Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

PEMBAHASAN

Upaya dan kebijakan pemerintah Indonesia mengenai pandemic covid-19


Wabah virus corona (covid-19) saat ini tidak hanya menjadi persolaan bangsa Indonesia, tapi sudah
menjadi persoalan global. Dampak dari pandemi corona ini merontokan sendi-sendi kehidupan, baik
dibidang ekonomi, sosial, dan budaya.

Sejak WHO menetapkan bahwa Covid-19 adalah pandemi, sejak itu pula negara-negara dibelahan dunia
dihantui kecemasan.

Pandemi sendiri mempuyai pengertian sebuah Epidemi yang telah menyebar ke beberapa negara atau
benua, dan umumnya banyak menjangkiti banyak orang.

Sementara Epidemi merupakan istilah yang digunakan untuk peningkatan jumlah kasus penyakit secara
tiba-tiba pada populasi daerah tertentu.

Teka-teki awal mula penyebaran virus corona atau COVID-19 hingga saat ini masih belum diketahui.
Sebelumnya virus ini diyakini muncul pada awal Desember 2019.

Namun, berdasarkan catatan pemerintah China, disebutkan pasien pertama yang terinfeksi virus corona
merupakan penduduk Hubei berusia 55 tahun. Pemerintah China saat itu, belum memiliki nama untuk
virus corona, mereka masih menyebut virus itu sebagai virus misterius.

Penyebaran infeksi virus corona secara global terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari
Worldometers, jumlah kasus virus corona atau Covid-19 telah mencapai 1.991.275 kasus hingga Rabu,
Tanggal 15 April 2020. Dari jumlah tersebut, sebanyak 467.074 pasien telah dinyatakan sembuh. Namun
jumlah korban jiwa akibat virus yang pertama kali disebut menyebar di Wuhan tersebut telah mencapai
125.951 jiwa.

Lalu, seberapa banyak virus corona ini memakan korban di negara China?.

Dikutip dari kompas, 15 April 2020, di negara China sendiri telah terjadi 1,9 Juta Kasus, 467.074 Sembuh,
125.951 meninggal dunia.

Saat ini Indonesia telah menjadi salahsatu negara Pandemi bahkan menuju Epidemi. Indonesia yang
semula diketahui warganya terjangkit akibat terkontaminasi virus dari negara lain, saat ini telah menuju
penularan berskala lokal.

Secara Nasional hingga per 14 April 2020, telah terjadi peningkatan kasus positif corona sebanyak 282
kasus baru. Sehingga, jumlah kasus positif totalnya ada 4.839 kasus. Untuk jumlah pasien yang sudah
sembuh 426 pasien. Untuk kematian akibat virus corona juga mengalami penambahan sebanyak 60 orang,
sehingga totalnya ada 459 pasien.

UPAYA PEMERINTAH

Pemeritah secara resmi menetapkan wabah virus corona (Covid-19) sebagai Bencana Nasional melalui
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Covid-19 Sebagai
Bencana Nasional.

Selayaknya UPAYA pemerintah secara utuh hadir untuk semua masyarakatnya lahir bathin tanpa
memandang kasta, dan tingkat ekonomi.

Dalam keadaan bencana, pemerintah diamanatkan oleh konstitusi harus mampu menjamin keselamatan
ataupun kelansungan hidup masyarakatnya ditengah bencana.

Untuk itu, pemerintah seyogyanya tidak berkutat denga kata "Miskin atau Kaya", tapi semestinya
memandang mampu dan ketidakmampuan atau berdaya dan ketidakberdayaan masyarakatnya atas
kelansungan hidup selama dan akibat dari bencana secara Nasional hingga tahap pemulihan setelah status
Bencana Nasional tersebut dicabut.

Banyak kalangan menilai, UPAYA pemerintah saat ini masih dianggap sebagai kata-kata manis ditengah
keterbatasan negara dalam memberikan jaminan kelangsungan hidup rakyatnya.

Keterbatasan tersebut seharusnya dikatakan dengan jujur kepada rakyat, agar rakyat juga semakin menjadi
menyadari betapa pentingnya arti kata-kata persatuan, kata-kata gotong royong, kata-kata yang kuat
membantu yang lemah, hingga kata-kata berat sama dipikul ringan sama dijinjing.

UPAYA pemerintah yang saat ini seakan-akan hadir untuk rakyat dengan beberapa program, diantaranya,
pembagian sembako, program prakerja, program PKH, dan lain-lain dianggap dan merupakan program
rutin tahunan dan merupakan janji politik yang memang harus ditunaikan, meskipun tanpa ada bencana.

