Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk dilindungi
dan dijaga kelestariannya karena merupakan tempat dimana seluruh
makhluk hidup tinggal. Terlihat berbagai ilmu yang mempelajari
tentang lingkungan dan salah satunya adalah ekologi. Ekologi
merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal
balik antar makhluk hidup dimuka bumi jenis tumbuh-tumbuhan
memiliki, kecenderungan untuk membentuk suatu spesies tumbuhan
yang biasa disebut vegetasi.
Vegetasi merupakan masyarakat tumbuhan yang hidup dalam suatu
tempat dalam suatu ekosistem. Masyarakat tumbuhan (komunitas)
adalah kumpulan populasi tumbuhan yang menempati suatu habitat.
Jadi pengertian komunitas identik dengan pengertian vegetasi. Bentuk
vegetasi dapat terbentuk dari satu jenis komunitas.
Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk
mengetahui berbagai spesies dalam suatu daerah dilakukan melalui
mengamati morfologi dan juga identifikasi vegetasi yang yang ada.
Kehadiran vegetasi pada suatu daerah akan memberi hasil yang positif
bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Penelitian
ini kami lakukan dengan metode yaitu metode kuadrat, metode titik
pusat kuadran (PCQM), Transect line.
Metode kuadrat adalah suatu metode plot yang digunakan untuk
menghitung jumlah kerapatan, kerimbunanan dari suatu vegetasi.
Jumlah individu dapat ditentukan dengan menghitung spesies dalam
plot. Metode ini dasarnya memanfaatkan pengukuran jarak antar
individu tumbuhan. Jarak dari pohon yang dipilih diacak terhadap
individu-individu tumbuhan yang terdekat dengan individu tumbuhan
menyebar secara acak.
Keragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies
dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara
jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini
dapat dinyatakan dalam numeric sebagai indeks keragaman atau indeks
nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting
dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila
komunitas menjadi makin stabil.
Metode PCQM (titik pusat kuadran) adalah metode tanpa plot,
metode ini digunakan untuk menghitung jarak dari sebuah pohon atau

Ekologi Terapan 2018 | 1


rumput. Parameter yang digunakan adalah frekuensi, densitas dan
dominasi dan jumlah individu dapat dihitung dengan cara menghitung
jarak individu dengan titik sampling. Masing-masing titik dianggap
sebagai pusat dari arah kompas,sehingga setiap titik didapat empat
buah kuadran. Keuntungan menggunakan metode ini adalah
cenderung lebih efisien dan tidak membutuhkan banyak alat.
Metode kuadran ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk
mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya.
Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar
sehingga untuk melakukan analisis dengan perhitungan satu persatu
akan membutuhkan waktu yang sangat lama, biasa ini digunakan untuk
vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Dengan
demikian analisis vegetasi secara hati-hati dipakai sebagai alat untuk
memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen-komponen
lainnya dari suatu ekosistem.
Metode transect line adalah suatu metode garis lurus yang
digunakan untuk menghitung jumlah spesies dalam suatu area.
Parameter yang digunakan adalah diameter, keliling, dan jumlah
spesies itu sendiri. Mempelajari transect line juga suatu kelompok
hutan yang luas dam belum diketahui keadaan sebelumnya paling baik
dilakukan dengan transect. Transect line merupakan garis sampling
yang ditarik menyilang pada sebuah bentukan. Transet line dapat
dipakai untuk mengetahui perubahan komunitas yang ada. (campbeli
2004).
Analisis transect merupakan teknik untuk memfasilitasi masyarakat
dalam pengamatan langsung lingkungan dan keadaaan sumber daya
dengan cara berjalan menelusuri wilayah tempat mereka tinggal pada
suatu lintasan tertentu yang sudah disepakati. Dengan teknik analisis
ini diperoleh gambaran keadaan potensi sumber daya alam masyarakat
beserta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan potensi-
potensi yang ada.

Ekologi Terapan 2018 | 2


B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekologi terapan ?
2. Apa yang dimaksud dengan metode PCQM, kuadrat, dan transect line?
3. Apa saja keuntungan menggunakan metode PCQM, kuadrat, dan
transect line?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kerapatan vegetasi yang
ada dikawasan tersebut?
5. Bagaimana Indeks Nilai Penting (INP) setiap jenis tumbuhan pada
suatu vegetasi dengan menggunakan metode PCQM, kuadrat, dan
transect line di kawasan tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ekologi terapan.
2. Untuk mengetahui pengertian dari metode PCQM, kuadrat, dan
transect line.
3. Untuk mengetahui keuntungan metode PCQM, kuadrat, dan transect
line.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerapatan
vegetasi yang ada dikawasan tersebut.
5. Untuk mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) setiap jenis tumbuhan
pada suatu vegetasi di kawasan tersebut.

D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian ekologi terapan
2. Mahasiswa dapat pengertian dari metode PCQM, kuadrat, dan
transect line.
3. Mahasiswa dapat mengetahui keuntungan metode PCQM, kuadrat,
dan transect line.
4. Menambah pengetahuan tentang ekologi terapan.
5. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor serta Indeks Nilai Penting
(INP) yang mempengaruhi vegetasi di kawasan tersebut.

Ekologi Terapan 2018 | 3


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Istilah ekologi pertama kali dikenalkan oleh ahli biologi Jerman, yaitu
Ernst Haeckel (1834-1919).Ekologi berasal dari bahasa Yunani; oikos, artinya
rumah atau tempat tinggal dan logos, artinya ilmu. Beberapa puluh tahun
kemudian, definisi secara luas tentang ekologi dikemukakan pula oleh beberapa
ahli ekologi.

Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang hubungan


timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat
tinggalnya”. Jadi, ekologi adalah ilmu interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya. Mempelajari ekologi berarti mempelajari makhluk hidup,
lingkungan, dan interaksi antar keduanya. Seperti tumbuhan, hewan, dan manusia
untuk hidup bersama dan saling mempengaruhi di dalam lingkungannya.
Sedangkan secara umum lingkungan berarti segala sesuatu diluar individu yang
terdiri dari semua benda atau materi, energi, kondisi, keadaan, habitat, ruang dan
proses interaksi yang terjadi di alamnya.

Vegetasi yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh


bersama-sama pada satu tempat dimana antara individu-individu penyusunnya
terdapat interaksi yang erat, baik diantara tumbuh-tumbuhan maupun dengan
hewan-hewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan kata
lain, vegetasi tidak hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan
membentuk suatu kesatuan dimana individu-individunya saling bergantung satu
sama yang lain, yang disebut sebagai suatu komunitas tumbuh-tumbuhan.
(Soerianegara dkk., 1978 dalam Bakri 2009).

Dalam metode kuadrat faktor lingkungan berpengaruh dalam parameter


lingkungan yang terdiri dari suhu udara, suhu tanah, kelembapan tanah,
kelembapan udara, PH tanah, intensitas cahaya. Faktor itu yang mempengaruhi
dalam pertumbuhan tanaman yang akan dideskripsikan dan dihitung. Dalam
faktor itu juga digunakan dalam menghitung analisis vegetasi, metode titik pusat
kuadrat (pcqm),metode jalur khusus (transt line), fauna tanah (pitfall trap). Faktor
itu akan dihitung dalam sebuah tabel yang akan mengitung berapa spesies yang
didapatkan dan menemukan nama latin dari setiap sepsis, dan jarak setiap kuadran
yang ditemukan.

Dalam kegiatan ini, ada beberapa pohon yaitu Rasamala,pinus,


puspa,ketapang. Faktor yang mempengaruhi dari pohon adalah kelembapan tanah

Ekologi Terapan 2018 | 4


yang netral maka akan mempermudah kesuburan pohon pada daerah turgo..
Dalam laporan ini juga, terdapat suhu yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
dan hasil yang terdapat akan mempengaruhi hasil dari yang kami hitung. Jadi,
faktor juga akan mempengaruhi hasil perhitungan pada pohon yang didapatkan
dalam kegiatan ini.

Metode kuadran (PCQM) adalah metode yang menentukan titik-titik


terlebuh dahulu ditentukan disepanjang garis. Jarak titik satu dengan yang lainnya
dapat ditentukan secara acak atau sistematis. Masing-masing titik dianggap
sebagai arah kompas, sehingga setiap titik didapat empat buah kuadran. Pada
masing-masing kuadran ini dilakukan pengukuran luas penutupan satu pohon
yang terdekat dengan pusat ttitik kuadrat.

Metode ini tidak menggunakan petak dan umumnya digunakan dalam


analisis vegetasi tingkat pohon atau tiang. Metode ini adalaah contoh metode
sampling tanpa petak dan tidak memerlukan faktor koreksi dalam menduga
kerapatan individu tumbuhan. Tetapi dalam pelaksanaan metode ini mempunyai
dua keterbatasan yaitu setiap kuadran hars terdapat paling sedikit satu individu
tumbuhan dan setiap individu tidak boleh terhitung lebih dari satu.

Salah satu lagi metode yang dalam menganalisis vegetasi tumbuhan yaitu
dengan menggunakan metode transek. Untuk mempelajari suatu kelompok hutan
yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumya paling baik dilakukan dengan
transect. Cara ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi
menurut keadaan tanah, potografi dan elevasi.

Pada metode jalur, system analisis melalui variable-variabel kerapatan,


kerimbunan dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (Indeks nilai
penting) yang akan digunakan untuk member nama sebuah vegetaasi. Kerapatan
dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan
ditentukan berdasarkan panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan
dapat merupakan presentase perbandingan panjang penutupan yang terlewat oleh
individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat.

Ekologi Terapan 2018 | 5


BAB III

METODE

A. Jenis Kajian
1. Penelitian Eksploratoris
Penelitian Eksploratoris adalah penelitian yang dilakukan terhadap
masalah yang masih jarang diteliti. Sesuatu yang diteliti merupakan hal
baru yang tidak banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya.
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif menunjukkan bahwa tujuan penelitian adalah untuk
memberikan penjelasan yang lebih rinci dan mendalam mengenai suatu
permasalahan sosial yang menjadi objek penelitian. Kekuatan penelitian
deskriptif ini terdapat pada kuantitas dan kualitas kalimat yang dipaparkan
dalam bab hasil penelitian. Semakin deskriptif atau semakin banyak data
dalam bentuk kalimat yang bisa disajikan dalam hasil penelitian, semakin
bagus.
3. Penelitian survey
Digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi
yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Populasi
tersebut bisa berkenaan dengan orang, instansi, lembaga, organisasi dan
unit-unit kemasyarakatan dan lain-lain, tetapi sumber utamanya adalah
orang. Desain survey tergantung pada penggunaan jenis kuisoner. Survey
memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya
mencerminkan kondisi nyata, semakin besar sample survey semakin
memberikan hasil akurat. Penelitian survei memiliki tiga tujuan utama
yaitu menggambarkan keadaan saat itu, mengidentifikasi secara terukur
keadaan sekarang untuk membandinkan, menentukan hubungan kejadian
yang spesifik.
4. Historis
Penelitian historikal merupakan bentuk penelitian yang memiliki tujuan
untuk menggambarkan fakta dan menarik kesimpulan atas kejadian masa
lalu. Data primer dari penelitian ini adalah data yang bersifat historis,
misalnya para arkeolog menggunakan sumber data berupa dokumentasi
tentang masa lalu. Penelitian historikal dapat digunakan untuk menemukan
solusi sementara berdasarkan kejadian masa lalu dan menggambarkan tren
masa kini atau masa depan.

B. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Kamis, 6 September 2018
Waktu : 07:00-17.50 WIB

Ekologi Terapan 2018 | 6


Tempat : Dusun Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan
Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah istimewa
Yogyakarta.
C. Alat dan Bahan

1. Metode kuadrat
 Pasak : berfungsi untuk menandai daerah pengamatan
 Tali rafia : berfungsi untuk membatasi garis
 Meteran : berfungsi untuk mengukur lebar plot, dan untuk
menghitung diameter serta keliling pohon
 Alat tulis : berfungsi untuk mencatat data yang diperoleh
 Termometer : berfungsi untuk mengukur suhu lingkungan
 pH meter : berfungsi untuk menghitung pH tanah
 Higrometer : berfungsi untuk mengukur kelembaban udara
 Lux meter : berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya
 Klinometer : berfungsi untuk mengukur kemiringan lokasi tanah
2. Metode kuadran / PCQM
 Pasak : berfungsi untuk menandai daerah pengamatan
 Tali rafia : berfungsi untuk membatasi garis
 Meteran : berfungsi untuk mengukur lebar plot, dan untuk
menghitung diameter serta keliling pohon
 Alat tulis : berfungsi untuk mencatat data yang diperoleh
 Termometer : berfungsi untuk mengukur suhu lingkungan
 pH meter : berfungsi untuk menghitung pH tanah
 Higrometer : berfungsi untuk mengukur kelembaban udara
 Lux meter : berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya
 Klinometer : berfungsi untuk mengukur kemiringan lokasi tanah
3. Metode transect line
 Tali rafia : berfungsi untuk membatasi garis transek
 Meteran : berfungsi untuk mengukur lebar plot, dan untuk
menghitung diameter serta keliling pohon
 Alat tulis : berfungsi untuk mencatat data yang diperoleh

D. Cara Kerja
1. Metode kuadrat
 Peralatan seperti tali rafia, pasak, meteran, dan alat tulis disiapkan
 Luas minimum dan bentuk plot ditentukan terlebih dahulu untuk
memperoleh ukuran plot yang digunakan

Ekologi Terapan 2018 | 7


 Dibuat plot dengan ukuran 50x50m kemudian dibagi menjadi 25
bagian
 Ditentukan 3 bagian sub plot berukuran 10x10m yang terdapat
spesies tumbuhan
 Jenis tumbuhan yang ditemukan pada 3 kuadran diberi nama atau
kode tertentu jika belum mengetahui nama spesies
 Dilakukan analisis vegetasi untuk diameter pohon, keliling pohon
dan jarak pohon dengan pusat kuadrat
 Dilakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel – variabel
kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dominansi
relatif dan indeks nilai penting.
 Hasil pengamatan dicatat dan dianalisis
2. Metode PCQM / kuadran
 Peralatan seperti tali rafia, pasak, meteran, dan alat tulis disiapkan
 Luas minimum dan bentuk plot ditentukan terlebih dahulu untuk
memperoleh ukuran plot yang digunakan
 Dibuat plot dengan ukuran 50x50m sebanyak 4 buah
 Setiap sisi kuadrat dibatasi dengan tali rafia
 Jenis tumbuhan yang ditemukan setiap kuadran diberi nama atau
kode tertentu jika belum mengetahui nama spesies
 Dilakukan analisis vegetasi berdasarkan diameter pohon, keliling
pohon dan jarak pohon dengan pusat kuadrat
 Hasil pengamatan dicatat dan dianalisis
3. Metode Transect Line
 Peralatan seperti tali rafia, meteran, dan alat tulis disiapkan
 Panjanggarisditentukan terlebih dahulu untuk menentukan panjang
yaitu 100 m
 Tali rafia disiapkan untuk membatasi panjang garis yang
digunakan
 Untuk sisi kanan dan kiri ditentukan tebal garis kira-kira 2 m
 Setelah dibuat batas daerah, lalu ditentukan jarak setiap sempling
dengan skala 1:10
 Setelah dibuat jarak sampling, dicari vegetasi yang terdapat di
setiap sampling
 Jenis tumbuhan yang ditemukan setiap sampling diberi nama atau
kode tertentu jika belum mengetahui nama spesies
 Dilakukan analisis vegetasi berdasarkan diameter pohon, keliling
pohon dan jarak pohon dengan pusat jarak

Ekologi Terapan 2018 | 8


 Dilakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel – variabel
kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dominansi
relatif dan indeks nilai penting.
 Hasil pengamatan dicatat dan dianalisis

E. Cara Analisis

Analisi data menggunakan analisis kuantitatif, Setelah data terkumpul


maka dilakukan analisis data dengan kegiatan mengelompokan data
berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
melakukan perhitungan untuk menguji hiotesis. Semua analisis
mengunakan statistika. Analisis data kuantitatif sangat ditentukan dengan
jenis variable datanya, sebagaimana telah diaungkapkan dalam bab
sebelumnya.

Ekologi Terapan 2018 | 9


BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

1. PCQM Sungai

Data Hasil Metode Point Center Sungai

Rata-rata Jarak
Luas
Titik Nomor Jarak Nama Diameter
KELOMPOK basal
Sampling Kuarter (m) Spesies (cm)
(cm)
1 3.35 Rasamala 9.86 76.32
2 5.3 Pinus 22.6 400.95
1
3 3.65 Rasamala 16.24 207.03
4 6.94 Ketapang 15.6 191.04
1
1 3.6 Pinus 16.87 223.41
2 6.4 Rasamala 16.86 223.14
2
3 12.6 Ketapang 10.5 86.55
4 5.3 Ketapang 16.87 223.41
1 2 Pinus 23 415.27
2 9 Puspa 23 415.27
3
3 10 Puspa 36 1017.36
4 10 Puspa 23 415.27
2
1 4 Puspa 43 1451.47
2 12 Puspa 64.7 3286.08
4
3 3 Puspa 39.6 1231.01
4 11 Ketapang 27.2 580.77
1 3.9 Pinus 47.7 1786.10
2 5.8 Pinus 51 2041.79
5
3 7.45 Pinus 50 1962.50
4 7.5 Puspa 27.8 606.68
3
1 6.1 Puspa 20 314.00
2 4.45 Pinus 50.9 2033.79
6
3 3.8 Pinus 39.7 1237.23
4 7.55 Puspa 28 615.44
4 1 8.12 Pinus 58.5 2686.47
2 6.45 Pinus 45.8 1646.65
7
3 2.4 Pinus 42.9 1444.72
4 4.2 Pinus 51.5 2082.02
8 1 8.3 Rasamala 26.4 547.11

Ekologi Terapan 2018 | 10


2 9.25 Ketapang 24.2 459.73
3 4.3 Ketapang 28.6 642.10
4 3.92 Pinus 45.8 1646.65
1 4.9 Pinus 42.99 1450.79
2 3 Ketapang 53.18 2220.07
9
3 3.6 Pinus 47.1 1741.45
4 7.5 Ketapang 28.98 659.27
5
1 1.4 Ketapang 6.68 35.03
2 11.15 Puspa 53.18 2220.07
10
3 9.4 Puspa 47.1 1741.45
4 3.76 Pinus 22.61 401.30
Total Jarak 246.34      
Rata-rata Jarak 6.16      

Densitas Total
Titik Sampling kelompok
Luas area kajian (m2)
sungai
1 151.230
2 498.500
3 314.000
4 452.160
5 176.625
6 178.980
7 207.030
8 268.660
9 176.625
10 390.373
Total 2,814.18
Rata-rata 281.42
Densitas Total 7.42

Ekologi Terapan 2018 | 11


Densitas Spesies
Jumlah Densitas Densitas
Nama Spesies Total Pohon
individu Total Spesies
Rasamala 4 0.74
Pinus 16 2.97
40 7.42
Puspa 11 2.04
Ketapang 9 1.67
40 7.42

Densitas Relatif
Densitas
Nama Spesies Densitas total Densitas relatif
individu

Rasamala 0.742 10.00%


Pinus 2.968 40.00%
7.42
Puspa 2.040 27.50%
Ketapang 1.669 22.50%
Total   100.00%

Frekuensi
Jumlah titik
smpling Total titik
Nama Spesies Frekuensi
Spesies sampling
ditemukan
Rasamala 3 0.3
Pinus 8 0.8
10
Puspa 5 0.5
Ketapang 6 0.6
Total   2.2

Ekologi Terapan 2018 | 12


Frekuensi Relatif
Total
Frekuensi
Nama Spesies frekuensi Frekuensi relatif
Spesies
Spesies

Rasamala 0.3 13.64%


Pinus 0.8 36.36%
2.2
Puspa 0.5 22.73%
Ketapang 0.6 27.27%
Total   100.00%

Dominansi
Total luas Area
Nama Spesies Dominansi
basal area Sample
Rasamala 1053.61 3.74
Pinus 23201.07 281.42 82.44
Puspa 13314.08 47.31
Ketapang 5097.96 18.12
Total 151.61

Dominansi Relatif
Dominansi Total Dominansi
Nama Spesies Dominansi relatif
Spesies Spesies

Rasamala 3.74 2.47%


Pinus 82.44 54.38%
151.61
Puspa 47.31 31.20%
Ketapang 18.12 11.95%
Total   100.00%

Ekologi Terapan 2018 | 13


Nilai Penting Setiap Spesies
Densitas Nilai
Frekuensi Dominansi
Nama Spesies relatif penting
relatif spesies relaif
spesies spesies
Rasamala 10.00% 13.64% 2.47% 26%
Pinus 40.00% 36.36% 54.38% 131%
Puspa 27.50% 22.73% 31.20% 81%
Ketapang 22.50% 27.27% 11.95% 62%
Total     300%

2.PCQM Bukit

Data Hasil Metode Point Center Bukit

Rata-rata Jarak
Luas
Titik Nomor Jarak Nama Diameter
KELOMPOK basal
Sampling Kuarter (m) Spesies (cm) (cm)
1 4.69 Puspa 25.4 506.45
2 1.25 Puspa 22.4 393.88
1
3 2.2 Puspa 11.08 96.37
4 3.48 Puspa 14.4 162.78
1
1 1.7 Puspa 23.86 446.90
2 2.06 Puspa 23.06 417.43
2
3 1.82 Puspa 10.4 84.91
4 1.94 Puspa 13.49 142.85
1 4.74 Puspa 31 754.39
2 2.75 Puspa 24 452.16
2 3
3 2.56 Puspa 32 803.84
4 6.88 puspa 21 346.19

