ID Peran Strategis Lembaga Pendidikan Berba
ID Peran Strategis Lembaga Pendidikan Berba
Abstrak
Pendidikan Islam di Indonesia memang begitu dilematis. Artinya di satu
sisi, tuntutan untuk meningkatkan mutu dan kualitas agar dapat bersaing dengan
lembaga pendidikan umum, di sisi lain perhatian dari pemerintah terhadap lembaga
pendidikan Islam masih rendah bahkan masih ditempatkan bukan sebagai kelas
XWDPDWKH¿UVWFODVVPHODLQNDQVHEDJDLNHODVNHGXDWKHVHFRQGFODVV
Peningkatan kualitas lembaga pendidikan Islam merupakan keharusan yang
perlu segera direalisasikan, mulai dari input, proses dan output atau lulusan dari
lembaga pendidikan Islam, SDM pengelola dan para pendidik memiliki peran penting
dalam peningkatan kualitas Lembaga Pendidikan Islam.
Kata kunci: pendidikan, kualitas, Islam.
A. Pendahuluan
Salah satu kekeliruan kebijakan pendidikan Nasional yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
kinerja pendidikan (educational performance) Indonesia adalah
kurang diperhitungkannya lembaga pendidikan Islam dalam
sistem pendidikan Nasional. Sekilas ketika kita berbicara masalah
peningkatan mutu pendidikan seolah-olah semuanya ditentukan oleh
sekolah. Lembaga pendidikan Islam, misalnya madrasah, pondok
pesantren maupun sekolah Islam masih dipandang sebelah mata
dan kurang diperhitungkan.
1
Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Huda Al-Azhar (STAIMA)
Kota Banjar Jawa Barat.
2
Peran Strategis Lembaga Pendidikan ... (Arief Efendi)
1. Pesantren.
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua
di Indonesia dan sejarahnya telah mengakar secara berabad-abad.
Sebagai lembaga pendidikan khas Indonesia, khususnya Jawa,
pesantren memiliki keunikan tersendiri yang tidak dapat ditemui
dalam sejarah peradaban Timur Tengah sekalipun. Menurut
Nurcholis Madjid dalam buku beliau yang berjudul Bilik-Bilik
Pesantren (Paramadina-Jakarta, 1997) menyebutkan, bahwa
pesantren mengandung makna keislaman sekaligus keaslian
(indigenous) Indonesia. Kata “pesantren” mengandung pengertian
sebagai tempat para santri atau murid pesantren, sedangkan kata
“santri” diduga berasal dari istilah sansekerta “sastri” yang berarti
“melek huruf”, atau dari bahasa Jawa “cantrik” yang berarti orang
yang mengikuti gurunya kemanapun pergi. Dari sini dapat dipahami
bahwa pesantren setidaknya memiliki tiga unsur, yakni; Santri,
Kyai dan Asrama (pondok).(Hamidah, From: http://hildaku.blog.
com/614889 diakses Jum’at 6/6/2008 jam 11.23)
Pesantren di Indonesia pada masa penjajahan kolonial Belanda
tidak berkembang secara baik. Kebijakan-kebijakan pemerintah
Belanda berupaya membatasai dan menghambat perkembangannya.
Hal ini dapat dilihat dari kebijakannya pada tahun 1882 pemerintah
Belanda mendirikan Priesterreden (Pengadilan Agama) yang bertugas
mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan pesantren. Berselang
tidak begitu lama kemudian, dikeluarkan Ordonansi tahun 1905
yang berisi peraturan bahwa guru-guru agama yang akan mengajar
harus mendapatkan izin dari pemerintah setempat. Peraturan yang
lebih ketat lagi dibuat pada tahun 1925 yang membatasi siapa yang
3
NO. 1. VOL. I. 2008
4
Peran Strategis Lembaga Pendidikan ... (Arief Efendi)
2. Madrasah
Madrasah adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang
penting selain pesantren. Keberadaaanya begitu penting dalam upaya
5
NO. 1. VOL. I. 2008
6
Peran Strategis Lembaga Pendidikan ... (Arief Efendi)
3. Sekolah Islam
Sejak awal abad ke-20 gagasan modernisasi Islam menemukan
momentum. Pendidikan direalisasikan dengan pendirian lembaga-
lembaga pendidikan modern. Gagasan tersebut menuntut adanya
modernisasi sistem pendidikan Islam. Perkembangan mencolok
7
NO. 1. VOL. I. 2008
8
Peran Strategis Lembaga Pendidikan ... (Arief Efendi)
D, Penutup
Sebagai catatan akhir, terlepas dari banyaknya problem dan
stereotyping yang melekat pada lembaga pendidikan berbasis
Islam, peranannya tidak dapat diabaikan dan dilihat sebelah mata.
Bagaimanapun juga, harus kita akui bahwa pendidikan Islam telah
9
NO. 1. VOL. I. 2008
EHUSHUDQGDQPHPEHULNDQNRQWULEXVL\DQJVLJQLÀNDQGDODPXSD\D
peningkatan SDM yang berkualitas di Indonesia. Oleh karena
itulah hendaknya Pemerintah dalam hal ini Departemen Agama
maupun Departemen Pendidikan menghilangkan “dikotomi” atau
“diskrit” dalam memandang lembaga pendidikan Islam. Tindakan
membedakan serta mengkotak-kotakkan pendidikan “umum” dan
agama hanyalah akan menimbulkan kerancuan dan kesenjangan
pendidikan di Indonesia.
Sedangkan lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam
upaya mempertahankan peran dan eksistensinya harus mampu
melakukan pembenahan dan pembaharuan dengan cara: program
lembaga-lembaga pendidikan Islam lebih diorentasikan kepada
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan
ketrampilan dengan meningkatkan kemampuan untuk menggunakan
menggunakan berbagai teknologi elektrik. Lembaga-lembaga
pendidikan Islam harus mampu mengembangkan atau melakukan
depresivikasi program-program bidang studi yang sesuai dengan
kebutuhan tenaga di bidang-bidang tertentu atau sesuai dengan
kurikulum dan silabi relevan dengan kompetensi mencakup spiritual,
illahiyah, knowledge, skill, ability dan kultural-sosial yang diarahkan
pada kebutuhan pasar. (Sanaky:2003)
DAFTAR PUSTAKA
Alaydroes, Fahmi. Liputan Media. From: http://www.pks-anz.org/pkspedia/
index.php, akses Jum’at 6/6/2008).
Badrun, Ubedilah. Pesantren dan Kepemimpinan Nasional. From:
http://ubed-centre.blogspot.com, akses 16/6/2008.
'KRÀHU =DPDNKV\DUL Tradisi Pesantren: Studi Tentang
Pandangan Hidup Kyai, LP3ES, Jakarta.
Fahrurozi. Resensi Buku: Menata Ulang Konsep dan Praktik
Pendidikan Islam. From: http://www.MSI-UII.Net .,akses, Sabtu,
7/6/2008, jam 11.27.
Hamidah,Kamila. Sejarah Pesantren dan Radikalisme Islam. http://
hildaku.blog.com/ diakses Jum’at 6/6/2008 jam 11.23.
Hasbullah. (1996). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Lintas
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: PT. Raja
*UDÀQGR3HUVDGD
Ihsan, Hamdani & Fuad. (2007). Filsafat Pendidikan Islam.Bandung:
Pustaka Setia.
10
Peran Strategis Lembaga Pendidikan ... (Arief Efendi)
11