PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber
daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit memiliki karakteristik dan organisasi yang
sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-
masing berinteraksi satu sama lain.Ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang berkembang sangat
pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang
bermutu,membuat semakin kompleksnya permasalahan di rumah sakit.
Bagian Sumber Daya Manusia dan Diklat merupakan suatu bagian yang sangat penting
dalam organisasi rumah sakit, karena sumber daya manusia yang terbanyak adalah tenaga medis
dan paramedis, sehingga perlunya bagian SDM dan diklat untuk merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, memimpin dan mengontrol sumber daya yang ada secara optimal, periodik dan
berkelanjutan.
Dalam rangka mendukung Visi, Misi Rumah Sakit yang menjadi pusat pelayanan trauma,
maka bagian SDM dan dikalat perlu menyusun program yang jelas dan matang. Hal tersebut
terkait dengan profesionalisme tenaga / staf yang memberikan pelayanan baik langsung atau
tidak langsung kepada pasien.
B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan Umum
Tercapainya kegiatan pengelolaan Sumber Daya Manusia di RSIA Eria Bunda secara
profesional dan kompeten
Tujuan Khusus.
1. Agar sistem perencanaan kebutuhan tenaga di Rumah Sakit sesuai standard an
professional
2. Agar sistem pendidikan dan pelatihan staf rumah sakit sesuai standard an professional
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Ruang lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi beberapa fungsi manajemen
yaitu :
1. Fungsi Perencanaan adalah melaksanakan tugas dalam perencanaan kebutuhan, pengadaan,
pengembangan dan pemeliharaan SDM (Sumber Daya Manusia).
2. Fungsi Pengorganisasian adalah menyusun suatu organisasi dengan mendesain struktur dan
hubungan antara tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang dipersiapkan.
3. Fungsi Pengarahan adalah memberikan dorongan untuk menciptakan kemauan kerja yang
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
4. Fungsi Pengendalian adalah melakukan pengukuran-pengukuran antar kegiatan yang
dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan khususnya dibidang tenaga kerja.
1. Pengadaan (Procurement)
Pengadaan SDM dilakukan dengan tujuan untuk menentukan dan memenuhi kebutuhan akan
sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang didalamnya meliputi :
a. Perencanaan Sumber Daya Manusia adalah penentuan kebutuhan tenaga kerja baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
b. Perekrutan calon tenaga kerja (rekruitment) adalah menarik sebanyak mungkin calon-
calon tenaga kerja yang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan dari sumber-sumber
tenaga yang tersedia.
c. Seleksi (selection) adalah merupakan proses pemilihan tenaga kerja dari sejumlah calon
tenaga yang dikumpulkan melalui proses rekruitment.
d. Penempatan (placement) adalah penempatan tenaga kerja yang terpilih pada jabatan yang
ditentukan.
e. Pembekalan (orientation) adalah dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada
tenaga kerja terpilih tentang diskripsi jabatan, kondisi kerja dan peraturan organisasi.
2. Pengembangan (development)
Pengembangan (development) bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan SDM yang telah dimiliki, sehingga tidak akan tertinggal oleh perkembangan
organisasi serta ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
a. Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development)
b. Pengembangan Karir (Career Development)
3. Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan (maintenance) bertujuan untuk memelihara keutuhan Sumber Daya Manusia
yang dimiliki.Wujudnya berupa rasa betah dan mempunyai kemauan untuk bekerja dengan
sebaik-baiknya pada perusahaan.
Kompensasi jabatan (job compensation) adalah usaha pemberian balas jasa atau prestasi yang
telah diberikan oleh tenaga kerja.
D. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional SDM RSIA Eria Bunda adalah meliputi :
a. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit.
a) Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan sumber daya
manusia rumah sakit.
b) Menyusun peraturan perusahaan rumah sakit dan standar prosedur operasional (SPO)
pengelolaan administrasi kepegawaian rumah sakit
c) Menyusun dan merencanakan kebutuhan sumber daya manusia di rumah sakit.
d) Mengelola kegiatan rekruitmen, seleksi, dan penerimaan pegawai.
e) Memberikan orientasi umum rumah sakit kepada pegawai baru.
f) Mengumpulkan dan mengolah data administrasi kepegawaian
g) Menyusun dan merencanakan pengembangan SDM
h) Merencanakan dan menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan pegawai.
i) Menyusun rencana formasi dan mengusulkan pengangkatan, mutasi, pembinaan dan
pemberhentian pegawai.
j) Melakukan pembinaan sumber daya manusia rumah sakit.
k) Melaksanakan perencanaan, monitoring, dan evaluasi terhadap sarana dan mutu
pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit.
l) Berkoordinasi dengan Perseroan dalam pengelolaan penggajian, kesejahteraan
pegawai, dan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
E. LANDASAN HUKUM
Dalam pembuatan pedoman pengelolaan sumber daya manusia di RSIA Eria Bunda ini,
maka diperlukan landasan/dasar hukum sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan tata
Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1295/Menkes/Per/XII/2007;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 971/MENKES/PER/XI/2009
tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi,
Kabupaten atau Kotamadya serta Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis (Medical Staf By Laws) di Rumah Sakit;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 369/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 370/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Alih Teknologi Laboratorium Kesehatan;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 373/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Sanitarian;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 374/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Gizi;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 375/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Radiografer;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 376/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Fisioterapi;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 377/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 378/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Perawat Gigi;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 573/MENKES/SK/VI/2008
tentang Standar Profesi Asiten Apoteker;
20. Surat Keputusan Direksi PT Riau Sarana Medika Nomor 004/SK/DIR/PT-RSM/II/2018
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSIA Eria Bunda.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Jumlah Tenaga
Nama Jabatan Kualifikasi Keterangan
Kebutuhan yang ada
Formal Nonformal
Direktur Rumah S1 Pelatihan 1 1 Cukup
Sakit Manajemen
SDM
Dokter Umum S1 12 12 Cukup
Tetap dan Part
time
Dokter Spesilais 1 0 Kurang
Spesialis S2
Bedah
Spesialis S2
Penyakit 1 0 Kurang
Dalam
Spesialis
S2 7 7 Cukup
Obsgyn
Spesialis
Anak S2 6 6 Cukup
S2 3 3 Cukup
Spesialis
Anestesi
Spesialis S2 1 1 Cukup
Patologi
Klinik Cukup
Spesialis S2 1 1
Bedah Mulut
........dll
Perawat S1/D III 63 63 Cukup
Keperawatan
Bidan D3 Kebidanan 43 43 Cukup
Pekarya D3/SMA 8 8 Cukup
Farmasi S2/S1/D3 14 14 Cukup
Laboratorium D3 Analis 7 7 Cukup
Kesehatan
Gigi S1kedokteran Gigi 2 2 Cukup
Gizi D3Gizi/SMA 12 12 Cukup
Rekam Medis S1/D3 Rekam 14 14 Cukup
Medis/SMA
Kesling D3 Kesling 1 1 Cukup
CSSD SMA 2 2 Cukup
Linen & SMA 4 4 Cukup
Loundry
A. Distribusi Ketenagaan
Sumber daya manusia yang ada di Kepegawaian dan Diklat harus kompeten, handal dan
mempunyai kemampuan sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang ada, sehingga dapat
memberikan pelayanan yang profesional, optimal, efektif dan efesien.
