga catatan lapangan dan disajikan dalam
nama para partisipan supaya tidak menjadi bentuk deskripsi. Hasil wawancara kepada
objek eksploitasi dalam penelitian (Patton, mudir dan pengelola yayasan ditanskripkan,
1990, p. 556). selanjutnya mengembalikan transkrip
Pengumpulan data menggunakan tersebut ke partisipan untuk di-review untuk
teknik observasi, wawancara, dan diskusi meyakinkan bahwa yang mereka katakan
kelompok. Observasi dilakukan untuk sesuai dengan transkrip adalah langkah
mendapatkan data di lapangan terhadap dua dalam metode pengecekan ulang (Creswell,
pesantren tersebut. Wawancara dilakukan 1994, p. 110). Refleksi diri dimaksudkan
dengan mudir dan pengelola yayasan untuk mengkritisi secara aktif dan berulang-
sebagai partisipan dalam penelitian ini ulang tentang yang ditulis peneliti (Patton,
selama lebih kurang 30-40 menit. Diskusi 1990, p. 555).
kelompok dilaksanakan di dua tempat yang Hasil observasi yang didapatkan dari
berlangsung dalam waktu 40-60 menit. dua pesantren tersebut disajikan secara
Wawancara direkam dan mencatat dan deskriptif. Analisis data hasil wawancara

Tabel 1
Daftar Partisipan Penelitian
Jenis Pengalaman
No Inisial Pekerjaan
Kelamin (tahun)
1 SA Mudir Pria 20
2 MR Mudir Pria 23
3 TU Pengelola Pria 15
4 AK Pengelola Pria 10
5 MS Guru Pria 13
6 AH Guru Pria 16
7 MI Guru Pria 11
8 SY Guru Pria 12,5

274
Muhammad S. dan Akhmad H.: Problematika Dunia Pendidikan Islam ...

dimulai dengan mentranskrip hasil wawan- Tenaga pengajar yang dikenal dengan
cara, melakukan proses pengecekan ulang, istilah ustaz dan ustazah di dunia pesantren
menghilangkan beberapa bagian yang tidak memegang peranan penting terhadap
diperlukan, dan mengodifikasi hasil untuk kualitas anak didik di dunia pendidikan
dijadikan tema dan subtema. Data hasil (Permendikbud, 2013). Peran guru dalam
diskusi kelompok yang dibagi menjadi dunia kependidikan pesantren tidak hanya
dua kelompok diskusi dan disajikan berpengaruh di pondok pesantren tetapi juga
untuk memperkuat data hasil wawancara, pada masyarakat sekitar. Guru pesantren
dikodifikasi, dan dianalisis (Patton, 1990, dipandang tinggi oleh masyarakat sekitar
p. 552). Hasil dari ketiga instrumen tersebut (Sarbiran, 2004, p. 99). Perencanaan sumber
disajikan secara deskriptif. daya manusia untuk melakukan perubahan
dalam mencapai tujuan organisasi yang juga
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN selalu disesuaikan dengan perkembangan
Penelitian ini diklasifikasikan men- masyarakat (Mukminan, 2010). Di
jadi dua tema: Problematika akademis dan dunia pendidikan Islam pesantren, guru
Problematika nonakedemis. Problematika mempunyai keterbatasan-keterbatasan
akademis mengafiliasi beberapa subtema yang harus dilihat sebagai problematika
guru, metode pengajaran, dan kurikulum. yang hadir untuk menjadi cerminan bagi
Problematik nonakademis meliputi dunia pendidikan Islam Indonesia. Kutipan
fasilitas pendidikan dan keuangan. Tabel wawancara berikut bisa merefleksikan
2 menunjukkan pembagian tema dan sub- masalah terkait guru dalam dunia pendidikan
tema penelitian ini. pesantren di Jambi.
“Saya melihat faktor kualitas guru
Table 2 kita masih kurang jika dibandingkan
Pembagian Tema dan Subtema Hasil dengan sekolah-sekolah umum atau
Penelitian khusus yang ada di Kota Jambi. Mereka
tidak cukup informasi dan pengetahuan
Tema Sub-tema untuk megikuti perkembangan dunia
Akademis Tenaga pengajar pendidikan. Kekurangan ini harus
Metode pengajaran ditutupi penguasa dengan memberikan
Kurikulum banyak pelatihan terhadap guru-guru
di pesantren” (SA).
Nonakademis Fasilitas pendidikan
Keuangan “Saya kira Ustaz itu sangat penting
ya, semua hal yang berkaitan dengan
Dunia pendidikan Islam pesantren yang guru adalah penting. Tantangannya
dinamis tidak terlepas dari faktor akademis adalah bagaimana terus meningkatkan
yang terus bergerak dan berkembang. Hal- kualitas guru di dunia pendidikan
hal yang berkenaan dengan proses belajar Islam kita” (MR).
mengajar di kelas harus selalu dievaluasi
problematikanya. Di antara banyak hal yang Dari hasil wawancara dan observasi
menjadi faktor yang berpengaruh dalam hal di atas, dapat dilihat ada kesadaran dari
akademis dunia pesantren, terdapat tiga hal para mudir pondok pesantren yang ada
yang disajikan dalam penelitian ini yaitu di Kota Seberang, Jambi bahwa kualitas
tenaga pengajar, metode pengajaran, dan dari sebagian tenaga pengajar di pondok
kurikulum. pesantren masih harus terus ditingkatkan

