ABSTRACT
Chillipepper is an important horticulutral crop in indonesia one of the major
problem in chillipepper production was virus infection, with ChiVMV as one of the most
important virus. The used of resistance cultivar was considered as the efective practical
controlling method. Important information in plant breeding program development of
resistance varieties was to know the genetic of the trait. Experiment was done at
Sumuranja village, Serang district and at Plant Virology Laboratory of Bogor Agriculture
Institute (IPB). The aim of the reseach was to study maternal effect in inheritance of
chillipepper resistance trait to ChiVMV within population derived from crossing betwen
PBC 495 X PBC 275. Result showed that there was no maternal effect in inheritance of
chillipepper resistance trait of ChiVMV. This result indicated that inheritance of
chillipepper resistance trait to ChiVMV was controlled by genes in the nucleus.
Keywords : inheritance, maternal effect, resistance
daun. Metode pengedalian yang paling setiap populasi F1 dan FIR masing-masing
praktis dan diharapkan keberasilannya sebanyak 20 tanaman.
adalah dengan menggunakan kultivar Untuk mengetahui ada tidaknya pe-
tahan (Green and Kim) ngaruh tetua betina (Maternal Effcet)
Informasi tentang pewarisan suatu pada karakter ketahanan terhadap
karakter yang meliputi ada tidaknya ChiVMV pada tanaman cabai digunakan
pengaruh tetua betina (Maternal Effect), uji-t pada taraf 5% menurut Singh dan
jumlah gen pengendali, aksi gen dan Chaudary (1979).
heritabilitas adalah sangat penting dalam
menentukan strategi pemuliaan selan- -
jutnya agar perbaikan karakter tersebut t:
menjadi lebih efektif. Dalam pemuliaan
tanaman, heritabilitas, dan pola pewari-
san suatu karakter merupakan para-
meter genetik yang perlu diketahui dalam
hubungannya dengan proses seleksi dan : Nilai tengah populasi F1 dan
penggabungan karakter-karakter penting F1R
ke dalam suatu genotipe (Alia et al., , : Ragam populasi F1 dan F1R
2004). , : Jumlah individu dalam popu-
Berdasarkan berbagai penelitian lasi F1 dan F1R
diketahui bahwa tingkat ketahanan terha-
dap ChiVMV antar genotipe tidak sama. Nilai t yang diperoleh dibandingkan
Hal ini menunjukkan adanya varibialitas dengan nilai t tabel dimana db=N-1,
genetik terhadap ChiVMV pada cabai. perbedaan yang nyata diantara nilai
Penelitian ini bertujuan untuk mem- tengah populasi F1 dan FIR menunjukkan
pelajari ada tidaknya pengaruh tetua adanya pengaruh tetua betina pada
betina (Maternal Effect) dalam pewarisan pewrisan karakter ketahanan tanaman
karakter ketahanan terhadap ChiVMV cabai yang diuji terhadap infeksi ChiVMV.
pada populasi hasil persilangan antara Variabel pengamatan tanaman uji
cabai genotipe PBC 495 X PBC 275. meliputi tipe gejala, titer virus dan
kejadian penyakit. Pengamatan tipe
METODOLOGI gejala ditentukan dengan menggunakan
indeks gejala (Tabel 1). Pengujian Titer
Percobaan dilakukan di Desa Sumu- virus dilakukan dengan menggunakan
ranja Kec. Puloampel Kab. Serang- DAS-ELISA, dan analisis titer virus
Banten dan Laboratorium Virologi Depar- dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
temen Proteksi Tanaman Fakultas Per- berdasarkan nisbah nilai absorban
tanian Institut Pertanian Bogor mulai sampel terhadap tanaman kontrol negatif
bulan Desember 2011 hingga Mei 2012. (Tabel 2).
Bahan percobaan yang digunakan Kejadian penyakit adalah proporsi
dalam penelitian ini adalah benih cabai tanaman yang menunjukkan reaksi
hasil persilangan tetua tahan (PBC 495) ELISA positif dalam suatu populasi,
dan tetua rentan (PBC 275) (benih cabai dihitung dengan rumus (Sinaga 2003).
F1) dan hasil persilangan resiproknya KP : ( n/N )x100%
(FIR) dan sabagai bahan penguji diguna- n : Jumlah tanaman yang terinfeksi
kan inokulum ChiVMV isolat Cikabayan. N : Jumlah tanaman total
Penelitian ini dilakukan tanpa ranca- Ketahanan genotipe cabai terhadap
ngan, dengan jumlah tanaman pada infeksi ChiVMV ditentukan berdasarkan
kriteria Dolores (1996) (Tabel 3).
