Konsep Diri
Konsep Diri
TEORI
A. Konsep Diri
tidak dapat dihindari. Pada umumnya, secara harfiah orang akan berpusat
pada dirinya sendiri. Sehingga self (diri) adalah pusat dari dunia sosial
setiap orang. Sementara, seperti yang telah kita ketahui, faktor genetik
memainkan sebuah peran terhadap identitas diri atau konsep diri. Yang
sebagian besar didasari pada interaksi dengan orang lain yang dipelajari
perceptions of our selves that we have derived from experiences and our
interaction with other”. Jadi konsep diri adalah pandangan dan perasaan
tentang diri. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi , sosial dan
fisik. Konsep ini bukan hanya gambaran deskripstif, tetapi juga penilaian
tentang diri. Jadi konsep diri meliputi apa yang dipikirkan dan apa yang
1
Rahmat.J, psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007,hlm 99-100
14
Menurut Hurlock konsep diri ialah konsep seseorang dari siapa dan
apa dia itu. Konsep ini merupakan bayangan cermin, ditentukan sebagian
besar oleh peran dan hubungan orang lain, apa yang kiranya reaksi orang
ditanamkan pada saat- saat dini kehidupan anak menjadi dasar yang
Rogers (1997) adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang didasari dan
yang bukan aku. Untuk menunjukkan apakah konsep diri yang konkret
sesuai atau terpisah dari perasaan dan pengalaman organismik. Konsep diri
2
Hurlock. B, “psikologi Perkembangan Anak Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2005. hlm 237
15
merupakan pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa
kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita,
melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai
siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Kita
mencintai diri kita bila kita telah dicintai orang lain dan kita percaya diri
bahwa konsep diri merupakan keseluruhan yang dirasa dan diyakini benar
oleh seseorang mengenai dirinya sebagai individu, ego, dan hal hal yang
individu tentang atribut atau cita – cita yang dimilikinya (Brehm dan
kesimpulan bahwa konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri
kita, apa dan bagaimana diri kita. Pandangan tersebut mulai dari identitas
diri, cita diri, harga diri, ideal diri gambaran diri serta peran diri kita, yang
lain.(lingkungan saya) .
3
Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001,
halm:70
4
Dayakisni & Hudaniyah, Psikologi Sosial edisi revisi, Malang:UMM Press, 2003, hlm: 65
16
2. Aspek Aspek Konsep Diri
Menurut Agoes Dariyo (2007), konsep diri bersifat multi aspek yaitu
meliputi :
1. Aspek Fisiologis
seperti warna kulit, bentuk, berat atau tinggi badan, raut muka,
menilai diri sendiri, demikian pula tak dipungkiri orang lain pun
lain.
2. Aspek Psikologis
kemampuan konsentrasi)
17
intelegensi sebagai” intelek plus penetahuan (Henmon). Teknik
lincah
yang baru.
5
Rahmat.J, psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007,hlm 160
18
Cleary motivated behavior, artinya tingkah laku yang
19
adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang.
bakat intelektual dan umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat
khusus disebut juga talent. Ada faktor faktor lain yang ikut menentukan
sejauh mana bakat seseorang dapat terwujud. Faktor faktor itu sebagian
taraf sosial ekonomi orang tua, tempat tinggal, di daerah perkotaan atau di
dalam diri orang itu sendiri, seperti minatnya terhadap suatu bidang,
dalam sala satu bidang, apakah itu bidang sastra, matematika, atau seni,
6
Rahmat.J, psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007,hlm 180-181
20
Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang sulit, yang
Mempunyai inisiatif
kesalahan)
21
dan berani mempertahankan pendapat menjadi
keyakinan)
tingkah laku.
jenjang, yaitu:
aktif”
resilliensi).
22
Dalam istilah sehari-hari konasi disebut juga dengan
yang kita gunakan dalam istilah itu sebagai suatu tenaga atau suatu
sesuatu
Ciri-ciri Hasrat
manusia.
