Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kemauan, kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Terwujudnya derajat kesehatan yang lebih baik merupakan investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan antar upaya program dan sektor serta kesinambungan dengan
upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.
Data survey demografi dan kesehatan Indonesia 2016 penyakit
menular masih tetap merupakan masalah dalam pembangunan kesehatan dan
cenderung meningkat. Beberapa penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat antara lain, TB, Demam Berdarah Dengue
(DBD), diare, malaria, HIV/AIDS. Selain itu, muncul pula penyakit zoonotik
sebagai masalah kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan
pandemik, seperti flu burung dan influenza tipe A baru (virus H1N1). Dari
beberapa macam penyakit menular diatas, angka kesakitan TB cenderung
meningkat.
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksi menular yang di
sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. TB paru dapat menyebar dari satu
orang ke orang lain melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil
tuberculosis.3 Menurut laporan WHO, penderita TB paru di Indonesia pada
tahun 2014 sebanyak 294.731 orang. Pada tahun 2015, jumlah penderita TB
paru naik menjadi 330.000 orang dan pada tahun 2016, jumlah penderita TB
paru meningkat cukup tajam yaitu 583.000 orang.4 Prevalensi Tuberkulosis
per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 sebesar 106,42. Kota
Semarang sendiri penemuan suspek Tb tahun 2016 sebanyak 864 per 100.000

1
penduduk. Jika dibandingkan dengan penemuan tahun sebelumnya telah
terjadi peningkatan sebesar 38 per 100.000 penduduk.
Teori HL Blum menjelaskan terdapat berbagai faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Faktor tersebut diantaranya adalah
lingkungan, sikap (gaya hidup), pelayanan kesehatan, dan herediter. Kasus TB
lingkungan, sikap (gaya hidup), pelayanan kesehatan. Sedangkan di kelurahan
Purwoyoso faktor yang dapat mempengaruhi Tb yaitu sikap warga yang masih
kurang mengerti tentang faktor resiko dan cara penularan Tb dan faktor
lingkungan juga berperan seperti lingkungan padat penduduk karena
pengaruh faktor perekonomian yang kurang.
Praktik Belajar Lapangan (PBL) yang dilakukan oleh mahasiswa
merupakan perwujudan disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat. Kegiatan praktik
belajar lapangan merupakan kegiatan yang tepat dalam memperkenalkan,
melatih, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal mengidentifkasi
permasalahan, menganalisa, dan menemukan alternatif pemecahan masalah
yang terjadi di lapangan.
Kelompok enam blok 21 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang mendapatkan tugas PBL di Kelurahan Purwoyoso.

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menemukan kesenjangan antara teori dengan
praktek lapangan dan melakukan pengambilan keputusan terutama di
bidang pelayanan kesehatan, bidang pemberantasan penyakit dan
penyehatan lingkungan, bidang pengembangan sumber daya kesehatan
di Kelurahan Purwoyoso.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi serta menemukan alternatif
pemecahan masalah di bidang pelayanan kesehatan sesuai dengan
kompetensi mahasiswa.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi serta menemukan alternatif
pemecahan masalah di bidang pencegahan, pemberantasan
penyakit dan penyehatan lingkungan sesuai dengan kompetensi
mahasiswa.
c. Mahasiswa mampu mengudentifikasi serta menemukan alternatif
pemecahan masalah di bidang sumber daya kesehatan sesuai
dengan kompetensi mahasiswa.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman dalam menerapkan teori-teori ilmu
kesehatan masyarakat.
b. Meningkatkan kemampuan dalam pengumpulan data, pengelolaan
data, menentukan prioritas masalah, dan mengambil keputusan
untuk melakukan kegiatan yang dapat membantu memecahkan
permasalahan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Meningkatkan kerjasama antara Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang dengan Kelurahan Purwoyoso.
b. Pengembangan akademik bagi mahasiswa dan staf pengajar di
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.

3
c. Menemukan kesenjangan anatara teori dan lapangan guna
penyempurnaan pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan di
lapangan.
3. Bagi Instansi Tempat Praktik
a. Terjalinnya kerjasama antara kelurahan Purwoyoso dengan
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
b. Instansi dapat mengikutsertakan mahasiswa untuk membantu
menyelesaikan berbagai masalah mulai dari pengumpulan data,
penentuan prioritas, analisis dan pemecahan masalah kesehatan.
c. Mendapatkan masukan tentang permasalahan kesehatan dan
pemecahan masalah kesehatan di kelurahan Bubakan