275
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 271-280

untuk meningkatkan mutu pendidikan Di samping faktor tenaga pengajar,


Islam di Jambi. Hal itu dapat dilakukan metode pengajaran guru juga harus terus
dengan cara memberikan banyak pelatihan ditingkatkan dalam memajukan dunia pen-
bagi guru untuk memberi penguatan ter- didikan Islam di Jambi. Metode pengajaran
hadap semua aspek yang terkait dalam yang bervariasi seharusnya dapat menjadi-
dunia pengajaran. kan anak didik lebih dapat menyerap
Tidak hanya kualitas guru secara ilmu pengetahuan yang diberikan oleh
keseluruhan, jumlah guru juga menjadi para tenaga pendidik. Metode pengajaran
perhatian para mudir dalam meningkatkan yang kekinian yang dimaksud oleh para
dunia pendidikan Islam di pesantren Kota partisipan dari hasil wawancara adalah
Seberang, Jambi. Hal tersebut dapat dilihat metode pengajaran secara umum yang dapat
dari kutipan hasil wawancara berikut. menarik para anak didik untuk menghadiri
“Saya melihat bahwa jumlah guru di kegiatan proses belajar mengajar dengan
sini masih kurang. Kami hanya punya lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
dua guru bahasa Inggris untuk semua kutipan wawancara berikut ini.
kelas. Ini menjadi faktor penting bagi “Saya terus terang aja. Metode penga-
dunia pendidikan kita supaya bisa lebih jaran saya masih bersifat tradisional.
memperhatikan hal ini. Sebenarnya Itulah tantangan yang harus saya atasi
kita bisa dengan mudah mencari guru. dalam memajukan dunia pendidikan
Tapi kita juga harus melihat apa yang kita ini. Saya berpikir bahwa semua
ditawarkan pesantren kita tidak selalu hal yang menjadi perhatian kita adalah
menarik bagi para lulusan perguruan menciptakan suasana yang kondusif di
tinggi untuk membaktikan ilmu mereka dalam kelas guna menciptakan kelas
di pesantern kita ini. Jadi, ya ada yang penuh dengan tawa. He he...”
juga keterkaitannya dengan masalah
(AH).
keuangan pesantren” (AK).