Atas dasar tersebut di atas, maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan
mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah
meningkatkan keterampilan dan kemampuan untuk tenaga yang sudah ada serta melakukan
rekruitmen dan seleksi terhadap tenaga yang dipersiapkan
A. Pengaturan Jaga
B.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV
PENGHITUNGAN TENAGA KEPERAWATAN
RSIA ERIA BUNDA
TAHUN 2018
Rumus :
A. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang tersedia
Rata-rata jumlah klien x rata-rata jam perawatan
Jumlah jam kerja per hari ( 7 jam )
12 x 4.5 = 7.7 orang dibulatkan 8 orang
7
B. Menentukan loss day
Jumlah hari non efektif x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif
80 x 8 = 2.2
285
C. Menentukan faktor koreksi
Koreksi 25% ( tugas-tugas non keperawatan ) :
25% x jumlah tenaga kep + loss day
25 x ( 8 + 2,.2 ) = 2.5 orang
100
D. Menentukan Jumlah Tenaga yang dibutuhkan
Jumlah tenaga perawat + loss day + koreksi
8+ 2.2 + 2.5 = 12.7 orang di bulatkan jadi 13 orang
IV. UNIT RAWAT JALAN
Dasar Perhitungan :
1. Rata-rata jumlah pasien perhari : 107 orang
2. Jam perawatan per hari : 30 menit
Rumus :
A. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang tersedia
Rata-rata jumlah klien x rata-rata jam perawatan
7 x 60
107 x 30 = 7.6 orang dibulatkan jadi 8 orang
7x60
B. Menentukan loss day
Jumlah hari non efektif x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif
80 x 7,6 = 2.1
285
80 x 8.5 = 2.3
285
Rumus
A. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang tersedia
1. Ruang OK :
( Jumlah jam kep/hr x jml operasi) x jml perawat per tim + 1 cadangan
Jam kerja efektif
( 5x5) x 2 + 1 = 7.1 +1 = 8.1
7
9.1 + 3 = 12 orang
Rumus
A. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang tersedia
Pembagian dinas :
a. Shift Pagi =6
b. Shift Sore =5
c. Shift Malam =4
d. Off dan Libur = 4
e. Cadangan = 1 orang
Perawatan Nifas
Perawatan pre dan post SC
Perawatan dalam kehamilan
Perawatan pre/post tindakan gynecologi
Pengambilan bayi baru lahir ke OK
Observasi bayi baru lahir
Perawatan bayi rooming in
2. UNIT BOUGENVILLE
Pembagian dinas :
a. Shift Pagi =4
b. Shift Sore =4
c. Shift Malam =3
d. Off dan Libur = 3
Ruangan Bougenville berada di lantai satu dan lantai tiga gedung bougenville
Perawatan Nifas
Perawatan pre dan post SC
Perawatan dalam kehamilan
Perawatan pre/post tindakan gynecologi
Pengambilan bayi baru lahir ke OK
Observasi bayi baru lahir
Perawatan bayi rooming in
Pembagian dinas :
a. Shift Pagi =3
b. Shift Sore =3
c. Shift Malam =3
d. Off dan Libur = 3
Pembagian dinas :
a. Shift Pagi = 5 orang
b. Shift Sore = 5 orang
Pembagian dinas :
Pembagian dinas :
Ruang kamar bersalin terpisah dari ruang rawatan kebidanan, ruang kamar bersalin
melayanani :
Persalinan
Induksi persalinan
Pasang laminaria dan curettage
Tindakan gynecologi
Persiapan operasi
Pembagian dinas :
Termasuk tenaga penata anastesi 2 orang ( shift pagi dan sore saja ) dengan jumlah kamar
operasi 2 bh
8. UNIT INTENSIF
Pembagian dinas :
BAB IV
TATALAKSANA
I. POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI MASING-MASING UNIT PELAYANAN
A. SDM PELAYANAN KEPERAWATAN
1. Rujukan / Referensi
a. Berdasarkan jam perawatan untuk setiap pasien selama 24 jam (Nursing Hours Per
Patient Day) yaitu metode dari Thailand & Philipine
1). Jumlah Jam Perawatan yang dibutuhkan per pasien
Ruang Penyakit Dalam : 3,4 jam
Ruang Perawatan Penyakit Bedah : 3,5 jam
Ruang Bedah dan Penyakit Dalam (Campuran): 3,4 jam
Post Partum : 3 jam
Ruang Bayi/Neonatal : 2,5 jam
Ruang Perawatan Anak : 4 jam
Kamar Bersalin : 5-8 jam
Intensive Care Unit (ICU) : 10-12 jam
Ruang Paviliun : 6-8 jam
Instalasi Rawat Jalan
- Poli Umum : 15 menit
- Poli Spesialis : 15 menit
- Poli KIA/KB : 30 menit
- Poli Fisioterapi : 30 menit
- Poli Gigi : 30 menit
- Pemeriksaan Kesehatan Berkala : 30 meniit
2). Hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun
Jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari
Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun
- Jumlah hari minggu : 52 hari
