Anda di halaman 1dari 6

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 8, Nomor1,Juli 2017 ISSN : 2087-118X

DESAIN YANG KREATIF DAN INOVATIF KERAJINAN ANYAMAN BAMBU


DI DESA TIGAWASA,BULELENG

Made Ida Mulyati


Program Pendampingan Pengabdian Masyarakat
Yang diselenggarakan oleh :
Pusat Pengembangan Desain Kerajinan Bali(d/h.DDO Bali), berkerja sama dengan
ISI Denpasar

Ringkasan Eksekutif
Tigawasa yang terletak Kabupaten Buleleng ( Bali Utara), merupakan salah satu desa penghasil
bambu di Bali.Hasil perkebunan bambu memberi penghidupan bagi masyarakat Tigawasa, sehingga
sebagian besar penduduk Tigawasa bermata pencaharian sebagai pengerajin anyaman bambu.
Tigawasa sangat dikenal sebagai salah satu pusat kerajinan anyaman bambu. Pada mulanya hasil
kerajinan anyaman bambu di desa Tigawasa ini adalah gedeg dan sokasi (jenis bakul berbentuk
bujursangkar dilengkapi dengan tutup) biasanya digunakan untuk tempat sesajen. Kendala yang
dihadapi pengerajin di desa Tigawasa adalah ketidakmampuan dalam melahirkan suatu desain baru
dan beberapa masalah dibidang produksi. Melihat kecenderungan di atas maka perlu diberikan
pelatihan dibidang desain dandibidang produksi untuk menghasilkan karya-karya yang kreatif dan
inovatif. Metode yang dipergunakan dalam pelatihan antara lain ceramah ,penyuluhan dan
peraktek. Dengan metode yang diberikan dalam pelatihan maka kelompok pengerajin mampu
mendesain, mampu memahami gambar desain dengan benar dan mampu memproduksi benda pakai
yag kreatif dan inovatif sehingga mampu bersaing di pasaran.

Kata-Kunci :Tigawasa, anyaman bambu, kreatif dan inovatif

Executive Summery
Tigawasa is bamboo produce village that located in North Bali precisely in Buleleng regency. The
results bamboo plantations provide livelihood for the community, so most residents Tigawasa
livelihood as woven bamboo craftsmen. Tigawasa very well know as one of the centers of woven
bamboo crafts. At first bamboo handicrafts in this village is gedeg(woven bamboo sheet), wovwn
bamboo boxes including the cover that useful in Balinese offerings. Obstacles that faced the
craftsmen in this village is the inability to a new design and some problems in the field of production,
herefore it is necessary to provide training in design and production to produce more creative and
innovative job. Methods used in the training include lectures, counseling and practice, so that the
group of craftsmen able to design, understand the design drawings correctly,as well as producing
disposable item that are creative, innovative and competitive in the market.

Keyword: Tigawasa, woven bamboo, creative and innovative

A. PENDAHULUAN sangat dikenal sebagai salah satu pusat


Tigawasa adalah sebuah desa kerajinan anyaman bambu. Desa Tigawasa
tradisional(Baliaga) yang terletak di daerah ini berjarak 19 km sebelah barat kota
pegunungan,Kecamatan Banjar Kabupaten Singaraja dan 97 km sebelah Utara kota
Buleleng ( Bali Utara). Desa Tigawasa Denpasar, terletak 500-700m dari
60
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 8, Nomor1,Juli 2017 ISSN : 2087-118X