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Kesehatan Masyarakat


1. Perilaku Kesehatan
a. Definisi perilaku
Perilaku adalah respon atau reaksi individu terhadap stimulasi
yang berasal dari luar atau dari dalam dirinya.
b. Faktor personal perilaku manusia
Stimulasi atau rangsangan dari luar tidak langsung
menimbulkan respon dari orang yang bersangkutan. Stimulus
tersebut memerlukan proses pengelolaan terlebih dahulu dari orang
yang menerima stimulus. Pengelolaan stimulus terjadi didalam diri
orang yang bersangkutan, ini yang dimaksud proses internal. Faktor
internal yang berpengaruh dalam pembentukan perilaku yaitu:
1) Faktor biologis
DNA seseorang menyimpan seluruh memori warisan
biologis yang diterima dari kedua orang tuanya.Warisan biologis
yang berupa DNA sedemikian pentingnya karena menurut
pengalaman empiris bahwa DNA tidak hanya membawa warisan
fisiologis dari generasi sebelumnya, tetapi juga membawa
warisan perilaku dan kegiatan manusia termasuk agama,
kebudayaan, dan sebagainya.
2) Faktor sosio psikologis
a) Sikap
Sikap mengandung aspek penelitian atau evaluatif
terhadap objek dan mempunyai komponen yakni:
1. Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang
berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.

5
2. Komponen afektif adalah aspek emosional yang
berkaitan dengan penilaian terhadap apa yang diketahui
manusia.
3. Komponen konatifadalah aspek visional yang
berhubungan dengan kecenderungan atau kemauaan
bertindak.
b) Emosi
Dalam perilaku manusia, emosi mempunyai beberapa
keuntungan dalam pengendalian perilaku, antara lain:
1. Sebagai pembangkit energi (energizer).
2. Pembawa informasi (messeger).
3. Merupakan umber informasi tentang keberhasilan kita.
c) Kepercayaan
Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor
sosio-psikologis.Kepercayaan disini tidak ada hubungannya
dengan hal gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu
itu benar atau salah.kepercayaan dibentuk oleh
pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan.
d) Kebiasaan
Kebiasaan adalah aspek yang perilaku manusia yang
menetap, berlangsung secara otomatis, dan tidak
direncanakan.
e) Kemauan
Kemauan sebagai dorongan tindakan yang merupakan
usaha orang untuk mencapai tujuan.
c. Bentuk perilaku kesehatan
1) Bentuk pasif
Bersifat respon internal, yaitu yang terjadi didalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain,
misalnya berpikir, tanggapan, sikap batin, dan pengetahuan.
2) Bentuk aktif

6
Apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi sacara
langsung. Dimana perilaku tampak dalam bukti tindakan nyata.
d. Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan
lingkungan.Dengan demikian untuk memahami sesuatu tentang
perilaku manusia yang berhubungan dengan kesehatan, kita harus
berpikir tentang bagian dari perilaku dalam konteks apa yang pada
umumnya memotivasi atau mempengaruhi perilaku seseorang.
e. Ranah (domain) perilaku
Perilaku seseorang merupakan hal yang kompleks dan
mempunyai bentangan yang sangat luas. Benjamin Bloom seorang
ahli psikologi pendidikan membedakan tiga area, wilayah, ranah,
atau domain perilaku ini yakni kognitif (cognitive), afektif
(affective), dan psikomotor (psychomotor). Taksonomi pendidikan
Benjamin bloom diperuntukan guna mencapai perubahan perilaku
yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak mau
menjadi mau, dan awalnya bergerak menjadi bertindak.
Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian
domain oleh bloom untuk pendidikan praktis maka dikembangkan
tiga tingkat ranah atau domain perilaku sebagai berikut:
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan menjadi suatu pembentukan yang terus-
menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi
karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Tahapan
pengetahuan menurut Benjamin S. Bloom (1956) ada enam
tahapan, yaitu sebagai berikut:

a) Tahu (know)

7
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan
mengingat peristilahan definisi, fakta-fakta, gagasan, pola,
urutan, metodelogi, prinsip dasar dasar, dan sebagainya.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi tersebut secara benar.
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen,
tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis mengarah pada suatu kemampuan untuk
meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi
atau objek.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu:
a) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah
(baik formal maupun nonformal), berlangsung seumur
hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap
dan tatalaku seseorang atau kelompok dan juga usaha

8
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pengetahuan.
b) Informasi/media massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non-formal dapat memberi pengaruh jangka
pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan.
c) Sosial,budaya, dan ekonomi
Kebiasaan atau tradisi yang dilakukan orang-orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau
buruk. Status ekonomi seseorang juga mempengaruhi
terjadinya suatu fasilitas tertentu, sehingga status sosial
ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan.
d) Lingkungan
Lingkungan adalah segala seuatu yang ada disekitar
individu baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan karena adanya interaksi timbal balik ataupun
tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
e) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada
masa lalu.
f) Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikir sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin baik.

