I. Pendahuluan
Kacamata adalah sebuah bingkai yang dilengkapi lensa yang dikenakan
didepan mata, untuk koreksi penglihatan, perlindungan mata. Penggunaan kacamata
berkembang pesat pada tahun 1784 dengan penemuan kacamata bifokal oleh
Benjamin Franklin yang kemudian diikuti kemunculan berbagai material lensa,
bingkai kacamata serta desain kacamata modern yang beragam1.
Awalnya material lensa kaca merupakan satu-satunya pilihan untuk
kacamata, namun kini berbagai material lensa telah tersedia untuk disesuaikan dengan
berbagai kebutuhan. Bahkan berbagai desain dan komponen kacamata telah dapat
disesuaikan berdasarkan kenyamanan, aktifitas sehari-hari serta kebutuhan optik
pengguna kacamata. Sari kepustakaan ini akan membahas tentang karakteristik jenis
material lensa dan komponen kacamata, namun tidak membahas mengenai desain
lensa.1,2.
1
makin besar sudut refleksinya dan persentasi cahaya yang dipantulkan. Semakin
tinggi indeks bias, maka lensa semakin tipis3,4.
Berat jenis merupakan besaran yang akan menentukan berat suatu lensa.
Semakin rendah berat jenis suatu bahan lensa, semakin ringan beratnya. Nilai Abbe
(value) merupakan indikasi kualitas optik yang menunjukkan nilai dispersi
(penguraian cahaya oleh bahan lensa). Semakin tinggi indeks bias material lensa
maka semakin besar dispersi kromatik dan semakin rendah nilai Abbe. Nilai Abbe
material lensa kacamatamata bervariasi antara 30 dan 602,4.
Daya tahan benturan semua lensa yang tersedia di Amerika Serikat harus
memenuhi persyaratan daya tahan lensa terhadap benturan yang ditetapkan oleh Food
and Drug Administration (FDA). Lensa yang digunakan untuk anak-anak dan orang
dewasa yang aktif juga harus memenuhi persyaratan tahan benturan sesuai standar
ANSI Z87.1-2003 (American National Standards Institute) menyatakan bahwa
semua lensa kaca harus dites baik terhadap panas atau kimia, dan mekanik untuk
mengukur dampak terhadap benturan3,5.
2
kacamata standar dengan indeks bias 1.52 dan nilai Nu 58.9. Material lensa
ophthalmic crown sangat transparan, tidak berwarna dan tahan terhadap bahan-bahan
kimia, tidak menyebabkan perubahan warna meskipun kacamata telah sekian lama
digunakan, dan tidak mudah tergores4,5.
Ophthalmic crown glass akan memenuhi persyaratan FDA terhadap daya
tahan benturan (impact resistance) bila lensa dikeraskan. Lensa kacamata berbahan
Ophthalmic crown digunakan untuk kacamata single vision, dan segmen jauh dari
kacamata bifokal dan trifokal5.
Gambar 2.1 Material lensa dengan indeks bias tinggi akan membuat kurva kelengkungan
permukaan lensa lebih datar. Lensa negatif dengan indeks bias tinggi akan lebih tipis pada
tepinya, sedangkan lensa positif dengan indeks bias tinggi akan lebih tipis pada permukaan
sentral lensa. Sumber: Stephen GL.4
3
Saat ini material plastik dengan indeks bias tinggi telah menggantikan
kacamata yang terbuat dari kaca dengan indeks bias tinggi. Namun kacamata yang
terbuat dari kaca dengan indeks bias tinggi ini masih digunakan pada kondisi lensa
negatif berkekuatan tinggi dimana indeks bias yang tinggi menjadikan lensa lebih
tipis4,6.
4
Tabel 2.1 Properti optikal dari kacamata dengan indeks bias tinggi untuk segmen
bifokal dibandingkan dengan ophthalmic crown glass. Sumber: Fannin TE9
Jenis kaca Indeks bias Nilai Nu Gravity specifity
Ophthalmic crown 1.523 58.9 2.54
Dense flint 1.616 38.0 3.53
Extra dense flint 1.690 30.7 4.02
Barium crown 1.701 31.0 2.99
5
58, hampir sama dengan crown glass sehingga sehingga dispersi kromatik hampir
tidak dikeluhkan oleh pemakai meskipun lensa berkekuatan tinggi10.
