Anda di halaman 1dari 16

a.

Kromatografi gas-cair (GLC) atau Kromatografi Gas (GC)


Keuntungan-keuntungan yang ditunjukkan oleh GLC :
1. Kecepatan :
a. Gas yang merupakan fasa bergerak sangat cepat mengada kan
kesetimbangan antara fasa bergerak dengan fasa diam.
b. Kecepatan gas yang tinggi dapat juga digunakan.Hingg a waktu
pemisahan sangat cepat (diukur dalam menit).

ANALIS KIMIA SMKN 1 BONTANG


2. Sederhana :
Alat GLC relatif sangat mudah dioperasikan. Interprestasi langsung
dari data yang diperoleh dapat dikerjakan. Harga dari alat GLC relatif
murah.
3. Sensitif :
GLC sangat sensitif. Alat yang paling sederhana dapat mendeteksi
konsentrasi dalam ukuran 0,01% (= 100 ppm). Alat -alat GLC yang
lebih rumit dapat mendeteksi senyawa yang Konsentrasirrya hanya
beberapa alat yang tertentu sekarang dapat dibuat dengan
kemampuan mendeteksi "parts per billion", hingga dalam jangkauan
pikogram = 10 g. Disebabkan sensitivitas yang tinggi dari GLC maka
hanya memerlukan sejumlah kecil dari cuplikan, biasanya dalam
ukuran mikroliter.
4. Pemisahan : (resolution = performance).
Dengan GLC memungkinkan untuk memisahkan moleku -molekul dari suatu
campuran, dimana hal ini tidak mungkin dipisahkan dengan cara-cara yang
lain.
Misalnya pemisahan metil ester-metil ester dari :
1. Asam stearat dengan ttd 232°C pada tekanan 15 mmHg CH3(CH,)t6
COOH.
2. Asam oleat dengan ttd 229°C pada tekanan 15 mm Hg CH3(CH,)7CH =
CH(CHZ)7COOH:
3. Asam linoleat dengan ttd 237°C pada tekanan I5 mm Hg CHj(CHZ)4 CH
= CH = CHCHZCH = CH (CH,)7COOH.
Senyawa-senyawa tersebut tak mungkin dipisahkan dengan cara distilasi
atau dengan ekstraksi, tetapi sangat mudah dipisahkan dengan GLC, yang
hanya membutuhkan waktu sekitar 23 menit.

5. Analisa dapat digunakan sebagai :


1. Analisa kualitatif yaitu dengan membandingkan waktu retensi.
2. Analisa kuantitatif yaitu dengan penghitungan luas puncak.
3. Alat GLC dapat dipakai dalam waktu yang lama dan berulang-ulang.

a. Prinsip Krimatografi Gas-Cair (GC)


ANALIS KIMIA SMKN 1 BONTANG
Prinsip kerja kromatografi gas adalah sampel (cuplikan/analit) diinjeksikan ke
dalam kolom dan diuapkan lalu dielusi oleh aliran gas inert (sebagai fasa
gerak). Pada kromatografi gas, fasa gerak tidak berinteraksi dengan molekul-
molekul analit. Fungsi fasa gerak, hanya berfungsi sebagai transpor analit atau
cuplikan untuk bergerak di sepanjang kolom. Proses pemisahan terjadi karena
perbedaan interaksi analit dengan fasa diam.

Aliran gas dari gas pengangkut akan membawa cuplikan yang telah teruapkan
masuk ke dalam kolom. Kolom akan memisahkan komponen-komponen dari
cuplikan. Kemudian komponen-komponen dideteksi oleh detektor, dan sinyal
dalam bentuk puncak akan dihasilkan oleh pencatat.

b. Bagian alat kromatografi gas

Injektor Detektor
(FID/TCD)

GC

Kolom

Oven
Gas

Gambar 1. Skema alat GC

Alat GLC atau GC terbentuk atas 7 bagian yang pokok seperti pada
gambar bagian-bagian alat berikut. Tujuh bagian pokok dari kromatografi
gas seperti pada gambar :
1. Silinder tempat gas pembawa/pengangkut
2. Pengatur aliran dan pengatur tekanan
3. Tempat injeksi cuplikan
4. Kolom
5. Detector
6. pencatat
7. Terminal untuk 3, 4 dan 5
Injektor Oven Detektor Rekorder

kolom
Pemasok Gas

Gas kromatografi terdiri dari :


