Anda di halaman 1dari 17

 Tahap penyusunan agenda

 Tahap formulasi kebijakan


 Tahap adopsi kebijakan
 Tahap implementasi kebijakan
 Tahap evaluasi kebijakan
 Tahap penyusunan agenda
 Masalah kebijakan sebelumnya berkompetisi
terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam agenda
kebijakan.
 Pada akhirnya beberapa masalah masuk ke agenda
kebijakan pada perumus kebijakan
 Pada tahap ini ada masalah yang mungkin tidak
disentuh sama sekali, ada yang akan menjadi fokus
pembahasan, dan ada pula karena alasan tertentu
ditunda pembahasannya.
 Formulasi kebijakan
 Pada tahap ini masalah didefinisikan untuk mencari
pemecahan masalah terbaik.
 Pemecahan masalah berasal dari berbagai alternatif
atau pilihan kebijakan yang ada.
 Pada tahap ini masing-masing alternatif bersaing
untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil
untuk memecahkan masalah.
 Pada tahap ini masing-masing aktor akan “bermain”
untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.
 Tahap Adopsi Kebijakan
 Dari alternatif yang ditawarkan oleh
perumus kebijakan, salah satu dari
alternatif kebijakan tersebut diadopsi
dengan dukungan mayoritas legislatif,
konsensus antara direktur lembaga atau
keputusan peradilan.
 Tahap implementasi kebijakan
 Suatu program hanya akan menjadi catatan elit
jika tidak diimplementasikan
 Oleh karena itu keputusan program kebijakan
yang telah diambil sebagai alternatif pemecah
masalah harus diimplementasikan, yakni
dilaksanakan oleh badan-badan administrasi
atau pemerintah.
 Dalam tahap ini kemungkinan terjadi sebuah
kebijakan tidak mendapat dukungan,
sedangkan yang lain mendapat dukungan.
 Tahap evaluasi kebijakan
 Tahap ini dilakukan penilaian atau evaluasi untuk
melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah
mampu memecahkan masalah.
 Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk
meraih dampak yang diinginkan, yakni
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.
 Dalam kaitan itu ditentukan ukuran-ukuran atau
kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah
kebijakan publik telah meraih dampak yang
diinginkan.
 Implementasi dikonseptualisasikan sebagai
suatu proses, atau serangkaian keputusan dan
tindakan yang ditujukan agar keputusan-
keputusan yang diterima oleh lembaga
legislatif bisa dijalankan.

 Implementasi juga bisa diartikan dalam


konteks keluaran, atau sejauh mana tujuan-
tujuan yang telah direncanakan mendapatkan
dukungan, seperti tingkat pengeluaran belanja
bagi suatu program.
 Ripley dan Franklin:
 Implementasi adalah apa yang terjadi setelah
undang-undang ditetapkan yang memberikan
otoritas program, kebijakan, keuntungan (benefit),
atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible
output).
 Istilah implementasi menunjuk pada sejumlah
kegiatan yang mengikuti pernyataan dimaksud
tentang tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang
diinginkan oleh para pejabat pemerintah.
 Van Meter dan van Horn
 Implementasi merupakan tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu-individu atau kelompok-
kelompok pemerintah maupun swasta yang
diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan
sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup
usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan
menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun
waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan
usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan
besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-
keputusan kebijakan.
 Implementasi kebijakan merupakan masalah
yang kompleks.
 Suatu kebijakan mungkin diimplementasikan
secara efektif, tetapi gagal memperoleh
dampak substansial karena kebijakan tidak
disusun dengan baik atau karena keadaan-
keadaan lainnya.
 Dampak implementasi mempunyai makna
bahwa telah ada perubahan yang bisa diukur
dalam masalah yang luas dikaitkan dengan
program, undang-undang publik, dan
keputusan yudisial.
 Contoh: apakah status kesehatan masyarakat
semakin baik?
 Implementasi mencakup banyak macam
kegiatan.
1. Badan-badan pelaksana yang ditugasi oleh undang-
undang dengan tanggung jawab menjalankan
program harus mendapatkan sumber-sumber yang
dibutuhkan agar implementasi berjalan lancar.
Sumber dimaksud meliputi: personil, peralatan,
bahan, dan uang.
2. Badan-badan pelaksana mengembangkan bahasa
anggaran dasar menjadi arahan-arahan konkrit,
regulasi, serta rencana-rencana dan disain program.
3. Badan-badan pelaksana harus mengorganisasikan
kegiatan mereka dengan menciptakan unit-unit
birokrasi dan rutinitas untuk mengatasi beban kerja.
 Kerangka kerja kebijakan publik akan
ditentukan oleh beberapa variabel :
 Tujuan yang akan dicapai.
 Apabila tujuan kebijakan semakin kompleks, semakin
sulit mencapai kinerja kebijakan.
 Preferensi nilai yang dipertimbangkan dalam
pembuatan kebijakan.
 Semakin bervariasi nilainya, akan semakin sulit
dicapai.
 Sumberdaya
 Kinerja suatu kebijakan akan ditentukan oleh sumber
daya finansial, material, dan infrastruktur lainnya.
 Kemampuan aktor yang terlibat
 Kualitas ditentukan dari tingkat pendidikan,
kompetensi dalam bidangnya, pengalaman kerja, dan
integritas moralnya.
 Lingkungan
 Meliputi : lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya.
 Strategi yang digunakan
 Dapat bersifat top-down approach atau bottom-up
approach; otoriter atau demokratis.

Anda mungkin juga menyukai