23
menghindari sesuatu yang dianggap tidak mempunyai harga atau
guna baginya.
dan perasaan(emosi).
diri sendiri, dan sarat akan potensi. Dapat dianggap sebagai konsep
optimal –
24
3. Aspek Psiko- sosiologis
sosialnya.
acuh tak acuh, tidak memiliki empati pada orang lain, tidak
25
(kurang) ramah, kurang peduli terhadap perasaan dan nasib orang
lain, dan jarang atau bahkan tidak pernah melibatkan diri dalam
aktivitas-aktivitas sosial.
dengan nilai nilai dan ajaran agama. Aspek spiritual disebut juga
dengan Tuhan.
nilai- nilai etika dan moralitas. Oleh karena itu, proses penghayatan
orang lain. 7
7
Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama (psikologi Atitama) Refika
Aditama, Bandung, 2007, hlm : 202
26
terkait dengan relasi personalnya dengan Tuhan, dan segala hal
percaya dan berpegang teguh pada nilai-nilai moral etik, baik yang
8
Sobur.Alex, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, Pustaka Setia, Bandung, 2003, hlm: 445
27
a) Aspek fisik
b) Aspek Psikologis
orang lain.9
a) Usia Kematangan
b) Penampilan Diri
9
Hurlock, B, Psikologi Perkembangan Anak Jilid 2,Erlangga, Jakarta,2005,Hlm: 58
28
fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri
c) Kepatutan Seks
e) Hubungan Keluarga
29
g) Kreativitas
h) Cita –cita
yang baik. 10
a) Orang lain
10
Hurlock, B, psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang Rentang
30
lain selalu meremehkan, menyalahkan dan menolak kita,
31
orang akan mengarahkan perilakunya dan penyesuaikan
a) Jenis Kelamin
kelamin.
b) Harapan – harapan
c) Suku Bangsa
yang negatif.
11
Rahmat J, Psikologi komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandug, 2007,hlm 100-104
32
d) Nama dan Pakaian
sendiri. 12
12
Gunarsah, Singgih, Psikologi Praktis: Anak, remaja, dan keluarga,,Gunung Mulia, Jakarta,
2001,hlm 242-246
33
Adapun komponen afektif (self esteem) merupakan penilaian
masa yang akan datang, rasa bangga atau rasa malu. Komponen ini
13
Rahmat J,Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm 105
34
meliputi keyakinan, nilai, aspirasi, dan komitmen yang
membentuk dirinya. 14
yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif
muncul. Selain itu akan membawa dampak positif pula pada orang
yang kuat
14
Hurlock, B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,
Erlangga.Jakarta,1980, hlm: 238
15
Rahmat. J, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007,hlm:103
35
2. Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa
kemunduran
bernilai bagi orang lain, paling tidak bagi orang yang sangat
11. Peka pada kebutuhan orang lain, kebiasaan sosial yang telah
36
bersenang- senang dan mengorbankan orang lain (Rakhmat,
2007)16
perhatiannya.
c) Sikap Hiperkritis
16
Rahmat. J, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007,hlm:104
37
pernah terjalin persahabatan yang akrab dan tidak akan
merugikan dirinya.17
terbentuk dalam waktu yang lama, dan pembentukan ini tidak bisa
banyak diterima dari konsep diri primer. Hubungan yang luas yang
17
Rahmat. J, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007,hlm:104
38
konsep diri yang baru dan berbeda dari apa yang sudah terbentuk
sekunder.
individu satu dan individu lain, antara individu dan kelompok, atau
konsep diri yang baik maka individu akan mengenal dirinya dengan
18
Sobur,Alex. Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah, Pustaka Setia, Bandung, 2003, hlm : 503-506
39
Maksud ayat di atas adalah bahwa sejak awal manusia
kepada –Nya. Konsep diri tersebut merupakan konsep diri yang ideal
karena dengan hal tersebut manusia akan selalu berhati hati dalam
kepada Allah.19
B. Prokrastinasi akademik
1. Pengertian Prokrastinasi
waktu dengan teman atau pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitu
19
Aziz A, Psikologi Agama, Kepribadian Muslim Pancasila, Sinar Baru, Bandung. 1991 hlm :70
20
Ghufron,M Nur& Rini S 2010. Teori- teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruz Media, hlm :151
40
penting daripada menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan dengan
bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang
dilakukan. Hal ini terjadi karena perasaan takut gagal, dan pandangan
21
Ghufron,M Nur& Rini S 2010. Teori- teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruz Media, hlm :152
22
Ibid., hlm. 153.