Suatu aliran gas,
Suatu tempat injeksi,
Suatu kolom pemisah
Suatu detektor

Bagian-bagian dari kromatografi gas adalah :


(1) Gas pengangkut
Gas pengangkut (carrier gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi.
Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat
besar untuk digunakan secara Iansung.
Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan :
a. Harus inert, tidak bereaksi dengart cuplikan, cuplikan-pelarut, dan
material dalam kolom.
b. Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
c. Sesuai/cocok untuk detektor.
d. Harus mengurangi difusi gas.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon
dioksida dan hidrogen. Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah
terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati--
hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga C02.
Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh ditektor yang
digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan
keluaran dan pengukur tekanan. sebelum masuk ke kromatograf, (harusnya)
ada pengukur kecepatan aliran gas serta sistem penapis molekuler untuk
memisahkan air dan pengotor gas lainnya. Pada dasrnya kecepatan alir gas
diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse)
pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada kromatograf. Tekanan gas
masuk ke kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10 s.d 50
psi (di atas tekanan ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25 s.d 150
mL/menit pada kolom terpaket dan 1 s.d 25 mL/menit untuk kolom kapiler.

ANALIS KIMIA SMKN 1 BONTANG


(2). Pengatur aliran dan pengatur tekanan
Ini disebut pengatur atau pengurang Drager. Drager bekerja baik pada 2,5
atm, dan mengalirkan massa aliran dengan tetap. Tekanan lebih pada
tempat masuk dari kolom diperlukan untuk mengalirkan cuplikan masuk ke
dalam kolom. Ini disebabkan, kenyataan lubang akhir dari kolom biasanya
mempunyai tekanan atmosfir biasa. Juga oleh kenyataan bahwa suhu kolom
adalah tetap, yang diatur oleh thermostat, maka aliran gas tetap yang masuk
kolom akan tetap juga.
Demikian juga komponen-komponen akan dielusikan pada waktu yang tetap
yang disebut waktu penahanan (the retention time), tR. Karenakecepatan
gas tetap, maka komponen juga rncmpunyai volume karakteristik terhadap
gas pengangkut = volume penahanan (the retention volume), vr. Kecepatan
gas akan mempengaruhi effisiensi kolom.
Harga-harga yang umum untuk kecepatan gas untuk kolom yang memiliki
diameter luar.
1/4" O.D : kecepatan gas 75 ml/min
1/8" O.D : kecepatan gas 25 ml/min.
Kita akan meninjau bagaimana cara untuk mendapatkan harga kecepatan
aliran yang optimum untuk suatu pemisahan tertentu.

HETP

HTEP min

Kecepatan aliran optimum


Kecepatan aliran ml/min

(3). Tempat injeksi (The injection port)


Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fasa uap. Gas
dan uap dapat dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa
organik berbentuk cairan dan padatan. Hingga dengan demikian senyawa
yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini mem-
butuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom. Panas itu terdapat pada
tempat injeksi seperti pada gambar 2. bagan injektor.

Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu
dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini
adalah batiwa suhu tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih
campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita
tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka kita harus mencoba-
coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika puncak-
puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan pertama
terlalu rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi,
sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau peruraian dari
senyawa yang akan dianalisa.

Tempat injeksi (injektor):

Pengarah jarum
injektor
Septum
Baut Septum
Purge

Gas
pembawa
Split
Glass insert

Adaptor Kolom

Kolom GC Gambar 2. Bagan injektor GC

Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui


tempat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang
sering disebut "a gas tight syringe".

Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu


banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan
pada waktu kita mengandakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk
cairan seperti pada gambar 3.
Tempat injeksi (injektor):
Pengarah jarum Septum Syringe
Purge
Gas
injektor (10 L)
Split
pembawa
Baut Septum
Glass insert Untuk Untuk
Cairan gas
Adaptor Kolom

3. Bagan injektor GC
Kolom GC

(4). Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat
lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya
bentuk dari kolom adalah kumparan. Kolom selalu merupakan bentuk tabung.
Tabung ini dapat terbuat dari :
tembaga (murah dan mudah diperoleh)
plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
baja (stainless steel), (mahal)
alumunium
gelas
Perhatian : meskipun tembaga agak murah, tetapi tidak selalu dapat
digunakan karena kadang-kadang dapat menimbulkan serapan yang tidak
diinginkan atau dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa organik seperti
amina, asetilena, terpen dan stereoid.

Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom rnempunyai


berbagai ukuran, biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari
kolom gelas yaitu antara 0,3 mm hingga 5 min. kebanyakan kolorn yang
digunakan berupa staninles steel dengan diameter luar (OD) dari I/S atau 1/4
inch (0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC kolom diisi dengan penyerap (adsorbent),
sedangkan pada GLC kolom diisi dengan "solid support" (padatan pendukung)
yang diikat oleh fasa diam.
JENS KOLOM (FASA DIAM)

KOLOM KEMAS (PACKED) KOLOM KAPILER (CAPPILARY)

1–5m 15 – 30 m

LAPISAN
ADSORBEN FASA DIAM
(FS DIAM)

Gambar 4. Kolom GC

Pada GC, dikenal dua tipe kolom, yaitu kolom kemas (Packed) dan kolom
kapiler (tabung terbuka/cappilary).

1. Kolom Kemas (Packed)


Kolom kemas terbuat dari bahan gelas atau logam dengan ukuran diameter
dalam (ID, Internal Diameter) 1 s.d 8 mm, dan panjang antara 2 s.d 20 m.
Kolom kemas yang sering dijumpai memiliki nilai perbandingan volume fase
diam per volume fase gerak, V S/VM antara 15 s.d 20 dan terdiri dari 100 s.d
1000 plat teoritis per kaki (foot). Cukup banyak kolom terpaket yang memiliki
jumlah plat teoritis yang lebih tinggi. kolom terpaket yang baik memiliki jumlah
plat teoritis sampai 20.000 plat per kaki (1 foot = 12 inchi = 30,48 cm).

KOLOM KEMAS (PACKED)

 
 
 

Biasanya 1/8” diameter (3,2 mm O.D, 22 mm I.D),


Panjang 1 – 2 m

Kecepatan alir maksimum 1 mL/menit atau 8 cm/menit

2. Kolom Kapiler
Kolom kapiler dibagi menjadi 2 tipe dasar yaitu :
a. “Wall Coated Open Tubular – WCOT” : kolom kapiler yang dilapiskan
dengan lapisan tipis fasa diam. Bahan kolom adalah baja nirkarat,
aluminium, tembaga, plastik dan gelas. Kolom WCOT produk tahun
1990 an dibuat dari leburan silika yang disebut juga kolom FSOT – Fused
Silica Open Tubular Column) yang diperkuat dengan lapisan poli-amida di
bagian luarnya, bersifat sangat pleksibel sehingga dapat digulung
dengan diameter beberapa inchi. Kapasitas sampel sangat rendah
(<0,01µL).
b. “Support Coated Open Tubular – SCOT” : Permukaan dalam kapiler
dilapiskan dengan lapisan tipis (~30 µm) fasa pendukung, seperti tanah
diatome, grfit, oksida metal atau silikat. Tipe ini mampu menahan fasa
diam beberapa kali lebih banyak dari tipe WCOT sehingga kapasitas
sampelnya lebih besar. Secara umum efisiensi kolom SCOT lebih kecil
dari kolom WCOT tetapi lebih besar dari kolom terpaket.