Ekologi Terapan 2018 | 14


1 3.04 Puspa 29 660.19
2 1.48 Puspa 24 452.16
4
3 3.64 Puspa 23 415.27
4 3.61 puspa 18 254.34
1 4.8 Puspa 21.01 346.51
2 2.3 Puspa 14.8 171.95
5
3 8.1 Puspa 21.3 356.15
4 5.7 puspa 11.4 102.02
3
1 5.61 Puspa 14.3 160.52
2 5.25 Puspa 11.9 111.16
6
3 4.5 Puspa 16.2 206.02
4 3.37 puspa 17.6 243.16
1 1.5 Puspa 7.3 41.83
2 1.6 Puspa 32.7 839.39
7
3 3.8 Pinus 23.5 433.52
4 2.2 puspa 9.86 76.32
4
1 3.04 Ketapang 2.5 4.91
2 3 Pinus 10.5 86.55
8
3 2.05 Puspa 11.15 97.59
4 2.2 puspa 3.18 7.94
1 2.1 Puspa 17.52 240.96
2 1.62 Puspa 42.77 1435.98
9
3 3.84 Puspa 23.89 448.02
4 5.02 Puspa 13.38 140.53
5
1 1.04 Puspa 50.32 1987.70
2 2.94 Puspa 15.61 191.28
10
3 0.51 Pinus 71.66 4031.10
4 0 - 0 0.00
Total Jarak 123.93      
Rata-rata Jarak 3.18      

Densitas Total

Ekologi Terapan 2018 | 15


Titik Sampling Luas area
kelompok sungai kajian (m2)

1 69.06
2 13.32
3 148.63
4 41.6
5 206.02
6 98.82
7 45.34
8 29.01
9 79.13
10 27.14
Total 758.07
Rata-rata 75.8070
Densitas Total 7.51

Densitas Spesies
Nama Jumlah Total Densitas Densitas
Spesies Individu Pohon Total Spesies
Pinus 3 0.58
Puspa 35 39 7.51 6.74
Ketapang 1 0.19

Densitas Relatif
Nama Densitas Densitas Densitas
Spesies Individu total relatif

Pinus 0.577 7.69%


Puspa 6.737 7.51 89.74%
Ketapang 0.192 2.56%

Ekologi Terapan 2018 | 16


Total   100.00%

Frekuensi
Jumlah
titik
Nama Total titik
smpling Frekuensi
Spesies sampling
Spesies
ditemukan
Pinus 3 0.3
Puspa 10 10 1
Ketapang 1 0.1
Total   1.4

Frekuensi Relatif
Total
Nama Frekuensi Frekuensi
frekuensi
Spesies Spesies relatif
Spesies

Pinus 0.3 21.43%


Puspa 1 1.4 71.43%
Ketapang 0.1 7.14%
Total   100.00%

Dominansi

Ekologi Terapan 2018 | 17


Nama Total luas Area Dominans
Spesies basal area Sample i
Pinus 4551.16 60.04
Puspa 13595.14 75.81 179.34
Ketapang 4.91 0.06
Total 239.44

Dominansi Relatif
Total
Nama Dominansi Dominans
Dominansi
Spesies Spesies i relatif
Spesies

Pinus 60.04 25.07%


Puspa 179.34 239.44 74.90%
Ketapang 0.06 0.03%
Total   100.00%

Nilai Penting Setiap Spesies


Densitas Frekuensi Nilai
Nama Dominans
relatif relatif penting
Spesies i relatif
Spesies spesies spesies
Pinus 7.69% 21.43% 25.07% 54%
Puspa 89.74% 71.43% 74.90% 236%
Ketapang 2.56% 7.14% 0.03% 10%
Total     300%

Klasifikasi

A.Rasamala

Ekologi Terapan 2018 | 18


Kingdom : Plantae

Filum :Magnoliophyta

Kelas :Magnnoliopsida

Ordo : Saxifragales

Famili : Altingiaceae

Genus :Altingia

Spesies : Altingia excelsa

B.Pinus

Kingdom : Plantae

Filum :Tracheophyta

Kelas :Pinopsida

Ordo : Pinales

Famili : Pinaceae

Genus :Pinus L

Spesies : Pinus merkusii

C.Puspa

Kingdom : Plantae

Filum :Tracheophyta

Kelas :Magnoliopsida

Ordo : Ericales

Famili : Theaceae

Genus :Schima

Spesies : Schima wallichii

D.Ketapang

Kingdom : Plantae

Ekologi Terapan 2018 | 19


Filum :Magnoliophyta

Kelas :Magnnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Combretaceae

Genus : Terminalia

Spesies : Terminalia catappa L.

Pembahasan Metode PCQM :

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan untuk menganalisis


vegetasi berupa pohon menggunakan metode Point Centered Quarter (PCQM).
Metode PCQM ini dilakukan dengan cara membagi plot menjadi empat kuadran
dan menentukan titik tengah dari kuadran tersebut. Kemudian, mencari pohon
yang jaraknya paling dekat dengan titik tengah dengan keliling pohon ≥30 cm
pada masing-masing kuadran. Kemudian, jarak antara pohon dan titik pusat
diukur dan mengukur lingkar pohon tersebut. Metode Point Centered Quarter
(PCQM) merupakan metode sampling tanpa petak contoh yang paling efisien
karena pelaksanaannya di lapangan memerlukan waktu yang lebih sedikit, mudah,
dan tidak memerlukan faktor koreksi dalam menduga kerapatan individu
tumbuhan.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa spesies pohon yang


ditemukan dalam 40 plot pada kawasan Taman Nasional Gunung
Merapi,ditemukan 4 macam spesies pohon yang termasuk dalam hitungan analisis
vegetasi menggunakan metode PCQM ini. Spesies pohon tersebut antara lain
Rasamala,pinus,ketapang,dan Puspa. Setelah dilakukan perhitungan untuk
mencari densitas relatif, dominansi relatif dan frekuensi relatif hingga komponen
tersebut dijumlah untuk mencari Indeks Nilai Penting (INP) didapatkan spesies
yang memiliki indeks nilai penting paling besar ialah Pinus (Pinus merkusii)di
daerah sungai dan untuk daerah bukit yang memiliki indeks paling besar adalah
Puspa( Schima wallici),dengan indeks nilai penting sebesar 236% (daerah bukit)
dan untuk daerah sungai sebesar 131% ,sedangkan spesies tumbuhan yang
memiliki indeks nilai penting paling rendah pada vegetasi tersebut ialah Ketapang
(Terminalia Catappa) di daerah bukit, dengan indeks nilai penting sebesar 10%
untuk daerah bukit dan untuk daerah sungai yaitu spesies tumbuhan yang
memiliki indeks nilai penting paling rendah pada vegetasi tersebut ialah Rasamala
(Altingia excels noronha) dengan indeks nilai penting sebesar 26%.

Ekologi Terapan 2018 | 20


Pinus (Pinus merkusii)di daerah sungai dan daerah bukit yang memiliki
indeks paling besar adalah Puspa( Schima wallici) merupakan tanaman yang
memiliki indeks nilai penting yang paling tinggi dari pada tumbuhan yang
didapatkan saat pengamatan PCQM . Pinus (Pinus merkusii)di daerah sungai dan
daerah bukit yang memiliki indeks paling besar adalah Puspa( Schima
wallici),merupakan spesies yang mendominasi, yaitu spesies yang paling banyak
ditemukan di setiap kuadran titik sampling pada analisis dengan metode point
centered quareter. Berikut adalah klasifikasi dari Pinus (daerah sungai) dan Puspa
(daerah bukit):

1.Pinus

Kingdom : Plantae

Filum :Tracheophyta

Kelas :Pinopsida

Ordo : Pinales

Famili : Pinaceae

Genus :Pinus L

Spesies : Pinus merkusii

2.Puspa

C.Puspa

Kingdom : Plantae

Filum :Tracheophyta

Kelas :Magnoliopsida

Ordo : Ericales

Famili : Theaceae

Genus :Schima

Spesies : Schima wallichii

Jadi spesies Pinus merkusii (daerah sungai) dan Schima wallichii (daerah
bukit)ini mampu hidup dan beradaptasi dengan lingkungan abiotik yang telah
diukur tersebut. Menurut Soerianegara dan Lemmens (1993) menyatakan bahwa

Ekologi Terapan 2018 | 21


Pinus merkusii dan schima wallichii dapat hidup di berbagai kondisi jenis tanah
meskipun hanya memiliki kelembapan dan kesuburan yang sangat sedikit. Jadi tak
heran bila spesies ini memiliki Indeks Nilai Penting tertinggi. Besarnya indeks
nilai penting (INP) digunakan untuk mengetahui tingkat kesesuaian terhadap
tempat tumbuh yang baik dibandingkan dengan jenis lainnya, Secara umum
tumbuhan dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi mempunyai daya adaptasi,
daya kompetisi dan kemampuan reproduksi yang lebih baik dibandingkan dengan
tumbuhan yang lain dalam satu lahan tertentu. INP suatu jenis merupakan nilai
yang menggambarkan peranan keberadaan suatu jenis dalam komunitas. Semakin
besar INP suatu jenis, maka semakin besar pula peranan jenis tersebut dalam
komunitas. Jadi, dapat diketahui bahwa Pinus merkusii dan schima wallichii
memiliki peranan yang penting dalam suatu komunitas tertentu yang berada di
kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merapi.

Sedangkan spesies yang memiliki indeks nilai penting terendah adalah


Rasamala (Altingia excels noronha) dengan indeks nilai penting sebesar 26%
( daerah Sungai) dan Ketapang (Terminalia Catappa) di daerah bukit, dengan
indeks nilai penting sebesar 10% . Jika dikaitkan dengan nilai INP yang
didapatkan menunjukkan kedua pohon itu, mempunyai daya adaptasi, daya
kompetisi dan kemampuan reproduksi yang kurang baik dibandingkan dengan
tumbuhan yang lain dalam satu lahan tertentu. Telah dikatakan bahwa INP
merupakan nilai yang menggambarkan peranan keberadaan suatu jenis spesies
dalam suatu komunitas. Semakin besar INP suatu jenis, maka semakin besar pula
peranan jenis tersebut dalam komunitas (Kaninde dkk, 2011). Hal ini
menunjukkan bahwa kedua tanaman yaitu ketapang (daerah bukit) dan rasamala
(daerah sungai) memiliki daya hidup yang rendah termasuk daya adaptasi dan
kompetisi (kemampuan reproduksi) dalam suatu komunitas tertentu yang berada
di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merapi dibanding dengan spesies
tumbuhan lainnya. Dari kedua tempat yaitu bukit dan sungai indeks nilai penting
yang tertinggi atau terbesar ada pada daerah Bukit pada tanaman Puspa (Schima
wallichii),dengan presentase 236%.