permukaan laut dan topografi daerahnya membeli sokasi, setelah rusak konsumen
berbukit. Jumlah penduduknya 4.608 jiwa. biasanya baru membeli. Keinginan
Di desa tersebut ada sebagian bambu memproduksi barang yang banyak diminati
tumbuh secara alami , tetapi ada juga yang oleh kalangan umum sangat sulit mereka
sengaja ditanam di pekarangan, tegalan dan lakukan disebabkan karena sangat
tepi sungai yang bertofografi miring hingga terbatas.Maka untuk lebih memajukan
curam (Arinasa ,2005). usaha dibidang anyaman bambu terutama
Hasil perkebunan bambu memberi terhadap desain benda pakai maka perlu
penghidupan bagi masyarakat desa dilakukan pelatihan bagi kelompok
Tigawasa. Hutan bambu yang ada di desa pengerajin di Tigawasa untuk dapat
Tigawasa menghasilkan batang bambu menghasilkan desain yang kreatif dan
dengan jumlah yang sangat banyak, hal ini inovatif. Begitu juga pada manajemen
member manfaat ekonomi pada masyarakat produksi sering terjadi masalah kelompok
desa Tigawasa (Koran Buleleng,2016}.Mata pengerajin tidak begitu faham dalam
pencaharian penduduk desa Tigawasa membaca gambar kerja yang dibawa oleh
sebagian besar sebagai pengerajin anyaman konsumen, sehingga sering sekali barang
bambu, ju sebagai petani cengkeh, kopi dan yang sudah dibuat dalam jumlah banyak
coklat. Disela-sela kesibukan mereka tidak diterima oleh konsumen karena tidak
sebagai petani, di saat bersantai dan disaat sesuai dengan gambar kerja yang dibawanya
menunggu panen tiba mereka mengerjakan (hasil wawancara dari kelompok mitra
kerajinan anyaman bambu untuk menujang binaan). Hal ini sering merugikan kelompok
perekonomian mereka terutama yang hanya pengerajin . Melihat kecenderungan di atas
berkerja sebagai buruh perkebunan. Pada maka perlu diberikan pelatihan dalam
mulanya hasil kerajinan anyaman bambu di membaca gambar kerja disamping pelatihan
desa Tigawasa ini adalah gedeg sokasi (jenis desain.Dalam proses produksi yang
bakul berbentuk bujursangkar dilengkapi terkadang terjadi kendala di dalam
dengan tutup) biasanya digunakan untuk menentukan konstruksi yang digunakan dan
tempat sesajen. Anyaman gedeg di Tigawasa terkadang kelompok pengerajin binaan
sangat khas dan kaya akan variasi dibuat menolak apabila ada order atau pesanan
dari jenis-jenis bambubuluh seperti dengan jumlah besar karena kelompok
Schizostachyum Lima pengerajin kesulitan dalam menyediakan
(Blanco)Merr,Schizostachyum Zollingeri bahan baku dpendukung yang digunakan
Steud dan Schizostachyum Silicatum sebagai elemen dekorasi, untuk itu perlu
Widjaja. Sedangkan sokasi dibuat dari jenis- kelompok pengerajin diberikan penyuluhan
jenis bambu Bali (Giigantochloa sp) mengenai teknik pengumpulan dan
(Arinasa ,2005). penyimpanan bahan, sehingga apabila ada
Produk sokasi yang dibuat oleh kelompok pesanan dalam jumlah besar maka kelompok
mitrai dipasarkan sampai ke luar Kabupaten pengerajin dapat memenuhinya.
Buleleng. Pembelinya kebanyakan dari umat
hindu dan tetapi tidak setiap hari mereka B. SUMBERISPIRASI

61
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 8, Nomor1,Juli 2017 ISSN : 2087-118X

Kendala yang dihadapi kelompok yang akan memakai produk yang akan
pengerajin dalam mengembangkan usaha didesain, fungsi dari produk tersebut dan
kerajinan anyaman dengan bahan dasar siapa sasaran dari konsumennya. Peran data
bambu meliputi: (1) aspek desain dimana dalam proses perencanaan yang berupa
sebelum diadakan pelatihan desain mereka asumsi atau perkiraan dan bersifat nyata atau
hanya sebatas sokasi (jenis bakul berbentuk informasi yang dapat dipercaya sangat
bujursangkar dilengkapi dengan tutup). diperlukan untuk menghasilkan desain yang
Sering sekali mereka mengalami kerugian dapat bersaing dipasaran(Palgunadi,2007).
apabila mendapatkan pesanan dengan Selanjutnya memberika ceramah mengenai
desain-desain berupa gambar kerja yang pentingnya desain yang kreatif dan inovatif
dibawa oleh pemesan karena sering salah terhadap perkembangan usaha mereka,
dalam produksi hal ini disebabkan karena kemudian memberika ceramah dasar-dasar
mitra kurang faham dalam membaca gambar mendesain untuk melahirkan desain kreatif
kerja. (2) Aspek menejemen produksi dan inovatif ,dengan tujuanagar pengerajin
dimana sebelum diadakan pelatihan hasil dapat membuat desain sendiri atau
dari pewarnaan tidak rapi karena mereka setidaknya bias membaca gambar kerja yang
hanya mengadalkan kuas untuk pengecetan, dibawa oleh konsumen.Selanjutnya
barang-barang yang mereka buat kalau tidak diberikan metode praktik, kelompok
cepat laku dan disimpan terlalu lama maka pengerajin dilatih secara langsung untuk
akan timbul jamur dan timbul bubuk-bubuk membuat berberapa gambar gagasan desain
tepung dari potongan bambu (yang tidak yang berupa gambarprespektif dan
dianyam), disamping itu sering sekali dilanjutkan dengan praktek pembuatan
mereka menolak order dengan jumlah besar gambar tampak(depan,samping,atas dan
karena kesulitan dalam menyediakan bahan bawah) dari barang yang didesain.
baku kendala-kendala seperti itulah yang Disamping itu memberika pelatihan proses
menghambat mereka untuk maju. produksi dengan mendampingi kelompok
pengerajin dalam memproduksi desain-
C. METODE desain yang mereka telah buat. Memberi
Metode yang digunakan adalah dengan penyuluhan mengenai konstruksi yang tepat
memberikan pelatihan IPTEK kepada digunakan dan bagaimana cara mengemas
kelompok pengerajin di desa konstruksi tersebut sehingga dapat
Tigawasa.Metode pelatihan yang digunakan menambah nilai estetis dari desain-desain
adalah yang pertama memberikan ceramah yang mereka telah buat. Disamping itu juga
kepada para pengerajin mengenai member penyuluhan dan praktek mengenai
perkembangan desain anyaman bambu baik teknik finishing yang tepat diterapkan untuk
di Bali maupun di luar Bali, disertai dengan bahan bambu.memberikan penyuluhan
menayangkan image-image dari hasil-hasil mengenai teknis pengumpulan dan
desain produk yang sudah ada. Disamping penyimpanan bahan yang akan digunakan
menjelaskan data-data tersebut diperlukan dalam produksi sehingga apabila permintaan
juga penjelasan pentingnya data-data siapa