“Benar bahwa guru-guru adalah faktor Metode pengajaran di pesantren se-


penting. Di sini saya cuma sendiri bagian besar adalah metode pengajaran
mengajar hapalan Al Quran. Sangat tradisional dengan perkuliahan dan
susah mencari yang bersedia mengajar penghapalan. Metode diskusi, presentasi,
dan menemani saya di sini. Saya kira pengajaran berbasis projek, dan integrasi
harus ada keaktifan dari semua pihak antarmata pelajaran yang dituangkan
untuk mencari guru yang berkualitas dalam Kurikulum 2013 (Permendikbud,
untuk mengajar di sini” (SY). 2013) adalah contoh metode yang jarang
digunakan dalam dunia pendidikan
Dua faktor yang seharusnya diper- Islam khususnya di pesantren di Kota
hatikan dalam dunia pendidikan Islam Seberang Jambi. Hasil diskusi kelompok
Pesantren di Kota Seberang Jambi mengemukakan:
adalah kualitas guru dan keterbatasan “Tantangan terbesar yang saya hadapi
jumlah tenaga pengajar. Pemberian adalah tentang metode pengajaran
pelatihan terhadap guru-guru pesantren dalam kelas. Saya melihat sebagian
dan penerimaan guru-guru baru yang besar kita di sini masih menerapkan
berkualitas dan mengajar sesuai bidang ceramah dan menghapal dalam
keilmuan mereka sangat mendukung kegiatan mengajar kita. Ya begitulah,
itu yang juga kita dapatkan dan
program pemerintah untuk mencerdaskan akhirnya kita terapkan di sini. Saya
kehidupan bangsa.

276
Muhammad S. dan Akhmad H.: Problematika Dunia Pendidikan Islam ...

membaca peraturan sekilas tentang kurikulum. Saya sendiri kurang


berbagai metode pengajaran di dunia mengerti akan perbaikan kurikulum
pendidikan sekarang ini dan tujuannya yang tepat. Saya kira solusi yang
adalah menciptakan suasana yang ditawarkan adalah pihak pemerintah
menarik di kelas. Saya berharap kami memberi perhatian lebih akan hal ini
bisa diberi pelatihan untuk diikuti dengan menginformasikan semua hal
dalam rangka meningkatkan mutu yang berkaitan dengan kurikulum
pendidikan Islam di Indonesia” (MI). secara berkala” (TU).

Tantangan akan penggunaan yang Terkait dengan problematika pendidik-


lebih variatif dalam pendidikan Islam an Islam di pesantren yang berkaitan dengan
di pesantren sangat diperlukan. Hal ini kurikulum, guru, dan pengelola pesantren
dapat dilaksanakan dengan mengirimkan Kota Seberang Jambi menyarankan pihak
guru-guru mengikuti pelatihan-pelatihan terkait untuk terus memberikan pelatihan
pengajaran dan memberikan guru bacaan- penerapan kurikulum bagi guru dan
bacaan yang bermanfaat bagi pengembangan pengelola. Selain itu, penginformasian
metode pengajaran di pesantren. yang baik akan semua hal yang berkaitan
Perubahan kurikulum di Indonesia dengan kurikulum secara konsisten harus
sangatlah dinamis, dari kurikulum juga dilakukan oleh pemerintah dalam hal
pasca-Indonesia merdeka sampai ini Kemenag RI.
sekarang diterapkannya Kurikulum 2013 Selain problematika akedemis, pro-
(Permendikbud, 2013). Hal ini juga blematika nonakademis juga ditemukan
mempengaruhi kedinamisan dan mencipta- dalam penelitian ini. Dari hasil wawancara
kan problematika tersendiri bagi pesantren dan diskusi, terdapat dua hal yang
modern yang ada di Kota Seberang, Jambi. dipertimbangkan sebagai problematika
Problematika tersebut adalah kurangnya nonakademis dalam penelitian ini yaitu
kemampuan manajerial para penyelenggara fasilitas pendidikan dan keuangan.
untuk menyesuaikan perubahan kurikulum Standar fasilitas sendiri telah di-
dan ketertinggalan guru dalam mem- kemukakan dalam pembentukan dasar
persiapkan diri menyambut kurikulum kurikulum Indonesia (Permendikbud,
yang baru. Hasil diskusi menunjukkan akan 2013). Pesantren di Kota Seberang Jambi
pentingnya pelatihan tentang kurikulum mempunyai keterbatasan dalam hal
yang diterapkan oleh pemerintah. Hal memfasilitasi kegiatan belajar mengajar baik
ini penting mengingat pesantren modern di dalam maupun di luar kelas. Keterbatasan
sebagai salah satu aset dalam mencerdaskan tersebut misalnya berupa keterbatasan media
kehidupan bangsa sedapatnya menyesuai- pembelajaran (komputer, akses internet,
kan diri dalam menghadapi kurikulum proyektor, dan media lainnya), keterbatasan
terbaru. Kurikulum yang digunakan gedung kelas dan fasilitas pendukung lainnya
pesantren tempat penelitian ini adalah (lapangan olahraga, perpustakaan yang baik,
Kurikulum 2006. Hasil wawancara dengan laboratorium bahasa, laboratorium science,
pengelola yayasan menyatakan, dan lainnya). Hasil wawancara dengan salah
“Saya pikir kurikulum sangat penting satu mudir dan pengelola yayasan pesantren
ya, kita punya tenaga terbatas untuk mengungkapkan bahwa,
mendiskusikan apa-apa saja yang “Saya tahu bawah pondok [pesantren]
perlu diperhatikan dalam manajemen ini masih baru. Kamu bisa lihat