3.Metode Kuadrat Sungai

Ekologi Terapan 2018 | 22


Metode Kuadrat Sungai

Sub Nama Spesies Luas


Kelom Diameter Indi Kelindu
Petak Basal
pok Lokal Latin (cm) vidu ngan
10×10 (cm)
1 Pinus
19 3.12 283.385
merkusii
Pinus
22 3.82 379.94
merkusii
Pinus
Pinus 18 5 2.9 254.34
merkusii
Pinus
18 2.9 254.34
merkusii
Pinus
16 2.56 200.96
merkusii
Terminalia
6 1.2 28.26
catappa
Terminalia
8 1.45 50.24
catappa
Terminalia
4 1.09 12.56
catappa
Terminalia
1 8 1.45 50.24
catappa
Ketapang
Terminalia
(Anak 9 9 1.77 63.585
catappa
Pohon)
Terminalia
10 2.1 78.5
catappa
Terminalia
5 3.44 19.625
catappa
Terminalia
5 2.98 19.625
catappa
Terminalia
5 3.12 19.625
catappa
Altingia
excelsa 4 4.23 12.56
Noronha
Rasamala 2
Altingia
excelsa 4 2.54 12.56
Noronha
2 Pinus
16 5.65 200.96
merkusii
Pinus
18 5.34 254.34
merkusii
Pinus 4
Pinus
19 2.34 283.385
merkusii
Pinus
22 4.85 379.94
merkusii
Rasamala Altingia 11 1 6.56 94.985
excelsa
Noronha

Ekologi Terapan 2018 | 23


Terminalia
4 4.25 12.56
catappa
Terminalia
9 3.54 63.585
catappa
Terminalia
9 2.64 63.585
catappa
Terminalia
6 3.67 28.26
catappa
Terminalia
4 3.3 12.56
catappa
Terminalia
5 2.55 19.625
catappa
Terminalia
9 4.4 63.585
catappa
Terminalia
Ketapang 8 2.64 50.24
catappa
(Anak 16
Terminalia
Pohon) 8 3.78 50.24
catappa
Terminalia
7 4.98 38.465
catappa
Terminalia
5 2.88 19.625
catappa
Terminalia
3 3.54 7.065
catappa
Terminalia
3 3.65 7.065
catappa
Terminalia
6 4.46 28.26
catappa
Terminalia
7 2.65 38.465
catappa
Terminalia
7 3.35 38.465
catappa
Altingia
excelsa 6 5.45 28.26
Noronha
Rasamala Altingia
(Anak excelsa 4 3 1.23 12.56
Pohon) Noronha
Altingia
excelsa 5 2.21 19.625
Noronha
Pinus
14 4.65 153.86
merkusii
Pinus
Pinus 18 3 4.26 254.34
merkusii
Pinus
3 19 3.31 283.385
merkusii
Altingia
excelsa 14 2.54 153.86
Rasamala Noronha 2
Altingia 13 2.65 132.665

Ekologi Terapan 2018 | 24


excelsa
Noronha
Terminalia
16 4.32 200.96
catappa
Ketapang 2
Terminalia
13 2.54 132.665
catappa
Altingia
excelsa 9 3.21 63.585
Noronha
Altingia
excelsa 8 4.43 50.24
Noronha
Altingia
excelsa 9 4.32 63.585
Noronha
Altingia
excelsa 3 2.31 7.065
Noronha
Rasamala Altingia
(Anak excelsa 5 9 2.89 19.625
Pohon) Noronha
Altingia
excelsa 6 2.95 28.26
Noronha
Altingia
excelsa 6 3.61 28.26
Noronha
Altingia
excelsa 8 2.22 50.24
Noronha
Altingia
excelsa 5 2.9 19.625
Noronha
Ketapang Terminalia 11
9 2.98 63.585
(Anak catappa
Pohon) Terminalia
8 3.65 50.24
catappa
Terminalia
5 2.26 19.625
catappa
Terminalia
5 1.65 19.625
catappa
Terminalia
7 2.83 38.465
catappa
Terminalia
9 3.67 63.585
catappa
Terminalia
10 1.98 78.5
catappa
Terminalia
4 1.98 12.56
catappa
Terminalia 5 2.43 19.625
catappa

Ekologi Terapan 2018 | 25


Terminalia
5 2.26 19.625
catappa
Terminalia
8 1.86 50.24
catappa
2 Schima
36 23.7 1017.36
wallichii
Puspa 2
Schima
28 19.6 615.44
wallichii
Schima
1 Puspa 5 0.3 19.625
wallichii
(anak 2
Schima
pohon) 7 0.2 38.465
wallichii
Pinus
Pinus 32 1 44.2 803.84
merkusii
Schima
24 56.7 452.16
wallichii
Puspa 2
Schima
22 15.9 379.94
wallichii
Puspa
Schima
(anak 4 1 0.5 12.56
wallichii
pohon)
Pinus
30 63.6 706.5
merkusii
Pinus 2
Pinus
33 70.8 854.865
merkusii
Terminalia
Ketapang 25 1 33.2 490.625
catappa
Terminalia
4 0.9 12.56
catappa
Terminalia
5 1.8 19.625
catappa
2 Terminalia
5 1.8 19.625
catappa
Terminalia
6 4.9 28.26
catappa
Terminalia
7 7.1 38.465
catappa
Ketapang
Terminalia
(Anak 7 11 7.1 38.465
catappa
Pohon)
Terminalia
7 7.1 38.465
catappa
Terminalia
6 4.9 28.26
catappa
Terminalia
7 7.1 38.465
catappa
Terminalia
4 1.1 12.56
catappa
Terminalia
5 4.2 19.625
catappa
3 Puspa Schima 37 3 70.8 1074.665
wallichii

Ekologi Terapan 2018 | 26


Schima
20 33.2 314
wallichii
Schima
18 20.4 254.34
wallichii
Schima
3 0.6 7.065
wallichii
Schima
4 1.1 12.56
wallichii
Schima
5 1.8 19.625
wallichii
Schima
4 3.8 12.56
wallichii
Schima
5 1.8 19.625
wallichii
Schima
6 2.5 28.26
wallichii
Schima
6 2.5 28.26
wallichii
Puspa
Schima
(anak 6 15 2.5 28.26
wallichii
pohon)
Schima
3 0.6 7.065
wallichii
Schima
4 0.9 12.56
wallichii
Schima
6 2.0 28.26
wallichii
Schima
8 4.9 50.24
wallichii
Schima
6 2.0 28.26
wallichii
Schima
8 4.2 50.24
wallichii
Schima
4 1.3 12.56
wallichii
Terminalia
Ketapang 15 1 15.9 176.625
catappa
Pinus
Pinus 27 1 56.7 572.265
merkusii
Schima
29.2 669.32 669.3224
wallichii
Schima
1.9 2.83 2.83385
wallichii
Schima
Puspa 1.92 5 2.89 2.893824
wallichii
3 1 Schima
1.5 1.77 1.76625
wallichii
Schima
1.53 1.84 1.8376065
wallichii
Pinus
47.7 178.1 1786.10265
Pinus merkusii 2
Pinus 47.7 178.1 1786.10265

Ekologi Terapan 2018 | 27


merkusii
Schima
Puspa 22.29 1 390.02 390.022619
wallichii
2
Pinus
Pinus 50.95 1 2037.78 2037.78346
merkusii
Schima
Puspa 14.012 1 154.12 154.123873
wallichii
Pinus
39.8 1243.47 1243.4714
merkusii
Pinus 2
Pinus
50 1962.5 1962.5
merkusii
3
Terminalia
21.01 346.5 346.514779
catappa
Terminalia
Ketapang 3.82 3 11.45 11.455034
catappa
Terminalia
14.64 168.24 168.248736
catappa
Schima
Puspa 3.5 1 0.86 9.61625
wallichii
1 Altingia
Rasamala excelsa 30 1 19.6 706.5
Noronha
Terminalia
Ketapang 28.7 1 3.14 646.59665
4 catappa
2
Schima
Puspa 4.8 1 0.78 18.0864
wallichii
Schima
Puspa 7.6 1 1.41 45.3416
wallichii
3
Terminalia
Ketapang 4.45 1 0.5 15.5449625
catappa
Balik Mallotus
10.44 1 28.44 85.559976
angin paniculatus
Terminalia
Ketapang 6.4 1 20.73 32.1536
catappa
Pinus
45.5 142.47 1625.14625
merkusii
1
Pinus
Pinus 45.5 3 142.47 1625.14625
merkusii
Pinus
45.5 142.47 1625.14625
merkusii
5 Schima
Puspa 14.37 1 13.19 162.100067
wallichii
Pinus
Pinus 53.18 1 206.64 2220.06823
merkusii
Schima
15.3 0 183.76065
wallichii
2 Puspa 2
Schima
15.3 0 183.76065
wallichii
Terminalia
Ketapang 47.13 1 57.72 1743.67097
catappa
3 Puspa Schima 18.31 4 123.49 263.176039

Ekologi Terapan 2018 | 28


wallichii
Schima
18.31 123.49 263.176039
wallichii
Schima
18.31 123.49 263.176039
wallichii
Schima
18.31 123.49 263.176039
wallichii
Total 1887.6 144    
Rata-rata 13.11      

Densitas Spesies
Nama Jumlah Luas Densitas
Spesies Spesies area Spesies
Rasamal
18 0.0120
a
Pinus 25 0.0167
Puspa 42 0.0280
1500
Ketapan
58 0.0387
g
Balik
1 0.0007
angin
Total     0.096

Densitas Relatif
Nama Densitas Densitas Densitas
Spesies Spesies total Relatif

Rasamal
0.01200 12.50%
a
Pinus 0.01667 17.36%
Puspa 0.02800 29.17%
0.096
Ketapan
0.03867 40.28%
g
Balik
0.00067 0.69%
angin
Total   100.00%

Ekologi Terapan 2018 | 29


Frekuensi
Jumlah
titik
Total
Nama smpling
titik Frekuensi
Spesies Spesies
sampling
ditemuka
n
Rasamal
4 0.267
a
Pinus 11 0.733
Puspa 12 0.800
15
Ketapan
10 0.667
g
Balik
1 0.067
angin
Total   2.533

Frekuensi Relatif
Total
Nama Frekuens Frekuensi
frekuensi
Spesies i Spesies relatif
Spesies

Rasamal
0.2667 10.53%
a
Pinus 0.7333 28.95%
Puspa 0.8000 31.58%
2.533
Ketapan
0.6667 26.32%
g
Balik
0.0667 2.63%
angin
Total   100.00%

Ekologi Terapan 2018 | 30


Dominansi
Total
Nama luas Area
Dominansi
Spesies basal Sample
area
Rasamal
1504.06 3.01
a
Pinus ###### 44.06
Puspa 7402.13 14.80
500.00
Ketapan
5579.02 11.16
g
Balik
85.56 0.17
angin
Total     61.88

