Anda di halaman 1dari 20

JENIS MATERIAL LENSA DAN KOMPONEN KACAMATA

I. Pendahuluan
Kacamata adalah sebuah bingkai yang dilengkapi lensa yang dikenakan
didepan mata, untuk koreksi penglihatan, perlindungan mata. Penggunaan kacamata
berkembang pesat pada tahun 1784 dengan penemuan kacamata bifokal oleh
Benjamin Franklin yang kemudian diikuti kemunculan berbagai material lensa,
bingkai kacamata serta desain kacamata modern yang beragam1.
Awalnya material lensa kaca merupakan satu-satunya pilihan untuk
kacamata, namun kini berbagai material lensa telah tersedia untuk disesuaikan dengan
berbagai kebutuhan. Bahkan berbagai desain dan komponen kacamata telah dapat
disesuaikan berdasarkan kenyamanan, aktifitas sehari-hari serta kebutuhan optik
pengguna kacamata. Sari kepustakaan ini akan membahas tentang karakteristik jenis
material lensa dan komponen kacamata, namun tidak membahas mengenai desain
lensa.1,2.

II. Tinjauan Kepustakaan


Material lensa kacamata dapat berasal dari kaca maupun plastik. Material dari
kaca terbagi atas ophthalmic crown glass, high index glass, flint glass, dan barium
crown glass. Sementara material lensa kacamata dari plastik terbagi atas CR-39, high
index plastic, dan polikarbonat dan trivex. Faktor-faktor yang mempengaruhi fisik
lensa kacamata adalah indeks bias, yang dinyatakan dalam nd , berat jenis (specific
gravity), dan nilai Abbe (Vd), dikenal juga dengan nilai Nu, serta daya tahan lensa
terhadap benturan,2,3.
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya diruang hampa
dengan kecepatan cahaya pada media tertentu. Apabila cahaya datang melalui dua
media yang berbeda index biasnya, maka akan terjadinya pembiasan dan sebagian
kecil akan dipantulkan. Makin besar perbedaan indeks bias antara kedua media,

1
makin besar sudut refleksinya dan persentasi cahaya yang dipantulkan. Semakin
tinggi indeks bias, maka lensa semakin tipis3,4.
Berat jenis merupakan besaran yang akan menentukan berat suatu lensa.
Semakin rendah berat jenis suatu bahan lensa, semakin ringan beratnya. Nilai Abbe
(value) merupakan indikasi kualitas optik yang menunjukkan nilai dispersi
(penguraian cahaya oleh bahan lensa). Semakin tinggi indeks bias material lensa
maka semakin besar dispersi kromatik dan semakin rendah nilai Abbe. Nilai Abbe
material lensa kacamatamata bervariasi antara 30 dan 602,4.
Daya tahan benturan semua lensa yang tersedia di Amerika Serikat harus
memenuhi persyaratan daya tahan lensa terhadap benturan yang ditetapkan oleh Food
and Drug Administration (FDA). Lensa yang digunakan untuk anak-anak dan orang
dewasa yang aktif juga harus memenuhi persyaratan tahan benturan sesuai standar
ANSI Z87.1-2003 (American National Standards Institute) menyatakan bahwa
semua lensa kaca harus dites baik terhadap panas atau kimia, dan mekanik  untuk
mengukur dampak terhadap benturan3,5.

II.1 Lensa Kacamata Berbahan Dasar Kaca


Lensa berbahan kaca memberikan kejernihan yang lebih baik dan tahan
terhadap goresan namun memiliki sejumlah kekurangan, antara lain mudah pecah,
tebal, dan lebih berat bila dipakai. Saat ini lensa kaca telah jarang digunakan dan
kebanyakan pasien telah beralih dengan menggunakan lensa plastik3.
Kaca yang digunakan sebagai lensa kacamata merupakan campuran antara
pasir, soda dan lemon, yang dapat ditambahkan berbagai oksida yang dapat
mengubah indeks bias atau dapat mewarnai material lensa kacamata4.

II.1.1 Opthalmic Crown Glass


Ophthalmic crown glas merupakan lensa kacamata dengan komposisi 70%
silica (pasir), 14-16% sodium oksida (soda), 11-13% kalsium oksida (lime), dan
sejumlah kecil kalium, boraks, dan arsen. Lensa opthalmic crown merupakan lensa

2
kacamata standar dengan indeks bias 1.52 dan nilai Nu 58.9. Material lensa
ophthalmic crown sangat transparan, tidak berwarna dan tahan terhadap bahan-bahan
kimia, tidak menyebabkan perubahan warna meskipun kacamata telah sekian lama
digunakan, dan tidak mudah tergores4,5.
Ophthalmic crown glass akan memenuhi persyaratan FDA terhadap daya
tahan benturan (impact resistance) bila lensa dikeraskan. Lensa kacamata berbahan
Ophthalmic crown digunakan untuk kacamata single vision, dan segmen jauh dari
kacamata bifokal dan trifokal5.

