Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Bisnis Jasa Operation and

Maintenance Pacitan atau yang dikenal dengan PT. PJB UBJOM PLTU

Pacitan adalah salah satu perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap

(PLTU) yang menyuplai listrik Jawa Bali dengan kapasitas 2 X 315 MW

yang dipercaya untuk menjalankan Program Peningkatan Diversifikasi

Energi (PPDE) 10.000 MW yang berlokasi di pesisir utara pantai Pacitan

yang berlokasi di Jalan Raya Pacitan Trenggalek Km 55 Desa Sukorejo

Kecamatan Sudimoro Kabupaten Pacitan Jawa Timur.

Berdasarkan RUPS PJB tanggal 28 Januari 2008 dan Letter of

Intent PLN tanggal 25 Juli 2008, PJB ditetapkan sebagai pengelola

Operating and Maintenance (OM) untuk Proyek Percepatan Diversifikasi

Energi (PPDE) 10.000 MW. Pembangunan proyek PLTU tersebut guna

mengejar pasokan tenaga listrik yang akan mengalami defisit sampai

beberapa tahun mendatang. Menururt Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun

2006, program diversifikasi energi merupakan program energi nasional

untuk menekan ketergantungan bahan bakar minyak sebesar 51,66% pada

tahun 2006 turun menjadi 20% pada tahun 2025 dan meningkatkan

penggunaan batubara sebesar 15,34% pada tahun 2006, meningkat

menjadi 33% pada tahun 2025 dengan memanfaatkan batubara berkalori

24
25

rendah (low rank) yang mampu menghasilkan energi kurang lebih sebesar

4200 kkal/kg. Hal ini dikarenakan, potensi batubara Indonesia saat ini

lebih dari 85 % terdiri dari low rank coal atau disebut juga batubara

peringkat sedang (sub-bituminous) dan batubara peringkat rendah (lignite)

yang menjadi pilihan utama bagi PT. PLN (Persero) untuk digunakan pada

program PLN 10.000 MW pertama, dan program-program PLN untuk

masa yang akan datang (Djamhur, 2013).

PT. PJB UBJOM PLTU Pacitan merupakan perusahaan yang

menggunakan peralatan berat dan modern serta memperkerjakan banyak

tenaga kerja dalam menjalankan operasionalnya. Selain itu, PT. PJB

UBJOM PLTU Pacitan juga memiliki risiko bahaya yang sangat besar

seperti kebakaran dan debu batubara. Dalam proses produksinya, PT. PJB

UBJOM PLTU Pacitan memiliki risiko kebakaran yang tinggi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, perusahaan menggunakan

bahan bakar minyak berupa solar yang berguna untuk start up boiler yang

ditampung dalam 2 buah tangki berkapasitas 5.000 Kilo Liter di bagian

High Speed Diesel (HSD), serbuk batubara di area coal handling terutama

pada transfer tower, tripper dan coal bunker yang berpotensi

menimbulkan terjadinya internal combustion, adanya hydrogen plant

yang memiliki sifat flammable dan explotion di area pembangkit.

PT. PJB adalah anak perusahaan PT. PLN (Persero), didirikan pada

tanggal 3 Oktober 1995, dengan tujuan melaksanakan desentralisasi,

meningkatkan efisiensi, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,


26

mampu berkembang secara mandiri dengan menyelenggarakan usaha

ketenagalistrikan berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dengan

menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas (PT), serta untuk bersaing

dengan perusahaan pembangkit listrik swasta. PT. PJB UBJOM Pacitan

merupakan salah satu unit bisnis yang dimiliki PT. PJB dalam program

PPDE Tahap 1, dan Aset Owner dimiliki oleh PT. PLN (Persero), Aset

Operator oleh PT. PJB.

Dalam pelaksanaan tatakelola perusahaan yang baik, penerapan

SMK3 merupakan hal yang mutlak untuk dilaksanakan sesuai Peraturan

Pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3. Di dalam

penerapan K3 di tempat kerja tidak hanya melindungi para tenaga kerja,

namun juga melindungi sumber dan proses produksi serta lingkungan

kerja agar senantiasa dalam keadaan aman dan terkendali.