Volume 1 (1), 2012 Pengaruh Tetua Betina pada Pewarisan Cabai 45
Tabel 1 Penentuan indeks gejala pada tanaman cabai yang terinfeksi ChiVMV
Indek Gejala Gejala
0 Tidak ada gejala
1 Belang ringan
2 Belang dan permukaan daun tidak rata
3 Belang berat dan atau malformasi daun serta pengkerdilan tanaman
Tabel 2 Penentuan skor titer virus berdasarkan nisbah nilai absorban dari sampel
tanaman cabai yang diinokulasi oleh ChiVMV.
Skor Kategori nisbah nilai absorban sampel (χ)
1 χ ≤ 1 kali nilai absorban kontrol negatif
2 1 kali nilai absoraban kontrol negatif < χ ≤ 2 kali nilai absorban kontrol negatif
3 2 kali nilai absorban kontrol negatif < χ ≤ 3 kali nilai absorban kontrol negatif
4 χ > 3 kali nilai absorban kontrol negatif
dap ChiVMV pada cabai tidak dipe- tetua betina (maternal effect) maka tetua
ngaruhi oleh tetua betina, karakter tahan harus dijadikan sebagai tetua
ketahanan ChiVMV dikendalikan oleh 1 betina dan tidak dapat digunakan sebagai
gen yang bersifat dominan sempurna, tetua jantan karena jika dijadikan tetua
serta hasil penelitian Herison (2002) yang jantan maka karakter ketahanan tidak
menyatakan bahwa Tidak ada pengaruh akan diwariskan pada keturunannya.
tetua betina (Maternal Effect) dalam Berdasarkan hasil pengamatan di
pewarisan ketahanan terhadap CMV. Lapangan dan hasil uji elisa yang telah
Ketahanan terhadap CMV dikendalikan dilakukan menunjukkan respon ketaha-
oleh gen sederhana, resesif dengan aksi nan yang cukup baik terhadap infeksi
gen dominan tidak sempurna, selain itu virus ChiVMV, baik pada populasi tana-
Chew dan Ong (1990) menyatakan man F1 maupun populasi tanaman F1R
bahwa tidak terdapat pengaruh tetua (Tabel 4). Hal ini juga ditunjukkan berda-
betina (Maternal Effect) dalam pewarisan sarkan persentase kejadian penyakit
karakter ketahanan cabai terhadap pada populasi tanaman F1 dan populasi
ChiVMV, karakter ketahanan terhadap tanaman F1R berdasarkan hasil uji
ChiVMV dikendalikan oleh sepasang gen serologi (DAS-ELISA) yang menunjukkan
resesif. Pewarisan karakter ketahanan kejadian penyakit dibawah 20%. Hal ini
yang dikendalikan oleh gen-gen di dalam menunjukkan bahwa dari kedua populasi
inti tidak berpengaruh pada pemilihan tanaman tersebut terdapat potensi yang
genotipe sebagai tetua jantan dan tetua dapat digunakan sebagai sumber gen
betina, berbeda apabila ada pengaruh ketahanan terhadap ChiVMV (Tabel 7).
Tabel 7 Hasil evaluasi ketahanan tanaman cabai terhadap ChiVMV berdasarkan
kejadian penyakit hasil uji ELISA pada populasi tanaman F1 dan FIR
Populasi Kejadian Penyakit Respon ketahanan
F1 3/20 x 100% = 15% Agak tahan
FIR 1/20 x 100% = 5% Tahan
Sinaga MS. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Taufik, M. A.P. Astuti dan S.H. Hidayat.
Penyakit Tumbuhan. Jakarta: 2005. Survei Infeksi Cucumber
penebar swadaya. Mosaic Virus dan Chilli Veinal Mottle
Singh RK. Chaudary BD. 1979. Virus pada Tanaman Cabai dan
Biometrical Methods in Quantitative Seleksi Ketahanan Beberapa Kultivar
Genetics Analysis. New Delhi: Cabai. Agrikultura16: 146-152.
Kalyani Publ. Xuefeng L. 1999. Evaluation of Sweet
and Hot Pepper in Kamphaeng
Saen, Cina. Asian Regional center-
AVRDC Report 1999.