Berikut beberapa paparan langkah dan upaya pemerintah terhadah civid-19 yang kami kutip
dalam laman kedutaan besar Republik Indonesia di Honai, Republik sosialis Vietnam

1.    Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, telah melakukan berbagai


langkah pencegahan masuknya COVID-19 ke wilayah Indonesia, yaitu:

 Menerbitkan surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota,
Rumah Sakit Rujukan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan (BTKL), untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
dalam menghadapi kemungkinan masuknya penyakit ini.
 Menempatkan 135 thermal scanner di seluruh bandar udara di Indnesia terutama yang
mempunyai penerbangan langsung dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
 Memberikan health alert card dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pada
penumpang.
 Menunjuk sedikitnya 100 Rumah Sakit Rujukan yang sebelumnya dipakai pada kasus
flu burung dan menyiapkan 21 kapsul evakuasi (meja dorong isolasi pasien) sebagai
langkah pencegahan.

2.    Kementerian Kesehatan membuka kontak layanan yang dapat diakses masyarakat untuk
mencari informasi perihal virus corona. Nomor layanan informasi yang dapat dihubungi
adalah 0215210411 dan +6281212123119.

3.    Pada 2 Februari 2020, Pemerintah Indonesia mengumumkan:

 Penundaan seluruh penerbangan dari dan ke RRT yang berlaku mulai 5 Februari 2020
pukul 00.00 WIB.
 Pelarangan seluruh orang masuk dan transit ke Indonesia apabila selama 14 hari
terakhir berada di RRT.
 Pencabutan sementara bebas visa dan visa on arrival untuk warga negara RRT.
 Penghentian sementara impor live animal dari RRT.

4.    Sebagai bentuk perlindungan, Pemri telah memulangkan WNI dari Provinsi Hubei, RRT,
pada 2 Februari 2020. Kepada para WNI tersebut telah diterapkan langkah-langkah sebagai
berikut:
 Memastikan ketersediaan dan akses terhadap logistic di Wuhan (sebelum dilakukan
evakuasi): karena adanya kebijakan karantina dari Pemerintah RRT, KBRI Beijing
telah mengirimkan bantuan dana kepada WNI yang sebagian besar merupakan
mahasiswa untuk keperluan membeli makanan dan logistic di Wuhan.
 Mengirimkan bantuan logistic dari Indonesia: BNPB melalui Kementerian Luar
Negeri dan KBRI Beijing telah mengirimkan 10.000 masker N-95 untuk WNI di
RRT.
 Melakukan penjemputan sukarela: 237 WNI dan 1 WNA yang berada di Provinsi
Hubei pada tanggal 1 – 2 Februari 2020.
 Sejak tanggal 2 Februari 2020, seluruh WNI bersama 5 tim aju dari KBRI Beijing
serta 42 anggota tim evakuasi menjalani observasi kesehatan selama 14 hari (masa
inkubasi virus) di Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad di Pulau Natuna.
 Pada 15 Februari 2020, seluruh WNI beserta tim evakuasi telah menyelesaikan masa
karantina observasi kesehatan dan dinyatakan sehat, bebas dari virus corona.

DAYA MASYARAKAT

Semua UPAYA yang saat ini sedang dilakukan pemerintah  melalui langkah-langkah pembatasan
sosial untuk membatasi penyebaran wabah virus menakutkan ini, tentulah akan berdampak kepada
DAYA masyarakat dalam mengikuti himbauan pemerintah. Mulai harus tetap di rumah, menjaga
jarak, hingga dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker.

Setiap aturan yang diterbitkan, pada umumnya ada dan akan menimbilkan konsekwensi dan sanksi
dari peraturan itu sendiri.
Dan masing-masing daerah menetapkan aturan berbeda-beda tergantung topografi dan karakter
masyarakatnya sendiri, hingga saksi yang berbeda pula.

Mari kita ambil contoh Kota Pekanbaru, Riau, yang menetapkan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) diterapkan demi memutus mata rantai penyebaran Covid 19 di Kota Bertuah. 

Tentunya dengan PSBB ini Pemko Pekanbaru sejatinya tidak ingin menambah tekanan sosial dan 
psikologis kepada masyarakat. Melainkan sebagai upaya untuk  memberi rasa aman kepada warga
akan bahaya Covid 19 yang sudah menelan ratusan jiwa.

Saat ini tingkat kesadaran masyarakat berangsur-angsur mulai terlihat dan semakin membaik.
Masyarakat mulai sadar setiap detik virus corona mengancam. Siapa saja bisa terpapar. Baik orang
miskin, kaya, pejabat maupun tidak pejabat.