KOLOM KAPILER
Fasa Diam Penyangga padat dilaPartikel fasa diam pisi fasa
Cair diam cairpadat

Dinding kolom

Wall-coated Support-coatedPorous-layer
open tubular open tubularopen tubular
column columncolumn
(WCOT) (SCOT)(PLOT)

Gambar 5. Jenis kolom kapiler

Kolom kapiler memiliki diameter dalam antara 0,3 – 0,5 mm, di bagian
dalam kolom dilapiskan dengan fasa diam cairan yang sangat tipi (~ 1
µm). Penurunan tekanan di dalam kolom kapiler bisa diabaikan,
sehingga bisa dibuat sangat panjang (lebih dari 100 m). Perbandingan
volume fasa diam VS.volume fasa gerak, VS/ Vm diantara 100-300,
sehingga sangat efisien. kolom kapiler dengan ratusan ribu jumlah pelat
teori juga sudah dibuat. kolom terbuat dari baja nirkarat, gelas, leburan
silika, atau teflon. Supaya bisa dimasukkan ke dalam oven, kolom
digulung dengan diameter gulungan antara 10 – 30 cm.

Isikolom
(a). Padatan pendukung.
Padatan pendukung berfungsi mengikat fasa diam. Kebanyakan zat ini
berupa tanah diatorne yang telah dipanaskan/dikeringkan. Pendukung ini
disebut "diatomite". Diatomite terdiri dari satuan ganggang bersel satu yang
disebut diatom yang pori-porinya sangat kecil. Luas permukaan dari struktur
berpori sekitar 20 m2/g. Luas permukaan yang besar ini d i b u t u h k a n u n
t u k mendistribusikanfasa diam yang bersifat cairan dalam GC.
Persyaratan dari padatan pendukung yang baik :
1. Inert (tidak menyerap cuplikan).
2. Kuat, stabil pada suhu-suhu yang tinggi.
3. Memiliki luas permukaan yang besar : 1 - 20 m2/g.
4. Perrnukaan yang teratur, ukuran yang sama; ukuran pori sekitar l ON
5. Harus mernpunyai tahanan yang rendah terhadap gas pengangkut.
Padatan pendukung yang biasa digunakan adalah kiesel guhr
(forementionned - diatomaceous earth). Nama dalam perdagangan :
 Aluminium
 Diatoport
 Chromosorb.

Padatan pendukung ini terutama terdiri dari Si02 :


91 % - Si02
5 % - Al203
2 % - Fe203
0,5 % - CaO, dan oksida-oksida lainnya

OH OH OH
l l l
struktur : ─ Si ─ O ─ Si ─ O ─ Si ─
polimer silicon-oksigen

Ada beberapa jenis chromosorb :


a. Chromosorb G : luas permukaan yang kecil (0,5 m 2/g), hanya dapat
digunakan untuk mengikat faSa cair dalam jumlah yang sedikit (± So1o),
merupakan materi yang sangat keras; baik untuk pemisahan senyawa-
senyawa yang polar. Ini merupakan padatan pendukung hingga yang
bersifat universal.
b. Chromosorb P : berwarna kemerah-merahan (P = pink), biasanya
digunakan untuk senyawa-senyawa yang apolar, terutama hidrokarbon.
c. Chromosorb W : berwarna putih, agak mudaan digunakan untuk
senyawa-senyawa polar.

Chromosorb-chromosorb yang kotor dapat bereaksi dengan cuplikan; hal ini


akan menyebabkan puncak berekor. Interaksi utama antara padatan
pendukung dengan molekul-molekul cuplikan adalah ikatan hidrogen melalui
gugus-gugus OH dari chromosorb. Untuk mencegah hal ini, chromosorb
harus direaksikan terlebih dahulu hingga ia menjadi kurang aktif.

Pengaruh permukaan penyangga

a. Gusus hidroksil tunggal


- HClCH3

- Si – OH + (CH3)2 Si Cl2- Si – O – Si – Cl

DimetildiklorosilanCH3 (DMCS)

CH3 - HCl CH3

- Si – O - Si - Cl + CH3OH- Si – O – Si – O – CH3 CH3CH3

b. Gugus hidroksil berdampingan


CH3CH3
Si
OHOHOO

- Si - O – Si - + (CH3)2 Si Cl2 - Si - O - Si - + 2 HCl

Ukuran dari padatan pendukung yang digunakan adalah :


 Untuk kolom I/8 inch : 100/120 atau 80/I00 mesh
 Untuk kolom 1/4 inch : 60/80 atau 40/60 mesh
100/ 120 mesh - 0,15 - 0,13 mm; 80/ 100 mesh ti 0,18 - 0,15 mm
60/80 mesh ti 0,25 - 0,18 mm; 40/60 mesh - 0,40 - 0,25 mm.