II.1.2 Kacamata Dengan Indeks Bias Tinggi (High Index Glass)


High index glass merupakan lensa kacamata yang terbuat dari kaca dengan
indeks bias yang tinggi (≥ 1.70)2. Material lensa kacamata ini diperoleh dengan cara
menambahkan titanium oksida pada campuran kaca. Oksida ini akan meningkatkan
indeks bias kaca, namun juga meningkatkan dispersi kromatik. Penggunaan material
lensa kacamata yang terbuat dari kaca dengan indeks bias tinggi ini karena semakin
tinggi indeks bias, kurva kelengkungan lensa menjadi lebih datar sehingga
menurunkan ketebalan pinggiran lensa negatif dan menurunkan ketebalan bagian
tengah lensa positif 4,5,6.

Gambar 2.1 Material lensa dengan indeks bias tinggi akan membuat kurva kelengkungan
permukaan lensa lebih datar. Lensa negatif dengan indeks bias tinggi akan lebih tipis pada
tepinya, sedangkan lensa positif dengan indeks bias tinggi akan lebih tipis pada permukaan
sentral lensa. Sumber: Stephen GL.4

3
Saat ini material plastik dengan indeks bias tinggi telah menggantikan
kacamata yang terbuat dari kaca dengan indeks bias tinggi. Namun kacamata yang
terbuat dari kaca dengan indeks bias tinggi ini masih digunakan pada kondisi lensa
negatif berkekuatan tinggi dimana indeks bias yang tinggi menjadikan lensa lebih
tipis4,6.

II.1.3 Flint Glass


Kaca flint mengandung 45-65% lead oxide, 25%-45% silica, dan 10%
gabungan soda dan potassium oksida. Kaca flint memiliki indeks bias yang lebih
tinggi dibandingkan dengan crown (1.580 untuk flint ringan hingga 1.690 untuk flint
padat), dan dispersi kromatik yang lebih besar (nilai nu 30-40)6.
Kaca flint ini digunakan untuk kacamata single vision dengan power tinggi
oleh karena dapat menghasilkan lensa yang tipis (walaupun lebih berat) dengan
indeks bias yang tinggi. Kaca flint juga digunakan untuk segmen bifokal dari
kacamata fused bifocal (dimana segmen minor harus memiliki indeks refraksi yang
lebih tinggi dari segmen mayor), serta digunakan untuk melindungi dari sinar X.
Kaca flint tidak dapat dikeraskan untuk memenuhi kriteria tahan benturan seperti
yang ditetapkan oleh FDA, oleh karena itu pasien yang diresepkan dengan
menggunakan bahan ini harus disertakan keterangan bahwa kacamata tidak tahan
benturan6,7,8.
II.1.4 Barium crown glasses
Kaca Barium Crown mengandung 25-40% barium oksida, yang mempunyai
efek yang sama dengan lead oxide dalam meningkatkan indeks refraksi, namun tanpa
disertai dengan peningkatan dispersi kromatik yang besar. Kaca barium crown
memiliki indeks bias 1.541 hingga 1.616 dengan nilai nu 59 hingga 55.
Penggunaannya adalah untuk segmen pada kacamata fused bifocal seri Nokrome7,8,9.

4
Tabel 2.1 Properti optikal dari kacamata dengan indeks bias tinggi untuk segmen
bifokal dibandingkan dengan ophthalmic crown glass. Sumber: Fannin TE9
Jenis kaca Indeks bias Nilai Nu Gravity specifity
Ophthalmic crown 1.523 58.9 2.54
Dense flint 1.616 38.0 3.53
Extra dense flint 1.690 30.7 4.02
Barium crown 1.701 31.0 2.99

