Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SOSIOLOGIOLAHRAGA

“ OLAHRAGA DAN NASIONALISME,

OLAHRAGA SEBAGAI WADAH


PEMBENTUKAN WATAK DAN
KEPRIBADIAN “

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 :

TRI RUBIYANTI A42119014


RISKY KIRANA SENANI A42119001
MUHALFATHTAUHIDILLAH A42119091
ALMAIDA A42119100
ERIK SUSANTO A42117260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................
C. Manfaat...............................................................................................................
D. Rumusan Masalah ................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan Nasionalisme dan Olahraga..............................................


B. Membudayakan perilaku dan nilai-nilai............................................. 3
C. Faktor Penentu Karakter Manusia..................................................... 3
D. Olahraga Sebagai Watak Dan Kepribadian .................................... 4
E. Strategi Pembentukan Karakter........................................................... 6

F. Pengembangan Olahraga di Indonesia............................................... 6

G. Nilai-Nilai Dalam Olahraga.................................................................. 6

H. Olahraga dan Karakter............................................................................ 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 8
3.2 Kritikan dan Saran ......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkat rahmat dan
karunia-Nya saya telah di bimbing dalam menuntaskan penulisan Makalah
“OLAHRAGA DAN NASIONALISME,OLAHRAGA SEBAGAI WADAH
PEMBENTUKAN WATAK DAN KEPRIBADIAN”.
Penulis mengakui dalam makalah yang sederhana ini mungkin banyak sekali
terjadi kekurangan sehingga hasilnya jauh dari nama kesempurnaan. Penulis
sangat berharap kepada semua pihak untuk kiranya memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Besar harapan penulis dengan terselesaikannya
makalah ini dapat menjadi bahan tambahan bagi penilaian dosen mata kuliah
belajar dan perkembangan motorik dan mudahmudahan isi dari makalah penulis
ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini
terselesaikan.

“Tidak ada gading yang tak retak”, dengan ini penulis memohon maaf yang

Sebesar-besarnya karena masih begitu banyak kekurangan disana-sini dalam


penyusunan makalah ini.

Palu,10 Desember 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi olahraga kompetisi telah dihubungkan dengan
nasionalisme, pemerintahan dan Negara. Pasalnya meskipun Indonesia telah
merdeka, namun kita masih memerlukan pahlawan yang berjiwa
nasionalisme sejati, berjiwa pembaharuan, mempunyai visi dan misi ke
depan yang jelas, mampu membaca tanda-tanda zaman, serta berprilaku
jujur, tegas dan bijaksana.

Nasionalisme merupakan suatu paham /ajaran untuk mencintai bangsa


dan negara sendiri atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang
secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan
mengabadikan identitas, intregitas kemakmuran dan kekuatan bangsa.

Olahraga adalah investasi masa depan. Melalui olahraga manusia


akan menjadi makhluk yang sehat dan bugar sehingga mental dan karakter
dapat terbangun. Seiring dengan pepatah dalam dunia olahraga yang
mengatakan ‘’Men Sanna in corporesanno” yang artinya “di dalam tubuh
yang sehat terdapat jiwa yang kuat” memiliki makna yang sangat dalam,
bahwa kesehatan tubuh memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
pembangunan jiwa.. Dalam situasi seperti ini, olahraga seharusnya dan
sudah selayaknya menjadi pilar keselarasaan, keseimbangan hidup sehat dan
harmonis. Dengan olahraga, maka akan dapat membentuk jiwa-jiwa dan
karakter.

B. Tujuan

1. Agar mengetahui Hubungan antara olahraga dan nasionalisme


2. Memberi informasi untuk menciptakan Olahraga sebagai wadah
membentuk watak dan kepribadian
3. Memotivasi pembaca melakukan gaya hidup sehat
C. Manfaat

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat


kepada semua pihak, khususnya kepada pembaca untuk menambah
pengetahuan dan wawasan Manfaat lain dari penulisan makalah ini
adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan
acuan didalam kehidupan sehari-hari.