- Libur nasional : 12 hari
- Cuti tahunan : 12 hari
Jam kerja efektif / hari : 7 jam
Jam kerja dalam 1 minggu : 40 jam
Jumlah hari efektif dalam 1 tahun 365-76 = 289 hari
Libur hari efektif per minggu 289 hari : 7 = 41 minggu
3). Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun
Jam kerja efekif dalam 1 tahun (41 minggu) X 40 jam = 1640 jam / tahun
b. Berdasarkan Standar Ketenagaan Perawat dan Bidan menurut Direktorat
Pelayanan Keperawatan Dirjen Yan-Med Depkes RI (2001)
1). Jumlah Jam Perawatan yang dibutuhkan per pasien
Instalasi Gawat Darurat :
- Rata-rata jumlah pasien per hari
- Jumlah jam efektif per pasien = 1 jam
- Jam efektif per hari
Instalasi Bedah Sentral :
- Tugas perawat di kamar operasi : Instrumentator, perawat sirkulasi dan
assisten.
- Jumlah dan jenis operasi, jumlah kamar operasi
- Tingkat Ketergantungan pasien :
› Operasi besar : 5 jam/operasi
› Operasi sedang : 2 jam/operasi
› Operasi kecil : 1 jam/operasi
2). Penambahan Faktor Koreksi
Loss Day (Hari libur/cuti/hari besar)
Jumlah hari minggu dalam setahun+cuti+hari besar X Jml prwt yang tersedia
Jumlah hari kerja efektif (365-76) = 289
52 + 12 + 12 X Jml perawat yang tersedia
(365-76) =289
Non Nursing Job (NNJ)
(Jumlah tenaga perawat + Loss Day) X 10 – 25% = ………………
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan (terlampir 1
DIII Keperawatan pada Uraian
Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan (terlampir 11
pada Uraian
Jabatan)
Pelaksana Administrasi SMU Pelatihan (terlampir 1
pada Uraian
Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan (terlampir 3
pada Uraian
Jabatan)
3). Ruang Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Rumus Perhitungan :
Ruang Nifas Los Day : Tenaga yg dibutuhkan di ruang
52+12+12 x 3,22 Nifas :
3x52x7x11x44,9% ------------ = 3,22 +0,84 + 1,40 = 5 ,46 orang
------------------------ = 0,84
3,22 289
1640
Non Nursing Job:
3,22+ 0,84 x 10% =1,40
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan 1
DIII Keperawatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan 9
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pelaksana Administrasi SMU Pelatihan 1
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan 3
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
4). Ruang Perinatal
Rumus Perhitungan :
4x52x7x10x51,1% Los Day : Tenaga yang dibutuhkan :
------------------------ = 52+12+12 x 4,52 4,52+ 1,18+0,57 = 6,27= 7 org
4,52 --------------- =
1640 1,18
289
Non Nursing Job:
4,52+ 1,18 x 10% =
0,57
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi
Formal In Formal Tenaga Yang
Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan 1
DIII Keperawatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan 6
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan 1
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
5). Ruang Penyakit Bedah dan Anak
Rumus Perhitungan :
3,5x52x7x24x 56,2% Los Day : Tenaga yang dibutuhkan :
-------------- = 52+12+12 x 10,44 10,44+ 2,74= 13,18 = 13 org
10,44 ------------ =
1640 2,74
289
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan 1
DIII Keperawatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan 12
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pelaksana Administrasi SMU Pelatihan 1
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan 3
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
6). Ruang Paviliun I
Rumus Perhitungan :
6x52x7x15x 64,60% Los Day : Tenaga yang dibutuhkan :
-------------- = 52+12+12 x 12,78 12,78+ 3,36 = 16,14 = 16 orang
12,78 ------------ =
1640 3,36
289
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan 1
DIII Keperawatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan 15
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pelaksana Administrasi SMU Pelatihan 1
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan 5
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
7). Ruang Paviliun II
Rumus Perhitungan :
6x52x7x15x 65,52% Los Day : Tenaga yang dibutuhkan :
-------------- = 52+12+12 x 12,98 12,98+ 3,41 = 16,39 = 16