9
2) Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga respon tertutup sesorang terhadap
stimulasi atau objek tertemtu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan. Menurut Allport sikap
terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu:
a) Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap
objek, artinya bagaimana keyakinan, pendapat atau
pemikiran seseorang terhadap objek.
b) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek,
artinya bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor
emosi) orang tersebut terhadap objek.
c) Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave), artinya
sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau
perilaku terbuka.
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama
membentuk sikap yang utuh (total attitude).Seperti halnya
pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan-tingkatan
berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:
a) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau
menerima stimulus yang diberikan (objek).
b) Menanggapi (responding)
Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau
tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c) Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang
memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus,
dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan
mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang
lain merespon.
d) Bertanggung jawab(responsible)

10
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah
tanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya.
Seorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan
keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada
orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain.
3) Tindakan atau praktik (Practice)
Tindakan atau praktik dapat dibedakan menjadi tiga
tingkatan menurut kualitasnya, yakni:
a) Praktik terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan
sesuatutetapi masih tergantung pada tuntutan atau
menggunakan panduan.
b) Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau sesorang telah melakukan atau
mempraktikan sesuatu hal secara otomatis maka disebut
praktik atau tindakan mekanis.
c) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang
sudah berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak
sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah
dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang
berkualitas.
B. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah upaya yang ditujukan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin
ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi
kesehatan.Lingkungan sehat yang dimaksud mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Lingkungan yang sehat bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan

11
kesehatan, antara lain: limbah cair, limbah padat, limbah gas, sampah yang
tidak diproses sesuai dengan dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah,
binatang pembawa penyakit, zat kimia yang berbahaya, kebisingan yang
melebihi ambang batas, radiasi sinar pengion dan non pengion, air yang
tercemar, udara yang tercemar, dan makanan yang terkontaminasi.
1. Perumahan dan Pemukiman Rumah
Menurut Azrul Azwar, rumah bagi manusia mempunyai arti:
a. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat
melaksanakan kewajiban sehari-hari
b. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang
mengancam
c. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga
d. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki, yang masih dirasakan
hingga saat ini
e. Sebagai tempat untuk meletakkan barang-barang berharga yang
dimiliki
2. Aspek Kesehatan Lingkungan dan Transportasi Udara
Pencemaran suara ini sebenarnya dapat ditanggulangi apabila
setiap manusia yang hidup di dunia sadar akan pentingnya kesehatan dan
kelestarian lingkungan. Mungkin pencemaran suara dampaknya tidak
terlihat secara kasat mata, namun dampaknya dapat di rasakan langsung
oleh organ tubuh. Untuk menanggulangi pencemaran suara tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu misalnya apabila ingin
membangun suatu bandara di dalam suatu negara, pemerintah harus
dapat memperhitungkan dampak dari pembangunan bandara tersebut.
Pembangunan bandara dapat di dilakukan di daerah yang jarang
pemukiman penduduk agar tidak mengganggu penduduk yang tinggal
disekitar bandara dan bagi seorang pengusaha yang ingin membangun
suatu pabrik, agar dapat membangun pabrik mereka di wilayah yang
memang benar – benar hanya untuk kawasan industri. Selain pencemaran
suara yang ditimbulkan oleh suatu pabrik ada pencemaran lainnya yang

12
dapat ditimbulkan, yaitu pencemaran udara dan lingkungan dari limbah
pabrik tersebut. Maka dari itu agar lingkungan dan bumi kita tetap
terlindung dari pencemaran, manusia harus sangat memperhatikan
lingkungan dan kesehatan. Cara lain yang dapat dilakukan oleh manusia
agar lingkungan tetap sehat adalah dengan menjaga kelestarian dan
kebersihan lingkungan dan melakukan penghijauan khususnya untuk di
kota – kota yang padat akan penduduk dan kegiatan industri. Selain itu,
pembangunan bangunan peredam kebisingan dan meminimalisasi
penggunaan kendaraan bermotor dapat membantu menanggulangi
pencemaran suara agar pencemaran suara dapat berkurang dan semua
makhluk hidup yang hidup di dunia dapat hidup dengan sehat.
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Merupakaan telaahan secara cermat dan mendalam tentang
dampak penting dari suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup.Penelaahan dampak penting dari aktivitas
atau kegiatan pembangunan merupakan hal pokok yang
mendominasi kegiatan studi AMDAL.Dampak penting adalah
perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang disebabkan oleh
suatu usaha kegiatan.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
Merupakan perangkat preventif dalam pencegahan dan
penanggulangan dampak lingkungan yang merupakan dokumen
yang dibuat pada fase perencanaan suatu kegiatan
pembangunan.Sebagai kelengkapan dalam memperoleh
perizinan.Penyelenggaraan pengelolaan lingkungan dengan
memanfaatkan perangkat sukarela dianggap sebagai gambaran
kepeduliaan yang lebih tinggi dalam upaya pengelolaan lingkungan,
karena datangnya dari hati nurani yang memikirkan kerugiannya
atau dampak negatif. Masalah lingkungan telah mendapat perhatian
yang luas di berbagai negara sejak dasawarsa 1970-an hingga
sekarang. Konferensi lingkungan hidup sedunias di Stockholm pada