62
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 8, Nomor1,Juli 2017 ISSN : 2087-118X

pasar bertambah pengerajin mampu


memenuhinya karena bahan sudah

D. KARYA UTAMA
Program ini menghasilan karyakreatif dan
inovatifberupa produk-produk barang jadi
berupa benda pakai yang menggunakan
bahan dasar bambu yang merupakan hasil
desain dari kelompok mitra binaan.
Beberapa contoh hasil produk dari hasil
Gambar3. Keranjang berbentuk tas
pelatihan antara lain: berfungsi untuk tempat buah atau wadah
peralatan SPA .

Gambar 1. Kotak anyaman berfungsi untuk


tempat perhiasan, permen atau tempat Gambar 4. Tempat CD yang biasanya
cerutu. diletakan di atas rak TV.

Gambar 2. Wadah berbentuk tabung


berfungsi untuk tempat tissue dan vas bunga Gambar 5. Wadahbertutup, berfungsi untuk
di meja makan dan tempat pensil dan vas tempat kue atau permen yang ada
bunga untuk di meja belajar atau meja kerja bungkusnya.
kantor.

63
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 8, Nomor1,Juli 2017 ISSN : 2087-118X

E. ULASAN KARYA ergonomi. Sedangkan pengetahuan


1. Aspek Desain mengenai finishing berkaitan dengan
Dalam program ini, kami selaku pelatih pertimbangan pertimbangan lingkungan dan
membantu kelompok pengerajin dalam pertimbangan teknik. Disamping itu juga
meningkatkan pengetahuan mengenai desain pengerajin diajarkan membuat gambar
yang kreatif dan inovatif, untuk itu perlu gagasan yang berupa prespektif dengan ide
mengetahui beberapa pertimbangan dalam dari mereka masing-masing dan membuat
mendesain antara lain pertimbangan gambar kerja yang berupa gambar-
fungsional, pertimbangan teknik, gambartampak . Dengan mendapatkan
pertimbangan ergonomic, pertimbangan pengetahuan tersebut maka pengerajin
ekonomis,pertimbangan lingkungan, mampu mendesain benda pakai dengan
pertimbangan social budaya,pertimbangan bahan dasar bambu serta didukung dengan
visual(estetika) Bagas,2002). Zainuddi,2010 bahan-bahan lainnya sehingga menghasilkan
mengatakan di dalam karya desain baik desain yang kreatif dan inovatif, serta dapat
hasilnya yang berupa benda pakai maupun membaca gambar kerja dengan jelas.
benda pajang unsure estetika harus
dimasukan di dalam pemikiran desain, hal 2. Aspek Produksi
ini berhubungan dengan setiap manusia Berkait dengan aspek produksi, kami selaku
mendambakan keindahan, karena di dalam pelatih membantu kelompok pengerajin
keindahan kita menemukan dengan memberikan penyuluhan mengenai
kesenangan,ketentraman, keharmonisan, dan teknik pengumpulandan penyimpanan bahan
keberaturan atau order. Maka untuk yang akan digunakan dalam produks
memenuhi unsure estetika maka salah satu sehingga apabila permintaan pasar
pertimbangan mengenai bahan-bahan bertambah pengerajin mampu memenuhinya
sebagai pendukung elemen dekorasi dan karena bahan sudah tersedia, hal ini berkait
dapat dipadukan dengan bahan bambu, dengan pertimbangan teknik dan ekonomi.
antara lain batok kelapa,manik-manik dari Membantu kelompok pengerajin dalam
bahan kayu atau kerang, kancing baju (dari mengimplementasikan konstruksi yang akan
bahan batok kelapa kerang atau kayu), kulit digunakan sehingga barang yang diproduksi
jagung yang sudah dikeringkandan banyak bisa lebih tahan lama dalam pemakaiannya,
lagi bahan-bahan yang lainnya yang dapat hal ini berhubungan dengan pertimbangan
digunakan sebagai bahan dekorasi pada teknis,disamping itumembantu memberikan
kerajinan benda pakai anyaman bambu. Hal penjelasan bagaiman konstruksi bisa
ini berkaitan dengan pertimbangan dikemas sedemikian rupa sehingga dapat
ekonomi,pertimbangan teknis, dan menambah nilai estetis dari produk tersebut,
pertimbangan visual(estetika). Disamping hal ini berhubungan dengan pertimbangan
itu juga untuk meningkatkan pengetahuan teknis dan visual(estetis).Membantu
konstruksi sesuai diterapkan pada bahan kelompok pengerajin dengan memberikan
bambu, hal ini berkaitan dengan penyuluhan dalam memilih finishing yang
pertimbangan teknis,pertimbangan tepat sehingga finishing lebih tahan

