Pada bagian bawah 2,5 cm di atas berbatasan dengan lambung terdapat otot
vaskuler esofagus yang berfungsi sebagai sfingter esofagus. Secara otomatis
sfingter esofagus menutup apabila gelombang peristaltik menelan berjalan
menuruni esofagus. Relaksasi reseptif isyarat dari nervus mesentrikus merelaksasi
sfingter esofagus ke bawah subelum gelombang peristaltik, sehingga makanan
yang ditelan mudah masuk lambung. Fungsi utama sfingter esofagus bawah
mencegah isi lambung naik lagi ke esofagus. Isi lambung sangat asam dan
mengandung enzim proteolitik. Esofagus tidak mampu menahan kerja pencernaan
sekret lambung dalam waktu lama.
Vena
1. Darah dari bagian esofagus dialirkan ke vena thyroidea inferior yang
kemudian menuju vena brachiocephalica dextra.
2. Darah dari bagian tengah esofagus dialirkan menuju vena azygos dan vena
hemiazygos.
3. Darah dari bagian bawah esofagus menuju vena gastrica sinistra yang
kemudian bermuara ke vena portae hepatis. Vena bagian ini penting
karena menghubungkan sistem peredaran darah vena portae hepatis
dengan sistem peredaran darah umum.
Varices esofagus
FISIOLOGI ESOFAGUS
a. Menelan
Menelan ketika suatu bolus, atau gumpalan makanan yang telah dikunyah atau
encer, secara sengaja didorong oleh lidah ke belakang lurus menuju laring,
merangsang reseptor reseptor tekanan yang merangsang impuls aferen ke pusat
menelan yang terletak di medula batang otak pusat menelan kemudian secara
refleks mengaktifkan dalam urutan yang sesuai otot-otot yang terlibat dalam
proses menelan, terjadi pengaktifan berbagai respons yang sangat terkoordinasi
dalam suatu pola tuntas atau gagal spesifik dalam suatu periode waktu. Menelan
dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai gerakan ini tidak bisa dihentikan
karena ada gerakan peristaltik.
1. Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak
masuk lagi ke mulut sewaktu menelan
3. Makanan di cegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan
erat oleh pita suara di pintu masuk laring atau glotis. Bagian pertama trakea
adalah laring atau voice box yang dilintangi oleh pita suara. sewaktu menelan pita
suara melakukan tugas yang tidak berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot otot
laring mendekatkan kedua pita suara satu sama lain sehingga pintu masuk glotis
tertutup. bolus juga mendorong suatu lipatan kecil jaringan tulang rawan epiglotis
kebelakang menutupi glotis sebagai proteksi tambahan agar makanan tidak masuk
ke saluran napas
4. Yang bersangkutan tidak melakukan upaya respirasi ketika saluran nafas secara
temporer tertutup sewaktu menelan karena pusat menelan menghambat pusat
pernafasan di dekatnya
Neurofisiologi Menelan
Proses menelan dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu fase oral fase faringeal dan
fase esopgageal
Fase oral
pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang
dilaksanakan oleh gigi geligi lidah alat oleh otot otot pipi dan saliva untuk
menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk
ditelan. Proses ini berlangsung secara sadar.
Fase Faringeal
fase yang dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus
palatoglosus)dan refleks menelan segera timbul
Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal
meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu
pembukaan sfingter esofagus bagian atas. bertambahnya volume bolus
menyebabkan lebih cepat nya waktu pergerakan pangkal lidah pergerakan palatum
mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Waktu
pharyngeal transit juga bertambah sesuai dengan umur.
Fase Esofageal
Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan
turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3 sampai 4 cm per detik. Fase ini
terdiri dari beberapa tahapan:
Esofagus dan gelombang ini bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal
esofagus
Dinding esofagus terdiri dari 4 lapisan yaitu
1. mukosa
terbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut ke faring bagian
atas dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung
yang sangat asam
2. sub mukosa
3. muskularis
otot bagian esofagus merupakan otot rangka sedangkan otot pada separuh bagian
bawah merupakan otot polos bagian yang di antaranya terdiri dari campuran
antara otot rangka dan otot polos
terdiri dari jaringan ikat yang jarang menghubungkan esofagus dengan struktur-
struktur yang berdekatan tidak adanya serosa mengakibatkan penyebaran sel-sel
tumor lebih cepat bila ada kanker esofagus dan kemungkinan bocor setelah
operasi lebih besar. persarafan utama esofagus dilakukan oleh serabut serabut
saraf simpatis dan parasimpatis dari sistem saraf otonom. Serabut-serabut
parasimpatis dibawa oleh nervus vagus yang dianggap merupakan saraf motorik
(selain di esofagus sekitar 30 mmhg), berbeda dengan bagian tengah esofagus
antara sfingter bagian atas dan bagian bawah yang normalnya tetap berelaksasi.
sewaktu gelombang peristaltik penelanan melewati esofagus relaksasi reseptif
akan merelaksasi sfingter esofagus bagian bawah mendahului gelombang
peristaltik dan mempermudah dorongan makanan yang ditelan ke dalam lambung.
sangat jarang, sfingter tidak berelaksasi dengan baik mengakibatkan keadaan yang
disebut akalasia
Mekanisme esofagitis
inflamasi Th2 pada eosinofilik esofagitis. Antigen dari makanan menginduksi sel
Th2 yang melepaskan IL-5 dan IL-13, dimana masing-masingnya mengaktifkan
eosinofil dan sel epitel esofagus. IL-13 menginduksi sel epitel untuk
menghasilkan eotaxin-3 (suatuchemoattractant eosinofil dan activating factor) dan
down-regulate fillagrin. IL-5 dan eotaxin-3 mengaktifkan eosinofil untuk
melepaskan Major Basic Protein (MBP) dan Eosinophil-derived
Neurotoxin(EDN), yang masing-masingnya mengaktifkan sel mast dan sel
dendritik, aktivasi sel mast berperan untuk terjadinya fibrosis. Eosinofil juga
memproduksi TGF-β, mengaktifkan sel-sel epitel dan menyebabkan hiperplasia,
fibrosis, dan dismotilitas. Berkurangnya produksi fillagrin dapat menghambat
fungsi barier esofagus dan mempertahankan proses ini dengan penyerapan antigen
makanan lokal. Variasi genetik yang mempengaruhi ekspresi dari pengaturan
molekul-molekul ini dapat berperan adanya risiko eosinofilik esofagitis.
Penanganan Esofagistis
1. Alergi
Jika esofagistis yang dapat dilakukan adalah pemberian obat atau
menghentikan mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu.Selain itu
juga dapat dilakukan dengan menghindari konsumsi makanan pedas, asam,
mentah atau yang memiliki tekstur keras
2. Efek samping konsumsi obat
Jika esofagistis terjadi yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi
lebih banyak air mineral, melarutkanobatdengan air sebelum diminum,
atau mengganti obatdengan obat sejenis yang berukuran lebih kecil.
3. Esofagus terlalu sempit sehingga makanan mudah menguap
Jika esofagistis terjadi karena esofagus terlalus empit, dokter akan
melakukan penanganan berupa pelebaran esofagus.
4. GERD
Penanganan atau pengobatan yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi
obat yang mengurangi asam, atau operasi (Fundoplication).
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.