Ringkasan Eksekutif
Tigawasa yang terletak Kabupaten Buleleng ( Bali Utara), merupakan salah satu desa penghasil
bambu di Bali.Hasil perkebunan bambu memberi penghidupan bagi masyarakat Tigawasa, sehingga
sebagian besar penduduk Tigawasa bermata pencaharian sebagai pengerajin anyaman bambu.
Tigawasa sangat dikenal sebagai salah satu pusat kerajinan anyaman bambu. Pada mulanya hasil
kerajinan anyaman bambu di desa Tigawasa ini adalah gedeg dan sokasi (jenis bakul berbentuk
bujursangkar dilengkapi dengan tutup) biasanya digunakan untuk tempat sesajen. Kendala yang
dihadapi pengerajin di desa Tigawasa adalah ketidakmampuan dalam melahirkan suatu desain baru
dan beberapa masalah dibidang produksi. Melihat kecenderungan di atas maka perlu diberikan
pelatihan dibidang desain dandibidang produksi untuk menghasilkan karya-karya yang kreatif dan
inovatif. Metode yang dipergunakan dalam pelatihan antara lain ceramah ,penyuluhan dan
peraktek. Dengan metode yang diberikan dalam pelatihan maka kelompok pengerajin mampu
mendesain, mampu memahami gambar desain dengan benar dan mampu memproduksi benda pakai
yag kreatif dan inovatif sehingga mampu bersaing di pasaran.
Executive Summery
Tigawasa is bamboo produce village that located in North Bali precisely in Buleleng regency. The
results bamboo plantations provide livelihood for the community, so most residents Tigawasa
livelihood as woven bamboo craftsmen. Tigawasa very well know as one of the centers of woven
bamboo crafts. At first bamboo handicrafts in this village is gedeg(woven bamboo sheet), wovwn
bamboo boxes including the cover that useful in Balinese offerings. Obstacles that faced the
craftsmen in this village is the inability to a new design and some problems in the field of production,
herefore it is necessary to provide training in design and production to produce more creative and
innovative job. Methods used in the training include lectures, counseling and practice, so that the
group of craftsmen able to design, understand the design drawings correctly,as well as producing
disposable item that are creative, innovative and competitive in the market.
permukaan laut dan topografi daerahnya membeli sokasi, setelah rusak konsumen
berbukit. Jumlah penduduknya 4.608 jiwa. biasanya baru membeli. Keinginan
Di desa tersebut ada sebagian bambu memproduksi barang yang banyak diminati
tumbuh secara alami , tetapi ada juga yang oleh kalangan umum sangat sulit mereka
sengaja ditanam di pekarangan, tegalan dan lakukan disebabkan karena sangat
tepi sungai yang bertofografi miring hingga terbatas.Maka untuk lebih memajukan
curam (Arinasa ,2005). usaha dibidang anyaman bambu terutama
Hasil perkebunan bambu memberi terhadap desain benda pakai maka perlu
penghidupan bagi masyarakat desa dilakukan pelatihan bagi kelompok
Tigawasa. Hutan bambu yang ada di desa pengerajin di Tigawasa untuk dapat
Tigawasa menghasilkan batang bambu menghasilkan desain yang kreatif dan
dengan jumlah yang sangat banyak, hal ini inovatif. Begitu juga pada manajemen
member manfaat ekonomi pada masyarakat produksi sering terjadi masalah kelompok
desa Tigawasa (Koran Buleleng,2016}.Mata pengerajin tidak begitu faham dalam
pencaharian penduduk desa Tigawasa membaca gambar kerja yang dibawa oleh
sebagian besar sebagai pengerajin anyaman konsumen, sehingga sering sekali barang
bambu, ju sebagai petani cengkeh, kopi dan yang sudah dibuat dalam jumlah banyak
coklat. Disela-sela kesibukan mereka tidak diterima oleh konsumen karena tidak
sebagai petani, di saat bersantai dan disaat sesuai dengan gambar kerja yang dibawanya
menunggu panen tiba mereka mengerjakan (hasil wawancara dari kelompok mitra
kerajinan anyaman bambu untuk menujang binaan). Hal ini sering merugikan kelompok
perekonomian mereka terutama yang hanya pengerajin . Melihat kecenderungan di atas
berkerja sebagai buruh perkebunan. Pada maka perlu diberikan pelatihan dalam
mulanya hasil kerajinan anyaman bambu di membaca gambar kerja disamping pelatihan
desa Tigawasa ini adalah gedeg sokasi (jenis desain.Dalam proses produksi yang
bakul berbentuk bujursangkar dilengkapi terkadang terjadi kendala di dalam
dengan tutup) biasanya digunakan untuk menentukan konstruksi yang digunakan dan
tempat sesajen. Anyaman gedeg di Tigawasa terkadang kelompok pengerajin binaan
sangat khas dan kaya akan variasi dibuat menolak apabila ada order atau pesanan
dari jenis-jenis bambubuluh seperti dengan jumlah besar karena kelompok
Schizostachyum Lima pengerajin kesulitan dalam menyediakan
(Blanco)Merr,Schizostachyum Zollingeri bahan baku dpendukung yang digunakan
Steud dan Schizostachyum Silicatum sebagai elemen dekorasi, untuk itu perlu
Widjaja. Sedangkan sokasi dibuat dari jenis- kelompok pengerajin diberikan penyuluhan
jenis bambu Bali (Giigantochloa sp) mengenai teknik pengumpulan dan
(Arinasa ,2005). penyimpanan bahan, sehingga apabila ada
Produk sokasi yang dibuat oleh kelompok pesanan dalam jumlah besar maka kelompok
mitrai dipasarkan sampai ke luar Kabupaten pengerajin dapat memenuhinya.