CR-39 memiliki indeks bias 1.498, nilai nu 58 dan massa jenis 1.32. Indeks
biasnya paling rendah dari semua material lensa sehingga lensa CR-39 paling tebal.
CR-39 lebih murah dibandingkan material lain bahkan tanpa perawatan khusus serta
dapat menahan ultraviolet A (UVA) dan ultraviolet B (UVB). Ketebalannya setengah
dari yang berbahan kaca, sangat transparan, tahan benturan, menghasilkan dispersi
kromatis yang rendah9,10.
Lensa CR-39 lebih mudah tergores jika dibandingkan dengan ophthalmic
crown glass. Namun hal ini dapat dihindari dengan memberikan lapisan anti gores
atau Scratch-Resistant Coating (SRC)4. SRC dapat mempengaruhi proses pewarnaan
pada lensa CR-39, dan SRC dapat rusak oleh pemanasan10.
Sejumlah keuntungan pada lensa CR-39 diantaranya ringan (lightness), tahan
benturan (impact resistance), Tahan terhadap senyawa kimia(Chemical Inertness),
Tahan terhadap penekanan (Resistance to Pitting), Tahan terhadap pengasapan
(Resistance to Fogging), ) Mudah dalam pewarnaan (Tintabilityi),dan memiliki
keragaman dalam desain optik (Versatility in optical design) 8,9,10.
Nilai massa jenis yang rendah menjadikan CR-39 memiliki berat rata-rata
setengah dari kaca ophthalmic crown pada ukuran yang sama, CR-39 juga memiliki
kemampuan tahan benturan yang sesuai dengan kriteria FDA untuk lensa kacamata.,
tahan terhadap pelarut seperti aseton, benzena, minyak gas, dan terhadap bahan kimia
lain kecuali asam oksidasi, tahan terhadap partikel panas seperti percikan bunga api
dibandingkan dengan kaca, serta memilki konduktivitas termal yang lebih rendah
dibandingkan kaca sehingga perubahan temperatur yang tiba-tiba tidak menimbulkan
pengkabutan seketika pada lensa. Hampir semua warna dapat diaplikasikan pada
permukaan lensa CR-39. Warna yang senada pada seluruh permukaan lensa CR-39
ataupun warna yang bergradasi dengan intensitas atau warna yang berbeda dapat
diberikan pada lensa ini. Jika diinginkan pewarna dapat dihilangkan dan lensa dapat
diwarnai dengan warna berbeda. Tehnik pencetakan lensa yang semakin berkembang
6
memungkinkan desainer kacamata memiliki kebebasan dalam mendesain lensa yang
sebelumnya sulit dilakukan oleh karena biaya dan terbatasnya ketersediaan lensa10.
CR-39 juga memiliki kekurangan antara lain mudah terjadi abrasi permukaan
lensa (Surface abrasion), daya tahan terhadap abrasi permukaan lensa lebih rendah
pada lensa CR-39 dibandingkan dengan kaca ophthalmic crown. Oleh karenanya
pembuatan permukaan lensa CR-39 harus dikerjakan dengan hati-hati dan pasien
harus diinstruksikan untuk merawat lensanya dengan baik. Perusahaan kacamata yang
menggunakan CR-39 mengatasi hal ini dengan membuat pelapis anti gores yang
tahan lama pada kedua permukaan lensa sehingga memperbaiki daya tahan lensa CR-
39 terhadap goresan. Selain itu lensa CR 39 lebih tebal (Increased thickness karena
indeks biasnya yang rendah dan memiliki ketebalan yang berbeda antara sentral lensa
dan tepi lensa. Perbedaan ketebalan ini akan membuat mata tampak lebih besar atau
lebih kecil sehingga mengganggu penampilan pasien secara kosmetik9,10.
