Anda di halaman 1dari 30

Tema Referensi Ringkasan Teori Data

National Evan A. Berangkat dari dua premis bahwa bentuk Archipelagic state; Djuanda
resilience Laksamana geopolitik Indonesia adalah sekaligus strategic trinity; geo- Declaration;
(2011). kelemahannya karena luas daerah maritimnya strategy; geo- UNCLOS I-III;
“The Enduring dan kerangkanya berlandaskan pada (a) economics; geopolitics; UU No. 4 Tahun
Strategic strategic trinity, (b) geostrategy dan (c) dimensi Logika Jawa “Mandala”; 1960; Zona,
Trinity: sosial dan politik, maka Penulis mencoba Ekonomi
Explaining melihat bagaimana fitur geopolitik Indonesia Ekslusif;
Indonesia’s membentuk antara lain kebijakan keamanan Wawasan
Geopolitical nasional, pemikiran strategis dan politik luar Nusantara; UU
Architecture”. negerinya. No 3 Tahun
Jakarta: Centre 2002; Tabel dan
for Strategic and Kerangka geopolitik sebuah negara idealnya Proyeksi
International tidak terbatas pada dimensi spasial dan politik, overview
Studies and ia juga harus hadir dalam perkembangan ancaman
Indonesian aspek-aspek sebuah negara seperti: sosial, terhadap
Defense politik, ekonomi dan keamanan geografis. Indonesia; tabel
University. Dalam kasus Indonesia, sangat penting untuk karakter musuh
memahami struktur geopolitiknya karena ia Indonesia
negara yang kaya sumber daya alam dan (1945-2004);
terletak pada posisi yang sangat strategis. Juga, tabel
Indonesia menguasai salah satu selat penting International
dunia. Maritime
Bureau
Geopolitik sebagai pedoman kebijakan nasional mengenai
praksis (Badan Lintas Departemen) pertama serangan
terlacak pada tahun 1956, yakni setelah terhadap
kemerdekaan dan mengesahkan Deklarasi kapal/di dalam
Djuanda pada tahun 1957 yang menyatukan wilayah milik
kepulauannya sekaligus member garis batas Indonesia; tabel
dengan laut lepas. Dengan terbentuknya serangan
Wawasan Nusantara (Bahari) permasalahan Malaysia
geopolitik menjadi amat strategis, meski kepada
mengandalkan kekuatan tentaranya yang Indonesia
seringkali didominasi Angkatan Laut dan Darat. (2010); tabel
Meski Indonesia masih mengagendakan pendapatan
ketahanan regional sebagai penyangga ASEAN, negara dari
hingga kini ia masih berkutat dengan minyak dan gas
pertahanan saja. Strategi yang terbentuk tahun 2001-
karenanya berlapis dengan ilustrasi demikian: 2006; ZOPFAN,
(Zona I) ZEE hingga wilayah musuh (Zona II) TAC, SEANWFZ;
garis batas wilayah lain dengan ZEE (Zona III)
wilayah Indonesia. Dikaitkan dengan logika
“Mandala” semakin menuju tengah semakin
aman ia, sementara semakin dekat wilayah
kuasa satu negara dengan yang lain semakin
besar ancamannya.

Dalam dimensi ekonomi kegiatan eksplorasi


dan eksploitasi minyak sangat signifikan
pengaruhnya terhadap perkembangan geo-
ekonomi Indonesia. Laut di atasnya juga adalah
area mobilisasi nasional dengan pemasukan
yang besar. Dalam dimensi politik Jakarta
sebagai ibukota yang terletak jauh dari kota
lain membuat sistem kinerja pemerintahan
membelit, kesenjangan sosial dan
terfragmentasi.