Buleleng. Pembelinya kebanyakan dari umat
hindu dan tetapi tidak setiap hari mereka B. SUMBERISPIRASI
61
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 8, Nomor1,Juli 2017 ISSN : 2087-118X
Kendala yang dihadapi kelompok yang akan memakai produk yang akan
pengerajin dalam mengembangkan usaha didesain, fungsi dari produk tersebut dan
kerajinan anyaman dengan bahan dasar siapa sasaran dari konsumennya. Peran data
bambu meliputi: (1) aspek desain dimana dalam proses perencanaan yang berupa
sebelum diadakan pelatihan desain mereka asumsi atau perkiraan dan bersifat nyata atau
hanya sebatas sokasi (jenis bakul berbentuk informasi yang dapat dipercaya sangat
bujursangkar dilengkapi dengan tutup). diperlukan untuk menghasilkan desain yang
Sering sekali mereka mengalami kerugian dapat bersaing dipasaran(Palgunadi,2007).
apabila mendapatkan pesanan dengan Selanjutnya memberika ceramah mengenai
desain-desain berupa gambar kerja yang pentingnya desain yang kreatif dan inovatif
dibawa oleh pemesan karena sering salah terhadap perkembangan usaha mereka,
dalam produksi hal ini disebabkan karena kemudian memberika ceramah dasar-dasar
mitra kurang faham dalam membaca gambar mendesain untuk melahirkan desain kreatif
kerja. (2) Aspek menejemen produksi dan inovatif ,dengan tujuanagar pengerajin
dimana sebelum diadakan pelatihan hasil dapat membuat desain sendiri atau
dari pewarnaan tidak rapi karena mereka setidaknya bias membaca gambar kerja yang
hanya mengadalkan kuas untuk pengecetan, dibawa oleh konsumen.Selanjutnya
barang-barang yang mereka buat kalau tidak diberikan metode praktik, kelompok
cepat laku dan disimpan terlalu lama maka pengerajin dilatih secara langsung untuk
akan timbul jamur dan timbul bubuk-bubuk membuat berberapa gambar gagasan desain
tepung dari potongan bambu (yang tidak yang berupa gambarprespektif dan
dianyam), disamping itu sering sekali dilanjutkan dengan praktek pembuatan
mereka menolak order dengan jumlah besar gambar tampak(depan,samping,atas dan
karena kesulitan dalam menyediakan bahan bawah) dari barang yang didesain.
baku kendala-kendala seperti itulah yang Disamping itu memberika pelatihan proses
menghambat mereka untuk maju. produksi dengan mendampingi kelompok
pengerajin dalam memproduksi desain-
C. METODE desain yang mereka telah buat. Memberi
Metode yang digunakan adalah dengan penyuluhan mengenai konstruksi yang tepat
memberikan pelatihan IPTEK kepada digunakan dan bagaimana cara mengemas
kelompok pengerajin di desa konstruksi tersebut sehingga dapat
Tigawasa.Metode pelatihan yang digunakan menambah nilai estetis dari desain-desain
adalah yang pertama memberikan ceramah yang mereka telah buat. Disamping itu juga
kepada para pengerajin mengenai member penyuluhan dan praktek mengenai
perkembangan desain anyaman bambu baik teknik finishing yang tepat diterapkan untuk
di Bali maupun di luar Bali, disertai dengan bahan bambu.memberikan penyuluhan
menayangkan image-image dari hasil-hasil mengenai teknis pengumpulan dan
desain produk yang sudah ada. Disamping penyimpanan bahan yang akan digunakan
menjelaskan data-data tersebut diperlukan dalam produksi sehingga apabila permintaan
juga penjelasan pentingnya data-data siapa
62
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 8, Nomor1,Juli 2017 ISSN : 2087-118X
D. KARYA UTAMA
Program ini menghasilan karyakreatif dan
inovatifberupa produk-produk barang jadi
berupa benda pakai yang menggunakan
bahan dasar bambu yang merupakan hasil
desain dari kelompok mitra binaan.
Beberapa contoh hasil produk dari hasil
Gambar3. Keranjang berbentuk tas
pelatihan antara lain: berfungsi untuk tempat buah atau wadah
peralatan SPA .
63
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 8, Nomor1,Juli 2017 ISSN : 2087-118X
64
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH Volume 8, Nomor1,Juli 2017 ISSN : 2087-118X
65