D. Rumusan Masalah

a. Apa hubungan antara olahraga dan nasionalisme?

b. Bagaimana menciptakan olahraga sebagai wadah


membentuk watah dan kepribadian ?
c. Apa saja Manfaat wadah membentuk watak kepribadian ?
d. Bagaimana hubungan antara olahraga dan nasionalisme
sehingga bisa membangkitkan motivasi atlet?.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Nasionalisme dan Olahraga

1. Nasionalisme
• Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatanSebuah negara (dalam bahasa
Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep
identitasBersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan
beberapa “kebenaran politik” (politicallegitimacy).
Bersumber dari teori romantisme yaitu “identitas budaya”,
debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah
bersumber dari kehendak rakyat

• Bentuk Nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian
paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer
berdasarkan pendapat warganegara, etnis,
budaya,keagamaan dan ideologi. Nasionalisme
kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik
dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak akyat";
"perwakilan politik".

• Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul sebagai
jawaban atas kolonialisme.Pengalaman penderitaan bersama
sebagai kaum terjajah melahirkan semangat
solidaritasSebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan
hidup menjadi bangsa merdeka. SemangatTersebut oleh para
pejuang kemerdekaan dihidupi tidak hanya dalam batas
waktu tertentu,Tetapi terus-menerus hingga kini dan masa
mendatang.

Pada masa sekarang ini satu hal yang perlu dibenahi oleh
bangsa Indonesia adalah Mentalitas warga masyarakatnya.
Sikap mental yang kuat dan konsisten serta
mampuMengeksplorasi diri adalah salah satu bentuk konkrit
yang dibutuhkan bangsa IndonesiaPada saat ini. Saat ini
memang bangsa Indonesia sedang mengalami massa-
masaKeterpurukanya dalam dunia intetrnasional. Krisis
multidimensi yang di barengi denganKrisis ekonomi yang
berkepanjanganlah yang menyebabkan kegoncangan
danKeterpurukan mental Indonesia.

2. Pembentukan Karakter Lewat Olahraga


Keprihatinan terhadap fenomena degradasi moral dan karakter
bangsa makin terasa akut dari masa ke masa dikalangan masyarakat
makin mewabah patologi sosial dan penyalahartian praktik
kehidupan demokrasi dengan kebebasan tanpa aturan. Selain itu juga
ada perkembangan sentimen kedaerahan dan kesukubangsaan yang
makin meluncurkan semangat nasionalisme, maraknya kekerasan dan
pelanggaran hak asasi manusia, terjadinya degradasi lingkungan,
radikalisme atas nama puritanisme dan otensitasagama.Banyak
kalangan berpandangan bahwa problem multidimensional ini harus
dipikul oleh institusi pendidikan. Berbeda dengan peran pendidikan
di negara-negara maju yang lebih terbatas pada transfer ilmu
pengetahuan, pendidikan di Indonesia memikul beban ganda.

Beban ganda itu ialah tidak saja transformasi pengetahuan,


tetapi ditambah lagi dengan enkulturasi berbagai bidang kehidupan,
termasuk pembentukan karakter dan kepribadian dalam kerangka
nationandcharacterbuilding. Sayangnya, meski secara konseptual
pokok pikiran ini relatif lebih mudah dirumuskan, tetapi praktiknya
sungguh rumit. Anatominya meliputi horizon yang amat luas ada
perilaku moral, nilai moral, karakter, emosi, logika moral, dan
penggalian identitas.
Moral karakter berhubungan erat dengan perilaku dan nilai-nilai yang
dapat didefinisikan sebagai sikap yang konsisten untuk merespons
situasi melalui ciri-ciri seperti kebaikan hati, kejujuran, sportivi-tas,
tanggung jawab, dan penghargaan kepada orang lain (Lickona.
1997).