277
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 271-280

kalau kami kekurangan gedung dan seorang mudir dan pengelola pesantren
lapangan olahraga. Saya kira itu mengungkapkan,
juga bisa disebut sebagai masalah “Keuangan tentunya adalah muara
yang kami belum dapat selesaikan di dari semua masalah yang kita hadapi.
tempat ini. Jadi, kami mohonlah ke Hal ini yang menyebabkan segala
pemerintah agar terus memperhatikan sesuatu bisa atau tidak bisa. Masalah
apa-apa yang dianggap kurang di kualitas guru, input dan outputnya.
pondok ini” (SA). Kalau kita tidak punya masalah
finansial maka kita bisa mencari guru
“Saya bisa bilang kalau kami masih yan berkualitas untuk bisa bekerja di
kekurangan gedung, tidak ada sini. Saya pikir pemerintah mungkin
laborotarium bahasa, IPA, dll. Ya tidak akan banyak membantu karena
begitulah. Pelajaran sekarang kan? mungkin sebagai bangsa kita juga
Lebih kepada belajar menggunakan kekurangan” (MR).
internet dan fasilitas itu terbatas,
komputer saja hanya ada beberapa “Saya setuju keuangan adalah faktor
di sini, proyektor cuma satu buah utama, kita tidak punya banyak
bagaimana bisa mengakomodir donatur untuk berkontribusi lebih
seluruh kelas. Beda sekali dengan dalam keuangan kita. Kita tidak
sekolah negeri di mana banyak boleh juga meminta yang terlalu
komputer dan perlengkapan lainnya. berlebihan kepada pemerintah.
Saya pikir sikap raja [pemimpin] kita Hal itu menghambat administrasi,
yang harus terus memperhatikan hal pembangunann fasilitas dan gaji kami
ini” (AK). sebagai pengelola. Mungkin solusi
yang terbaik adalah kita punya usaha
Dengan adanya permasalahan ini, sendiri dalam mengelola keuangan
para partisipan mengusulkan kepada pesantren kita” (TU).
pihak terkait agar dapat terus membantu
mereka dalam membangun pesantren Tidak hanya pengelola dan kepala
tempat mereka mengajar. Hal wajar dalam mudir yang berpendapat bahwa keuangan
sebuah sistem pendidikan tentang adanya adalah problematika utama dalam dunia
kelemahan-kelemahan dalam hal fasilitas pendidikan Islam di Kota Seberang Jambi
penunjang. Akan tetapi, pemerataan tetapi juga hal tersebut dirasakan oleh para
pembangunan pendidikan adalah hal tenaga pengajar. Mereka mengemukakan,
mutlak yang sesuai dengan Undang- “Saya bukanlah orang yang munafik
Undang Dasar 1945. ya. Tapi kita juga perlu kesejahteraan
dalam hidup. Saya mengajar sambil
Keuangan merupakan hal berikutnya
mengojek; memang kadang terasa
yang dapat dilihat sebagai problematika sedikit malu tetapi saya tidak bisa
dalam pendidikan Islam di Pesantren Kota menghindari. Saya punya mulut untuk
Seberang Jambi. Kendala finansial yang diberi makan, anak tiga dan semua
diungkap dalam wawancara dan diskusi bersekolah. Gaji di sini tentu tidak
kelompok berdampak kepada berbagai cukup, saya sudah mengabdi cukup
hal: (1) kurangnya kesejahteraan guru lama. Tapi ya mau bilang apa” (MI).
dan pengelola, (2) terhambatnya proses
administrasi manajerial pesantren, dan “Saya setuju, keuangan di sini sangat
sulit, gaji saya hanya cukup untuk
(3) terhambatnya pembangunan fasilitas
memberi makan bulanan kepada
pendidikan. Hasil wawancara dengan