2.2. Lensa Kacamata Berbahan Plastik


Lensa kacamata plastik berkembang pesat sejak dekade 1970-an dan
menggantikan sebagian besar penggunaan material kaca. Terpenuhinya persyaratan
FDA mengenai daya tahan benturan pada kacamata dan meningkatnya popularitas
kacamata berlensa besar serta mudahnya pewarnaan lensa berbahan plastik ini
membuat penggunaan lensa kacamata berbahan plastik menjadi meningkat. Lensa
plastik terbuat dari resin sintetis berkualitas tinggi yang memiliki kualitas yang sama
seperti kaca, namun memiliki berat yang lebih ringan. Bahan plastik juga memiliki
keunggulan pada keamanan pemakaiannya karena tidak mudah pecah. Namun
kelemahannya secara kosmetik yaitu lebih tebal dari lensa kaca dengan kekuatan
lensa yang sama. Lensa plastik juga tidak begitu tahan terhadap goresan kaca
sehingga beberapa produsen menerapkan lapisan pada lapisan luar permukaan kaca
untuk membuat lebih tahan gores. Ada dua jenis plastik yang digunakan dalam lensa
yaitu thermosetting atau resin keras (CR-39®) dan resin termoplastik
(polycarbonate)9,10.

2.2.1. Columbia Resin 39 (CR-39)


Columbia Resin 39 (CR-39) merupakan plastik polimer standar yang
digunakan untuk membuat lensa kacamata berbahan plastik. CR-39 tidak melunak
pada proses pemanasan sehingga disebut juga sebagai thermosetting plastic.
Keuntungan utama dari lensa CR-39 dan bahan plastik lainnya bila dibandingkan
dengan kaca adalah densitasnya lebih rendah sehingga beratnya hanya separuh dari
crown glass pada kekuatan yang sama. Abbe number (nilai Nu) lensa CR-39 adalah

5
58, hampir sama dengan crown glass sehingga sehingga dispersi kromatik hampir
tidak dikeluhkan oleh pemakai meskipun lensa berkekuatan tinggi10.
CR-39 memiliki indeks bias 1.498, nilai nu 58 dan massa jenis 1.32. Indeks
biasnya paling rendah dari semua material lensa sehingga lensa CR-39 paling tebal.
CR-39 lebih murah dibandingkan material lain bahkan tanpa perawatan khusus serta
dapat menahan ultraviolet A (UVA) dan ultraviolet B (UVB). Ketebalannya setengah
dari yang berbahan kaca, sangat transparan, tahan benturan, menghasilkan dispersi
kromatis yang rendah9,10.
Lensa CR-39 lebih mudah tergores jika dibandingkan dengan ophthalmic
crown glass. Namun hal ini dapat dihindari dengan memberikan lapisan anti gores
atau Scratch-Resistant Coating (SRC)4. SRC dapat mempengaruhi proses pewarnaan
pada lensa CR-39, dan SRC dapat rusak oleh pemanasan10.
Sejumlah keuntungan pada lensa CR-39 diantaranya ringan (lightness), tahan
benturan (impact resistance), Tahan terhadap senyawa kimia(Chemical Inertness),
Tahan terhadap penekanan (Resistance to Pitting), Tahan terhadap pengasapan
(Resistance to Fogging), ) Mudah dalam pewarnaan (Tintabilityi),dan memiliki
keragaman dalam desain optik (Versatility in optical design) 8,9,10.
Nilai massa jenis yang rendah menjadikan CR-39 memiliki berat rata-rata
setengah dari kaca ophthalmic crown pada ukuran yang sama, CR-39 juga memiliki
kemampuan tahan benturan yang sesuai dengan kriteria FDA untuk lensa kacamata.,
tahan terhadap pelarut seperti aseton, benzena, minyak gas, dan terhadap bahan kimia
lain kecuali asam oksidasi, tahan terhadap partikel panas seperti percikan bunga api
dibandingkan dengan kaca, serta memilki konduktivitas termal yang lebih rendah
dibandingkan kaca sehingga perubahan temperatur yang tiba-tiba tidak menimbulkan
pengkabutan seketika pada lensa. Hampir semua warna dapat diaplikasikan pada
permukaan lensa CR-39. Warna yang senada pada seluruh permukaan lensa CR-39
ataupun warna yang bergradasi dengan intensitas atau warna yang berbeda dapat
diberikan pada lensa ini. Jika diinginkan pewarna dapat dihilangkan dan lensa dapat
diwarnai dengan warna berbeda. Tehnik pencetakan lensa yang semakin berkembang