B. Membudayakan perilaku dan nilai-nilai


• Nilai Dasar
Dalam kehidupan sehari-hari olahraga sering disikapi sebagai
media hiburan, pengisi waktu luang, senam, rekreasi, kegiatan
sosialisasi, dan meningkatkan derajat kesehatan. Secara fisik
olahraga memang terbukti dapat mengurangi risiko terserang
penyakit, meningkatkan kebugaran, memperkuat tulang, mengatur
berat badan, dan mengembangkan keterampilan. Sayangnya, nilai-
nilai yang lebih penting dalam konteks pendidikan dan psikologi,
yaitu pembentukan karakter dan kepribadian, masih kurang
disadari.

Kepribadian, sosialisasi, dan pendidikan kesehatan, serta


kewarganegaraan hakikatnya adalah agenda penting dalam proses
pendidikan. Sebagaimana pentingnya membaca, menulis, dan
berhitung, saat ini perlu ditambahkan lagi dengan
respectandresponsibility Mengapa? Sebab, sesungguhnya dalam
perspektif sejarah sudah sejak lama pendidikan jasmani dan
olahraga dijadikan andalan sebagai wahana yang efektif untuk
pembentukan watak, karakter, dan kepribadian. Bahkan
pembentukan sifat kepemimpinan seseorang dapat dicapai melalui
media ini.

Dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat, orang tua


mengharapkan generasi baru memahami norma salah-benar,
kearifan dalam hidup bermasyarakat, memiliki sikap sportif,
disiplin, serta taat asas dalam tata pergaulan. Hidup bersama
melalui aktivitas olahraga bagi anak-anak dapat memberi pelajaran
bahwa permainan dengan tata aturan tertentu dapat
menguntungkan semua pihak dan mencegah konflik perbedaan
pandangan. Anak-anak juga dapat belajar bersosialisasi melalui
permainan-permainan, yang sayangnya fasilitas seperti ini nyaris
luput dari perhatian layanan publik.

Padahal melalui aktivitas seperti ini, mereka yang memiliki


minat sejenis dapat berbagi pengalaman dalam commonground
yang dapat ditransformasikan melalui komunikasi dan interaksi
yang kohesif.Peran olahraga kian penting dan strategis dalam
konteks pengembangan kualitas SDM yang sehat, mandiri,
bertanggung jawab, dan memiliki sifat kompetitif yang tinggi.
Selain itu juga penting dalam pengembangan identitas,
nasionalisme, dan kemandirian bangsa. Olahraga yang dikelola
secara professional akan mampu mengangkat martabat bangsa
dalam percaturan internasional.

Sejarah telah mencatat bahwa olahraga dapat menjadi


media pendidikan atau menjadi ikon bisnis dan industri yang
prospektif. Olahraga secara potensial dan aktual dapat men-jadi
rujukan yang efektif bagi pembentukan watak kepribadian dan
karakter masyarakat.

• FairPlay
Olahraga dengan segala aspek dan dimensinya, lebih-lebih yang
mengandung unsur pertandingan dan kompetisi, harus disertai
dengan sikap dan perilaku berdasarkan kesadaran moral.
Implementasi pertandingan tidak terbatas pada ketentuan yang
tersurat, tetapi juga kesanggupan mental menggunakan akal sehat.
Kepatutan tindakan itu bersumber dari hati nurani yang disebut
dengan istilah fairplay.
Dalam dua tahun terakhir, model kompetisi yang dijiwai fairplay
telah diimplementasikan pada kompetisi nasional dalam forum
Olimpiade Olahraga Sekolah Nasional (O2SN) dan forum
internasional, yaitu ASEAN PrimarySchool Sport Olympiade
(APSSO). Hasilnya sungguh menggembirakan karena penerapan
tersebut berimplikasi pada perilaku peserta kompetisi yang lebih
mencerminkan jiwa sportivitas, kejujuran, persahabatan, rasa
hormat, dan tanggung jawab dengan segala dimensinya.