12,98 ------------ = orang
1640 3,41
289
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan 1
DIII Keperawatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan 15
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pelaksana Administrasi SMU Pelatihan 1
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan 5
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan (terlampir 1
DIII Keperawatan pada Uraian
Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan (terlampir 8
pada Uraian
Jabatan)
Pelaksana Administrasi SMU Pelatihan (terlampir 1
pada Uraian
Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan (terlampir 5
pada Uraian
Jabatan)
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan (terlampir 1
DIII Keperawatan pada Uraian
Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan (terlampir 11
pada Uraian
Jabatan)
Pelaksana Administrasi SMU Pelatihan (terlampir 3
pada Uraian
Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan (terlampir 2
pada Uraian
Jabatan)
d. Instalasi Bedah Sentral
Rumus Perhitungan :
(2x5)+(2x2)+(1x1)x3x2 Los Day : Tenaga yang
-------------- = 52+12+12 x 12,86 dibutuhkan :
12,86 ------------ = 3,38 12,86+3,38=16,24
7 289 =16org
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan (terlampir 1
DIII Keperawatan pada Uraian
Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan (terlampir 15
pada Uraian
Jabatan)
Pelaksana Administrasi SMU Pelatihan (terlampir 1
pada Uraian
Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan (terlampir 4
pada Uraian
Jabatan)
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan 1
DIII Keperawatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan 8
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan 2
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Rumus Perhitungan
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan 1
DIII Keperawatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan 11
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
3). Poli KIA/KB
Rumus Perhitungan
Los Day : Tenaga yang
0,50x52x6x 24,22 52+12+12 x 2,30 dibutuhkan :
-------------- = 2,30 ------------ = 0,60 2,30+0,60+0,72 =
orang 289 3,62 = 4 orang
1640
Non Nursing Job:
2,30 + 0,60 x 25% = 0,72
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan 1
DIII Keperawatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Bidan Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan 3
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
f. Instalasi Gigi dan Mulut
Rumus Perhitungan :
0,5x52x6x 42,74 Los Day : Tenaga yang
-------------- = 4,06 52+12+12 x 4,06 dibutuhkan :
orang ------------ = 1,06 4,06+1,06 = 5,12 = 5
1640 289 orang
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan 1
DIII Keperawatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan 4
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pelaksana Administrasi SMU Pelatihan 1
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga Yang
Formal In Formal Dibutuhkan
Kepala Ruang S1 Keperawatan atau Pelatihan 1
DIII Keperawatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Perawat Pelaksana DIII Keperawatan Pelatihan 5
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pekarya SMU Pelatihan 1
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Jadi dokter spesialis Anestesi yang dibutuhkan dalam memenuhi pelayanan 1 dokter,
sedangkan dokter yang ada 2 dokter Spesialis Anestesi.
(Jml Hr Rawat Inap Px Obsgyn dlm 1 Tahun) + (Jml Px Rawat Jalan Obsgyn Dlm 1 Th
x3)
20.000
= ( 1.804 ) + ( 5.066 x 3 )
20.000
= 17.002 = 0,850 Dokter Spesialis Obsgyn
20.000
Jadi dokter spesialis Obsgyn yang dibutuhkan dalam memenuhi pelayanan 1 dokter,
sedangkan dokter yang ada 2 dokter Spesialis Obsgyn.
(Jml Hr Rawat Inap px Neonatal & Anak dlm 1 th)+( Jml px Rwt Jalan poli Anak dlm
1 th X 3)
25.000
= ( 1.866 + 3.720 ) + ( 7.660 x 3)
25.000
= 28.556 = 1,143 = 2 Dokter Spesialis Anak
25.000
Jadi dokter spesialis Anak yang dibutuhkan dalam memenuhi pelayanan 2 dokter,
sedangkan dokter yang ada 4 dokter Spesialis Anak.