6
memungkinkan desainer kacamata memiliki kebebasan dalam mendesain lensa yang
sebelumnya sulit dilakukan oleh karena biaya dan terbatasnya ketersediaan lensa10.
CR-39 juga memiliki kekurangan antara lain mudah terjadi abrasi permukaan
lensa (Surface abrasion), daya tahan terhadap abrasi permukaan lensa lebih rendah
pada lensa CR-39 dibandingkan dengan kaca ophthalmic crown. Oleh karenanya
pembuatan permukaan lensa CR-39 harus dikerjakan dengan hati-hati dan pasien
harus diinstruksikan untuk merawat lensanya dengan baik. Perusahaan kacamata yang
menggunakan CR-39 mengatasi hal ini dengan membuat pelapis anti gores yang
tahan lama pada kedua permukaan lensa sehingga memperbaiki daya tahan lensa CR-
39 terhadap goresan. Selain itu lensa CR 39 lebih tebal (Increased thickness karena
indeks biasnya yang rendah dan memiliki ketebalan yang berbeda antara sentral lensa
dan tepi lensa. Perbedaan ketebalan ini akan membuat mata tampak lebih besar atau
lebih kecil sehingga mengganggu penampilan pasien secara kosmetik9,10.

2.2.2. Lensa Plastik Indeks Bias Tinggi (High Index Plastic Lens)
Lensa dengan indeks bias 1,6 atau lebih tinggi disebut sebagai “High index
plastic lens”. High index plastic lens merupakan lensa kacamata yang terbuat dari
plastik yang sering digunakan pada lensa dengan kekuatan yang tinggi agar lensa
menjadi lebih tipis. Kejernihan optik dan daya tahan benturan pada lensa berindeks
bias tinggi bervariasi tergantung dari material yang digunakan dan nilai indeks
biasnya. Tapi, umumnya lensa berindeks bias tinggi, berat material juga bertambah
dan (nilai Abbe) rendah. Lensa plastik berindeks bias tinggi membutuhkan pelapis
anti gores. High index plastic lens yang diproduksi di Amerika memiliki indeks bias
antara 1.54 hingga 1.74. Salah satu lensa plastik dengan indeks bias tinggi yang
digemari di Amerika adalah yang memiliki indeks bias 1.67, oleh karena lensa
dengan indeks bias 1.67 50% lebih tipis daripada lensa CR-39 standar9,11.

2.2.3. Polikarbonat

7
Polikarbonat merupakan material termoplastik yang sangat fleksibel sehingga
menjadikannya tahan terhadap benturan. Disebut termoplastik karena polikarbonat
meleleh pada proses pemanasan. Oleh karena struktur permukaan lensa polikarbonat
lebih lunak daripada CR-39, semua lensa polikarbonat harus dilapisi dengan lapisan
keras agar lensa menjadi tahan gores dan memberikan perlindungan terhadap bahan
kimia9,10.
Polikarbonat memiliki kelebihan dibandingkan dengan lensa yang terbuat dari
kaca dan CR-39 dalam hal daya tahan terhadap benturan sehingga banyak digunakan
dalam lingkup industri dan olahraga sebagai kacamata proteksi. Penggunaannya kini
semakin luas bahkan digunakan sebagai kacamata sehari-hari oleh karena
meningkatnya resiko cedera akibat pecahnya kacamata. Polikarbonat merupakan jenis
lensa plastik indeks tinggi (1.586) dibandingkan CR-39 dan crown glass sehingga
polikarbonat lebih tipis dari hampir semua material lensa lainnya, hal ini dapat
memperbaiki penampilan pasien yang harus menggunakan kacamata berkekuatan
tinggi11.
Namun kekurangan material ini hanya memiliki nilai abbe yang rendah (30)
sehingga derajat dispersi kromatik tinggi. Lensa dengan indeks bias tinggi akan
memantulkan lebih banyak cahaya daripada material lensa dengan indeks bias rendah,
dan pantulan ini tidak nyaman bagi pasien. Penggunaan lapisan anti pantul (Anti
Reflection Coating/ARC) dapat mengurangi pantulan cahaya tersebut dan secara
konsmetik akan akan tampak lebih baik Kekurangan lain dari lensa polikarbonat
adalah harganya yang mahal dan mudah tergores. Oleh karena itu lensa polikarbonat
dilapisi dengan SRC (Surface Resistent Coating) pada kedua permukaan lensa10,12.