Dalam kode fair play terkandung makna bahwa setiap


penyelenggaraan olahraga harus dijiwai oleh semangat kejujuran
dan tunduk pada tata aturan, baik yang tersurat maupun tersirat
Setiap pertandingan harus menjunjung tinggi sportivitas,
menghormati keputusan wasit/juri, serta menghargai lawan, baik
saat bertanding maupun di luar arena pertandingan.Kemenangan
dalam suatu pertandingan, meski penting, tetapi ada yang lebih
penting lagi, yaitu menampilkan keterampilan terbaik dengan
semangat persahabatan Lawan bertanding sejatinya adalah juga
kawan bermain.Tidaklah diragukan bahwa pendidikan olahraga
adalah wahana yang sangat ampuh bagi persemaian karakter dan
kepribadian anak bangsa apabila dikembangkan secara sistematis.

Olahraga mengandung dimensi nilai dan perilaku positif yang


multidimensional. Pertama, sikap sportif, kejujuran, menghargai
teman dan saling mendukung, membantu dan penuh semangat
kompetitif. Kedua, sikap kerja sama, teamwork, saling percaya,
berbagi, saling ketergantungan, dan kecakapan membuat keputusan
bertindak. Ketiga, sikap dan watak yang senantiasa optimistis,
antusias, partisipasi!", gembira, dan humoris. Keempat,
pengembangan individu yang kreatif, penuh inisiatif,
kepemimpinan, determinasi, kerja keras, kepercayaan diri,
kebebasan bertindak, dan kepuasan diri.
C. Faktor Penentu Karakter Manusia
Faktor penentu karakter manusia antara lain sebagai berikut:
• Cattef. Sepertiga karakter dipengaruhi oleh faktor genetik dan dua
pertiga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
• E. Fromm: karakter manusia bisa mengalami perubahan. (Dia
tidak sependapat dengan syair: (Sesungguhnya pohon yang jelek
jelek pulalah sifatnya/ walau ia tumbuh di taman surga).

Dengan demikian karakter manusia dapat dibentuk melalui kondisi


lingkungan yang mendukung dan salah satu lingkungan yang memenuhi
syarat pembentukan karakter manusia yang baik adalah lingkungan
olahraga karena didalam lingkungan olahraga manusia diajarkan berbagai
nilai-nilai kepribadian.

D. . Olahraga Sebagai Watak Dan Kepribadian


Dalam dunia olahraga untuk mencapai prestasi secara maksimal
perlu dikembangkan budaya sinergis berbagai unsur yang
berkarakter, antara lain sinergis dari lembaga pendidikan
(perguruan tinggi), lembaga pemerintahan, stakeholder dan unsur
lainnya. Pencapaian prestasi merupakan salah satu perwujudan
dari pilar olahraga prestasi. Tiga pilar olahraga sebagai penyangga
pencapaian prestasi, kebugaran dan pendidikan anak bangsa yang
berkarakter terdiri dari pengembangan olahraga prestasi, olahraga
rekreasi dan olahraga pendidikan. Filosofis ilmu padi merupakan
salah satu perwujudan pembentukan karakter olahraga dimana
semakin tinggi prestasi yang diraih namun tetap menunduk dan
tidak sombong dan tetap santun.

Sebagai fenomena sosial dan kultural, olahraga tidak bisa


melepaskan diri dari ikatan moral kemodernan, yang kompleks.
Penerimaan eksistensinya secara sosiologis dijamin oleh
kemampuannya menyesuaikan diri dengan pasar, atau sebaliknya,
pasar yang akan menjadikannya sebagai sasaran ekstensifikasinya.
Langkah strategis untuk pengembangan dan penanaman moral serta
pembentukan karakter melalui olahraga adalah dengan menjadikan
prestasi. Hal ini seiring dengan perkembangan dunia yang semakin
kompleks dan syarat akulturasi. Dengan demikian olahraga sangat
berpeluang besar di era sekarang dan masa depan.