278
Muhammad S. dan Akhmad H.: Problematika Dunia Pendidikan Islam ...

keluarga saya. Ya itulah tantangan Creswell, J. W. (1994). Research design:


yang harus kami hadapi. Kami Qualitative and quantitative approach-
juga haru memikirkan dunia selain es. Thousand Oaks, CA: Sage.
keikhlasan kami untuk mengajar di Daradjat, Z. (1996). Pendidikan Islam
sini” (SY). dalam keluarga dan sekolah. Jakarta:
Ruhama.
Keterbatasan gaji guru menjadi fokus Daulay, H. P. (2009). Dinamika pendidikan
penting dalam peningkatan kualitas guru Islam di Asia Tenggara. Jakarta:
pesantren yang harus menjadi perhatian Rineka Cipta.
segala pihak. Guru di pesantren membawa Ghazali, M. B. (2001). Pendidikan
uang saku yang tidaklah cukup besar untuk pesantren berwawasan lingkungan:
dibawa ke rumah. Oleh karenanya, para Kasus pondok pesantren An Nuqayah
guru mencari pekerjaan sampingan untuk Guluk-Guluk Sumenep, Madura.
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Jakarta: Pedoman Ilmu.
Kendala keuangan di pendidikan Ismail, S. M. (2008). Strategi pembelajaran
Islam pesantren di Kota Seberang Jambi Islam berbasis PAIKEM: Pembelajaran
tidak dapat dilepaskan dari faktor ekonomi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
Indonesia secara keseluruhan. Hal ini menyenangkan. Semarang: Rasail.
membuat sebagian guru tidak fokus dalam Kurniawan, & Mahrus, E. (2011). Jejak
megajar karena harus mencari penghasilan pemikiran tokoh pendidikan Islam.
lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.
mereka, menghambat pembangunan fasilitas Kementerian Agama [Kemenag].
pendidikan di pesantren, mengahambat (2015, Februari). Data pesantren
proses administrasi, dan juga kecilnya Jambi. Diunduh dari http://www.
penghasilan pengelola pesantren. kemenagjambi.com.
Mardjun, A. (2007). Tantangan pendidikan
SIMPULAN Islam abad 21. Jurnal Hanafa, IV(1),
Berdasarkan temuan dari hasil 23-30.
penelitian disimpulkan bahwa terdapat Muhaimin. (2007). Pengembangan
beberapa problematika yang dihadapi kurikulum pendidikan agama Islam
pesantren di Kota Seberang Jambi yaitu di sekolah, madrasah, dan perguruan
kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas, tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
metode pengajaran yang masih bersifat Persada.
tradisional dan belum banyak variasi, Mukminan. (2010). Analisis kecukupan
kebijakan kurikulum yang berubah-ubah, guru pendidikan agama Islam sekolah
fasilitas pendidikan yang belum memadai, dasar di Kabupaten Bantul. Jurnal
dan keuangan pesantren yang belum bisa Kependidikan, 40(2), 165-174.
mencukupi. Patton, M. (1990). Qualitative evaluation
and research methods. Beverly Hills,
DAFTAR PUSTAKA CA: Sage.
Christensen, L., & Johnson, B. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan dan
Education research: Quantitative, Kebudayaan [Permendikbud] Nomor
qualitative, and mixed approach. New 69 Tahun 2013 tentang Kerangka
York: Sage. Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

279
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 46, Nomor 2, November 2016, Halaman 271-280

Rembangy, M. (2010). Pendidikan trans- Sarbiran. (2004). A comperative sudy


formatif: Pergulatan kritis merumuskan of gurukula and pondok pesantren
pendidikan di tengah pusaran arus educational system. Jurnal Kepen-
globalisasi. Yogyakarta: Teras. didikan, 34(1), 91-102.
Rizal, S. A. (2011). Transformasi corak Tantowi, A. (2009). Pendidikan Islam di
edukasi dalam sistem pendidikan era transformasi. Semarang: Pustaka
pesantren, dari pola tradisi ke pola Rizki Putra.
modern. Jurnal Pendidikan Agama
Islam-Ta’lim, IX(2), 95-112.

280

Anda mungkin juga menyukai