Bagi masyarakat yang saat ini berkemampuam menghadapi bencana corona, lebih memilih stay at
home atau dirumah saja.

Lalu bagaimana DAYA masyarakat yang tidak berkemampuan saat bencana ini?.

Hanya ada dua pilhan. Pilihan "Simalakama". Bertahan dirumah dalam ketidakmampuan,
kelaparan, lalu terancam mati. Atau keluar rumah cari nafkah demi memenuhi kebutuhan
keluarga, terancam virus corona, lalu terancam mati.

Dalam menghadapi bencana ini  pemerintah mau tak mau harus seratus persen menjamin
keberlangsungan hidup semua rakyatnya tanpa memandang kasta dan tingkat ekonomi, agar
aturan yang dikeluarkan bisa secara optimal diikuti masyarakat. 
Equation 1 gambar terkai

t
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit
pada hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan Virus
Corona hingga saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus
Virus Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi
tidak sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus
dilakukan demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip Flu. kasusnya
dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember
2019.Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di
pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar
dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus
sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa
jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang
menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi
seperti ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang
tersebut, Virus Corona bukan kali ini saja memuat warga dunia panik.
Memiliki gejala yang sama-sama mirip Flu, Virus Corona berkembang cepat
hingga mengakibatkan infeks yang lebih parah dan gagal organ.
Polemik mengenai ada tidaknya Covid-19 di Indonesia akhirnya terjawab.
Pemerintah mengumumkan dua pasien pertama di Indonesia yang dinyatakan
positif Covid-19 pada 2 Maret 2020 dan bertambah menjadi 19 orang
(nasional.kompas. com, 9 Maret 2020). Menurut data Johns Hopkins CSSE,
jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia mencapai 118.745
kasus, penderita paling banyak berada di China, pusat penyebaran virus,
dengan 80.954 kasus (gisanddata. maps.arcgis.com, 11 Maret 2020). Pada era
keterbukaan informasi saat ini, berita tersebut membuat sebagian masyarakat
panik, karena belum ada obat Covid-19. Satusatunya cara menangkal virus
dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menghindari kontak
langsung dengan orang yang terjangkit Covid-19. Masyarakat merespons
pengumuman itu dengan melakukan panic buying di sejumlah pusat
perbelanjaan. Di pusat perbelanjaan Grand Lucky kawasan SCBD, Jakarta
Selatan misalnya, masyarakat memborong barang kebutuhan 19 Vol. XII,
No.5/I/Puslit/Maret/2020 pokok seperti mi instan, beras, dan minyak. Antrean
pengunjung juga terlihat di Superindo, Pulomas, Jakarta Timur, bahkan
pengunjung yang sudah kehabisan troli dan keranjang rela menunggu
pengunjung lain selesai berbelanja. Antrian pengunjung yang akan melakukan
pembayaran juga terjadi di kasir (industri.kontan.co.id, 2 Maret 2020).
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan

Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, kami menarik kesimpulan dan menjadikannya beberapa
poin, sebagai berikut :

 Aplikasikan bagaimana cara pencegahan penyebaran COVID-19 dalam kehidupan sehari-


hari.
 Hindari kontak langsung dengan orang lain, dan usahakan agar tidak keluar rumah kecuali di
saat yang genting.
 COVID-19 adalah virus yang merusak sistem pernapasan dan dapat menyebabkan beberapa
komplikasi akibat infeksinya hingga kematian.
 Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani selama masa pandemi wabah ini, karena yang
dibutuhkan adalah kuatnya sistem imun atau metabolisme tubuh dan dapat meningkatkan
imun denngan olahraga serta makan makanan yang sehat.
 DAFTAR PUSTAKA

SUMBER REFERENSI

https://kemlu.go.id/hanoi/id/news/5877/langkah-dan-upaya-pemerintah-indonesia-dalam-menangani-
dan-menghadapi-covid-19

http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-5-II-P3DI-Maret-2020-221.pdf

file:///C:/Users/User/ /MAKALAH%20CORONAVIRUS%20DISEASE%202019.pdf

Pustaka https://www.inews.id/lifestyle/health/3-saran-who-agar-tidak-cemas-hadapi-pandemicovid-19
https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/04/18/rangkaian-peristiwa-pertamacovid-19/
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200312075307-4-144247/who-nyatakanwabah-covid-19-
jadi-pandemi-apa-maksudnya https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus

Anda mungkin juga menyukai