Sampai saat ini olahraga telah digunakan untuk pembentukan


karakter, namun implementasi untuk hal tersebut masih kurang
optimal dalam pelaksanaannya. Sehingga pengerjaannya pun
menjadi kurang professional. Apabila hal tersebut dikerjakan
dengan profesional maka karakter pelaku olahraga Indonesia
akan muncul sehingga dapat membentuk karakter dan kepribadian
masyarakat yang kuat. Selain itu, olahraga sebagai ikon sebuah
negara dapat menjadi sarana untuk sosialisasi dan promosi serta
meningkatkan harga diri sebuah negara. Dengan kata lain, semakin
tinggi tingkat pencapaian olahraga warga negaranya maka akan
semakin tinggi pula prestasi Negara tersebut di mata Negara-negara
lain.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka jelaslah bahwa terdapat


simbiosis antara olahraga dan pembentukan karakter. Dengan
olahraga, maka akan terbentuk manusia yang sehat dan berkarakter
kuat serta memiliki jiwa-jiwa fairplay, sportivitas, bertanggung
jawab, teamwork dan menjunjung tinggi nilai nasionalisme. Dan
hal-hal tersebut akan saling berkesinambungan untuk membentuk
suatu Negara yang kuat dengan masyarakat sehat dan berkarakter
kuat pula.

E. Strategi Pembentukan Karakter


Untuk menumbuhkan watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa perlu
menggunakan strategi sehingga terbentuk karakter yang idealis.
Menurut Anifral Hendri (2008), ada beberapa strategi dalam

Pembentukan karakter, antara lain:


1. Keteladanan; Memiliki Integritas Tinggi serta Memiliki
Kompetensi: Pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional

2. Pembiasaan

3. Penanaman kedisiplinan

4. Menciptakan suasana yang konduksif

5. Integrasi dan internalisasi

6. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai


dalam pendidikinternalisa.

7. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cintai damai,


sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya,
etnis, danagama.

8. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan


tugas-tugas ajar dalam pendidikan jasmani.

9. Mengembangkan keterampilan untuk melakukan aktivitas jasmani


dan olahraga, serta memahami alasan-alasan yang melandasi gerak
dan kinejasmani.

10. Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-


hak asasi orang lain melalui pengamalan fairplay dan sportivitas.

11. Menumbuhkan self-esteem sebagai landasan kepribadian melalui


pengembangan kesadaran terhadap kemampuan dan pengendalian
gerak tubuh.

12. Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi


keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.

13. Menumbuhkan cara pengembangan dan pemeliharaan kebugaran


jasmani dan pola hidup sehat.

14. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi


aktif secara teratur Dalam aktivitas fisik dan memahami manfaat
dari keterlibatannya.

15. Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu


luang dengan

Aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. Sedangkan menurut


Stefan Sikone (2006), dalam melaksanakan pembentukan Karakter,
generasi muda memiliki 3 peran penting yaitu:

1. Sebagai pembangun kembali karakter bangsa (charaterbuilder).


Peran generasi muda adalah membangun kembali karakter positif bangsa.
Hal ini Tentunya sangat berat, namun esensinya adalah adanya kemauan
keras dan komitmen Dari generasi muda untuk menjunjung nilai-nilai
moral diatas kepentingan-kepentingan Sesaat sekaligus upaya kolektif
untuk menginternalisasikannya.

2. Sebagaipemberdaya karakter (characterenabler).


Generasi muda dituntut untuk mengambil peran sebagai pemberdaya
karakter. Bentuk Praktisnya adalah kemauan dan hasrat yang kuat dari
generasi muda untuk menjadi role Model dari pengembangan karakter
bangsa yang positif.

3. Sebagai perekayasa karakter (characterengineer).


Peran yang terakhir ini menuntut generasi muda untuk terus melakukan
pembelajaran. Harus diakui bahwa pengembangan karakter positif bangsa
bagaimanaupun juga Menuntut adanya modifikasi dan rekayasa yang tepat
disesuaikan dengan perkembangan Jaman. Dalam hal ini peran generasi
muda sangat diharapkan oleh bangsa, karena Ditangan merekalah proses
pembelajaran dapat berlangsung dalam kondisi yang paling Produktif.
F. Pengembangan Olahraga di Indonesia
Berdasarkan UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional (SKN), olahraga dibagi menjadi tiga pilar, yaiitu Olahraga
Pendidikan, Olahraga Prestasi, dan Olahraga Rekreasi.