Pre Analitik
- Pendaftaran, Pembayaran dan Sampling
- Waktu yang dibutuhkan : 15 Menit
Analitik :
- Kimia Klinik :
Darah beku waktu : 15 menit
Proses centrifuge waktu : 20 menit
Proses pemeriksaan sampel online waktu : 12 menit
- Jumlah pasien : 1
- Jumlah parameter : 10
Total waktu yang dibutuhkan 1 pasien ± 47 menit
- Hematologi :
Darah lengkap : 60 menit
Hematologi paket : 20 menit
Post Analitik :
- Print hasil dan Verifikasi hasil
- Waktu yang dibutuhkan : 5 Menit
2. Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga
Yang
Dibutuhkan
Formal In Formal
Kepala Instalasi Dokter umum (S1) Pelatihan 1
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Konsultan Dokter Spesialis Pelatihan 1
Patologi Klinik (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Kepala Ruang Laboratorium DIII Analis Medis Pelatihan 1
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pelaksana Analis DIII Analis Medis Pelatihan 9
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pelaksana Perawat Sekolah Perawat Pelatihan 2
Kesehatan (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pelaksana Administrasi SLTA Pelatihan 4
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pekarya SLTA Pelatihan 4
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Rumus: ( (A-M-L-T-S) X C )
Jumlah jam kerja efektif (E): 5.26 jam :A
Rumus: ( (A-M-L-T-S) X C )
Jumlah jam kerja efektif (E): 5.26 jam :A
Rincian Perhitungan
Jumlah hari kerja per tahun (A): 365 hari
Jumlah hari minggu per tahun (M): 52 hari
Jumlah hari libur nasional per tahun (L): 14 hari
Jumlah hari kerja efektif per tahun (B): 299 hari Rumus: A-M-L
Jumlah hari cuti per pegawai per tahun (T): 10 hari
Jumlah hari perkiraan per pegawai sakit per
tahun (S): 1 hari
Banyaknya jam kerja per hari (C): 6.66 jam
Rumus: ( (A-M-L-T-S) X C ) :
Jumlah jam kerja efektif (E): 5.26 jam A
Rincian Perhitungan
Jumlah hari kerja per tahun (A): 365 hari
Jumlah hari minggu per tahun (M): 52 hari
Jumlah hari libur nasional per tahun (L): 14 hari
Jumlah hari kerja efektif per tahun (B): 299 hari Rumus: A-M-L
Jumlah hari cuti per pegawai per tahun (T): 10 hari
Jumlah hari perkiraan per pegawai sakit per
tahun (S): 1 hari
6.6
Banyaknya jam kerja per hari (C): 6 jam
0.6
Kebutuhan tenaga: 3 orang Rumus (A X H) : (B X E)
Rincian Perhitungan
Jumlah hari kerja per tahun (A): 365 hari
Jumlah hari minggu per tahun (M): 52 hari
Jumlah hari libur nasional per tahun (L): 14 hari
Jumlah hari kerja efektif per tahun (B): 299 hari Rumus: A-M-L
Jumlah hari cuti per pegawai per tahun (T): 10 hari
Jumlah hari perkiraan per pegawai sakit per tahun
(S): 1 hari
Banyaknya jam kerja per hari (C): 6.66 jam
Rumus: ( (A-M-L-T-S) X C ) :
Jumlah jam kerja efektif (E): 5.26 jam A
Rincian Perhitungan
Jumlah hari kerja per tahun (A): 365 hari
Jumlah hari minggu per tahun (M): 52 hari
Jumlah hari libur nasional per tahun (L): 14 hari
Jumlah hari kerja efektif per tahun (B): 299 hari Rumus: A-M-L
Jumlah hari cuti per pegawai per tahun (T): 10 hari
Jumlah hari perkiraan per pegawai sakit per
tahun (S): 1 hari
Banyaknya jam kerja per hari (C): 6.66 jam
Rumus: ( (A-M-L-T-S) X
Jumlah jam kerja efektif (E): 5.26 jam C):A
Radiografi konvensional
No Rincian tugas Alokasi waktu
Ringan = 14 menit
Berat = 60 menit
CT Scan
8 Pengamplopan 1 menit
Ringan = 29 menit
Berat = 60 menit
Dental Radiografi
No Rincian Tugas Alokasi Waktu
8 Pengeringan 5 menit
9 Pengamplopan 1 menit
Total : 19 menit
7 Pengamplopan 1 menit
Total : 20 menit
Dengan demikian maka waktu kerja efektif dalam sebulan :
* Shif pagi : 34 jam x 48 = 1632 = 136 jam
12 12
* Shif siang : 28 jam x 48 = 1344 = 112 jam
12 12
* Shif malam : 22 jam x 48 = 1056 = 88 jam
12 12
4. Waktu yang diperlukan dalam pelayanan instalasi Radiologi dalam sebulan ( rata-
rata)
2 CT scan
Ringan 49 1421
Berat 14 840
Kesimpulan :
Jumlah tenaga radiografer yang ada saat ini berjumlah 4 orang, dari hasil analisa kebutuhan
tenaga berdasarkan perhitungan beban kerja di atas maka kekurangan tenaga 1 orang.