13
tahun 1972 menghasilkan keputusan yang sangat positif,
penanganannya telah banyak dilakukan baik oleh masing-masing-
masing negara seluruh dunia, seperti rusaknya lapisan ozon, masalah
perubahan iklim global dll ini semua menunjukkan bahwa dalam
melakukan pembangunan perlu dilakukan melalui pendekatan
ekologis.
C. HL Blum

Gambar 2.1. Penjabaran Teori HL-BLUM


Menurut Hendrik L. Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status
derajat kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti
perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat
bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang
berhubungan dengan aspek fisik dan sosiokultural. Lingkungan yang
berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah,
iklim, perumahan, dan sebagainya.Sedangkan lingkungan sosiokultural
merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan,
pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.

14
Faktor -faktor risiko lingkungan pada bangunan rumah yang dapat
mempengaruhi penyakit Tuberculosis paru terutama pada kelompok
komponen rumahnya
a) Lantai
Lantai yang baik adalah kedap air dan tidak menimbulkan debu
b) Jendela ruang keluarga dan ruang tamu
Dianjurkan jika membuat jendela sekurang-kurangnya 15%-20% dari
luas lantai yang terdapat dalam ruangan. Jika ruangan tidak terlalu
besar cukup dibangun jendela di salah satu sisi saja, tetapi jika
ruangan tersebut besar maka jendela harus dibuat di kedua sisi.
c) Jendela kamar tidur
Keberadaanya sangat penting, agar kamar tidak lembab, basah,
pengap dan berbau tidak sedap.
d) Ventilasi
Tidak tersedianya ventilasi yang baik pada suatu ruangan, makin
membahayakan kesehatan dan kehidupan, jika kebetulan dalam
ruangan tersebut terjadi pencemaran oleh bakteri (misalnya oleh
penderita TB). Adanya bakteri di udara, biasanya disebabkan karena
adanya debu, uap air dan lain sebagainya yang melayang dan
kebetulan mengandung kuman. Menurut winslow, setiap fram debu
jalanan mengandung kira-kira 50 juta bakteri, sedangkan debu yang
terdapat di daam ruangan biasanya di perkirakan mengandung 5 juta
bakteri per gram. Jumlah bakteri akan bertambah jika kebetulan di
ruangan tersebut terdapat sumbernya, misalnya penderita TB. Oleh
karena itu untuk mengendalikan mikroorganisme, debu dan partikel
lain, maka ruangan tersebut harus memiliki sistem ventilasi yang baik.
Luas ventilasi permanen minimal 10% dari luas lantai.

e) Pencahayaan
Salah satu syarat rumah sehat adalah tersedianya cahaya yang cukup.
Karena suatu rumah atau ruangan yang tidak mempunyai cahaya dapat

15
mendatangkan penyakit. Sekalipun yang sering dipergunakan untuk
membunuh bakteri ataupun penyembuhan penyakit adalah cahaya
dengan gelombang di bawah 4000A seperti sina X serta sinar ultra
violet, bukan berarti sinar yang tampak oleh mata seperti sinar
matahari tidak mempunyai efek membunuh bakteri. Telah dapat di
buktikan bahwa banyak jenis parasit dapat di matikan jika parasit
tersebut mendapat sinar mtahari secara langsung, seperti kuman TB.
2. Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat
kesehatanmasyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada
perilaku manusia itu sendiri, seperti sikap dan gaya hidup.
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan
sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan
terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan
masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.Ketersediaan fasilitas
dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak.Yang kedua
adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi
masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan
serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
4. Keturunan
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri
manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit
keturunan seperti diabetes melitus dan asma bronchial.
Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan
dengan derajat kesehatan, yaitu :

16
1. Life spanyaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau
dapat juga dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan
karena mati tua.
2. Disease or infirmity yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan
anatomisdari masyarakat.
3. Discomfort or ilness yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan
somatik, kejiwaan maupun sosial dari dirinya.
4. Disability or incapacity yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
masyarakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan
sosialnya karena sakit.
5. Participation in health care yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan
sehat.
6. Health behavioryaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota
masyarakat secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.13
7. Ecologic behaviour yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan,
spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem.
8. Interpersonal relationship yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat
terhadap sesamanya.
9. Social behaviour yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya,
keluarga, komunitas dan bangsanya.
10. Interpersonal relationship yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat
terhadap sesamanya.
11. Reserve or positive health yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap
penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-
tekanan somatik, kejiwaan, dan sosial.
12. External satisfaction yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap
lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi,
transportasi.
13. Internal satisfaction yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh
aspek kehidupan dirinya sendiri.