➢ Olahraga Pendidikan (Education Sport)


Olahraga pendidikan adalah olahraga yang diselenggarakan
sebagai bagian dari proses pendidikan.

➢ Olahraga Rekreasi (Sport for All)


Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dapat dilaksanakan oleh
setiap orang, satuan pendidikan, perkumpulan, maupun organisasi
olahraga.

➢ Olahraga Prestasi (Competitive Sport)


Olahraga prestasi adalah olahraga yang orientasinya pada
pencapaian prestasi.Potensi pengembangan olahraga dapat
dikembangkan dari ruang lingkup yang telah diuraikan diatas.
G. Nilai-Nilai Dalam Olahraga
Di tengah carut marutnya kehidupan masyarakat Indonesia dewasa
ini, tentunya sangat dibutuhkan orang-orang yang dalam setiap sepak
terjangnya menjunjung tinggi nilai-nilai moral kemanusian. Untuk
mewujudkan semua itu diperlukan individu-individu yang berkarakter
dan memegang teguh nilai-nilai kebangsaan. Dalamkonteks inilah
olahraga menjadi bagian penting sebagai sebuah instrumen
pembentukannilai dan karakter bangsa.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan


dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya
dan adat istiadat. Individu yang berkarakter baik adalahindividu yang bisa
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat
dari keputusan yang dibuatnya.

Olahraga pada hakikatnya adalah miniatur kehidupan. Pernyataan


ini mengandung maksud bahwa esensi-esensi dasar dari kehidupan
manusia dalam keseharian dapat dijumpai pula dalam olahraga.
Olahragamengajarkan kedisiplinan, jiwa sportif, tidak mudah menyerah,
jiwa kompetitif yang tinggi, semangat bekerjasama, mengerti akan aturan
dan berani mengambil keputusan kepada seseorang.

United Nations (suatu organisasi non-pemerintah terakreditasi


(LSM) di PBB) (2003) juga menyatakan bahwa olahraga merupakan
instrumen yang efektif untuk mendidik kaum muda terutama dalam nilai-
nilai. Menurut United Nations sejumlah nilai yang ada dan
dapatdipelajari melalui aktivitas olahraga meliputi: cooperation
(kerjasama), communication (komunikasi), respectfortherules
(menghargai peraturan), problem-solving (memecahkan masalah),
understanding (pengertian), connectionwithothers (menjalin hubungan
dengan orang lain), leadership (kepemimpinan),
respectforothers(menghargai orang lain), valueofeffort (kerja keras),
howtowin (strategi untuk menang) , Howto lose (strategi jika kalah),
howtomanagecompetition (cara mengatur pertandingan), Fairplay
(bermain jujur), sharing (berbagi), self-esteem (penghargaan diri),
trust(kepercayaan), honesty (kejujuran), self-respect (menghargai diri
sendiri), tolerance(toleransi), resilience (kegembiraan dan keuletan),
team-work (kerjasama sekelompok),Discipline (disiplin) dan confident
(percaya diri).

H. Olahraga dan Karakter


Dalam dunia olahraga, perlu dikembangkan budaya sinergis berbagai
unsur yang Berkarakter, antara lain sinergis dari lembaga pendidikan
(perguruan tinggi), lembaga Pemerintahan, stake-holder, dan unsur
lainnya. Pencapaian prestasi merupakan salah satu Perwujudan dari pilar
olahraga prestasi. Tiga pilar atau tripilar yang telah disebutkan diatas
Sebagai penyangga pencapaian prestasi, kebugaran dan pendidikan anak
bangsa yang Berkarakter terdiri dari pengembangan olahraga prestasi,
olahraga rekreasi, dan olahraga Pendidikan. Filosofis Ilmu Padi
merupakan salah satu perwujudan pembentukan karakter Olahraga
dimana semakin tinggi prestasi yang diraih namun tetap menunduk dan
tidak Sombong dan tetap santun.