(b). F a s a d i a m
Dalam GC fasa diam berupa cairan. Pada fasa cairan inilah
pemisahan komponen-komponen dari cuplikan terjadi. Dasar kerja
adalah Partisi antara fasa cairan dan fasa bergerak ( = gas). Seperti
telah dibicarakan di muka bahwa proses GC adalah mirip dengan
proses ekstraksi. Dalam GC fasa diam disebut juga fasa cair atau
mudahnya pelarut/solvent.

Persyaratan untuk fasa cair yang baik adalah sebagai berikut :


1. Cuplikan-cuplikan harus menunjukkan koefisien distribusi yang
berbeda.
2. Cuplikan-cuplikan harus mempunyai kelarutan yang tertentu
dalam pelarut (= fasa cair).
3. Fasa cair harus mempunyai tekanan uap yang sanga t rendah
pada suhu-suhu yang tinggi : 0,01 - 0., 1 mm Hg.
4. Secara kimia ia harus stabil dan inert.
5. Harus mempunyai kekentalan yang rendah, sehingga tidak
mengikat gas.
6. Harus dengan baik tersebar dan mengikat pada padatan pen -
dukung.
7. Harus larut dengan baik pada pelarut organik yang mempunyai
titik didih rendah. Ini penting dalam pembuatan kolom.

Meskipun banyak pcrsyaratan, namun dcmikian cukup banyak pelarut-


pelarut organik yang dapat digunakan. Kenyataan, ketepatan dan
sefektivitas dari GLC/GC tergantung pada pemilihan dari pelarut-
pelarut yang tersedia. Biasanya persentase dari fasa cair pada
padatan pencfukunL adalah I0% dari berat.
1). Senyawa (dari cuplikan) terpisah berdasarkan atas kelarut an
mereka (= afinitas) dalam fasa cair.
2). Padatan pendukung harus memiliki luas permukaan yang besar
untuk mengikat fasa cair.
Sehingga padatan pendukung mengikat fasa cair yang ditempatkan dalam
kolom. Bila hal ini tidak terjadi maka fasa cair akan terlepas oleh tekanan gas.
(5) Detector
Puluhan jenis detektor sudah dikembangkaan dan digunakan untuk GC.
Karakteristik detektor ideal untuk GC adalah :
1. Cukup sensitif
2. Sifat ksetabilan dan sifat pengulangan (reproducibilility) yang baik
3. Tanggap linier terhadap kuantitas analit.
4. Rentang temperatur dari temperatur ruang s.d 400°C.
5. Waktu tanggap yang pendek.
6. Kehandalan yang tinggi.
7. Mudah digunakan.
8. Tidak merusak sampel.

Detektor yang paling banyak digunakan adalah :


a. Detektor ionisasi Nyala (FID, Flame Ionization Detektor)
Prinsip kerja FID adalah sebagai berikut :
1. Effluen dari kolom dicampur dengan gas hidrogen dan udara, kemudian
dinyalakan dengan api listrik.
2. Komponen organik dari sampel yang masuk ke nyala akan mengalami
pirolisis, menghasilkan ion-ion dan elektron yang akan memberikan sifat
hantaran listrik pada nyala.
3. Ratusan volt tegangan listrik dc dipasangkan diantara ujung pembakar
dengan elektroda kolektor yang ditempatkan di atas nyala.
4. Arus listrik yang dihasilkan (dalam pA ~ 1012 Ampere) dimasukkan ke
sebuah penguat operasional berimpedansi tinggi.