17
Gambar 2.2 Kerangka Teori HL-BLUM
Faktor lingkungan dipengaruhi oleh wilayah tempat tinggal keluarga
binaan berada di pesisir pantai dan pengetahuan warga terhadap hipertensi
rendah . Faktor perilaku dipenggaruhi oleh pola makanan anggota keluarga
binaan tinggi garam, gaya hidup anggota keluarga binaan jarang berolahraga
dan terdapat anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok. Faktor
herediter dipenggaruhi oleh terdapat riwayat keluarga hipertensi pada
keluarga binaan.Faktor pelayanan kesehatan dipenggaruhi oleh kurangnya
penyuluhan pada keluarga binaan.
D. PMPK (Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan)
Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan adalah dua hal yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan merupakan hal utama
yang utama dari proses berpikir.
1. Pengertian PMPK
a. Pemecahan Masalah
Kepner-Tregoe melihat pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan melalui suatu langkah dalam proses yang rasional.
Adapun langkah dalam pemecahan masalah dapat diartikan sebagai
suatu proses dari mengamati dan pengenalan serta usaha mengurangi
perbedaan antara situasi sekarang dengan yang akan datang.

18
b. Pengambilan Keputusan
Keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari
dua atau lebih alternatif/kemungkinan. Walaupun keputusan biasa
dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara
keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata
karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk
pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat
perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada
kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir
dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan
keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri
aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan
bijaksana.
Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah
kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang
terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain
dikesampingkan.
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif
cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses
tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.
Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali
kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat.
Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan,
mendorong lahirnya gerakan dan perubahan.
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih
tindakan dari beberapa alternatif untuk mencapai tujuan/sasaran
(proses mengakhiri suatu masalah).Oleh karena itu Pemecahan
Masalah dan Pengambilan Keputusan dapat diartikan sebagai suatu
proses identifikasi, mencari penyebab, pemilihan alternatif dan
mengantisipasi hambatan yang mungkin menghalangi terlaksananya
keputusan.Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memberikan

19
gambaran secara teoritis dan realistis, bagaimana cara membuat
suatu keputusan.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Pandangan dalam pencapaian proses mencapai suatu keputusan
organisasi yaitu :
Optimasi
Di sini seorang eksekutif yang penuh keyakinan berusaha
menyusun alternatif-alternatif, memperhitungkan untung rugi dari
setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Sesudah itu
memperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kejadian
ke depan, mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu
terhadap alternatif-alternatif yang telah dirumuskan dan kemudian
menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai dengan prioritas
lalu dibuat keputusan. Keputusan yang dibuat dianggap optimal
karena setidaknya telah memperhitungkan semua faktor yang
berkaitan dengan keputusan tersebut.
3. Unsur Prosedur Keputusan
Suatu keputusan ada unsur prosedur, yaitu pertama pembuatan
keputusan mengidentifikasikan masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan
khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mengakhiri proses itu dengan
menetapkan pilihan bertindak. Jadi suatu keputusan sebenarnya
didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values).Keduanya sangat
penting tetapi tampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam
menyehatkan keputusan suatu organisasi.
4. Alternatif dan Konsekuensi Keputusan
Dapat dikatakan bahwa setiap keputusan bertolak dari beberapa
kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa
konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, menurut Simon, sejumlah alternatif
itu berbeda satu sama lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-
konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada

20
alternatif itu harus dapat memberikan kebahagiaan atau kepuasan karena
merupakan salah satu aspek paling penting dalam keputusan.
5. Tingkat-Tingkat Keputusan
Brinckloe menawarkan bahwa ada empat tingkat keputusan yaitu
(a) automatic decisions, (b) expected information decisions, (c) factor
weighting decisions dan (d) dual uncertainty decisions.
a. Keputusan otomatis (outomatic decisions), keputusan yang dibuat
dengan sangat sederhana, meski sederhana informasi tetap
diperlukan.
b. Keputusan berdasar informasi yang diharapkan (Expected
information decision), tingkat informasi mulai sedikit kompleks
artinya informasi yang ada sudah memberi aba-aba untuk mengambil
keputusan. Tetapi keputusan belum segera diambil karena informasi
tersebut perlu dipelajari.
c. Keputusan berdasar berbagai pertimbangan (factor weighting
decisions), informasi-informasi yang telah dikumpulkan dianalisis,
lalu dipertimbang kan dan diperhitungkan sebelum keputusan
diambil.14
6. Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a. Brainstorming
Jika sekelompok orang dalam suatu organisasi menghadapi
suatu situasi problematic yang tidak terlalu rumit, dan dapat
diidentifikasikan secara spesifik mereka mengadakan diskusi dimana
setiap orang yang terlibat diharapkan turut serta memberikan
pandangannya.Pada akhir diskusi berbagai pandangan yang
dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok mencapai suatu
kesepakatan tentang cara-cara yang hendak ditempuh dalam
mengatasi situasi problematic yang dihadapi. Penting diperhatikan
dalam teknik ini yaitu :
1) Gagasan yang aneh dan tidak masuk akal sekalipun dicatat
secara teliti.