Komitmen ini diwujudkan dalam pelaksanaan SMK3 dengan

melibatkan peran aktif dari semua pihak termasuk tenaga kerja dan

manajemen, sehingga pada tahun 2011 PT. PJB secara coorporate telah

mendapat sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Sistem

Manajemen Lingkungan ISO 14001 dan Sistem Manajemen K3 OHSAS

18001 oleh badan setifikasi Singapore Test Services (STS) dengan

sertifikat selama 3 tahun masa berlaku.


27

B. Kebijakan Perusahaan

PT. PJB sebagai perusahaan yang maju dan dinamis dalam bidang

pembangkitan tenaga listrik menyadari bahwa sumber daya manusia dan

sumber daya alam beserta lingkungannya merupakan asset penting bagi

kelangsungan usaha perusahaan yang harus dilindungi dan dilestarikan.

Untuk mencapai manfaat yang sebesar-besarnya bagi usaha

penyediaan tenaga listrik dengan tingkat perlindungan yang optimal

terhadap K3, serta kelestarian sumber daya alam beserta lingkungannya,

manajemen PT. PJB berkomitmen untuk:

1. Menerapkan Sistem Manajemen Aset, Sistem Manajemen Energi,

Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen

kesinambungan Bisnis, Sistem Manajemen Laboratorium Pengujian –

Kalibrasi, Sistem Manajemen Pengamanan, Tanggung jawab Sosial

perusahaan, maupun Sistem Manajemen lain yang terintegrasi dalam

PJB – IMS secara konsisten, serta menyediakan informasi dan

kerangka kerja dalam penyusunan dan penijauan terhadap tujuan dan

sasaran untuk meningkatkan kinerja secara berkelanjutan.

2. Mematuhi peraturan perundangan dan ketentuan lain yang berlaku

terkait dengan Sistem Manajemen Aset, Sistem Manajemen Energi,

Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, Sistem

Manajemen Laboratorium, Sistem Manajemen Keselamatan dan


28

Kesehatan Kerja; Sistem Manajemen Pengamanan maupun Sistem

Manajemen lain sesuai standart Nasional maupun Internasional.

3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja,

pencemaran lingkungan, dengan mengendalikan aspek dan dampak

lingkungan serta bahaya potensial keselamatan dan kesehatan kerja

pada setiap kegiatan dalam proses pengelolaan aset dan energi

diseluruh unit kerja.

4. Menjamin kebijakan ini didokumentasikan dan dikomunikasikan

kepada seluruh tenaga kerja dan stakeholder yang relevan, khususnya

pelanggan dan rekanan yang dipersyaratkan, harus menerapkan dan

memahami kewajibannya terkait Kebijakan Sistem Manajemen

melalui pengelolaan informasi perusahaan.

C. Pelaksanaan Safety Induction

Safety induction di PT. PJB UBJOM PLTU Pacitan digambarkan

sebagai kegiatan pembelajaran K3 selama 1 hari waktu yang diberikan

kepada tenaga kerja baru yang diwakili Bidang K3. Kegiatan pembelajaran

K3 ini terdiri sebagai berikut:

1. Pemberian materi safety induction, pemberian materi ini bertujuan

untuk mengkomunikasikan bahaya-bahaya yang terdapat selama

pekerjaan/kunjungan tenaga kerja baru, sehingga diketahui tindakan

pengendalian terhadap bahaya tersebut. Materi safety induction yang


29

diberikan perusahaan terdiri dari pengertian K3 dan penjelasan

perundangan, seperti yang terlampir (Lampiran 1).

2. Pengerjaan post test, post test dibuat oleh perusahaan yang diwakili

oleh Bidang K3, seperti yang terlampir (Lampiran 2). Berdasarkan

wawancara dengan pihak K3, dengan adanya post test perusahaan

mengetahui materi safety induction telah dipahami tenaga kerja.

