Anda di halaman 1dari 9

Alkohol/alkanol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi – OH.

Contoh rumus struktur salah satu jenis alkohol, yaitu metanol seperti tampak pada gambar. Senyawa
alkohol sudah banyak dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia, baik dalam bentuk minuman,
makanan, maupun untuk kepentingan medis. Beberapa jenis makanan dan minuman beralkohol yang
banyak dikonsumsi orang dihasilkan dari hasil fermentasi karbohidrat, misalnya tape singkong,
minuman anggur, dan lain-lain.

Botol
cairan spirtus dan struktur molekul dari metanol
Sumber:http://santebrun2.blogs.com,http://cdn.klimg.com

Struktur dan Tata Nama Alkanol


1. Struktur Alkanol 
Alkanol adalah senyawa karbon turunan alkana dari keluarga alkohol yang memiliki
gugus fungsi -OH. Akanol dapat dibedakan menjadi monoalkohol yang memiliki 1 gugus
-OH, dan polialkohol yang memiliki lebih dari 1 gugus -OH. Polialkohol dengan 2 gugus
-OH disebut dialkohol (-diol) sedangkan dengan 3 gugus -OH disebut dengan trialkohol (-
triol), dan seterusnya.
Alkanol monoalkohol dapat dianggap berasal dari substitusi satu atom H pada alkana
dengan gugus hidroksil -OH.
Perhatikan beberapa senyawa berikut!

Berdasarkan tabel di atas, jika n adalah jumlah atom C, maka rumus umum alkanol
dinyatakan sebagai: CnH2n+2O
 
 
 
Berdasarkan posisinya dalam rumus struktur alkana, dikenal empat jenis atom C, yaitu
atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier, dan atom C kuartener. Demikian juga
dengan senyawa alkanol, berdasarkan letak gugus fungsinya, alkanol dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu:
 
 Alkanol primer, yaitu alkanol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C
primer.
Contoh: CH3 – CH2 –OH
 Alkanol sekunder, yaitu alkanol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C
sekunder.
Contoh :

 Alkanol tersier, yaitu alkanol yang gugus fungsinya (–OH) terikat pada atom C
tersier.
Contoh:

2. Tata Nama Alkanol


Ada dua macam cara untuk memberi nama senyawa monoalkohol. Pertama berdasarkan
aturan yang ditetapkan oleh IUPAC (International Union for Pure and Applied Chemistry)
disebut nama IUPAC atau nama sistematis. Kedua nama yang sudah biasa digunakan
sehari-hari atau dalam perdagangan disebut nama lazim atau nama dagang (trivial).
 a. Tata Nama IUPAC
Penamaan secara sistem IUPAC, yaitu dengan mengganti akhiran -a pada alkana
dengan akhiran -ol (alkana menjadi alkanol).
Contoh :
CH3–CH2–OH            Etanol
CH3–CH2–CH2–OH     Propanol
Cara memberi nama senyawa alkanol yang mempunyai cabang gugus alkil. Aturan
penamaan alkanol adalah sebagai berikut :
 Menentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung
gugus – OH, selain itu atom karbon lain sebagai cabang.
 Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari salah satu ujung rantai,
sehingga posisi gugus – OH mendapat nomor terkecil.
 Urutan penamaan:
nomor atom C yang mengikat cabang
nama cabang: 
- CH3   : metil
- C2H5 : etil
 
b. Nama rantai induk (alkanol)
Contoh:

c. Tata Nama Trivial


Penamaan secara trivial, yaitu dimulai dengan menyebut nama gugus alkil yang
terikat pada gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol.
Contoh:
Sifat dan Pembuatan Alkanol
1. Sifat-Sifat Alkanol
Sifat fisis alkanol terkait dengan gaya antar molekul zat dalam senyawa. Hal ini terlihat
pada grafik titik didih alkanol yang dipengaruhi oleh ikatan hidrogen dan gaya London.
Ikatan hidrogen lebih berperan ketika senyawa alkanol merupakan senyawa rantai pendek,
namun seiring bertambahnya panjang rantai karbon dalam senyawa alkanol maka gaya
London menjadi lebih berperan ketimbang ikatan hidrogen.

Tabel Perbandingan Titik Didih Alkanol Dan Alkana

Sedangkan jika kita membandingkan titik didih untuk alkanol primer, sekunder, dan
tersier didapatkan fakta bahwa alkanol primer memiliki titik didih lebih tinggi daripada
alkanol sekunder, dan alkanol sekunder memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada
alkanol tersier, tentu dengan syarat senyawa tersebut mempunyai jumlah atom C yang
sama.