21
2) Mengemukakan sebanyak mungkin pendapat dan gagasan
karena kuantitas pandanganlah yang lebih diutamakan meskipun
aspek kualitas tidak diabaikan.
3) Pemimpin diskusi diharapkan tidak melakukan penilaian atas
sesuatu pendapat atau gagasan yang dilontarkan, dan peserta lain
diharapkan tidak menilai pendapat atau gagasan anggota
kelompok lainnya.
4) Para peserta diharapkan dapat memberikan sanggahan pendapat
atau gagasan yang telah dikemukakan oleh orang lain.
5) Semua pendapat atau gagasan yang dikemukakan kemudian
dibahas hingga kelompok tiba pada suatu sintesis pendapat yang
kemudian dituangkan dalam bentuk keputusan.
7. Penyelesaian Masalah dan Pengambilan Keputusan
Sering kali orang sulit membedakan antara penyelesaian masalah
dan pengambilan keputusan. Bila dilihat dari sudut prosesnya sulit
dibedakan karena keduanya menggunakan langkah-langkah proses yang
mirip. Perbedaan diantara keduanya terletak pada hasilnya.Penyelesaian
masalah adalah pemikiran yang akhirnya bermuara pada hasil berupa
penyelesaian kesenjangan antara performance yang diinginkan dan
performance yang menjadi kenyataan.Sering juga disebut perbedaan
antara das sollen dan das sein. Dalam istilah Downs, perbedaan antara
kenyataan yang ada dan kenyataan yang diinginkan disebut kesenjangan
kinerja (performance gap).
E. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
1. Definisi
Pengertian PHBS Perilaku Hidup Sehat dan Sehat (PHBS) adalah
sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok
atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
dengan demikian PHBS mencakup beratus-ratus bahkan beribu-ribu

22
perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dibidang pencegahan
dan penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus
dipraktekkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolahan air
minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggukan air bersih,
menggunakan jamban sehat, pengelolahan limbah cair yang memenuhi
syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan
dan lain-lain. Dibidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
harus dipraktekkan perilaku meminta pertolongan meminta pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan,
mengimunisasi lengkap bayi, menjadi aseptor keluarga berencana dan
lain-lain.Dibidang gizi dan farmasi harus dipraktekkan perilaku makan
dengan giji seimbang, minum tablet tambah darah selama hamil,
memberi bayi ASI esklusif, mengkonsumsi garam beryodium danlain-
lain. Sedangkan dibidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktekkan
perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif
mengurus dan atau memanfaatkan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat atau (UKBM), memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas
pelayan kesehatan lain dan lain-lain.
2. Manfaat PHBS
Keluarga yang melaksanakan PHBS maka setiap rumah tangga
akan meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tannga
tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga.
Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya
yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya
investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat
meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu indikator
menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di bidang
kesehatan adalah pelaksanaan PHBS. PHBS juga bermanfaat untuk
meningkatkan citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan, sehingga
dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain. 15

23
Perilaku hidup bersih dan sehat sangat bermanfaat bagi
keberlangsungan hidup suatu rumah tangga. Manfaat rumah tangga ber-
PHBS adalah:
a. Bagi Rumah Tangga
1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas
3) Anggota keluarga giat bekerja
4) Pengeluaran rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah
pendapatan keluarga.
b. Bagi Masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-
masalah kesehatan
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu
bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memeberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk
mencapai Rumah Tangga ber PHBS. Rumah tangga yang ber-PHBS
adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi ASI ekslusif
c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat

24
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
j. Tidak merokok di dalam rumah.
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu:
a. Pasangan Usia Subur
b. Ibu Hamil dan Menyusui
c. Anak dan Remaja
d. Usia lanjut
e. Pengasuh Anak
F. Tuberkulosis
1. Definisi
Tuberkolosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar
disebabkan kuman mycrobakterium tuberculosis. Siapa saja dapat
terserang basil tuberkulosis. Mulai dari balita hingga usia lanjut.
Namun, tidak semua kelompok umur mudah terserang, jika badannya
kuat, jika daya tahan tubuhnya kuat, mungkin dapat terhindar dari
penyakit TB.
TB paru pada manusia dapat dijumpai dalam dua bentuk, yaitu :
a. Tuberkulosis primer : bila penyakit terjadi pada infeksi pertama
kali.
b. Tuberkulosis paska primer : bila penyakit timbul setelah beberapa
waktu seseorang terkena infeksi dan sembuh.TB ini merupakan
bentuk yang paling sering ditemukan. Dengan terdapatnya kuman
dalam dahak, penderita merupakan sumber penularan.
2. Etiologi TB
Etilogi penyebab tuberkulosis paru adalah kuman tahan
asammycrobakterium tuberculosis, sangat jarang oleh M.Bovis
dan M.Atipik.
Penyebab penyakit tuberculosis adalah bakteri
Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis.Kuman