FID
Flame Ionization Detector (Detektor Pengionan Nyala)

Penutup tower
Probe sinyal

Silinder pengumpull

+
Ujung nyala
-

Probe penyulut

Gas H2 + udara (300-


400 mL/menit)

Gambar 8. Bagan FID Gas pembawa


b. Detektor konduktivitas Thermal (TCD, Thermal Conductivity Detector)
TCD disebut juga Katharometer. TCD adalah detektor yang bekerjanya
berdasarkan perubahan sifat hantaran panas eluen dalam keadaan murni
dan dalam keadaan tercampur spesi lain seperti analit. Elemen pengindera
TCD adalah kawat halus yang dibuat dari Pt, Au, W atau termistor semi
konduktor yang dipanaskan secara listrik. Perubahan sifat hantaran panas
gas akan menyebabkan perubahan efektivitas pemindahan energi panas
dari kawat halus ke gas sehingga temperatur kawat halus menjadi berubah.
Perubahan temperatur kawat halus akan mengubah nilai resistansi kawat
halus.

TCD
Thermal Conductivity Detector (Daya hantar panas)

Sambungan ke sumber Tenaga listrik dan rangkaian

Aliran gas

Aliran gas

Filamen

Gambar 7a. Bagan


TCD

c. Detektor Penangkap Elektron (ECD, Electron Capture Detector)


ECD bekerja seperti penghitung proporsional pada pengukuran
radiasi sinar-x. Eluen dari kolom dilewatkan melalui pemancar sinar-β
(seperti nikel-63 atau tritium yang diabsorb ke permukaan platina atau
titanium). ECD memiliki respons selektif dan sangat peka terhadap
gugus fungsional yang bersifat elektronegatif seperti halogen,
peroksida, kuinon, dan gugus nitro. ECD tidak sensitif terhadap gugus
amina, alkohol dan hidrokarbon. ECD digunakan untuk analisis
insektisida yang mengandung klor dan ECD tidak merusak sampel.

Keuntungan ECD :
 Mempunyai limit deteksi cukup rendah = 10-15 g/s untuk berbagai
senyawa terhalogenasi (PCB, DDT dll.)
 Rentang dinamiknya 104

Kelemahan ECD :
 Menggunakan sumber radioaktif Ni-63
 Mudah terkontaminasi oleh O2, H2O, overload sampel
 Perlu pemeliaharaan tinggi
 Mempunyai variabilitas tinggi respon terhadap zat terhalogenasi
.
 Dapat menyebabkan sakit kepala bila digunakan untuk
mendeteksi CH2Cl2 dengan adanya CCl4.

ECD
Flame Ionization Detector (Detektor Pengionan Neale)
+
Arah keluar
-

Sumber Radioaktif
Ni-63

Gas pembawa
Gambar 9. Bagan ECD

d. Detektor Thermionik (TID, Thermionic Detector)


TID bersifat selektif untuk senyawa organik yang mengandung fosfor
dan nitrogen. respon terhadap P, 10 kali respon terhadap N, 10.000
s.d 1.000.000 kali respons terhadap atom C, dan 500 kali respons P
oleh FID. TID digunakan untuk pestisida yang mengandung P.

e. Detektor Emisi Atomik, (AED, Atomic Emission Detector)


AED adalah detektor GC mutakhir yang ada di pasar komersial.
Detektor ini bekerja berdasarkan emisi atomik. Eluen dimasukkan ke
dalam plasma He yang mendapatkan energinya dari gelombang mikro
yang digabungkan dengan sebuah spektrometer emisi optik “diode
array”.

(6) Rekorder atau Sistem Data


Sinyal analitik yang dihasilkan detektor dikuatkan oleh rangkaian
elektronik agar bisa diolah oleh rekorder atau sistem data. Sebuah
rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan
tertentu. di atas kertas tersebut dipasangkan pena yang
digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga posisinya akan
berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat sinyal
detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk
pik-pik dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis
detektor yang digunakan.

Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer


yang dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja
dengan menghitung jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang
dihasilkan oleh detektor. Elektrometer akan melengkapi pik-pik
kromatogram dengan data luas pik atau tinggi pik lengkap dengan
biasnya.
Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari rekorder
dan elektrometer dengan melanjutkan sinyal dari rekorder dan
elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat (CPU, Central
Procesing Unit).

Anda mungkin juga menyukai