64
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 8, Nomor1,Juli 2017 ISSN : 2087-118X

lama(tidak mudah berjamur), warnanya dihasilkan memiliki keunggulan yang


lebih cemerlang dan tidak meracuni berkwalitas, memuaskan dan memiliki
makanan yg disimpan dalam produk yang banyak peminat.
berupa benda pakai tersebut , hal ini G. DAMPAK DAN MANFAAT
berhubungan dengan pertimbangan teknis, Peningkatan wawasan, pengetahuan serta
ergonomic dan lingkungan. Untuk keterampilan dalam menejemen produksi
memberikan praktekteknis finishing kami yang diperoleh kelompok pengerajin dalam
dibantu dari perusahaan IMPRA yang memproduksi benda pakai dengan bahan
disamping memberikan pengarahaan dasar bambu yang lebih kreatif daninovatif,
mengenai proses finishing yang benar dan aman digunakan sebagai benda pakai
memperagakan teknik dari proses finishing sehingga lebih berkwalitas, memuaskan dan
tersebut, hal tersebut berhubungan dengan banyak diminati. Hal tersebut nantinya dapat
pertimbangan teknis,ekonomi dan memotivasi kelompok pengerajin anyaman
lingkungan. Pada waktu itu sekaligus pihak bambu dalam menjalankan usaha mereka
IMPRA memperkenalkan produksi- dengan lebih profesional karena kelompok
produksi mereka yang dapat dan aman pengerajin tersebut telah memahami aspek
digunakan untuk finishing benda-benda desain , dapat mendesain sendiri, dapat
pakai yang sesuai dengan bahan bambu. membaca gambar desain dan menguasai
aspek produksi dengan baik untuk dapat
F. KESIMPULAN menghasilkanhasil produksi benda pakai
Hasil kegiatan program pelatihan ini terdiri yang kreatif dan inovatif sehingga mampu
dari dua aspek, yaitu aspekpembuatan bersaing dipasaran.
desain yang kreatif dan inovatif dan
perbaikan aspek menejemen produksi. H. DAFTAR PUSTAKA
Dengan kedua aspek tersebut kelompok Arinasa, I. B. K.(2005). Jurnal Biodiversitas,
pengerajin telah memiliki kemampuan untuk volume 6.Nomor1
mendesain produk benda pakai yang Bagas, P.(2002).Manajemen Desain,
Bandung: Yayasan Delapan Sepuluh
menggunakan bahan dasar bambu dan
Palgunadi, B.(2007). Desain Produk,
menggunakan bahan-bahan lain sebagai Penerbit ITB Bandung
ebagai elemen pendukung sehingga dapat Koran Buleleng,April, 27,2016. Anyaman
melahirkan desain-desain yang kreatif dan Bambu Tigawasa, Lesu di Tanah
inovatif. Disamping itu kelompok Sendiri Laris di Tanah Orang Lain,
pengerajin mampu menghasilkan produk Singaraja: Redaksi Koran Buleleng
dengan desain yang lebih beragam, Zainuddin,I.B.(2010). Wacana Desain,
Bandung: ITB Bandung
konstruksi yang lebih kuat dan hasil yang
lebih berkwalitas. Untuk itu produk yang

65

Anda mungkin juga menyukai