DI APOTEK CARE 24
DISUSUN OLEH :
NISN (2019091)
DI APOTEK CARE 24
Disusun Oleh :
DiSetujui Oleh :
DiSahkan Oleh:
Dengan mengucapkan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita nikmat iman, nikmat sehat dan rahmatnya kepada kami semua.
Karena berkat kemudahan yang telah di berikan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Prakerin di Apotek Care 24 yang di mulai pada tanggal
02 November– 30 November 2020 dan dapat di laksanakan dengan baik dan
benar.
Laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini merupakan salah satu syarat
yang harus dipenuhi untuk Tenaga Kefarmasian tingkat Sekolah Menengah
Kesehatan Farmasi pada SMKS 16 Farmasi Bhaktinusa Kota Bengkulu dengan
harapan agar setiap calon Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) mendapat
pengalaman dan pengetahuan yang sebenarnya tentang peran dan tanggungjawab
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di Apotek Care 24
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari betul bahwa laporan ini
masih banyak kekurangannya, dan juga tidak lupa pula penulis mohon maaf
apabila ada kesalahan kata ataupun kalimat di setiap penulis tulis. Sampaikan juga
kritik dan saran pada Laporan Kegiatan agar penulis dapat lebih menyempurnakan
Laporan PKL lainnya dimasa yang akan datang, semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pengetahuan khususnya dunia kefarmasian.
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………...............…………...........iv
BAB I PENDAHULUAN
a.Perencanaan……………………………………................................... 6
b. Pengadaan……………………………….............……….................... 7
c. Penyimpanan……………………………………................................. 8
d. Administrasi.......................................................................................... 9
e. Keuangan………………………………………….............................. 9
2.6 Pelayanan Di Institut pasangan………………………………...............………...... 10
a. Perencanaan…………………………………...............……................... 16
b. Pengadaan …………………………………...............……….................. 17
c. Penyimpanan……………………………………...............….................. 17
d. Administrasi…………………………………………................ 18
e. Keuangan……………………………………………................ 19
Pemasukan……………………………………….................... 19
Pengeluaran……………………………………....................... 19
3.5 Pelayanan ……………………………………………………................... 19
3.6 Perpajakan …………….……………………………………..................... 22
3.7 Evaluasi Mutu Pelayanan ……………………………………................... 23
3.8 Strategi Pengembangan............................................................................ 23
4.1 Kesimpulan.............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
INSTITUSI PASANGAN
P No. 1 P No. 2
Awas ! Obat keras Awas ! Obat keras
Bacalah aturan Hanya untuk kumur, jangan
pemakaiannya ditelan
P No. 3 P No. 4
Awas ! Obat keras Awas ! Obat keras
Hanya untuk bagian luar Hanya untuk dibakar
dari badan
P No. 5 P No. 6
Awas ! Obat keras Awas ! Obat keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir, jangan ditelan
No 1 No 2 No 3
Aminophylin Supp Albendazol Alupurinol
Asam Mefenamat Clindamicin Aminophylin
Betametason Dexametason supositoria
Bisakodil supp Dexphantenol Asam Azeleat
Bromhexsin Ibuprofen Asam Fusidat
Dexchlorpheniramine Isoconazol Bromheksin
maleat Ketokonazole Diazepam
Dimenthinden maleat Methylprednisolon Diklofenak
Gentamisin SO4 Omeprazole natrium
Metampiron Piroxicam Gentamisin
Ranitidin
5. Obat Generik
Obat generik adalah obat dengan nama sesuai dengan nama
yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat
yang dikandungnya. Peraturan yang berlaku untuk obat generik,
antara lain adalah :
a. Rumah sakit wajib menyediakan obat essensial dengan nama
generik untuk kebutuhan pasien berobat jalan dengan rawat
inap.
b. Rumah sakit kelas A, B II, B I diharuskan formularium,
meliputi DOEN dan obat lain yang sangat diperlukan rumah
sakit.
c. Rumah sakit diwajibkan memiliki pedoman terapi dan komite
farmasi dan terapi.
d. Dokter yang bertugas dirumah sakit, puskesmas, dan unit
pelaksanaan teknis lainnya diharuskan menulis resep obat
essensial denagn nama generik bagi semua pasien.
e. Apotek wajib menyediakan obat dengan nama generik.
f. OGB mudah dikenali dari logo lingkaran hijau bergaris-garis
putih dengan tulisan ”Generik” di bagian tengah lingkaran.
Logo tersebut menunjukkan bahwa OGB telah lulus uji
kualitas, khasiat dan keamanan sedangkan garis-garis putih
menunjukkan OGB dapat digunakan oleh berbagai lapisan
masyarakat.
5.Obat Narkotika
Narkotika merupakan salah satu obat yang diperlukan dalam
bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan untuk tujuan
pendidikan, pengembangan ilmu dan penerapannya.Narkotika
dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan
apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan ketat.
Gambar 5. Logo Obat Narkotika
1) Narkotika Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam ilmu terapi serta mempunyai potensi yang sangat
tinggi menimbulkan ketergantungan. Contoh: MDMA,
Heroina, Kokain, Opium, dll.
2) Narkotika Golongan II
Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan yang
digunakan dalam pilihan terakhir dan digunakan dalam
terapi atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta
memiliki potensi tinggi menimbulkan ketergantungan.
Contoh: Morfin, petidin, tebakon, dll.
3) Narkotika Golongan III
Narkotika yang digunakan dalam terapi/pengobatan dan
untuk pengembangan pengetahuan serta menimbulkan
potensi ringan serta mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Etil morfin, propiram, nikokodina, dll.
6. Obat Psikotropika
2.6.4 Pelayananobattanparesep
Pelayanan ini seperti pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas pelayannya
lebih sederhana di bandingkan dengan pelayanan terhadap resep dokter.
Petugas dapat langsung mengambilkan obat yang diminta oleh konsumen
setelah harga disetujui. Kemudian langsung dibayar pada kasir dan dicatat pada
buku penjualan bebas oleh kasir. Pada saat pergantian shif, kasir akan
menghitung jumlah uang yang masuk dan diserah terimakan dengan petugas
berikutnya.
2.6.5 PelayananNarkotika
Sesuai dengan Undang-undang kesehatan No. 36 tahun 2009 pada pasal 102
(1) yang menyebutkan bahwa penggunaan sediaan farmasi yang berupa
Narkotika dan psikotropoka hanya dapat dilakukan berdasarkan resep dokter
atau dokter gigi dan dilarang untuk di salahgunakan. Maka dari itu, pada
peraturan perundang-undangan No. 35 tahun 2009 tentang narkotika,
pengelolaan obat narkotika memerlukan penangan khusus, dimana Narkotika
hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau
pengembangan ilmu pengetahuan karena obat narkotika ini dapat menimbulkan
ketergantungan apabila digunakan tanpa pembatas dan prngawasan yang
seksama. Dalam menghindari penyalahgunaan obat-obatan ini, maka
pemerintah melakukan pengawasan yang ketat terhadap obat goongan Narotika
mulai dari pemesanan sampai dengan pemakaianya dan Apoteker pengelola
Apotek diharuskan membuat laporan pemakaian dan pemusnahan Narkotika
ini. Pengawasan ini meliputi :
1. Pemesanan Narkotika
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Waktu, Tempat, danteknispelaksanaan
3.2 SejarahInstitusiPasangan
Apotek Care 24 iniberdiri pada tahun 2017 yang berlokasi di Jalan Mayjend
Sutoyo No.30 A Tanah patah Bengkulu dengan Surat Izin Apotek (SIA) :
500/51/SIPA/DPMPTSP/X/2018. Apotek Care 24 berstatus Usaha perorangan,
Dimana Pemilik Sarana Apotek (PSA) dan Penanggung Jawab Apotek (PJA)
Adalah Ibu Liza Octiani, S.Farm.,Apt.
3.4 Pengelolaan
PSA
Liza Octiani ,
S.Farm.,Apt
APJ
Liza Octiani,
S.Farm.,Apt
AA Admin
a. Sarana
1) Bangunan Apotek sebagaimana dimaksud paling memiliki sarana ruang
yang berfungsi.
2) Tempat parkir, yang terletak dibagian depan pada Apotek Care 24 .
3) Ruang tunggu, berada pada sisi depan tempat swalayan.tempat duduk
yang disediakan dari Apotek untuk Pengunjung/konsumen agar dapat
menunggu obat yang dibeli/resep yang akan ditebus.
4) Penerimaan resep
5) Pelayanan resep
6) Penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan
7) Konseling
8) Penyimpanan sediaan farmasi dam alat kesehatan
9) Arsip
b. Prasarana
1) Instalasi Air bersih
2) Instalasi Listrik
3) Sistem tata Udara
4) Sistem proteksi kebakaran
3.5 Pelayanan
1. Pelayanan Resep
Resep adalah permintaan tertulis kepada Apoteker pengelola Apotek untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita atau Pasien dari Dokter,
Dokter Gigi, atau Dokter hewan yang diberikan izin berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku. Resep harus ditulis dengan jelas dan
lengkap dan Apotek harus menyerahkan obat ke pasien sesuai dengan yang
ditulis dalam resep, Resep harus memuat :
a. Skrining Resep
Scrining Resep Meliputi :
Nama, SIP, dan Alamat Dokter
Tanggal penulisan resep
Nomor Telepon
Tanda Resep penulisan di awal R/
Nama Obat, kekuatan Obat, jumlah Obat
Nama, Alamat, Umur, Jenis kelamin, iter, dan berat badan pasien
Tanda tangan/ paraf dokter
b. Kesesuaian Farmasetis
Kesesuaian Farmasetis Meliputi:
Bentuk Sediaan
Stabilitas Obat
Inkompatibilitas
Cara pemberian
Jumlah dan aturan pakai
c. Pertimbangan Klinis
Pertimbangan klinis meliputi
Indikasi
Kontra Indikasi
Adanya Efek samping
Dosis
Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada
Dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
2. Pelayanan Obat Bebas dan Obat bebas terbatas
Pelayanan obat di Apotek Care 24 juga meliputi pelayanan obat bebas dan
obatbebas terbatas dimana obat tersebut dapat diberikan tanpa resep dokter.
Prosedur pelayanan obat bebas dan bebas terbatas yaitu:
a) Pasien datang ke Apotek untuk membeli Obat
b) Data tersebut di input ke komputer dan diperiksa harganya oleh
Asisten Apoteker / Apoteker
c) Lalu persetujuan harga oleh pasien
d) Obat disediakan dan diserahkan Oleh Apoteker/ (AA) dengan
memberikan Informasi penggunaan Obat.
3. Pelayanan Obat Psikotropika dan Narkotika
Pelayanan obat Psikotropika dan Narkotika harus menggunakan resep asli.
Salianan resep Psikotropika hanya dilayani apabila resep asli disimpan oleh
Apotek.Tetapi di Apotek Care 24 tidak menjual Obat psikotropika dan
Narkotika.
4. Pelayanan UPSD (Upaya Pengobatan Diri Sendiri)
Prosedur pelayanan obat Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) tidak
berbeda dengan pelayanan obat bebas dan obat bebas terbatas, yang meliputi
pasien datang ke Apotek, terkadang pasien berkonsultasi dahulu dengan
Apoteker atau Asisten Apoteker tentang keluhan atau obat apa yang cocok
kemudian dilihat ada atau tidaknya persediaan obat, data di input ke
komputer dan diperiksa harganya oleh Apoteker / Asisten Apoteker, lalu
ditanyakan kepada pasien apakah setuju atau sebaliknya, jika pasien setuju
maka dilakukan pembayaran kemudian obat disiapkan dan diserahkan oleh
Apoteker/ Asisten Apoteker dengan memberikan KIE kepada pasien
5. Pelayanan Alat Kesehatan
Apotek Care 24 melayani penjualan dan pengadaan alat kesehatan serta
keperluan ibu dan bayi.
Alkes yang ada di Apotek Care 24 :
1. Tongkat
2. Kassa steril
3. Termometer digital
4. Masker
5. Handscoon
6. Handsainitaizer
7. Spuit
3.6 Perpajakan
Dasar hukum ketentuan umum dan tata cara perpajakan apotek mengacu
kepada Undang – undang RI No. 6 tahun 1983 sebagai mana telah di rubah
terakhir dengan UU RI No.16 Tahun 2000. Ketentuan yang dimaksud adalah
1. Tahun Pajak
Pada umumnya tahun pajak sama dengan tahun takwim atau tahun
kalender.Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)Adalah suatu sarana
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenalan
identitas diri atau identitas wajib pajak.
2. Surat Pemberian (SPT)
Adalah surat yang oleh wajib pajak dipergunakan untuk melaporkan
perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan
peraturan perundang – undangan perpajakan secara garis besar SPT di
bedakan menjadi 2 yaitu :
a) SPT Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang dalam suatu
masa pajak atau pada suatu saat (tiap bulan). Surat setoran Pajak atau
(SSP) atau APT masa macam pajak lainnya, PPh Pasal 21 PPh Pasal 22,
PPh Pasal 23, PPh pasal 25, PPh pasal 26.
b) SPT tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang dalam suatu
tahun pajak. Ada beberapa jenis SPT tahunan, yaitu : badan, orang
pribadi ( perseorangan). Sanksi terhadap keterlambatan atau tidak
menyampaikan SPT adalah denda sebesar Rp. 50.000,00 untuk SPT
masa dan denda sebesar Rp. 100.000,00 untuk SPT tahunan.
3. Surat Setoran Pajak
Surat setoran Pajak adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas
Negara melalui kantor pos dan atau Bank Badan Usaha milik Pemerintah
atau tempat pembayaran yang ditunjuk Menteri Keuangan.
4. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21
PPh 21 mengatur pajak pribadi atau perorangan besarnya PPh pasal 21
adalah berdasarkan penghasilan neto dikurangi penghasilan tidak kena
pajak (PTKP) Pajak itu dikenakan pada karyawan tetap yang mempunyai
gaji melebihi PTKP. Yang termasuk PPh 21 adalah penghasilan berupa
gaji upah dan honorarium. Keterlambatan pembayaran dikenai denda
sebesar Rp. 50.000,00 ditambah 2% dari nilai pajak yang harus
dibayarkan. berdasarkan PerMenKes RI No. 564/KMK/2003 tanggal 29
November besarnya PTKP dan pelaksanaannya berdasarkan surat Direktur
Pajak No. 5-03/PJ43/2006 tentang Perlakuan PPh Pasal 21.
3.7 Evaluasi Dan Mutu Pelayanan
Evaluasi terhadap pelayanan kefarmasian di apotek diadakan setiap satu
bulan sekali biasanya setiap akhir bulan dan termasuk dalam agenda rapat
bulanan. Hasil evaluasi dapat berupa diterbitkannya aturan baru dan lain-lain.
Evaluasi dapat pula dilakukan secara mendadak apabila ada complain dari
pasien. Jadi, permasalahan yang mengakibatkan complain tersebut dapat
langsung diselesaikan. Hal ini dilakukan untuk kepuasan pasien dan menjaga
citra dari apotek .
3.8 Strategi Pengembangan
Dalam mengembangkan strategi pengembangan apotek Care 24 pelayanan
dari petugas yang cepat dan ramah adalah strategi yang paling utama dalam
pengembangan apotek Care 24 Selain itu dilengkapi dengan dokter praktek,
meliputi Dokter Umum.
Di ruang tunggu di sediakan televisi sebagai hiburan, diberikan AC (Air
conditioner), kipas angin agar udara lebih sejuk dan untuk menjaga suhu
ruangan agar tetap stabil untuk menyimpan obat, menjual minuman dingin,
serta selalu menjaga kebersihan apotek.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktek kerja lapangan SMKS 16 Farmasi bhaktinusa Kota
Bengkulu kami dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini sangat bermanfaat bagi
kami karena dapat menambah keterampilan, pengetahuan dan wawasan u
ntuk calon Tenaga Teknis Kefarmasian dalam bidang kesehatan khususny
a obat-obatan.
2. Sistem administrasi dan pelayanan di Apotek Care 24 ini sangat baik.
3. Keberadaan Apotek Care 24 Ini sangat membantu masyarakat dalam
melakukan pelayanan kesehatan karena terdapat pada tempat yang
strategis
4.2 Saran
Undang-Undang RI No. 6 Tahun 1983 Dasar Hukum ketentuan umum dan tata
cara perpajakan Apotek.
Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2000 Dasar hukum ketentuan umum dan tata
cara perpajakan Apotek.
L
N
Lampiran 1. Pergerakan stok/ kartu stok
Lampiran 2. Copy resep
Lampiran 3. ETIKET