Markus Hund Sejak pembentukannya pada tahun 1967 peran ASEAN Way; ASEAN Free
(2002) From ASEAN untuk menciptakan stabilisasi politik intergovernmental Trade Area
'neighborhood regional dipertanyakan. Alih-alih menyatukan, watch group; inclusive (AFTA); tabel
watch group' to ASEAN Way justru membuat mengekang regionalism; intrusive jumlah produk
community?: perkembangan institusi dan rezim ASEAN regionalism; pooling yang dilindungi
The case of dalam rangka integrasi ekonomi dan politik. sovereignity oleh skema
ASEAN Karena beberapa fiturnya sebagai organisasi, ia CEPT; model
institutions and disebut sebagai ‘intergovernmental watch perbandingan
the pooling of group’. Beberapa fitur tersebut adalah: Non AFTA yang ideal
sovereignty, Interference Policy (NIP), menghindari dengan yang
Australian perjanjian yang mengikat secara hukum, sedang berjalan
Journal of kerjasama dengan pendekatan personal sekarang;
International daripada yang institusional, pembentukan ASEAN
Affairs, 56:1, 99- kebijakan yang samar-samar. Karenanya Investment
122, DOI: Penulis berargumen bahwa ASEAN tidak siap Area (AIA);
10.1080/10357 untuk membentuk komunitas terintegrasi. Dispute
710220120865 Settlement
Beberapa pendekatan yang ditawarkan adalah Mechanism;
mematuhi kewajiban kontrak karena tanpanya ASEAN
tingkat “exit-behavior”-nya tinggi dan pada Surveillance
gilirannya menjadikan ASEAN rawa krisis. Process (ASP);
ASEAN sudah seharusnya “rules- ASEAN High
based”/berdasar pada aturan yang mana Council; ASEAN
regulasinya diatur secara ketat oleh institusi Troika; ASEAN
regional. Dalam tataran antar-parlemen AIPO Secretariat;
harus dikembangkan untuk mengkoordinasi tabel personil
pendekatan legislatif pada semua negara Sekretariat
anggota. Sudah tidak waktunya lagi ASEAN ASEAN; ASEAN
menjunjung tinggi kepetingan nasional Vision 2020;
daripada kepentingan/keuntungan secara Eminent
regional. Persons Group
(EPG)

Rizal Sukma Tulisan ini hendak menilai ulang makna politik Politik bebas aktif; Sitasi Franklin
(1997) bebas aktif bagi Indonesia dan apa saja defence cooperation; B. Weiner,
Indonesia's perubahannya. Salah satu titik balik utamanya security cooperation; sejarah
bebas‐aktif adalah keputusan Indonesia menandatangani perkembangan
foreign policy Security Agreement 1995 dengan Australia politik bebas
and the yang dirasa tidak mencederai nilai bebas aktif. aktif dari tahun
‘security Pertama diperkenalkan oleh Moh. Hatta 1950, cuplikam
agreement’ with sebagai respon untuk menonjolkan identitas pidato Moh.
Australia, Indonesia menanggapi kubu yang terbentuk Hatta, isi
Australian antara Amerika dan Soviet pada masa itu perjanjian AMS,
Journal of politik bebas aktif telah berkembang dan Kompas,
International berkali-kali menjadi tantangan pula. Makna pernyataan
Affairs, 51:2, utamanya adalah menjadi negara yang bebas Jend. Hasnan
231-241, DOI: dari campur tangan eksternal sementara Habib, data
10.1080/10357 mengemban misi untuk memimpin secara pemerintahan
719708445212 regional. rezim Soeharto

Security Agreement (Agreement on


Maintaining Security) yang disetujui Presiden
Soeharto dan Perdana Menteri Paul Keating
tidak saja rahasia dari anggota ASEAN, ia juga
tidak diinformasikan kepada Menteri Luar
Negerinya sendiri (Ali Alatas). Ditilik dari
sejarah, bebas-aktif Indonesia pertama
diartikan sebagai larangan untuk
menandatangani kontrak dengan pemerintah
lain. Ia lalu berkembang menjadi tugas utnuk
menciptakan keseimbangan antara kedua kubu
internasional hingga kemudian berkembang
menjadi alat negara untuk melawan neo-
imperialisme. Indonesia yang terlalu deka
dengan Jepang dan Barat dianggap mencederai
hingga akhirnya pada Pemerintahan Orde Baru
arti dari bebas aktif akhirnya kembali pada
hakikat awal: tidak melakukan perjanjian
dengan negara lain.