Tabel 2.2 Properti dari Material lensa kacamata dari plastik dibandingkan dengan
ophthalmic crown glass. Sumber: Fannin TE9

8
Material lensa kacamata Indeks bias Nilai Nu Graviti spesifik
Ophthalmic crown 1.523 58.9 2.54
CR-39 1.498 58.0 1.32
Polycarbonate 1.586 30.0 1.20
Trivex 1,531 46 1,10

2.2.4. Trivex
Lensa Trivex merpakan material plastik terbaru yang memiliki karakteristik
seperti lensa policarbonat. Lensa Trivex juga tipis, ringan dan tahan benturan.
Perbedaan antara Trivex dan policarbonat adalah Trivex memberikan kejernihan
optikal yang lebih baik. Disebut Trivex karena ada 3 fitur unggulan dari bahan ini
yaitu keunggulan kualitas optikalnya, super ringan dan super kuat di kelasnya.
Material ini awalnya dipakai oleh penggunaan militer sebagai kacamata militer,
namun saat ini penggunaanya secara umum12.
Bahan plastik yang terbaru, memiliki kinerja optik yang kuat dan memberikan
kejernihan penglihatan karena memiliki nilai Abbe yang tinggi (46)dan material lensa
teringan yang ada dengan indeks bias 1,53, dan berat jenis 1,1 serta memiliki daya
tahan benturan yang baik. (lulus FDA 21 dan ANSI Z87. 1). Penggunaan material
lensa policarbonat atau trivex lebih disarankan pada pengguna anak-anak, atlet, dan
individu yang aktif seperti pemadam kebakaran atau polisi11,12.

2.3. Lensa Photochromic


Lensa photochromic  atau yang biasa disebut sebagai lensa transisi adalah
lensa yang dapat berubah warna. Ketika berada di dalam ruangan warnanya bening
seperti kacamata baca, namun ketika berada di luar ruangan warnanya berubah
menjadi gelap seperti kacamata hitam. Lensa transisi memberikan perlindungan pada
mata dari radiasi sinar ultraviolet13.
Material  photochromic  menjadi gelap ketika terkena sinar UV. Makin besar
intensitas cahaya, makin gelap pula tingkat warna yang dihasilkan. Sebaliknya jika
sinar UV tidak mengenai lensa, maka lensa seketika akan menjadi jernih seperti

9
lensa-lensa pada umumnya. Faktor yang menyebabkan perubahan lensa adalah
paparan terhadap sinar UVA. Ketika terpapar radiasi sinar UVA yang tinggi, molekul
photochromic akan menjadi aktif dan lensa menjadi gelap 14.
Perubahan ini karena efek reaksi photochromic pada molekul-molekul dalam
lensa terhadap sinar UV sehingga bentuk molekul mengalami perubahan. Bentuk
molekul yang baru akan mengabsorbsi cahaya menyebabkan lensa berubah lebih
gelap. Jumlah molekul yang mengalami perubahan bervariasi tergantung pada
intensitas sinar UV. Reaksi Photochromic bersifat reversibel, artinya jika pengguna
lensa ini masuk kembali ke dalam ruangan maka lensa akan kembali jernih dan
transparan. Absennya sinar UV menyebabkan bentuk molekul kembali seperti semula
menyebabkan sifat mengabsorbsi cahaya akan berkurang dan hilang. Proses ini
berlangsung cepat dan spontan12,13.

Gambar 2.2 Lensa photochromic berubah warna sesuai dengan intensitas cahaya
Sumber: Citek K13

2.4. Pelapisan Material Lensa Kacamata


Penambahan lapisan pada permukaan lensa dapat mempengaruhi fungsi lensa
dan memperindah penampilan pasien secara kosmetik. Berikut ini lapisan kacamata
yang sering digunakan13.

2.4.1. Lapisan Anti Pantul (Anti Reflective Coating)


Lapisan anti pantul juga disebut AR coating atau anti-glare coating
mengurangi pemantulan cahaya (Gambar 2.3) dan dapat memperjelas penglihatan

10
melalui lensa dengan, mengurangi silau, dan halo disekitar cahaya . Adanya lapisan
anti pantul ini akan membuat pasien akan lebih aman bila berkendara di malam hari,
serta dapat memperindah penampilan kacamata11,13.
Lapisan anti pantul terdiri atas beberapa lapis metal oksida yang diaplikasikan
dipermukaan depan dan belakang lensa. Pantulan dari belakang lensa tampak seperti
cincin yang membuat lensa tampak tebal, sementara pantulan dari depan lensa akan
menyamarkan mata pasien jika dilihat oleh lawan bicara. Dengan lapisan anti pantul
ini, kacamata akan tampak tipis dan mata pengguna kacamata akan lebih tampak jelas
dan natural oleh lawan bicara sehingga kontak mata dapat terjadi 3,13.