2.2.2. Lensa Plastik Indeks Bias Tinggi (High Index Plastic Lens)
Lensa dengan indeks bias 1,6 atau lebih tinggi disebut sebagai “High index
plastic lens”. High index plastic lens merupakan lensa kacamata yang terbuat dari
plastik yang sering digunakan pada lensa dengan kekuatan yang tinggi agar lensa
menjadi lebih tipis. Kejernihan optik dan daya tahan benturan pada lensa berindeks
bias tinggi bervariasi tergantung dari material yang digunakan dan nilai indeks
biasnya. Tapi, umumnya lensa berindeks bias tinggi, berat material juga bertambah
dan (nilai Abbe) rendah. Lensa plastik berindeks bias tinggi membutuhkan pelapis
anti gores. High index plastic lens yang diproduksi di Amerika memiliki indeks bias
antara 1.54 hingga 1.74. Salah satu lensa plastik dengan indeks bias tinggi yang
digemari di Amerika adalah yang memiliki indeks bias 1.67, oleh karena lensa
dengan indeks bias 1.67 50% lebih tipis daripada lensa CR-39 standar9,11.
2.2.3. Polikarbonat
7
Polikarbonat merupakan material termoplastik yang sangat fleksibel sehingga
menjadikannya tahan terhadap benturan. Disebut termoplastik karena polikarbonat
meleleh pada proses pemanasan. Oleh karena struktur permukaan lensa polikarbonat
lebih lunak daripada CR-39, semua lensa polikarbonat harus dilapisi dengan lapisan
keras agar lensa menjadi tahan gores dan memberikan perlindungan terhadap bahan
kimia9,10.
Polikarbonat memiliki kelebihan dibandingkan dengan lensa yang terbuat dari
kaca dan CR-39 dalam hal daya tahan terhadap benturan sehingga banyak digunakan
dalam lingkup industri dan olahraga sebagai kacamata proteksi. Penggunaannya kini
semakin luas bahkan digunakan sebagai kacamata sehari-hari oleh karena
meningkatnya resiko cedera akibat pecahnya kacamata. Polikarbonat merupakan jenis
lensa plastik indeks tinggi (1.586) dibandingkan CR-39 dan crown glass sehingga
polikarbonat lebih tipis dari hampir semua material lensa lainnya, hal ini dapat
memperbaiki penampilan pasien yang harus menggunakan kacamata berkekuatan
tinggi11.
Namun kekurangan material ini hanya memiliki nilai abbe yang rendah (30)
sehingga derajat dispersi kromatik tinggi. Lensa dengan indeks bias tinggi akan
memantulkan lebih banyak cahaya daripada material lensa dengan indeks bias rendah,
dan pantulan ini tidak nyaman bagi pasien. Penggunaan lapisan anti pantul (Anti
Reflection Coating/ARC) dapat mengurangi pantulan cahaya tersebut dan secara
konsmetik akan akan tampak lebih baik Kekurangan lain dari lensa polikarbonat
adalah harganya yang mahal dan mudah tergores. Oleh karena itu lensa polikarbonat
dilapisi dengan SRC (Surface Resistent Coating) pada kedua permukaan lensa10,12.
Tabel 2.2 Properti dari Material lensa kacamata dari plastik dibandingkan dengan
ophthalmic crown glass. Sumber: Fannin TE9
8
Material lensa kacamata Indeks bias Nilai Nu Graviti spesifik
Ophthalmic crown 1.523 58.9 2.54
CR-39 1.498 58.0 1.32
Polycarbonate 1.586 30.0 1.20
Trivex 1,531 46 1,10
2.2.4. Trivex
Lensa Trivex merpakan material plastik terbaru yang memiliki karakteristik
seperti lensa policarbonat. Lensa Trivex juga tipis, ringan dan tahan benturan.
Perbedaan antara Trivex dan policarbonat adalah Trivex memberikan kejernihan
optikal yang lebih baik. Disebut Trivex karena ada 3 fitur unggulan dari bahan ini
yaitu keunggulan kualitas optikalnya, super ringan dan super kuat di kelasnya.
Material ini awalnya dipakai oleh penggunaan militer sebagai kacamata militer,
namun saat ini penggunaanya secara umum12.