Dominansi Relatif
Total
Nama Dominan Dominan Dominansi
Spesies si Spesies si relatif
Spesies
Rasamal
3.01 4.86%
a
Pinus 44.06 71.21%
Puspa 14.80 61.88 23.93%
Ketapan
11.16 18.03%
g
A 0.17 0.28%
Total   100.00%

Nilai Penting Setiap Spesies


Nama Densitas Frekuens Dominasi Nilai

Ekologi Terapan 2018 | 31


pentin
relatif i relatif Relatif g
Spesies
spesies spesies Spesies spesie
s
Rasamal
12.50% 10.53% 4.86% 0.28
a
Pinus 17.36% 28.95% 71.21% 1.18
Puspa 29.17% 31.58% 23.93% 0.85
Ketapan
40.28% 26.32% 18.03% 0.85
g
Balik
0.69% 2.63% 0.28% 0.04
angin
Total     3.18

4.Metode Kuadrat Bukit

Metode Kuadrat bukit

Nama Spesies Luas


Kelom Sub Diam Indi kelindungan
basal
pok Petak Lokal Latin eter vidu (m)
(cm)
Puspa Schima wallichii 28.52 3.39 638.51
Puspa Schima wallichii 17.5 2.3 240.41
Puspa Schima wallichii 28.9 4 655.64
6 10×10 6
Puspa Schima wallichii 41.4 6 1345.46
Puspa Schima wallichii 22.2 3 386.88
Puspa Schima wallichii 33.1 4.6 860.05
Puspa Schima wallichii 2.67 31 5.60
Puspa Schima wallichii 2.24 24 3.94
7 10×10 Puspa Schima wallichii 1.83 5 32 2.63
Puspa Schima wallichii 1.38 21 1.49
Puspa Schima wallichii 2.88 29 6.51
Puspa Schima wallichii 21.01 53.04 346.51
Puspa Schima wallichii 14.8 39.29 171.95
Puspa Schima wallichii 21.3 32.75 356.15
8 10×10 Puspa Schima wallichii 11.4 8 91.56 102.02
Puspa Schima wallichii 14.3 40.13 160.52
Puspa Schima wallichii 11.9 18.46 111.16
Puspa Schima wallichii 16.2 46.54 206.02

Ekologi Terapan 2018 | 32


Puspa Schima wallichii 17.6 99.35 243.16
Musa
Pisang 5.2 1 48.5 21.23
paradisisaca
Pinus Pinus merkusii 14 3.18 153.86
Pinus Pinus merkusii 18 4.18 254.34
Pinus Pinus merkusii 20 3.6 314.00
Pinus Pinus merkusii 16 2.1 200.96
Pinus Pinus merkusii 30 3.2 706.50
Pinus Pinus merkusii 15 1.2 176.63
Pinus Pinus merkusii 8 13 1.9 50.24
Pinus Pinus merkusii 13 1.1 132.67
Pinus Pinus merkusii 10 1 78.50
Pinus Pinus merkusii 9 3.5 63.59
9 10×10
Pinus Pinus merkusii 18 1.5 254.34
Pinus Pinus merkusii 6 2.9 28.26
Pinus Pinus merkusii 10 1.8 78.50
Puspa Schima wallichii 10 2.4 78.50
Puspa Schima wallichii 9 3.18 63.59
Puspa Schima wallichii 12 2.1 113.04
Puspa Schima wallichii 18 7 3.2 254.34
Puspa Schima wallichii 4 2.9 12.56
Puspa Schima wallichii 20 3.6 314.00
Puspa Schima wallichii 10 2.1 78.50
Puspa Schima wallichii 24 24 452.16
Puspa Schima wallichii 77.5 29 4714.91
10 10×10 Puspa Schima wallichii 47.5 5 25.3 1771.16
Puspa Schima wallichii 37 23.86 1074.67
Puspa Schima wallichii 44 29.2 1519.76
Colocasia
6 2×2 Talas 0 15 0 0.00
esculenta
Paku Fern 0 3 0 0.00
7 2×2 Paku rene Selaginella 0 5 0 0.00
Palem Arecacceae 0 5 0 0.00
Rumput Digitaria
0 445 0 0.00
crabgrass sanguinalis
Colocasia
Talas 0 1 0 0.00
8 2×2 esculenta
Amaranthus
Bayam duri 0 10 0 0.00
spinosus
Crassocephalum
Sintrong 0 4 0 0.00
crepidioides
Paku pteridium
0 7 0 0.00
9 2×2 garuda aquilinum
Psikotria Psychotria sp 0 28 0 0.00

Ekologi Terapan 2018 | 33


Colocasia
Talas 0 1 0 0.00
esculenta
Rumput Digitaria
0 2 0 0.00
crabgrass sanguinalis

Paku rene sellaginella 0 2 0 0.00


Paku rene sellaginella 0 27 0 0.00
Paku pteridium
0 22 0 0.00
garuda aquilinum
Daun Nothopanax
0 5 0 0.00
10 2×2 mankokan scutellarium
Psikotria Psychotria sp 0 1 0 0.00
Anak puspa Schima wallichi 0 1 0 0.00
Markisa Passiflora edulwis 0 1 0 0.00
Selaginella
Cakar ayam 0 17 0 0.00
doederleinii
Lantana Lantana camara 0 8 0 0.00
Laurel Laurus nobilis 0 13 0 0.00
6 1×1 Prunus
Ceri pahit 0 5 0 0.00
emarginata
Strobilanthes
Keji beling 0 4 0 0.00
crispa
Ulmus Ulmus alata 0 1 0 0.00
Paku rene Selaginella 0 10 0 0.00
7 1×1 Paku Fern 0 4 0 0.00
Rengas Gluta renghas 0 2 0 0.00

Rumput Digitaria
8 1×1 0 85 0 0.00
crabgrass sanguinalis

rumput teki Cyperus rotundus 0 49 0 0.00

Rumput Digitaria
9 1×1 0 1 0 0.00
crabgrass sanguinalis
Rumput Pennisetum
0 1 0 0.00
gajah purpureum
10 1×1 Rumput teki Cyperus rotundus 0 121 0 0.00
Total 816.33 951    
Rata-rata        

Densitas Spesies Plot 10×10


Jumlah Luas Densitas
Nama Spesies
individu Area Spesies
Pinus 13 0.03
Puspa 31 500 0.06
Pisang 1 0.00
    0.09

Ekologi Terapan 2018 | 34


Total

Densitas Relatif 10×10


Densitas Densitas Densitas
Nama spesies
Individu total Relatif
Pinus 0.03 28.89%
Puspa 0.06 0.09 68.89%
Pisang 0.00 2.22%
Total   100.00%

Frekuensi 10×10
Jumlah
titik
Total
sampling Frekuens
Nama Spesies titik
Spesies i
sampling
ditemuka
n
Pinus 1 0.20
Puspa 5 5 1.00
Pisang 1 0.20
Total   1.40

Frekuensi Relatif 10×10


Total
Frekuens Frekuens
Nama Spesies frekuensi
i Spesies i relatif
Spesies

Pinus 0.20 14.29%


Puspa 1.00 1.40 71.43%
Pisang 0.20 14.29%
Total   100.00%

Ekologi Terapan 2018 | 35


Dominansi 10×10
Total
luas Area Dominan
Nama Spesies
basal Sample si
area
Pinus ###### 4.98
Puspa ###### 500 32.58
Pisang 21.23 0.04
Total     37.57

Dominansi Relatif 10×10


Total
Dominan Dominan
Nama Spesies Dominan
si Spesies si relatif
si Spesies

Pinus 4.98 13.27%


Puspa 32.58 37.57 86.73%
Pisang 0.04 0.11%
Total   100.00%

Nilai Penting Setiap Spesies


10×10
Densitas Frekuens Nilai
Nama Spesies relatif i relatif penting
spesies spesies spesies

Pinus 28.89% 14.29% 43%


Puspa 68.89% 71.43% 140%
Pisang 2.22% 14.29% 17%
Total   200%

Ekologi Terapan 2018 | 36


Densitas Spesies 2×2
Jumlah Luas Densitas
Nama Spesies
individu area Spesies
Talas 17 0.85
Paku 3 0.15
Paku rene 34 1.70
Palem 5 0.25
Rumput
447 22.35
crabgrass
Bayam duri 10 0.50
20
Sintrong 4 0.20
Paku garuda 29 1.45
Psikotria 29 1.45
Anak puspa 1 0.05
Daun
5 0.25
Mankokan
Markisa 1 0.05
Total     29.25

Densitas Relatif 2×2


Densitas Densitas Densitas
Nama spesies
individu total Relatif
Talas 0.85 2.91%
Paku 0.15 0.51%
Paku rene 1.70 5.81%
Palem 0.25 0.85%
Rumput 29.25
22.35 76.41%
crabgrass
Bayam duri 0.50 1.71%
Sintrong 0.20 0.68%
Paku garuda 1.45 4.96%

Ekologi Terapan 2018 | 37


Psikotria 1.45 4.96%
Anak puspa 0.05 0.17%
Daun
0.25 0.85%
Mankokan
Markisa 0.05 0.17%
Total   100.00%

Frekuensi 2×2
Jumlah
titik
Total
sampling Frekuens
Nama Spesies titik
Spesies i
sampling
ditemuka
n
Talas 3 0.60
Paku 1 0.20
Paku rene 3 0.60
Palem 1 0.20
Rumput
0.40
crabgrass 2
Bayam duri 1 0.20
5
Sintrong 1 0.20
Paku garuda 2 0.40
Psikotria 1 0.20
Anak puspa 1 0.20
Daun
0.20
Mankokan 1
Markisa 1 0.20
Total   3.60

Frekuensi Relatif 2×2


Total
Frekuens Frekuens
Nama Spesies frekuensi
i Spesies i relatif
Spesies

Talas 0.60 3.60 16.67%

Ekologi Terapan 2018 | 38


Paku 0.20 5.56%
Paku rene 0.60 16.67%
Palem 0.20 5.56%
Rumput
0.40 11.11%
crabgrass
Bayam duri 0.20 5.56%
Sintrong 0.20 5.56%
Paku garuda 0.40 11.11%
Psikotria 0.20 5.56%
Anak puspa 0.20 5.56%
Daun
0.20 5.56%
Mankokan
Markisa 0.20 5.56%
Total   100.00%

Dominansi 2×2
Total
luas Area Dominan
Nama Spesies
basal Sample si
area
Talas 0.00 0.00
Paku 0.00 0.00
Paku rene 0.00 0.00
Palem 0.00 0.00
Rumput
0.00 0.00
crabgrass
Bayam duri 0.00 0.00
20
Sintrong 0.00 0.00
Paku garuda 0.00 0.00
Psikotria 0.00 0.00
Anak puspa 0.00 0.00
Daun
0.00 0.00
Mankokan
Markisa 0.00 0.00
Total 0.00

Ekologi Terapan 2018 | 39


Dominansi Relatif 2×2
Total
Dominan Dominan
Nama Spesies Dominan
si Spesies si relatif
si Spesies

Talas 0.00 #DIV/0!