Gambar 2.3 Gelombang cahaya ketika menyentuh permukaan lensa yang tidak dilapisi
lapisan anti pantul dibandingkan dengan lensa yang memiliki lapisan anti pantul.
Sumber: Citek K13

Lapisan anti pantul sangat baik jika diaplikasikan pada lensa dengan indeks
bias yang tinggi karena lensa dengan indeks bias tinggi lebih banyak memantulkan
cahaya10. Lapisan anti pantul akan memperbaiki secara kosmetik tampilan mata pada
penyiar televisi yang menggunakan kacamata atau yang akan difoto. Jika pasien akan
diberikan resep kacamata dengan lensa berkekuatan tinggi, maka perpaduan antara
lensa kacamata dengan indeks bias tinggi dan lapisan anti pantul merupakan saran
yang baik. Pada kacamata pelindung sinar matahari, lapisan anti pantul ini

11
diaplikasikan di permukaan belakang lensa (dekat dengan mata) sehingga akan
mengurangi pantulan cahaya dari sinar matahari yang berasal dari arah belakang
pengguna kacamata 13,14.
Lapisan anti pantul dapat dilengkapi dengan lapisan hidrofobik dan oleofobik
yang menolak air dan lemak. Teknologi hidrofobik menghalangi terbentuknya water
spot pada lensa, sementara oleofobik mengurangi terbentuknya penempelan minyak
dan bekas sidik jari pada lensa, sehingga lensa menjadi mudah dibersihkan. Properti
hidrofobik dan oleofobik pada lensa juga secara dramatis meningkatkan daya tahan
lensa terhadap goresan13.

2.4.2. Lapisan Anti Gores (Anti Scratch Coating)


Tidak ada lensa kacamata –bahkan ophthalmic crown glass– yang anti gores.
Pelapisan kacamata dengan lapisan anti gores pada bagian depan dan belakang
permukaan lensa akan menjadikan permukaan lensa lebih keras, sehingga lensa
menjadi tahan gores walau terjatuh atau dilap dengan menggunakan tissue yang
kasar. Lensa pada anak-anak sebaiknya dilapisi dengan lapisan anti gores3,11,13.
Saat ini lensa kacamata dengan indeks bias tinggi, lensa polikarbonat maupun
CR-39 telah dilapisi dengan lapisan anti gores. Namun terkadang masih terdapat pula
lensa kacamata dengan lapisan anti gores yang opsional12.

2.4.3. Lapisan Anti Radiasi Sinar Ultraviolet (UV treatment)


Lensa kacamata yang terbuat dari plastik regular (CR-39) dapat memblokade
hampir semua sinar UV, namun penambahan warna yang bersifat anti sinar UV dapat
meningkatkan blokade sinar UV hingga 100%. Lensa polikarbonat dan lensa plastik
dengan indeks bias tinggi sudah memiliki 100% perlindungan sinar UV sehingga
tidak diperlukan lapisan tambahan anti UV12,13.
2.4.4. Lapisan Cermin (Mirror Coating)
Kebalikan dari lapisan anti pantul yang sangat jernih dan tidak berwarna,
lapisan cermin ini merupakan lapisan yang berwarna dan bersifat memantulkan

12
cahaya. Lapisan cermin ini sepenuhnya digunakan untuk tujuan kosmetik yang mana
pasien tidak ingin orang lain melihat matanya (mungkin karena terdapat kecacatan
pada mata). Kacamata dengan lapisan cermin ini memberikan proteksi dan pasien
tidak merasakan perbedaan apapun dengan penglihatannya meskipun lensanya
berwarna, namun orang lain dapat melihat warna tersebut12,13. 

2.5. Material Bingkai Kacamata


Awalnya bingkai kacamata didesain dengan material perak atau emas pada
zaman kerajaan dahulu. Saat ini bahan metal telah digantikan oleh berbagai bahan
lainnya seperti nikel, alumunium, stainless steel, dan titanium dan bingkai berbahan
plastik. Bingkai plastik pada dasarnya keras dapat disesuaikan sesuai pemakaiannya.
Warna, pola, dan model yang tersedia pada bahan plastik memiliki banyak pilihan,
dan bingkai berbahan plastik kebanyakan memiliki bantalan pada hidung14.

2.4.1. Jenis bingkai kacamata


Jenis bingkai (frame) kacamata berdasarkan 3 macam perbedaan konstruksi:
bingkai penuh, bingkai setengah, dan tanpa bingkai (fullrim, halfrim/semi-rimless,
rimless)14.

a. Bingkai penuh(fullrim)
Bingkai kacamata ini memiliki konstruksi kacamata ini memiliki batas
diseluruh tepian lensanya. Batas tersebut biasa disebut dengan istilah Rim. Rim
tersebut dapat melindungi lensa sehingga tidak mudah pecah apabila terjatuh. Dapat
berbahan metal maupun plastik, atau gabungan dari keduanya. Bentuk variasi ini
adalah bingkai berbahan metal yang diberi tambahan selubung plastik di bagian atas
rim3,8,14.

13
Gambar2.4. Kacamata dengan bingkai fullrim
Sumber: Heiting G14

b. Bingkai Setengah (semi-rimless)


Bingkai kacamata ini hanya memiliki separuh rim (biasanya pada bagian atas
saja) sehingga lensanya tampak seperti menggantung pada rimnya. Untuk menahan
sisi bagian bawah lensa biasanya menggunakan tali nylon. Bingkai ini lebih cocok 
dengan lensa berbahan plastik karena apabila terjatuh maka tidak mudah untuk pecah.
Jenis lainya pada lensa dipasang baut pada area nasal dan temporal15.

Gambar2.5. Kacamata dengan bingkai semirimless


Sumber: Heiting G14

c. Tanpa Bingkai. (Rimless)


Kacamata model rimless ini tidak memiliki rim untuk menahan lensanya,
lensa hanya ditahan oleh beberapa baut yang ditempatkan di bagian nasal dan
temporal. Jenis ini mudah pecah ketika jatuh, oleh karena itu lensa yang dipakai
hanya yang berbahan plastik berindeks bias tinggi, seperti policarbonat atau trivex12,
14.15
.

Gambar 2.6. Kacamata rimless


Sumber: Heiting G14

2.6. Bingkai Kacamata khusus


Bingkai yang diproduksi mayoritas ditujukan kepada individu dengan ukuran
kacamata standar. Namun juga ada bingkai untuk keadaan khusus antara lain bingkai

14
untuk anak dan masyarakat Asia, kacamata dengan pelindung samping, kacamata
untuk penderita ptosis, dan kacamata penunjang protesa14.

2.6.1. Bingkai untuk anak-anak dan masyarakat Asia


Masyarakat Asia dan bayi umumnya ukuran bridges lebih kecil pada
daerah hidungnya, oleh karena itu bingkai plastik akan terlalu rendah pada wajah dan
dekat dengan mata dan membutuhkan bantalan (pad) yang dapat disesuaikan dengan
ukuran hidung sehingga kacamata dapat di pakai dengan nyaman. 3,13.

2.6.2. Kacamata pelindung samping


Kacamata ini digunakan sebagai protektif yang digunakan pada industri dan
beberapa kondisi seperti sindrom mata kering membutuhkan penutup mata.
Umumnya jenis kacamata ini menggunakan bahan plastik yang lembut dan
transparan serta memiliki dimensi yang cukup besar sehingga mampu menutupi area
sekitar mata. Bingkai kacamata ini juga memiliki tangkai yang dilengkapi dengan
pelindung3,14.

.
Gambar 2.7. Kacamata pelindung samping
Sumber: Stein HA3

2.6.3. Kacamata untuk ptosis


Pada beberapa kasus dimana tindakan operasi untuk ptosis merupakan
kontraindikasi. Maka bingkai kacamata penopang ptosis dapat membantu dengan
bagian kecil berupa kawat atau plastik yang melekat pada bagian dalam bingkai
kacamata. Kawat tersebut dapat diatur untuk menaikkan kelopak mata pasien ptosis
14
.

15
Gambar 2.8. Kacamata untuk ptosis
Sumber: Heiting G14

2.6.4. Kacamata penunjang protesa


Bingkai kacamat dapat digunakan untuk menunjang protesa yang
digabungkan dengan soket atas dan bawah kelopak mata. Gambar dibawah
menunjukkan pasien yang menderita keganasan orbita seteah dilakukan tindakan
eksenterasi mata dan kelopak mata. Kemudian direhabilitasi dengan kacamata yang
dapat menunjang protesa3,14.

Gambar2.9. Bingkai kacamata dengan protesa pada pasien paska eksenterasi


Sumber: Stein HA3

2.7. Tangkai kacamata


Tangkai kacamata memiliki beragam bentuk yang dapat disesuaikan
kebutuhan pemakaiannya untuk mengoptimalkan kerja kacamata. Terdapat beberapa
jenis tangkai kacamata, yang paling sering antara lain tangkai cable, tangkai straight
atau lurus, dan tangkai paddle14,15.
Tangkai cable disebut juga sebagai tangkai ridding bow atau tangkai curl side.
Jenis tangkai cable dapat terbuat dari metal atau plastik yang ujung belakangnya
melengkung hampir setengah lingkaran. Bingkai kacamata dengan tangkai seperti ini
lebih sering disarankan untuk pemakai kacamata dengan ukuran dioptri lensa yang