Sebagai fenomena sosial dan kultural, olahraga tidak bisa melepaskan dari
ikatan Moral kemodernan yang kompleks. Penerimaan eksistensinya
secara sosiologis dijamin Oleh kemampuannya dalam menyesuaikan diri
dengan pasar, atau sebaliknya, pasar yang Akan menjadikannya sebagai
sasaran ekstensifikasinya. Langkah stratgeis untuk Pengembangan dan
penanaman moral serta pembentukan karakter melalui olahraga adalah
Dengan menjadikan aktivitas olahraga sebagai
“iconandcharacterbuilding”. Hal tersebut Seiring dengan perkembangan
dunia yang semakin kompleks dan syarat akulturasi.
Plato menyebutkan bahwa pendidikan adalah alat pembentuk
karakter bagi seluruh Warga negara. Sampai saat ini olahraga telah
digunakan untuk pembentukan karakter, Namun impelementasi untuk hal
tersebut masih sangat perlu dioptimalkan pelaksanaannya. Apabila hal
tersebut digarap dengan professional maka karakter pelaku olahraga
Indonesia Akan muncul sampai ke kehidupan sehari-harinya. Olahraga
sebagai ikon sebuah negara Dapat menjadi mobil mewah untuk sosialisasi
dan promosi serta meningkatkan prestise dan Price dari sebuah negara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Olahraga merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai
alatpembentukan karakter manusia. Olahraga dengan slogan sport
forall,merupakan langkahawal yang strategis menuju pembentukan
karakter. Pembentukan karakter selain dilandasi oleh budaya nasional juga
diwarnai oleh budaya dan ciri khusus cabang olahraga yang dilakukan. Oleh
karena itu untuk mengangkat citra Indonesia di mata dunia maka salah satu
cara adalah membangun kebesaran Indonesia kembali: bangunlah
olahraganya.

Dengan berolahraga, banyak karakter positif yang dapat terbentuk pada


perilaku olahraga tersebut. Melalui olahraga, seseorang akan memiliki
tanggungjawab, rasa hormatdan memiliki kepedulian dengan sesama. Nilai-
nilai ketekunan, kejujuran dan keberanian juga dapat diperoleh dari
aktivitas olahraga dan tentu masih banyak lainnya. Selain itu merupakan
langkah awal untuk memosisikan kembali olahraga dalam pembentukan
karakter.

B. Saran

Budayakan hidup sehat, dengan membuang rasa malas kita untuk menjaga
kebugaran dan berolahraga rutin ataupun biasakan gaya hidup sehat. Jangan
selalu menuruti apa keinginan kita tanpa mengontrol sehingga membuat kita
makan makanan yang tidak sehat. Ingat! Kesehatan itu sangat penting, jadikanlah
kesehatan itu menjadi kebutuhan sebab dengan kita sehat dapat melakukan
aktivitas kita secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA

Anifral Hendri. 2008. Ekskul Olahraga Upaya Membangun Karakter Siswa.


Jambi Pos, Sabtu 13 September 2008.

Irwan Prayitno. 2008. Refleksi Pembangunan Pemuda dan Olahraga


Indonesia.

Koe Seema A. Doni. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo

Menpora. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005


tentang Sistem

Keolahragaan Nasional. Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik

Indonesia.

Menpora. 2006. Industri Olahraga; Tantangan dan Peluang Industri Masa


Depan. Jakarta.

Stefan Sikone. 2006. Pembentukan Karakter Dalam sekolah. Pos Kupang,


Kolom Opini. Jumat, 12 Mei 2006.

http://rizalhandikautama.blogspot.com/2014/05/olahraga-dan-pembentukan-
karakter.html?m=1

http://subarna-edu.blogspot.com/2011/03/olahraga-dan-nasionalisme.htm

Anda mungkin juga menyukai