Paku 0.00 #DIV/0!
Paku rene 0.00 #DIV/0!
Palem 0.00 #DIV/0!
Rumput
0.00 #DIV/0!
crabgrass
Bayam duri 0.00 #DIV/0!
0.00
Sintrong 0.00 #DIV/0!
Paku garuda 0.00 #DIV/0!
Psikotria 0.00 #DIV/0!
Anak puspa 0.00 #DIV/0!
Daun
0.00 #DIV/0!
Mankokan
Markisa 0.00 #DIV/0!
Total   #DIV/0!

Nilai Penting Setiap Spesies 2×2


Densitas Frekuens Nilai
Nama Spesies relatif i relatif penting
spesies spesies spesies

Talas 2.91% 16.67% 0.20


Paku 0.51% 5.56% 0.06
Paku rene 5.81% 16.67% 0.22
Palem 0.85% 5.56% 0.06
Rumput
76.41% 11.11% 0.88
crabgrass
Bayam duri 1.71% 5.56% 0.07
Sintrong 0.68% 5.56% 0.06
Paku garuda 4.96% 11.11% 0.16
Psikotria 4.96% 5.56% 0.11
Anak puspa 0.17% 5.56% 0.06
Daun 0.85% 5.56% 0.06

Ekologi Terapan 2018 | 40


Mankokan
Markisa 0.17% 5.56% 0.06
Total   2.00

Densitas Spesies 1×1


Jumlah Total Densitas
Nama Spesies
individu Pohon Spesies
Cakar ayam 17 3.40
Lantana 8 1.60
Laurel 13 2.60
Ceri pahit 5 1.00
Keji beling 4 0.80
Ulmus 0 0.00
Paku rene 10 2.00
5
Paku 4 0.80
Rengas 2 0.40
Rumput
86 17.20
crabgrass
Rengas 2 0.40
Rumput Teki 170 34.00
Rumput gajah 1 0.20
Total     64.40

Densitas Relatif 1×1


Densitas Densitas Densitas
Nama spesies
Individu total Relatif
Cakar ayam 3.40 5.28%
Lantana 1.60 2.48%
Laurel 2.60 4.04%
Ceri pahit 1.00 1.55%
64.40
Keji beling 0.80 1.24%
Ulmus 0.00 0.00%
Paku rene 2.00 3.11%
Paku 0.80 1.24%

Ekologi Terapan 2018 | 41


Rengas 0.40 0.62%
Rumput
17.20 26.71%
crabgrass
Rengas 0.40 0.62%
Rumput Teki 34.00 52.80%
Rumput gajah 0.20 0.31%
Total   100.00%

Frekuensi 1×1
Jumlah
titik
Total
sampling Frekuens
Nama Spesies titik
Spesies i
sampling
ditemuka
n
Cakar ayam 1 0.20
Lantana 1 0.20
Laurel 1 0.20
Ceri pahit 1 0.20
Keji beling 1 0.20
Ulmus 1 0.20
Paku rene 1 0.20
5
Paku 1 0.20
Rengas 1 0.20
Rumput
0.00
crabgrass
Rengas 1 0.20
Rumput Teki 1 0.20
Rumput gajah 1 0.20
Total   2.40

Frekuensi Relatif 1×1


Total
Frekuens Frekuens
Nama Spesies frekuensi
i Spesies i relatif
Spesies

Ekologi Terapan 2018 | 42


Cakar ayam 0.20 8.33%
Lantana 0.20 8.33%
Laurel 0.20 8.33%
Ceri pahit 0.20 8.33%
Keji beling 0.20 8.33%
Ulmus 0.20 8.33%
Paku rene 0.20 8.33%
2.40
Paku 0.20 8.33%
Rengas 0.20 8.33%
Rumput
0.00 0.00%
crabgrass
Rengas 0.20 8.33%
Rumput Teki 0.20 8.33%
Rumput gajah 0.20 8.33%
Total   100.00%

Dominansi 1×1
Total
luas Area Dominan
Nama Spesies
basal Sample si
area
Cakar ayam 0.00 0.00
Lantana 0.00 0.00
Laurel 0.00 0.00
Ceri pahit 0.00 0.00
Keji beling 0.00 0.00
Ulmus 0.00 0.00
Paku rene 0.00 0.00
5
Paku 0.00 0.00
Rengas 0.00 0.00
Rumput
0.00 0.00
crabgrass
Rengas 0.00 0.00
Rumput Teki 0.00 0.00
Rumput gajah 0.00 0.00
Total 0.00

Ekologi Terapan 2018 | 43


Dominansi Relatif 1×1
Total
Dominan Dominan
Nama Spesies Dominan
si Spesies si relatif
si Spesies

Cakar ayam 0.00 #DIV/0!


Lantana 0.00 #DIV/0!
Laurel 0.00 #DIV/0!
Ceri pahit 0.00 #DIV/0!
Keji beling 0.00 #DIV/0!
Ulmus 0.00 #DIV/0!
Paku rene 0.00 #DIV/0!
0.00
Paku 0.00 #DIV/0!
Rengas 0.00 #DIV/0!
Rumput
0.00 #DIV/0!
crabgrass
Rengas 0.00 #DIV/0!
Rumput Teki 0.00 #DIV/0!
Rumput gajah 0.00 #DIV/0!
Total   #DIV/0!

Nilai Penting Setiap Spesies 1×1


       
Densitas Frekuens Nilai
Nama Spesies relatif i relatif penting
spesies spesies spesies

Cakar ayam 5.28% 8.33% 14%


Lantana 2.48% 8.33% 11%
Laurel 4.04% 8.33% 12%
Ceri pahit 1.55% 8.33% 10%
Keji beling 1.24% 8.33% 10%
Ulmus 0.00% 8.33% 8%
Paku rene 3.11% 8.33% 11%
Paku 1.24% 8.33% 10%
Rengas 0.62% 8.33% 9%

Ekologi Terapan 2018 | 44


Rumput
26.71% 0.00% 27%
crabgrass
Rengas 0.62% 8.33% 9%
Rumput Teki 52.80% 8.33% 61%
Rumput gajah 0.31% 8.33% 9%
Total   200%

Pembahasan Metode Kuadrat:

Metode kuadran ini merupakan metode plot less method, yang berarti
Metode ini merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan luas tempat
pengambilan contoh atau suatu luas kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila dalam
suatu kuadran dalam jarak yang dekat tidak terlihat adanya suatu vegetasi pohon,
maka pencarian bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan jenis pohon
yang dimaksud, tetapi pohon tersebut masih berada di dalam daerah kuadran
tersebut. Cara ini terdiri dari suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di lapang,
dengan letak bisa tersebar secara random atau merupakan garis lurus (berupa
deretan titik-titik). Umumnya dilakukan dengan susunan titik-titik berdasarkan
garis lurus yang searah dengan mata angin (arah kompas). Titik pusat kuadran
adalah titik yang membatasi garis transek setiap jarak 50 m. Dari kedua plot
tersebut dapat diketahui ada spesies dominan seperti kayu seru karena jenis
spesies tersebut terdapat hampir di setiap plot.

Kegiatan yang dilakukan pada praktikum ini adalah mengamati jumlah


tanaman yang masuk ke dalam kuadran yang telah ditentukan, apakah masuk ke
dalam kuadran I, II, III atau IV. Sebelum mengamati jenis dan jumlah tanaman
yang ada, terlebih dahulu dilakukan penentuan titik pusat A dengan patokan garis
transek. Garis transek disini menggunakan tali rafiah, panjang garis transek pada
praktikum ini adalah 50 m. Setelah titik pusat ditentukan barulah menentukan
patokan untuk tiap-tiap kuadran yaitu pohon. Setelah titik pusat A selesai
ditentukan titik pusat B yaitu 50 m sama seperti garis transek titik A. Untuk titik
pusat B sama seperti titik pusat A, ditentukan jenis dan jumlah tanaman
berdasrkan kuadran yang telah ditentukan.

Metode ini menggunakan titik kuarter untuk menghitung jarak dari


pengamat ke pohon. Metode ini biasa digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan
atau vegetasi kompleks lainnya. Tiap kelompok mendapat tansek sepanjang 50 m.

Ekologi Terapan 2018 | 45


Transek tersebut dibagi menjadi 2 buah kuarter dengan tiap plot berjarak 50 m. Di
tiap titik pusat plot tersebut dibuat garis khayal sehingga membagi plot menjadi 3
kuarter, pada masing-masing kurter terdapat 4 kuadran. Dalam satu kuadran
didaftarkan 4 jenis dari vegetasi pohon (termasuk didalamnya kategori rasamala,
pinus, puspa dan ketapang), yang jaraknya paling dekat dengan titik pusat
kuadran. Ternyata bila dianalisis secara vertical, strata atau penyebaran kanopi
tidak merata kerapatannya. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kompetisi
antar species tumbuhan (selain oleh kerusakan manusia) dalam memperoleh sinar
matahari, air dan nutrisi-nutrisi yang ada dalam tanah. Bentuk kehidupan dari
spesies tumbuhan biasanya memiliki karakteristik yang tetap. Namun spesies yang
sama dapat menerima bentuk kehidupan yang berbeda ketika tumbuh dibawah
kondisi lingkungan yang berbeda. Vegetasi dapat diklasifikasikan kedalam
struktur tanpa menunjuk pada nama spesies. Ini telah dibuktikan terutama dalam
floristik lokasi yang belum dijamah, dan dalam lokasi dimana vegetasi tidak dapat
diklasifikasikan dengan mudah dengan spesies yang dominan. Ketinggian
tumbuhan digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi bentuk kehidupan.
Walaupun, berbagai bentuk kehidupan dapat memberikan pemikiran khusus dari
stratifikasi atau pelapisan dalam komunitas.

Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan


bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan merupakan
komponen habitat terpenting bagi kehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat
tumbuhan di dalam hutan baik komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies,
kerapatan nmaupun keadaan penutupan tajuknya perlu diukur. Selain itu dalam
suatu ekologi hutan satuan yang akan diselidiki adalah suatu tegakan, yang
merupakan asosiasi konkrit Beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif
serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis,
metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini
hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode kuadrat.
Penelitian ini menggunakan metode kuadrat, yaitu bentuk percontoh atau sampel
dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu.

Jadi nilai penting setiap spesies yang terbesar yang ada di sungai yaitu
pinus (Pinus merkusii) dan Ketapang (Terminalia catappa) sebesar 0.85 dan
untuk dominan relative spesies terbesar yaitu 23,93% pada pohon pinu, dan di
daerah Bukit spesies yang terbesar yaitu Rumput teki sebesar 61%. Dari kedua
tempat itu terdapat jumlah spesies yang banyak macam spesies ada pada bukit
daripada sungai. Tetapi nilai penting spesiesnya lebih besar di daerah bukit
karena, di sungai nilai penting spesies adalah 0, yang menunjukkan bahwa nilai
penting spesies atau indeks penting setiap spesies tergolong rendah untuk daerah
sungai yang berbeda tidak jauh dengan bukit. Beberapa faktor yang menyebabkan

Ekologi Terapan 2018 | 46


tidak jauh beda hasil indeks setiap spesies adalah tempat yang sedaerah dan jenis
tanah yang subur tetapi untuk tanaman seperti yang ditemukan kurang cocok atau
tidak mudah beradaptasi dengan lingkunganya.