41
yang dilakukan sudah menjadi respon tetap yang dilakukan
tidak langsung.
23
Ghufron,M Nur& Rini S 2010. Teori- teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruz Media, hlm :154
24
Ibid, hal : 154
42
suatu bentuk koping yang digunakan untuk menyesuaikan
43
bermanfaat ( sebagai tugas yang primer). Akan tetapi,
25
Ibid, hal: 153
44
akhirnya, pengertian prokrastinasi dibatasi sebagai suatu
prokrastinasi akademik 26
26
Ghufron,M Nur& Rini S 2010. Teori- teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruz Media, hlm :157
45
Solomon dan Rothblum (1984) dalam bukunya Nur
yang diwajibkan
sbagainya.
27
Ibid,
28
Ghufron,M Nur& Rini S 2010. Teori- teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruz Media, hlm :157
46
3. Ciri – Ciri Prokrastinasi Akademik
47
tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang
48
nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan
diselesaikannya. 29
akademik,antara lain:
29
Ghufron,M Nur& Rini S 2010. Teori- teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruz Media, hlm :158
49
sering terdapat pikiran – pikiran yang irasional yang
dimiliki seseorang.
50
kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis
2) Kondisi Lingkungan
seseorang
51
untuk menunda penyelesaian tugas.
percaya diri yang rendah, menganggap diri terlalu sibuk jika harus
melakukan tugas, keras kepala dalam arti menganggap orang lain tidak
30
Ghufron,M Nur& Rini S 2010. Teori- teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruz Media, hlm :163
52
Karakteristik individu yang melakukan prokrastinasi
tidak berfikir tugas dapat berjalan dengan baik tetapi tidak takut
yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Faktor tersebut dapat
53
amal soleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
yang sesuai dengan Q.S an- Nisa’ ayat 142 yang artinya:
Alloh adalah sholat tepat pada waktunya yang terdapat pada Q.S
54
Beberapa penjelasan pada ayat ayat Al- Qur’an dan hadist
tersebut bisa dikerjakan lain hari atau lain waktu. Padahal dengan
Menurut Hurlock konsep diri ialah konsep seseorang dari siapa dan
apa dia itu. Konsep ini merupakan bayangan cermin, ditentukan sebagian
besar oleh peran dan hubungan orang lain, apa yang kiranya reaksi orang
31
HayyinaH 2004, religiusitas dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Psikologika No 17
hlm: 35
55
mungkin saja muncul, selain itu akan membawa dampak positif pula pada
mereka akan mengikuti kegiatan dengan baik sesuai dengan aturan yang
juga sama dengan halnya kegiatan di pesantren, siswi dituntut untuk dapat
dalamnya.
56
indikator yang tentu dapat diamati ciri cirinya yaitu antara laiin:
prokrastinasi akademik tentu akan sangat minim dan jarang dilakukan oleh
yang positif salah satunya yakni mampu menikmati dirinya secara utuh
memiliki konsep diri yang baik, akan dapat menikmati dan menempatakan
tugas, demikian juga konsep diri juga merupakan faktor ynag terdapat
kegiatan akan dijadwal dan diaturkan oleh pihak pesantren, siswi atau
misalnya trait kemampuan sosial yang tercermin dalam self regulation dan
57
tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial. Kondisi ini misalnya
akademik. Jadi semakin baik konsep diri seseorang, maka akan semakin
yang ada dalam diri individu. Faktor tersebut dapat memunculkan perilku
7. Hipotesis
prokastinasi akademik
akademik
58