25
tersebut mempunyai ukuran 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron dengan
bentuk batang tipis, lurus atau agak bengkok, bergranula atau tidak
mempunyai selubung, tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang
terdiri dari lipoid (terutama asam mikoat).
3. Patofisiologi
A. Tuberkulosis Paru
Implantasi kuman terjadi pada respiratory bronchial atau
alveoli yang selanjutanya akan berkembang sebagai berikut:
a. Fokus primer-kompleks primer-sembuh pada sebagian besar
atau meluas-tuberkulosis primer.
b. Dari komplekas primer yang sembuh terjadi reaktifasi kuman
yang tadinya dormant pada fokus primer, reinfeksi endogen –
tuberkulosis paska primer penyebaran kuman dalam tubuh
penderita dapat melalui empat cara,yaitu:
c. Lesi yang meluas
d. Saluran limfa (limfogen)
e. Melalui aliran darah yang dapat menimbulkan lesi tuberkulosis
ekstra paru.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam
a. Tuberkulosis Paru BTA (+)
1. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS
hasilnya BTA (+).
2. 1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen dada
menunjukan gambaran tuberculosis aktif.
b. Tuberkulosis Paru BTA (-)
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-)
dan foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberculosis
aktif.TBC Paru BTA (-), rontgen (+) dibagi berdasarkan
tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan.
Bentuk berat bila gambaran foto rontgan dada memperlihatkan
gambaran kerusakan paru yang luas

26
B. Tuberculosis Ekstra Paru
TBC ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan
penyakitnya, yaitu :
1. TBC ekstra-paru ringan
Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa
unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan
kelenjar adrenal.
2. TBC ekstra-paru berat
Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis,
pleuritis eksudativa duplex, TBC tulang belakang, TBC usus,
TBC saluran kencing dan alat kelamin.
4. Gejala TB
a. Gejala Respiratorik
1. Batuk-batuk lama lebih dari 3 minggu.
2. Dahak yang mukoid sampai mukopurulan.
3. Nyeri dada, sampai batuk darah.
4. Sesak nafas (bila ada tanda-tanda penyebaran kerongga lain)
b. Gejala Sistemik
1. Malaise, anoreksia, BB menurun, keringat malam.
2. Akut : demam tinggi, seperti flu, menggigil.
3. Millier : demam acut, sesak nafas, sianosis.
5. Cara Penularan TB
Penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis ditularkan melalui udara (droplet nuclet)
saat seorang pasien TBC batukdan percikan ludah yang mengandung
bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas.
Risiko tertinggi berkembangnya penyakit yaitu pada anak
berusia dibawah 3 tahun, risiko rendah pada masa kanak-kanak, dan
meningkat lagi pada masa remaja, dewasa muda, dan usia lanjut.
Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan
menyebar kebagian tubuh lain melalui peredarandarah, pembuluh

27
limfe, atau langsung ke organ terdekatnya. Setiap satu BTA positif
akan menularkan kepada 10-15 orang lainnya, sehingga kemungkinan
setiap kontak untuk tertular TBC adalah 17%. Seorang penderita
dengan BTA (+) yang derajat positifnya tinggi berpotensi menularkan
penyakitini.Sebaliknya, penderitadengan BTA (-) dianggap tidak
menularkan.
Penularan TBC mudah terjadi di lingkungan yang
kumuh.Penularan antar-anggota keluarga.Dapat pula antar tetangga,
dan di antara anak-anak sekolah.Mungkin juga dilingkungan
kerja.Semua orang yang keadaan tubuhnya lemah, semua orang yang
kurang gizi, kurang protein, kurang darah, dan kurang beristirahat juga
mudah tertular.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
b. Kultur dahak
c. Pemeriksaan Radiografi
d. Pemeriksaan dahak; lekosit, bakteri, dan adanya darah
7. Pencegahan TB
Penyakit TB dapat dicegah melalui:
a. Jika batuk mulut dututp dengan saput tangan
b. Dahak ditampung ditempat kemudian di beri lysol atau
pembunuh kuman
c. Anggota keluarga atau orang yang bergaul dengan penderita,
sebaiknya memeriksakan diri ke laboratorium
d. Pada bayi yang lupa diimunisasi BCG secara dini dilakukan
pengobatan dan memeriksakan kesehatnannya bila batuk lebih
dari 2 minggu
e. Ventilasi rumah harus ada dan sinar matahari dapat masuk
keruangan, terutama pada pagi hari, sehingga dapat membunuh
kuman TBC