5.Metode Transect Line Sungai

Nama Spesies Total


Dia Kelin
Nama Segmen Individ
Lokal Latin meter dungan
Kelompok u
Altingia excelca
  Rasamala Noronha 19 1  
Altingia excelca
  Rasamala Noronha 14 1  
  Ketapang Terminalia catappa 14.5 1  
  Ketapang Terminalia catappa 6 1  
  Ketapang Terminalia catappa 42.33 1  
  Ketapang Terminalia catappa 28,34 1  
Altingia excelca
  Rasamala Noronha 26.75 1  
Altingia excelca
  Rasamala Noronha 44.26 1  
  Pinus Pinus merkusii 20 1  
1   Ketapang Terminalia catappa 27.38 1  
  Ketapang Terminalia catappa 52.34 1  
  Pinus Pinus merkusii 20.7 1  
  Pinus Pinus merkusii 31.52 1  
  Pinus Pinus merkusii 41.4 1  
Altingia excelca
  Rasamala Noronha 64.17 1  
  Ketapang Terminalia catappa 10.82 1  
Altingia excelca
  Rasamala Noronha 28.6 1  
  Ketapang Terminalia catappa 11.46 1  
  Ketapang Terminalia catappa 27.7 1  
Altingia excelca
  Rasamala Noronha 30.2 1  
3 Atas
kanan Pinus Pinus merkusii 43.6 1 21.22
Atas
kanan Puspa Schima wallichi 40 1 14.51
Atas
kanan Puspa Schima wallichi 29.6 1 17.34
Atas
kanan Pinus Pinus merkusii 46,16, 1 25.5
Atas Pinus Pinus merkusii 45.8 1 12.56
kanan

Ekologi Terapan 2018 | 47


atas kiri Puspa Schima wallichi 58.2 1 30.17
atas kiri Pinus Pinus merkusii 39.8 1 8.29
bawah
kiri Ketepeng Terminalia catappa 8.9 1 1.77
bawah Altingia excelca
kiri resmala Noronha 13 1 31.16
Kanan
Atas Ketapang Terminalia catappa 46.4 1 1.67
Kiri Atas Salak Sallaca zallacca 47.7 1 1.76
Kanan
Atas Pinus Pinus merkusii 45.8 1 14.5
Kiri Atas Ketapang Terminalia catappa 5.7 1 1.76
Kiri Atas Ketapang Terminalia catappa 4.45 1 0.62
Kanan Altingia excelca
Atas Rasamala Noronha 30.8 1 10.2
Kanan Altingia excelca
4 Atas Rasamala Noronha 4.45 1 5.31
Kanan
Bawah Pinus Pinus merkusii 54.7 1 19.6
Kiri
Bawah Pinus Pinus merkusii 42.9 1 12.3
Kiri
Bawah Ketapang Terminalia catappa 7.09 1 0.94
Kanan
Bawah Pinus Pinus merkusii 58.5 1 25.5
Kanan
Bawah Pinus Pinus merkusii 51.5 1 22.89
kiri atas Pinus Pinus merkusii 25.47 1 0.79
kiri
bawah Puspa Schima wallichi 11.14 1 0.34
Kiri
Bawah Puspa Schima wallichi 19.1 1 0.41
kiri atas Puspa Schima wallichi 48.08 1 1.5
5 kanan
bawah Puspa Schima wallichi 63.69 1 1.99
kiri
bawah Puspa Schima wallichi 54.14 1 1.69
kanan
atas Puspa Schima wallichi 35.03 1 1.09
kanan
atas Pinus Pinus merkusii 12.73 1 0.39
kanan
atas Pinus Pinus merkusii 4 1 3.7
kanan Altingia excelca
atas Rasamala Noronha 18 1 4.13
2 kanan Altingia excelca
atas Rasamala Noronha 44 1 4.3
kanan
atas Ketapang Terminalia catappa 2 1 1.3
Kanan Ketapang Terminalia catappa 2 1 1.15

Ekologi Terapan 2018 | 48


Bawah
Kanan
Bawah Ketapang Terminalia catappa 2 1  
Kanan
Bawah Ketapang Terminalia catappa 15 1 3.4
Kanan
Bawah Pinus Pinus merkusii 4 1 3.45
Kanan Altingia excelca
Bawah Rasamala Noronha 15 1 4.13
kiri atas Ketapang Terminalia catappa 13 1 2.45
kiri atas Ketapang Terminalia catappa 35 1 4.1
kiri atas Ketapang Terminalia catappa 55 1 4.8
kiri atas Pinus Pinus merkusii 47 1 4.3
kiri atas Pinus Pinus merkusii 4 1 2.75
Kiri
Bawah Ketapang Terminalia catappa 24 1 4.4
Kiri
Bawah Pinus Pinus merkusii 20 1 3.7
Kiri
Bawah Ketapang Terminalia catappa   1  
TOTAL 1785.4 66 339.83
7.7234090
RATA RATA 28.3397   9

JUMLAH SPESIES
PUSPA : 9
PINUS : 19
RasaMala : 14
SALAK : 1
KETAPANG : 23
JUMLAH 66
   

KEMELIMPAHAN
PUSPA : 0.14
PINUS : 0.29
RasaMala : 0.21
SALAK : 0.02
KETAPAN
G: 0.35
TOTAL 1.00

6.Metode Transect line Bukit

Ekologi Terapan 2018 | 49


Nama Spesies ∑
Kelindunga
No Segmen Diameter Individ
Lokal Latin n
u
Kiri Atas Puspa Schima wallichi 28.1 3 3.5
kiri
19.53 2
bawah Puspa Schima wallichi 2.15
6
Kiri Atas Puspa Schima wallichi 24.5 1 3.6
Kanan Anak
  1
bawah Pohon  
Kiri
3 1
Bawah Jambu Psidium Guajava 2.67
Kanan
18.47 1
bawah Puspa Schima wallichi 2.24
Kanan
60.5 1
bawah Puspa Schima wallichi 1.83
7 Kanan
19.1 1
bawah Puspa Schima wallichi 1.38
Casuarina
38.8 1
Kiri Atas Pinus Equiselifolia 1.9
Kiri Atas Puspa Schima wallichi 22 1 2.88
Kanan
0.15 1
Atas Puspa Schima wallichi 3.04
Kiri Atas Puspa Schima wallichi 10.5 1 8.47
Kiri Atas Puspa Schima wallichi 60.82 1 21
Kanan
4.7 1
bawah Puspa Schima wallichi 11.61
Kanan
8 12.1 1
bawah Puspa Schima wallichi 11.99
Kiri Atas Puspa Schima wallichi 9.87 1 3.14
Kiri Atas Puspa Schima wallichi 46.17 1 6.75
Kanan
16.56 1
bawah Puspa Schima wallichi 6.46
Kanan Casuarina
39 1
bawah Pinus Equiselifolia 12.56
kiri
1
bawah Puspa Schima wallichi 15.2 4.34
kiri
1
bawah Puspa Schima wallichi 39 15.2
kiri
9 1
bawah Puspa Schima wallichi 15 9.61
Kanan Casuarina
1
bawah Pinus Equiselifolia 11.78 2
Kanan Casuarina
1
bawah Pinus Equiselifolia 22.29 2.83
Kanan Casuarina
1
bawah Pinus Equiselifolia 5.4 1.77
Kiri Atas Puspa Schima wallichi 29 1 25.4
Kanan
1
Atas Puspa Schima wallichi 67.5 22.4
Kanan
10 1
Atas Puspa Schima wallichi 42 23
Kanan Terminalia
1
Atas ketepeng catappa 5 16.03
kiri Puspa Schima wallichi 34 1 23.6

Ekologi Terapan 2018 | 50


bawah
kiri
1
bawah Puspa Schima wallichi 6 11.4
kiri Terminalia
1
bawah ketepeng catappa 75 18.3
kiri
1
bawah puspa Schima wallichi 19 23.06
kiri
1
bawah puspa Schima wallichi 77.5 29
kiri
1
bawah puspa Schima wallichi 24 24
Kanan
1
bawah puspa Schima wallichi 47.5 25.3
Kanan
1
bawah puspa Schima wallichi 37 23.86
Kanan
1
bawah puspa Schima wallichi 44 29.2
TOTA
L       989.22 41 437.47
RATA 27.47833 11.8235135
RATA       3   1

JUMLAH SPESIES
PUSPA : 32
KETAPANG : 2
PINUS : 5
JAMBU : 1
ANAK POHON : 1
TOTAL 41

KEMELIMPAHAN :
Jumlah spesies A/Jumlah seluruh spesies

PUSPA : 0.78
KETAPANG : 0.05
PINUS : 0.12
JAMBU : 0.02
ANAK POHON : 0.02
TOTAL 1.00

Pembahasan Metode Transect line:

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan yang bertujuan untuk


menentukan luas petak minimum yang dapat mewakili tipe komunitas yang
sedang di analisis dan diperoleh data dari setiap daerah yang diplot berbeda-beda
jumlah ataupun jenis sepesiesnya. Pengamatan atau praktikum ini dilakukan di

Ekologi Terapan 2018 | 51


Taman Nasional Gunung Merapi, Sleman, Pengamatan yang dilakukan adalah
dengan membuat suatu plot kurva spesies area dari ukuran terkecil hingga terbesar
sampai pada tidak adanya lagi keanekaragaman spesies. Pembuatan plot pada
ukuran (5m x 5m). Jumlah kelimpahan terbesar pada daerah sungai yaitu spesies
ketapang( Terminalia capatta)dengan jumlah 0.35 dan terkecil yaitu spesies salak
( Salacca zalacca) dengan jumlah 1.

Jumlah spesies yang terbanyak pada daerah sungai yaitu Ketapang


(Terminalia Catappa) dengan jumlah 23 dan terkecil yaitu salak (Salacca
zalacca) dengan jumlah 1. Di daerah bukit jumlah kemelimpahan terbesar yaitu
Puspa (Schima wallichii) dengan jumlah 0.78 dan terkecil yaitu spesies Jambu (
Syzygium aqueum) dan Anak pohon dengan jumlah 0.2. Jumlah spesies yang
terbanyak pada daerah bukit yaitu Puspa (Schima wallichii) dengan jumlah spesies
yaitu 32 dan yang terkecil yaitu spesies Jambu (Syzygium aqueum) dengan jumlah
1. Dari kedua tempat itu jumlah kemelimpahan rendah karena di bawah angka 0
dan memiliki kesamaan dengan jumlah yang sangat rendah. Untuk jumlah spesies
dari kedua data daerah sungai lebih banyak jumlah spesies daripada bukit, karena
jenis tanaman yang kemampuan adaptasi di daerah sungai sangat cocok untuk
tumbuh dan mudah adaptasi karena faktor ketinggian tanah, kelembapan tanah,
suhu dan tekanan udara yang berbeda di sungai dan bukit.