3. Pengisian form yang menyatakan telah diberikan safety induction oleh

perusahaan, seperti yang terlampir (Lampiran 3).

D. Kajian Safety Induction

Kajian safety induction dilakukan penulis dengan metode

mengumpulkan sumber data di perusahaan. Sumber data tersebut

dipelajari dan dianalisis dengan peraturan perundangan, literatur atau

pendapat para ahli, serta kebijakan perusahaan, seperti berikut :

1. Materi safety induction yang diberikan perusahaan akan dianalisis

dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja, Bab V Pembinaan, Pasal 9

2. Menurut Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah

sebesar-besarnya. Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan

bahwa semakin banyak sampel yang diambil maka akan semakin

representatif dan hasilnya dapat digeneralisir.


30

Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung

pada jenis penelitiannya, seperti berikut :

a. Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka sampel minimunya

adalah 10% dari populasi

b. Jika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjek

c. Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30

subjek per group

d. Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15

subjek per group

Sehingga peneliti mengambil 30 hasil post test siswa PKL

periode Januari – Maret 2016 sebagai penelitian untuk dianalisis

dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat para ahli, serta

kebijakan perusahaan. Untuk mempermudah penilaian penulis

menggunakan sistem scoring. Sistem scoring berdasarkan pada setiap

poin dalam post test dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:

a. Jika pernyataan sesuai dengan peraturan perundangan, literatur

atau pendapat para ahli, serta kebijakan perusahaan, maka nilai 1

untuk benar.

b. Jika pernyataan tidak sesuai dengan peraturan perundangan,

literatur atau pendapat para ahli, serta kebijakan perusahaan, maka

nilai 1 untuk tidak benar.


31

E. Kajian Post Test

Hasil dari kajian post test safety induction setelah dianalisis

sebagai berikut :

1. Apa tujuan K3

Seluruh responden (100%) jawabannya terhadap poin post test

tidak sesuai dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat

para ahli, serta kebijakan perusahaan.

2. Apa yang dimaksud Kecelakaan Kerja

Seluruh responden (100%) jawabannya terhadap poin post test

tidak sesuai dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat

para ahli, serta kebijakan perusahaan.

3. Bagaimana mencegah Kecelakaan Kerja di pekerjaan

Jawaban sebagian besar responden (93%) terhadap poin post

test tidak sesuai dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat

para ahli, serta kebijakan perusahaan.

4. Bagaimana Kerja Aman di pekerjaan

Seluruh responden (100%) menjawab poin post test tidak

sesuai dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat para ahli,

serta kebijakan perusahaan.

5. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan dalam pekerjaan

Sebagian besar responden (53%) menjawab poin post test tidak

sesuai dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat para ahli,

serta kebijakan perusahaan.


32

6. Apa yang anda lakukan bila Bekerja Menggunakan Las

Jawaban sebagian responden (50%) terhadap poin post test

tidak sesuai dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat

para ahli, serta kebijakan perusahaan.

7. Apa yang anda ketahui Bahaya Merokok pada lokasi pekerjaan

Jawaban sebagian besar responden (90%) terhadap poin post

test sesuai dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat para

ahli, serta kebijakan perusahaan.

8. Sebutkan Potensi bahaya di lokasi pekerjaan

Seluruh responden (100%) menjawab poin post test tidak

sesuai dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat para ahli,

serta kebijakan perusahaan.

9. Apa yang anda lakukan tentang lingkungan kerja bersih/5S

Seluruh responden (100%) menjawab poin post test sesuai

dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat para ahli, serta

kebijakan perusahaan.

10. Apa yang anda lakukan bila anda sudah menyelesaikan pekerjaan

Seluruh responden (100%) menjawab poin post test tidak

sesuai dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat para ahli,

serta kebijakan perusahaan.


33

11. Apakah diperbolehkan parkir kendaraan/mobil di dalam unit

Seluruh responden (100%) menjawab poin post test sesuai

dengan peraturan perundangan, literatur atau pendapat para ahli, serta

kebijakan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai