ABSTRAK
Pohon Sagu (Metroxilon sp.) merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Metode yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan studi kasus dan
wawancara bebas (free interview ) dilapangan dalam pengolahan sagu dan jenis pohon sagu yang di
olah. Masyarakat kampung Malawor Distrik Makbon Kabupaten Sorong sudah lama
mengonsumsi sagu dari hutan alam dan sebagian sagu sudah di tanam oleh nenek moyang
secara turun-temurun. Ketika beras dan ubi-ubian habis masyarakat mengkonsumsi sagu
sebagai pengganti. Sebagian besar masyarakat masih mengelola sagu mengunakan metode
tradisional untuk itu yang menjadi titik masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana jenis sagu,
proses pengolahan secara tradisional dan semi tradisional (mesin parut) beserta nilai ekonomis sagu
hasil olahan yang di dapat oleh masyarakat Kampung Malawor Distrik Makbon Kabupaten Sorong.
ABSTRACT
Sago tree (Metroxilon sp.) Is native to Southeast Asia. The method used in this research is
to use descriptive method with case study and free interview (free interview) field in processing sago
and sago tree species which in though. Village community Malawor District Makbon Sorong
regency has long consumed sago from natural forests and some sago already planted by ancestors
hereditary. When rice and yams run out, people consume sago as a substitute. Most people still
manage sago using traditional method for that which become problem point of this research is how
kind of sago, process of traditional and semi traditional (scar machine) along with economical value
of processed sago which can by community of Kampung Malawor District of Makbon Regency
Sorong.
Hal ini diperkuat oleh 18,5% pati sagu dan 81,5% berupa
Mangindaan dan Tampake (2005) ampas sagu (Kiat, 2006 )
yang menyatakan bahwa Papua Sagu termasuk suatu tumbuhan
merupakan sentral keragaman genetic yang tumbuh secara liar di dalam
saguterbesar di dunia sehingga hutan Papua biasanya di manfaakan
tanaman sagu di daerah ini perlu sebagai sumber pangan rumah tangga,
diamankan dari erosi genetic serta sumber bahan baku Industri seperti
pelarian genetic keluar negeri. industry pangan, industry perekat,
Widjono et al. (2000) telah kosmetika, pakan ternak, tekstil,
mengidentifikasi 60 jenis sagu Papua farmasi, pestisida, industry kimia,
yang tumbuh di daerah Jayapura, bahan energy bahkan hasil
Manokwari, Merauke, dan Sorong. sampingnya dapat diolah menjadi
Selanjutnya, hasil penelitian bahan bakar, media jamur, pembuatan
Universitas Papua (2001) menemukan hord bloard atau bahan banggunan
22 jenis sagu di Biak dan, Supriori. (Kindangen dan Malia, 2003) dan juga
Sagu dikenal sebagai biodegradable Filim (Polnaya et al.,
tumbuhan penghasil karbohidrat. 2006).
Sebagai sumber karbohidrat, tanaman Produksi sagu tahun 2003 di
sagu memiliki keunggulan Papua Barat adalah 60.000 ton
dibandingkan dengan tanaman (Perhutani, 2014). Penggolahan sagu
penghasil karbohidrat yang lain di Propinsi Papua Barat masih sebatas
karena relative sudah tersedia lahan rumah tangga. Pengolahan produk
yang telah di Tanami sehinga dapat sagu dibagi menjadi dua bentuk yaitu
langsung dimanfaatkan, berkembag pertama, pengolahan sagu tradisional
biak dengan anakan sehingga panen yang di konsumsi langsung maupun
dapat berkelanjutan tanpa melakukan yang dijual, kedua pengolahan sagu
peremajaan atau pun penanaman secara moderen di kelola menjadi
ulang, dapat dipanen dan diolah tanpa tepung sagu yang selanjutnya di
musim, resiko terkena hama penyakit kelola menjadi aneka pangan/cemilan
tanaman kecil, dan tingkat sagu.
pemanfaatanya masih sedikit Sagu pada umumnya di
(Bustaman, 2008). manfaatkan masyarakat sebagai bahan
Empulur diperoleh dari hasil makanan pokok dan sagu juga sebagai
pemarutan atau pemerasan isi batang subtitusi beras. Sagu ini sudah lama
sagu. Ampas sagu dapat digunakan di kelola oleh masyarakat lokal secara
untuk berbagai keperluan diantaranya tradisional untuk memenuhi
sebagai pakan ternak. Ampas sagu kebutuhan ekonominya. Pohon sagu
merupakan limbah padat hasil tidak terlalu sulit untuk dikenali
pengolahan pati sagu yang tersedia karena ukuranya yang besar dan
cukup banyak sepanjang tahun, murah membentuk satu rumpun. Apabila
dan mudah didapat. Dalam rumpun ini telah diketahui maka akan
pengolahan empulur sagu diperoleh di lakukan pemilihan pohon-pohon
98
Irnawati1, Muhammad Syahrul Kahar2, Marlinda Indah Eka Budiarti3/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.2, No.2, Agustus 2018 Hal 97 – 110
99
Irnawati1, Muhammad Syahrul Kahar2, Marlinda Indah Eka Budiarti3/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.2, No.2, Agustus 2018 Hal 97 – 110
100
Irnawati1, Muhammad Syahrul Kahar2, Marlinda Indah Eka Budiarti3/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.2, No.2, Agustus 2018 Hal 97 – 110
101
Irnawati1, Muhammad Syahrul Kahar2, Marlinda Indah Eka Budiarti3/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.2, No.2, Agustus 2018 Hal 97 – 110
103
Irnawati1, Muhammad Syahrul Kahar2, Marlinda Indah Eka Budiarti3/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.2, No.2, Agustus 2018 Hal 97 – 110
104
Irnawati1, Muhammad Syahrul Kahar2, Marlinda Indah Eka Budiarti3/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.2, No.2, Agustus 2018 Hal 97 – 110
105
Irnawati1, Muhammad Syahrul Kahar2, Marlinda Indah Eka Budiarti3/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.2, No.2, Agustus 2018 Hal 97 – 110
106
Irnawati1, Muhammad Syahrul Kahar2, Marlinda Indah Eka Budiarti3/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.2, No.2, Agustus 2018 Hal 97 – 110
107
Irnawati1, Muhammad Syahrul Kahar2, Marlinda Indah Eka Budiarti3/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.2, No.2, Agustus 2018 Hal 97 – 110
1. Terdapat beberapa jenis sagu yang dari total pendapatan yang mereka
sering dieksploitasi oleh hasilkan yaitu Rp. 51.270.000
Masyarakat kampung Malawor selama sebulan, Baik secara
dalam bahasa lokal, Sagu artinya berkelompok dengan pengolahan
“Iwa”dari hasil survey peneliti tradisional (Lemek) maupun
terdapat 6 jenis sagu yang secara semi mekanis (Alat parut
teridentifikasi, namun jenis sagu Sagu Mekanis), perlu diketahui
yang biasa masyarakat olah hanya pendapatan nilai ekonomi dengan
5 jenis sagu yaitu Iwayuluk pengolahan semi tradisional (Alat
(Metroxylon rumphii Mart), parut sagu mekanis/mesin)
Iwasinam (Metroxylon dengan rata-rata persentase
SagusRott), Iwabilum pendapatan ≥18% - 22% namun
(Metroxylon sylvester Mart), dalam pengolahan secara semi
Iwaduow (Metroxylon longis pinu tradisional ini mayarakat
Mart) dan Iwagili (Metroxylon kampung tidak mengolah secara
micra cantum Mart) sedangkan berkelompok tapi secara pribadi
Iwasulagi adalah jenissagu yang dan pendapatan lebih tinggi
dikeramatkan oleh masyarakat dibanding tradisional.
kampung Malawor sehingga
dibiarkan tumbuh liar di daerah DAFTAR PUSTAKA
kampung masyarakat. Badan Pusat Statistik Provinsi Papua.
2. Pola Pengolahan Sagu Oleh 2014. Papua dalam
AngkaTahun 2013/2014. Badan
Masyarakat Kampung Malawor
Pusat Statistik Provinsi Papua,
Ada 2 jenis teknologi yang Jayapura. 510 hlm.
digunakan oleh masyarakat
Kampung Malawor yakni: Chambers, R. 1996. PRA
(Participatory Rural Appraisal)
teknologi tradisional (lemek); Memahami Desa Secara
teknologi alat parut sagu mekanis; Partisipasi. Yayasan Obor
dari kedua jenis teknologi yang Jakarta.
ada, teknologi mesin parut yang
Flach, M. 1997. Sago Palm.
umumnya digunakan masyarakat International Plant Genetic
kampung saat ini karena hasilnya Resources Institute (IPGRI)
lebih cepat dan lebih banyak Promoting the Conservation and
dibandingkan teknologi lemek Use of Underutilized and
(Tradisional) namun masih Neglected Crops, 13.IPGRI Italy
teknologi tradisional (lemek) and IPK Germany.
tetap digunakan oleh masyarakat Haryadi. 2002. The Current Status and
kampung Malawor dalam bentuk Future Prospects of Sago Palm
perkelompok in Java. New Frontiers of Sago
3. Persentasi nilai pendapatan Palm Studies. Universal
Academic Press, Inc., Tokyo
ekonomi pengolahan sagu secara
Japan. p. 37− 41.
tradisional lebih dominan pada
masyarakat kampung Malawor Mangindaan, H.F. dan H. Tampake.
dengan rata-rata persentase 2005. Status Plasma Nutfah
Tanaman Sagu (Metroxylon
pendapatan perbulannya 2% – 6%
sp.). Buku Pedoman
109
Irnawati1, Muhammad Syahrul Kahar2, Marlinda Indah Eka Budiarti3/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.2, No.2, Agustus 2018 Hal 97 – 110
110