Tabel Perbandingan Titik Didih Alkanol Primer, Sekunder, dan Tersier


Pada alkanol primer, gugus -OH berada lebih terbuka dan dapat dengan mudah
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul lainnya. Sebaliknya, pada alkanol sekunder
dan tersier, gugus -OH diapit oleh atom-atom H sehingga kekuatan gugus -OH untuk
membentuk ikatan hidrogen akan berkurang.
Gugus –OH pada alkanol termasuk gugus yang cukup reaktif, sehingga menyebabkan
alkanol banyak terlibat dalam berbagai reaksi, yaitu:
a. Reaksi substitusi
- Reaksi dengan natrium
Alkanol kering (tidak mengandung air) dapat bereaksi dengan logam Na dan K
tetapi tidak sereaktif air dengan logam Na ataupun K. Atom H dari gugus –OH
digantikan dengan logam tersebut sehingga terbentuk Na-alkanolat.
Contoh: 2C2H5–OH + 2Na → 2C2H5–ONa + H2
Jika terdapat air maka alkanolat terurai kembali menjadi alkanol dan natrium
hidroksida (NaOH): C2H5–ONa + H2O → C2H5–OH + NaOH
 - Reaksi dengan hidrogen halida
 Alkanol direaksikan dengan hidrogen halida menghasilkan haloalkana dan air.
 Contoh: CH3 – CH2 – OH + HCl → CH3 – CH2 – Cl + H2O
 - Reaksi esterifikasi
Alkanol bereaksi dengan asam alkanoat membentuk alkil alkanoat dengan
bantuan asam sulfat pekat.
Contoh: Reaksi asam asetat dengan etanol membentuk etil etanoat
CH3COOH + C2H5OH  CH3COOC2H5 + H2O
b. Reaksi eliminasi dan dehidrasi
Dehidrasi (pelepasan air) merupakan reaksi yang melibatkan terlepasnya H
dan OH. Reaksi dehidrasi alkanol dapat membentuk alkena atau eter dan air.
Asam sulfat pekat berlebih dicampurkan dalam alkanol kemudian campuran
tersebut dipanaskan hingga 180°C, maka gugus hidroksil akan terlepas dan
atom hidrogen dari karbon terdekatnya juga terlepas, membentuk H2O.
Contoh:
Jika campuran tersebut dipanaskan hingga 140°C maka terbentuk etil eter.

c. Reaksi oksidasi
Oksidasi alkanol akan menghasilkan senyawa yang berbeda, tergantung
jenis alkanolnya. Skema hasil oksidasi alkohol sebagai berikut :

2. Pembuatan Alkanol
a. Metanol
Metanol dibuat dari CH4 (metana) dengan dua tahap. Pada tahap 1 gas metana
dipanaskan dengan uap air membentuk gas CO dan H2

Pada tahap 2 gas CO dan gas H2 direaksikan membentuk metanol.

b. Etanol
Etanol sudah dikenal dan digunakan sejak dulu, baik sebagai pelarut obat-obatan
(tingtur); kosmetika; minuman, seperti bir dan anggur. Etanol dapat dibuat melalui
teknik fermentasi, yaitu proses perubahan senyawa golongan polisakarida, seperti
pati dihancurkan menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim (ragi).
c. Glikol
Glikol dibuat dengan cara mengoksidasi etana dengan oksigen kemudian dilanjutkan
hidrolisis. Reaksi dilakukan pada suhu 250°C dengan katalisator serbuk perak.

Kegunaan Alkanol
 Metanol
Metanol digunakan untuk membuat metanol sebagai bahan plastik, pelarut dan bahan
pembuat ester, serta bahan bakar alternatif. Di samping kegunaan metanol, terdapat
dampak dari penggunaan metanol, yaitu sangat beracun. Keracunan metanol dapat
melalui pernapasan (menghirup uapnya) dan dapat melalui kulit.

Metanol sebagai bahan bakar alternatif


Sumber:http://powerplusfuel.com.au

 Etanol
Etanol digunakan sebagai pelarut, desinfektan, bahan pembuatan ester dan sebagai bahan
bakar (di Brazil telah banyak kendaraan dengan bahan bakar etanol). Minuman
beralkohol menimbulkan dampak negatif antara lain etanol menyebabkan mabuk dan
mengantuk karena menekan aktivitas otak. Selain itu etanol bersifat adiktif yaitu
menyebabkan kecanduan atau ketagihan.

Etanol sebagai bahan bakar alternatif


Sumber:http://www.ecoticias.com

 Glikol
Di negara atau daerah bermusim dingin, glikol digunakan untuk zat anti beku pada
radiator mobil. Glikol juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri serat sintesis
dan pelarut.

Etilen glikol sebagai cairan antibeku pada radiator


Sumber:http://www.bisuzice.com

 Gliserol
 Gliserol digunakan untuk pelarut obat-obatan, dan pelembab dalam industri kosmetik.

Gliserolsebagai bahan pelembab pada kosmetik


Sumber:http://yaratilis.com/wp-content
Daftar Pustaka 

1. Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
2. Johari, J.M.C & Rachmawati. 2008. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta:
Erlangga
3. Lustiyati, Elisabeth Deta. 2009. Aktif Belajar Kimia untuk SMA dan MA Kelas XII.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
4. Purba, Michael. 2006. Kimia 3 Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
5. Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia untuk Kelas XII Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
6. Subiyanto, Suwardi, et al. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia XII Untuk SMA &
MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
7. Sukmanawati, Wening. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
8. Sunarya, Yayan. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XII Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
9. Utami, Budi, et al. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Alam.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Link Terkait

1. http://www.britannica.com/ science/ alcohol
2. https://www.khanacademy.org/ science/organic-chemistry/ alcohols-ethers- epoxides-
sulfides
3. http://www.chemguide.co.uk/ organicprops/ alcoholmenu.html

Anda mungkin juga menyukai