Pembuatan kurva spesies area ini dilakukan untuk mengetahui luasan


petak minimum yang akan mewakili ekosistem yang terdapat pada suatu petak
yang diplot. Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk
menganalisis vegetasi yang menggunakan petak contoh. Luasan petak contoh
mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada areal
tersebut. Makin beragam jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas
kurva spesies areanya.Berdasarkan data hasil pengamatan berupa tabel dan grafik
dapat diketahui bahwa secara umum luas petak contoh mempunyai hubungan erat
dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal, dimana semakin
meningkat keanekaragaman jenis maka semakin luas area petak. walaupun
keanekaragaman spesies itu tidak terlalu bervariasi.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa luas minimum digunakan untuk
memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif
dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas
petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang
terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat
pada areal tersebut,maka makin luas petak contoh yang digunakan.
Keanekaragaman yang tidak terlalu bervariasi dari satu plot ke plot yang lain
tersebut disebabkan karena lokasi yang ditempati sangat lembab dan banyak

Ekologi Terapan 2018 | 52


timbunan tanah serta faktor musim juga sangat menentukan yang pada saat ini
bertepatan dengan musim penghujan. Menurut Latifah (2005), faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah antara lain sebagai
berikut :

1. Iklim Fluktuasi iklim musiman merupakan faktor penting dalam


membagi keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim,
persediaan air, dan sebagainya menimbulkan kemacetan ekologis
(bottleck) yang membatasi jumlah spesies yang dapat hidup secara
tetap di suatu daerah.
2. Keragaman Habitat Habitat dengan daerah yang beragam dapat
menampung spesies yangkeragamannya lebih besar di bandingkan
habitat yang lebih seragam.
3. Ukuran Daerah yang luas dapat menampung lebih besar spesies
dibandingkan dengan daerah sempit. Beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa hubungan antara luasdan keragaman spesies
secara kasar adalah kuantitatif.

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

A. Kesimpulan
Metode PCQM (Titik pusat kuadran) menjelaskan secara umum
tumbuhan dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi mempunyai daya
adaptasi, daya kompetisi dan kemampuan reproduksi yang lebih baik
dibandingkan dengan tumbuhan yang lain dalam satu lahan tertentu. INP
suatu jenis merupakan nilai yang menggambarkan peranan keberadaan
suatu jenis dalam komunitas, Semakin besar INP suatu jenis, maka
semakin besar pula peranan jenis tersebut dalam komunitas .Jadi, dapat
diketahui bahwa Pinus merkusii dan schima wallichii memiliki peranan
yang penting dalam suatu komunitas tertentu yang berada di kawasan
hutan Taman Nasional Gunung Merapi. Jadi spesies Pinus merkusii

Ekologi Terapan 2018 | 53


(daerah sungai) dan Schima wallichii (daerah bukit)ini mampu hidup dan
beradaptasi dengan lingkungan abiotik yang telah diukur tersebut.

Tidak hanya pada analisis metode PCQM tetapi menjelaskan pada


Metode Kuadrat yaitu nilai penting setiap spesies yang terbesar yang ada
di sungai yaitu pinus (Pinus merkusii) dan Ketapang (Terminalia catappa)
sebesar 0.85 dan untuk dominan relative spesies terbesar yaitu 23,93%
pada pohon pinu, dan di daerah Bukit spesies yang terbesar yaitu Rumput
teki sebesar 61%. Dari kedua tempat itu terdapat jumlah spesies yang
banyak macam spesies ada pada bukit daripada sungai. Tetapi nilai penting
spesiesnya lebih besar di daerah bukit karena, di sungai nilai penting
spesies adalah 0, yang menunjukkan bahwa nilai penting spesies atau
indeks penting setiap spesies tergolong rendah untuk daerah sungai yang
berbeda tidak jauh dengan bukit. Beberapa faktor yang menyebabkan tidak
jauh beda hasil indeks setiap spesies adalah ketinggian suatu daerah,
kelembapan tanah, suhu dan penelitian ini menggunakan metode kuadrat,
yaitu bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau
lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu.

Metode Transect line menjelaskan bahwa penentuan kurva spesies


area dilakukan untuk mengetahui luasan petak minimum yang akan
mewakili ekosistem yang terdapat pada suatu petak yang diplot.
Keanekargaman spesies dari plot satu sampai plot tujuh tidak begitu
bervariasi, dimana kadang-kadang spesies yang ditemukan pada plot
pertama ditemukan pula pada plot selanjutnya. Hal ini disebabkan karena
penempatan lokasi dari plot pertama sampai plot terakhir sangat
berdekatan dan juga dari kondisi lokasi yang gersang. Jadi, pada
pengamatan kami dilapangan didapatkan hasil berupa spesies yang tidak
menunjukkan kenekaragaman yang bervariasi.

Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk


menganalisis vegetasi yang menggunakan petak contoh. Luasan petak
contoh mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat
pada areal tersebut. Makin beragam jenis yang terdapat pada areal
tersebut, makin luas kurva spesies areanya.Berdasarkan data hasil
pengamatan berupa tabel dan grafik dapat diketahui bahwa secara umum
luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman
jenis yang terdapat pada areal, dimana semakin meningkat
keanekaragaman jenis maka semakin luas area petak. walaupun
keanekaragaman spesies itu tidak terlalu bervariasi. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak

Ekologi Terapan 2018 | 54


contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe
vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari.

B. Saran
1. Pada praktikum Ekologi Tumbuhan selanjutnya sebaiknya praktikan
membawa buku identifikasi tumbuhan/kunci determinasi sehingga
tumbuhan yang ditemukan pada plot dapat dengan mudah
diidentifikasi.
2. Sebaiknya para praktikan melakukan praktikum ini dengan teliti agar
hasil yang diperoleh objektif. Selain itu, praktikan harus melakukan
semua praktikum sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga tidak
terjadi kesalahan saat praktikum sehingga dapat didapatkan hasil yang
memuaskan.
3. Sebaiknya sebelum melakukan penelitian atau praktik di lapangan
dipastikan kelengkapan semua alat sudah terpenuhi.
4. Peneliti harus benar-benar paham dalam penggunaan alat klinometer
agar tidak terjadi kesalahan dalam pengukuran derajat untuk
mengetahui tinggi pohon.
5. Sebaiknya ketelitian dalam pengukuran baik panjang maupun sudut
harus diperhatikan, supaya tidak terjadi banyak kesalahan dan
penyimpangan dalam penelitian.
6. Kesiapan fisik dan mental praktikan harus benar-benar disiapkan
dengan matang karena lokasi pengamatan adalah benar-benar vegetasi
hutan.

C. Refleksi

Dalam kegiatan seminggu kemarin saya dapat emmepleajrai apa itu


praktikum dari mata kuliah ekologi terepan, Pendekatan Ilmiah Dasar,
Keanekaragaman Hayati. Dengan pemebelajaran alam ini menambah ilmu
tentang cara menghitung PCQM, Kuadrat dan Transect line. Dengan
pembelajaran di alam langsung ini juga menambah pengetahuan di cara
uidentifikasi dan klasifikasi. ( Sherly H Amanda/ 181434002).

Dari hasil kegiatan ini, selama kurang lebih satu minggu di Desa Turgo
Gunung Merapi, saya mendapat pengalaman yang luar biasa, karna selama ini
saya belum pernah melakukan kegiatan di luar lebih dari 3 hari. Yang saya
dapatkan dari hasil kegiatan ini, saya menjadi tahu keragamanatau macam-

Ekologi Terapan 2018 | 55


macam jenis spesies flora dan fauna yang ada di desa Turgo.Saya juga menjadi
tau indeks setiap spesies dari yang terbesar dan yang terkecil. Lalu selain
belajar dalam akademik, saya juga belajar tentang bagaimana cara
bersosialisasi yang baik dan benar saat saya di tugaskan untuk mewawancarai
para warga sekitar, bagaimana cara berkomunikasi dengan orang yang lebih
tua, lalu juga bagaimana menjalin komunikasi antar teman yang baru,
bagaimana cara bekerjasama antar kelompok. (Monica Sri R / 181434038)

Setelah kami melakukan observasi di kawasan taman gunung merapi turgo


kami dapat mengetahui teknik sampling, metode kudrat, metode kuadran dan
metode PCQM, dan juga kami dapat mengetahui jenis-jenis pohon, diameter
kanopi, dan jarak antar pohon (Agnes Whilis Susanti / 181434018).

Dari hasil kegiatan kemarin selama di turgo, yang saya dapatkan adalah
pengalaman-pengalaman baru. Seperti saya menjadi tau cara penghitungan
metode kuadran, lalu juga penghitungan metode PCQM, dan jugapenghitungan
metode transecline. Juga saya menjadi tahu macam-macam jenis spesies
antropoda yang terdapat di Taman Nasional Gunung Merapi, lalu juga saya
menjadi tahu mana spesies yang dominansidan tidak mendominansi pada setiap
plot, lalu juga cara perhitungannya pada setiap spesies.Dan juga dapat
menambah wawasan saya tentang ilmu pengetahuan alam. (Melinda Meylinda
Dewi M.P/ 181434098).

Selama kurang lebih 7 hari 6 malam, saya dan teman-teman seangkatan


berada di turgo guna melakukan kegitan kuliah lapangan. Begitu banyak hal
yang saya dapatkan selama berada di sana. Di turgo kami melakukan beragam
kegiatan seperti kuliah di dalam ruangan, kuliah di luar ruangan, mendengar
sharing kakak-kakak alumni dan kakak-kakak tingkat, mendengar tisam dari
teman teman seangkatan, dan masih banyak lagi. Selama berada disana saya
juga mulai mengenal teman teman seangkatan saya yang dari kelas B yaitu
kelas saya sendiri, dan juga teman-teman seangkatan saya yang dari kelas A.
pada saat melakukan praktikum ekuater, saya dan kelompok saya melakukah
pengukuran lahan, jarak dan lain-lain, meskipun lelah karena harus jalan jauh
lamanya, tapi rasa lelah itu terbayar dengan pengetahuan yang kami dapatkan.
(Eva Juanita / 181434088).

Ekologi Terapan 2018 | 56


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/366950596/Metode-Point-Centered

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=50875&val=4058

https://www.scribd.com/doc/213262736/ANALISIS-VEGETASI

Campbell, Neil.A, Mitchell, Ritche. 2004. Biologi Jilid 4. Erlangga: Jakarta.

Harjosuwarno, S. 1990. Dasar-dasar Ekologi Tumbuhan. Fakultas Biologi UGM:


Yogyakarta.

Ekologi Terapan 2018 | 57


Ekologi Terapan 2018 | 58

Anda mungkin juga menyukai