Untuk sementara peran Kepala Ruang difungsikan untuk membantu di fungsional.
Direncanakan untuk penambahan tenaga pada tahun 2014.
II. ADMINISTRASI
Berdasar hal-hal sebagaimana tersebut diatas, maka dibawah ini akan kami hitung
efektifitas karyawan di Instalasi Radiologi berdasarkan modifikasi dari time & motion
study ( George R Terry ) yang dikomparasikan dengan situasi riil Instalasi Radiologi
adalah sebagai berikut :
Uraian tugas staf administrasi beserta alokasi waktu dapat digambarkan sebagai berikut :
Uraian tugas :
No Uraian Alokasi
Waktu
Jumlah 12 menit
a. Pada shift pagi waktu tidak efektif diperhitungkan 1 jam antara jam 11.00 – 12.00
b. Pada waktu shift sore, waktu tidak efektif diperhitungkan 2 jam antara jam 20.00 –
22.00.
c. Dengan demikian jam kerja seminggu bagi efektifitas kerja :
a. Pagi : 40 jam – ( 1 jam x 6 hari ) = 34 jam.
b. Sore : 40 jam – ( 2 jam x 6 hari ) = 28 jam.
d. Waktu efektif satu tahun dihitung : 52 minggu dikurangi 2 minggu ( cuti tahunan) – 2
minggu minggu ( hari libur nasional ) = 48 minggu.
e. Dengan demikian maka waktu kerja efektif
Rincian tugas administrasi beserta alokasi waktu yang diperlukan sebagai berikut :
Kesimpulan :
Jumlah tenaga administrasi yang ada saat ini belum sesuai dengan standar perhitungan
tenaga administrasi di Instalasi Radiologi RSIA Eria Bunda (kekurangan 1 tenaga
administrasi)
2. Pola Ketenagaan
Nama Jabatan Kualifikasi Tenaga
Yang
Dibutuhkan
Formal In Formal
Kepala Instalasi Dokter Spesialis Pelatihan 1
Radiologi (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Kepala Ruang DIII Radiografer Pelatihan 1
Radiologi (terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pelaksana Radiografer DIII Radiografer Pelatihan 4
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
Pelaksana Administrasi SLTA Pelatihan 3
(terlampir pada
Uraian Jabatan)
BAB V
LOGISTIK
A. Penyediaan
1. Lembar pemberian informasi kepada pasien dan keluarga rangkap dua, satu untuk
diserahkan ke pasien, satu lembar untuk dokumen rekam medis.