16
tinggi, karena kacamata seperti ini membutuhkan kestabilan yang tinggi dan tipe
tangkai ini cocok untuk anak-anak dan individu yang aktif13,15.
Tangkai lurus disebut sebagai tangkai library dengan berbentuk lurus tanpa
lengkungan di ujung belakang namun profil tangkai dibuat melebar di bagian tersebut
sehingga masih dapat memberikan friksi untuk menjaga agar posisi kacamata tidak
mudah merosot. Bentuk tangkai ini cocok dipakai oleh orang yang cenderung sering
melepas kacamatanya dan individu yang memakai penutup kepala sehingga
memudahkan pemakaiannya14,15.
Tangkai paddle juga disebut tangkai skull atau tangkai hockey. Ini jenis
tangkai yang sangat umum dan banyak diaplikasikan pada berbagai model kacamata.
Tangkai jenis ini bentuknya lurus dengan ujung yang dibuat melengkung di bagian
belakang. Lengkungan ini bertugas membangkitkan friksi dengan bagian belakang
telinga pemakai sehingga kedudukan kacamata dapat stabil3,15.

Gambar. 2.10. A. Tangkai Cabble, B.Tangkai lurus atau Library, C-E. Tangkai Paddle,
Skull atau hockey. Sumber : Stein3
3. Kesimpulan
Pemilihan material lensa juga penting untuk diketahui seorang dokter mata
karena masing-masing material lensa memiliki kelebihan dan kekurangan. Anamnesa
seksama mengenai aktivitas pasien, kemauan, dan kebutuhan pasien terhadap

17
kacamata diharapkan dapat membantu pemberian resep material lensa dan komponen
kacamata yang tepat. Edukasi mengenai sifat material lensa kacamata dan
komponennya serta cara perawatannya juga harus diinformasikan kepada pasien.

Daftar Pustaka

1. Pitts DG, Ralph C. Prescription of Absorptive Lenses. Dalam: Benjamin BJ.


Editor Borish’s Clinical Refraction. China: Butterworth Heinemann
Elsevier.2006. 1153-1187

18
2. American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical Science Course.
Clinical Optic. Section 3. Singapore: American Academy of Ophthalmology.
2011. hal 157-162

3. Stein HA., Stein RM dan Freeman MI., Fact about Glasses. Ophthalmic
Assistant, Edisi ke-9. Elsevier; 2013. hal. 209-240

4. Stephens GL. Spectacle lens Materials. Dalam: Benjamin BJ. Editor Borish’s
Clinical Refraction. China: Butterworth Heinemann Elsevier.2006. 1026-1100

5. Jalie M. Materials for spectacle lenses Optical and mechanical performance.


Diunduh dari http://otcet.co.uk. Diakses pada tanggal 30 Maret 2015.

6. Kingslake R, Barry J. Lens Design Fundamentals. Edisi ke-2. United States of


America: SPIE Press. 2010. hal. 137-172

7. Mohan K, Ashok S. How often are spectacle lenses not dispensed as


prescribed. Indian J Ophthalmol. 2012. Nov-Dec; 60(6): 553–555.

8. Bhattacharyya B. Textbook of Visual Science and Clinical Optometry. New


Delhi : Jaypee, 2009. hal.159-193

9. Elkington AR, Frank HJ. Clinical Optics. 3rd edition London: Blackwell
Science. 2006. hal 74-98

10. Disepensing Trivex, the Decathlete of lens Material. Diunduh


dari .http://www.2020mag.com. Diakses pada tanggal 3 April 2015

11. Citek K. Anti-reflective coatings reflect ultraviolet radiation. Journal of the


American Optometric Association, 2008. 79( 3):143-148

12. Byron YN. Whwn are glasses medicine?. Journal of the American Optometric
Association, 2010. 81( 8):381-386

13. Meister D. High-Powerd Lenses and Thickness. Online Optical Continuing


Education.2015. Diunduh dari http://www.Opticampus.com/cecourse.
High_powered.htm. Diakses pada tanggal 5 April 2015

14. Heiting G. How to Choose the Best Lenses for Your Glasses. Diunduh
dari .http://www.allaboutvision.com. Diakses pada tanggal 30 Maret 2015

19
15. Warren JS, Modern Optical Enginering. 4th Ed. New Dehli: Tata McGraww
Hill. 2008 hal. 205-252

20

Anda mungkin juga menyukai