28
f. Meningkatkan daya tahan tubuh , dengan memeakan makanan
yang bergizi
g. Tidak meludah disembarang tempat
h. Memperbaiki asupan gizi dengan 4 sehat 5 sempurna
i. Cukup tidur
j. Olahraga teratur
k. Sterilisasi dahak, sprei, sarung bantal dengan memanfaatkan
sinar matahari, karena kuman TBC mati dalam waktu 5 menit
l. Menghilangkan kebiasaan merokok dan minum-minuman
beralkohol
8. Cara Pengobatan Diare
Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses
yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau
bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total
pabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang
diberikan oleh dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan
gizi yang cukup baik. Selam proses pengobatan untuk mengetahui
perkembangannya yang lebih baik maka disarankan pada penderita
untuk menjalani pemeriksaan baik darah , sputum, urin, dan X-ray atau
rontgen setiap 3 bulannya.
Adapun obat-obatan yang umumnya diberikan pada pengobatan
dasar bagi penderita TBC adalah:
a. Isoniazid
b. Rifampicin
c. Namun karena kemungkinan resestensi dengan kedua obat
tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan
obat yang dikenal “Triple Drug” seperti: Pyrazinamide,
Streptomycin sulfate atau ethambutol HCL
G. Kerangka Teori

Predisposing factors: Enabling factors: Reinforcing factors:


 Pengetahuan tentang  Petuas kesehatan  Sikap dan perilaku
TB  Jarak rumah ke tempat petugas
 Sikap responden pelayanan kesehatan  Anggota keluarga
tentang TB  29
Ketersediaan obat TB yang menderita TB
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

30
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Praktik Belajar Lapangan dengan
menggunakan pendekatan cross-sectional.
B. Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Kelurahan Purwoyoso Kota Semarang. Kegiatan
dilakukan selama 2 minggu dari tanggal 29 Januari sampai 9 Februari 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga Kelurahan Purwoyoso.
2. Sampel
Anggota Keluarga di wilayah kerja Kelurahan Purwoyoso yang
memenuhi kriteria Penelitian:
a. Kriteria Inklusi :
1) Penghuni rumah merupakan warga RW 12
2) Penghuni rumah merupakan warga RW 13
3) Penghuni rumah menyutujui untuk diwawancarai
b. Kriteria Eksklusi :
Anggota keluarga tidak kooperatif.
c. Sampling
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random
sampling.
d. Besar Sampel
Besar Sampel di tentukan dengan rumus Slovin
N 1646 1646
n= = = =94
2 2
1+ N e 1+(1646.0,1 ) 17.46

Keterangan :
n = Besar sampel

31
N = Besar populasi = 1646
e = Batas toleransi kesalahan = 10% = 0,1
D. Analisis data
Analisis univariat ,
Analisis univariat dilakukan dengan tujuan melihat gambaran distribusi
frekuensi dan proporsi dari masing – masing variabel, yaitu jenis kelamin,
usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap, tindakan,
dinding rumah, lantai rumah, cahaya masuk ke rumah, lama penyinaran,
cahaya masuk ruang tidur, sanitasi, media perantaara, luas ruang tamu,
jumlah penghuni, luas ventilasi rumah, luas ruang tidur, luas ventilasi ruang
tidur, jumlah penghuni ruang tidur, luas dapur, luas ventilasi dapur, diagnosis
TB, dicurigai TB
E. Instrumen Penelitian
1. Data Primer
Pengisian kuesioner dengan wawancara langsung dengan responden.
2. Data Sekunder
Data Monografi kelurahan Purwoyoso
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara.
Gambar 3.1 Prosedur Pengumpulan data

Wawancaraa
Mengajukan Perijinan Penarikan
dan pengisian Pengolahan data
di Kepala Kelurahan Kesimpulan
kuesioner

G. Cara Pengolahan Data


Data yang diperoleh diolah dengan program komputer. Tahap
pengolahan data :
1. Editing
Data yang diperoleh dilakukan editing (penyutingan) terlebih dahulu
untuk pengecekan data dan kelengkapan data.
2. Coding

32
Setelah di edit selanjutnya merubah data kualitatif (huruf) mejadi data
numerik (angka).
3. Data entry (memasukan data)
Memasukan data yang sudah diperoleh ke program computer.
4. Cleaning (membersihkan data)
Setelah data sudah dimasukan lalu di lakukan pembersihan terhadap
kesalahan data, ketidaklengkapan data, kemudian dikoreksi.

DAFTAR PUSTAKA

33
1. Menteri Kesehatan. Permenkes no. 75 tahun 2014. Jakarta: Menteri
Kesehatan Repubik Indonesia. 2014
2. Depkes RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta:
Depkes RI. 2016. Hal : 3-47
3. Bahar, A. Tuberkulosis Paru: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2000. Hal:715 - 727
4. World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2015.
Switzerland. 2015.
5. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun
2016. Semarang : Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2016

34

Anda mungkin juga menyukai