2. Lembar rencana pelayanan.
3. Lembar serah terima barang.
4. Lembar permintaan pelayanan kerohanian.
5. Lembar persetujuan tindakan.
6. Lembar penolaan tindakan.
7. Loker penyimpanan barang pasien yang dititipkan di masing-masuk unit.
8. Pesawat telepon di masing-masing 24 jam.
9. Kamera CCTV di masing-masing unit dan tempat yang Terisolasi.
10. Pesawat HT diberikan pada satuan pengamanan.
11. Papan petunjuk dokter yang mempunyai surat ijin praktek di rumah sakit.
12. Apar pemadam kebakaran di masing-masing unit dan di setiap lobby rumah sakit.
B. Pengelolaan
1. Pengelolaan lembar pemberian informasi kepada pasien dan keluarga, lembar rencana
pelayanan, lembar serah terima barang, lembar pelayanan kerohanian, lembar persetujuan
tindakan, dan lembar penolakan tindakan disediakan dan di kelola oleh instalasi rekam
medis rumah sakit.
2. Loker penyimpanan barang pasien di kelola oleh masing-masing unit.
3. Kamera CCTV dan pesawat HT di kelola oleh satuan pengamanan.
4. Apar pemadam kebakaran di kelola oleh unit dan teknisi.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1. Pengertian
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan dirumah sakit untuk memberikan
jaminan keselamatan paien sehingga kepercayaan pasien terhadap pelayan laboratorium
meningkat.Keselamatan pasien termasuk asesmen resiko,paien.Pelaporan setiap kali terjadi
insident dianalisis dan ditindak lanjuti dengan implementasi yang dapat berulangnya kembali
insident tersebut sehingga dapat meminimalkan resiko terhadap paien
2. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh tindakan
pelayanan yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan ,Selain itu
agar tercipta budaya keselamatan pasien,
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Kerja
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa upaya kesehatan
kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah sakit adalah tempat kerja yang
termasuk dalam kategori tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja. Program kesehatan dan keselamatan kerja di tim pendidikan pasien dan
keluarga bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan
di luar rumah sakit.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua) disebutkan bahwa “setiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini
yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan
pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan
terhadap pekerja dalam hal ini unit gizi dan perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah
bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit adalah :.
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan
sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara tepat dan efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
2. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau
terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.
4. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan mengenai
cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi
yang sesuai dengan protokol jika terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum
mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara harus
menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak minum dingin) dengan baik dan
menjaga kebersihan tangan.
5. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.
a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan kesehatan, petugas
harus menggunakan APD yang sesuai untuk kewaspadaan standar dan kewaspadaan
isolasi (berdasarkan penularan secara kontak, droplet atau udara) sesuai dengan
penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala penyakit menular
yang sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk memastikan
agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak langsung
dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di instalasi perawatan intensif, ruang
rawat anak, ruang bayi.
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala dan pelindung kaki
(sandal/sepatu boot), sebelum masuk ruangan yang berpenyakit menular. Termasuk harus
harus mengenakan APD tersebut hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi atau
penularan
6. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses penyelenggaraan pelayanan pasien
a. Pengendalian teknis mencakup
Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi syarat yang
telah ditentukan.
Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat penyimpanan yang praktis.
Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan terciptanya
kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari karyawan.
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang telah ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas instalasi pemeliharaan
sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup.
7. Prosedur keselamatan kerja
a. Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
Menggunakan alat pembuka peti/bungkus menurut cara yang tepat.
Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan alat
pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
Tidak diperkenankan merokok di ruang perawatan
Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat membahayakan
badan dan kualitas barang.
Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang perawatan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1. Pengertian Mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang selalu dicurahkan
pada pekerjaan.
c. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
4. Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien (patient safety)
d. Kepuasan pelanggan
e. Aspek sosial budaya
5. Strategi
a. Setiap petugas memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip mutu, sehingga dapat
menerapkan langkah-langkah upaya peningkatan mutu di masing-masing unit kerjanya.
b. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
c. Menciptakan budaya mutu di RSIA Eria Bunda.
BAB IX
PENUTUP
Dengan tersusunnya Pedoman Pola Ketenagaan di RSIA Eria Bunda ini diharapkan :
1. Dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait dengan
2. Diharapkan dengan dukungan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak yang terkait, agar
pedoman ini dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan demi terwujudnya
peningkatan mutu pelayanan RSIA Eria Bunda sesuai dengan visi dan misi-nya serta untuk
mewujudkan Program Menjaga Mutu Terpadu RSIA Eria Bunda.