Bahan plastik yang terbaru, memiliki kinerja optik yang kuat dan memberikan
kejernihan penglihatan karena memiliki nilai Abbe yang tinggi (46)dan material lensa
teringan yang ada dengan indeks bias 1,53, dan berat jenis 1,1 serta memiliki daya
tahan benturan yang baik. (lulus FDA 21 dan ANSI Z87. 1). Penggunaan material
lensa policarbonat atau trivex lebih disarankan pada pengguna anak-anak, atlet, dan
individu yang aktif seperti pemadam kebakaran atau polisi11,12.
9
lensa-lensa pada umumnya. Faktor yang menyebabkan perubahan lensa adalah
paparan terhadap sinar UVA. Ketika terpapar radiasi sinar UVA yang tinggi, molekul
photochromic akan menjadi aktif dan lensa menjadi gelap 14.
Perubahan ini karena efek reaksi photochromic pada molekul-molekul dalam
lensa terhadap sinar UV sehingga bentuk molekul mengalami perubahan. Bentuk
molekul yang baru akan mengabsorbsi cahaya menyebabkan lensa berubah lebih
gelap. Jumlah molekul yang mengalami perubahan bervariasi tergantung pada
intensitas sinar UV. Reaksi Photochromic bersifat reversibel, artinya jika pengguna
lensa ini masuk kembali ke dalam ruangan maka lensa akan kembali jernih dan
transparan. Absennya sinar UV menyebabkan bentuk molekul kembali seperti semula
menyebabkan sifat mengabsorbsi cahaya akan berkurang dan hilang. Proses ini
berlangsung cepat dan spontan12,13.
Gambar 2.2 Lensa photochromic berubah warna sesuai dengan intensitas cahaya
Sumber: Citek K13
10
melalui lensa dengan, mengurangi silau, dan halo disekitar cahaya . Adanya lapisan
anti pantul ini akan membuat pasien akan lebih aman bila berkendara di malam hari,
serta dapat memperindah penampilan kacamata11,13.
Lapisan anti pantul terdiri atas beberapa lapis metal oksida yang diaplikasikan
dipermukaan depan dan belakang lensa. Pantulan dari belakang lensa tampak seperti
cincin yang membuat lensa tampak tebal, sementara pantulan dari depan lensa akan
menyamarkan mata pasien jika dilihat oleh lawan bicara. Dengan lapisan anti pantul
ini, kacamata akan tampak tipis dan mata pengguna kacamata akan lebih tampak jelas
dan natural oleh lawan bicara sehingga kontak mata dapat terjadi 3,13.
Gambar 2.3 Gelombang cahaya ketika menyentuh permukaan lensa yang tidak dilapisi
lapisan anti pantul dibandingkan dengan lensa yang memiliki lapisan anti pantul.
Sumber: Citek K13
Lapisan anti pantul sangat baik jika diaplikasikan pada lensa dengan indeks
bias yang tinggi karena lensa dengan indeks bias tinggi lebih banyak memantulkan
cahaya10. Lapisan anti pantul akan memperbaiki secara kosmetik tampilan mata pada
penyiar televisi yang menggunakan kacamata atau yang akan difoto. Jika pasien akan
diberikan resep kacamata dengan lensa berkekuatan tinggi, maka perpaduan antara
lensa kacamata dengan indeks bias tinggi dan lapisan anti pantul merupakan saran
yang baik. Pada kacamata pelindung sinar matahari, lapisan anti pantul ini
11
diaplikasikan di permukaan belakang lensa (dekat dengan mata) sehingga akan
mengurangi pantulan cahaya dari sinar matahari yang berasal dari arah belakang
pengguna kacamata 13,14.
Lapisan anti pantul dapat dilengkapi dengan lapisan hidrofobik dan oleofobik
yang menolak air dan lemak. Teknologi hidrofobik menghalangi terbentuknya water
spot pada lensa, sementara oleofobik mengurangi terbentuknya penempelan minyak
dan bekas sidik jari pada lensa, sehingga lensa menjadi mudah dibersihkan. Properti
hidrofobik dan oleofobik pada lensa juga secara dramatis meningkatkan daya tahan
lensa terhadap goresan13.
12
cahaya. Lapisan cermin ini sepenuhnya digunakan untuk tujuan kosmetik yang mana
pasien tidak ingin orang lain melihat matanya (mungkin karena terdapat kecacatan
pada mata). Kacamata dengan lapisan cermin ini memberikan proteksi dan pasien
tidak merasakan perbedaan apapun dengan penglihatannya meskipun lensanya
berwarna, namun orang lain dapat melihat warna tersebut12,13.
a. Bingkai penuh(fullrim)
Bingkai kacamata ini memiliki konstruksi kacamata ini memiliki batas
diseluruh tepian lensanya. Batas tersebut biasa disebut dengan istilah Rim. Rim
tersebut dapat melindungi lensa sehingga tidak mudah pecah apabila terjatuh. Dapat
berbahan metal maupun plastik, atau gabungan dari keduanya. Bentuk variasi ini
adalah bingkai berbahan metal yang diberi tambahan selubung plastik di bagian atas
rim3,8,14.
13
Gambar2.4. Kacamata dengan bingkai fullrim
Sumber: Heiting G14
14
untuk anak dan masyarakat Asia, kacamata dengan pelindung samping, kacamata
untuk penderita ptosis, dan kacamata penunjang protesa14.
.
Gambar 2.7. Kacamata pelindung samping
Sumber: Stein HA3
15
Gambar 2.8. Kacamata untuk ptosis
Sumber: Heiting G14
16
tinggi, karena kacamata seperti ini membutuhkan kestabilan yang tinggi dan tipe
tangkai ini cocok untuk anak-anak dan individu yang aktif13,15.
Tangkai lurus disebut sebagai tangkai library dengan berbentuk lurus tanpa
lengkungan di ujung belakang namun profil tangkai dibuat melebar di bagian tersebut
sehingga masih dapat memberikan friksi untuk menjaga agar posisi kacamata tidak
mudah merosot. Bentuk tangkai ini cocok dipakai oleh orang yang cenderung sering
melepas kacamatanya dan individu yang memakai penutup kepala sehingga
memudahkan pemakaiannya14,15.
Tangkai paddle juga disebut tangkai skull atau tangkai hockey. Ini jenis
tangkai yang sangat umum dan banyak diaplikasikan pada berbagai model kacamata.
Tangkai jenis ini bentuknya lurus dengan ujung yang dibuat melengkung di bagian
belakang. Lengkungan ini bertugas membangkitkan friksi dengan bagian belakang
telinga pemakai sehingga kedudukan kacamata dapat stabil3,15.
Gambar. 2.10. A. Tangkai Cabble, B.Tangkai lurus atau Library, C-E. Tangkai Paddle,
Skull atau hockey. Sumber : Stein3
3. Kesimpulan
Pemilihan material lensa juga penting untuk diketahui seorang dokter mata
karena masing-masing material lensa memiliki kelebihan dan kekurangan. Anamnesa
seksama mengenai aktivitas pasien, kemauan, dan kebutuhan pasien terhadap
17
kacamata diharapkan dapat membantu pemberian resep material lensa dan komponen
kacamata yang tepat. Edukasi mengenai sifat material lensa kacamata dan
komponennya serta cara perawatannya juga harus diinformasikan kepada pasien.
Daftar Pustaka
18
2. American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical Science Course.
Clinical Optic. Section 3. Singapore: American Academy of Ophthalmology.
2011. hal 157-162
3. Stein HA., Stein RM dan Freeman MI., Fact about Glasses. Ophthalmic
Assistant, Edisi ke-9. Elsevier; 2013. hal. 209-240
4. Stephens GL. Spectacle lens Materials. Dalam: Benjamin BJ. Editor Borish’s
Clinical Refraction. China: Butterworth Heinemann Elsevier.2006. 1026-1100
9. Elkington AR, Frank HJ. Clinical Optics. 3rd edition London: Blackwell
Science. 2006. hal 74-98
12. Byron YN. Whwn are glasses medicine?. Journal of the American Optometric
Association, 2010. 81( 8):381-386
14. Heiting G. How to Choose the Best Lenses for Your Glasses. Diunduh
dari .http://www.allaboutvision.com. Diakses pada tanggal 30 Maret 2015
19
15. Warren JS, Modern Optical Enginering. 4th Ed. New Dehli: Tata McGraww
Hill. 2008 hal. 205-252
20