Adapun beberapa dimensi politis AMS.


Pertama, AMS yang memiliki imbas terhadap
militer Indonesia tidak dihiraukan oleh rezim
pada saat itu. Kedua, bagi Australia, keputusan
Perdana Menteri Paul Keating untuk
menandatangani perjanjian secara diam-diam
sangat disayangkan. Lebih mengherankan lagi,
tidak banyak yang mempertanyakan implikasi
AMS terhadap politk bebas aktif Indonesia
(Jend. Hasnan Habib). Hal ini dikarenakan pada
era Soeharto ia tidak mengaktifkan fungsi
oposisi dan karenanya memiliki hak penuh atas
arah politik internasional Indonesia.
Diargumentasikan di sini bahwa rezimnya
sudah siap mencabut politik bebas aktif untuk
menjustifikasi kepentingannya. Diluar itu ABRI
juga dibekali dengan dwifungsi. Kombinasi
inilah yang membuat definisi politik bebas aktif
Indonesia dipertanyakan konsistensinya.

Stefan Rother Sudah lama teori hubungan internasional (THI) Collective identity; Prinsip ASEAN,
(2012). Wendt didominasi oleh pemikiran Barat. Khususnya international relations; Alexander
Meets East: untuk menganalisis ASEAN dengan social constructivism; Wendt I, II, III
ASEAN Cultures menggunakan THI, hal ini perlu diubah karena balance of power; social
of Conflict and kolaborasi THI dan ASEAN sudah berkembang theory of international
Cooperation. jauh sejak dua abad terakhir. Lebih jauh, ia politics; culture of
Sage tidak mempertimbangkan aspek historis anarchy; the Mandala
Publications ASEAN. system;

Sejak terbentuknya ASEAN, Balance of Power


tidak lagi relevan yang kemudian diwarnai
institusionalisme (kerjasama dan
institusionalisasi) lalu konstruktivisme setelah
ASEAN Way terbukti tidak membawa ASEAN
kemana-mana. Sebagai bandingan THI Barat
via media ditawarkan oleh Alexander Wendt
dengan penggunaan pemikiran Barat namun
pengaplikasian secara regional/kontekstual.

Ian Chalmers Eldrige mencoba melakukan identifikasi High level politics; grass Studi kasus
(1998). permasalahan utama LSM di Indonesia. root mobilization; Eldrige dengan
Indonesia’s Beberapa diantaranya: keanekaragaman, diversity tema serupa;
Strategic orientasinya yang developmentalis dan perkembangan
Culture: kedekatan dengan partai. Dalam memahami LSM pada masa
Ketahanan diversitas ini ada beberapa hal ditawarkan oleh Orde Baru
Nasional, Eldrige.
Wawasan
Nusantara and Berkembangnya jumlah LSM di Indonesia
Hankamrata. adalah respon atas mulainya Orde Baru yang
Australian mendukung adanya oposisi atas partai yang
Journal of menang. Meski kini maraknya LSM tidak lagi
Foreign Affairs ; seperti dulu, ini adalah refleksi atas ekspresi
Jul 1998; 52, 2; politik kelas menengah Indonesia saat itu.
ProQuest
pg. 214 Meski ABRI adalah institusi politik yang sentral National resilience Hankamrata
bagi Indonesia, rezim yang berjalan di (Hankamrata), Indonesia
Indonesia tidak militeristik karena ia tidak Dwifungsi
difungsikan dengan cara seperti itu. Hal ini
menciptakan peluang sekaligus hambatan bagi
ABRI yang dijelaskan lebih jauh di dalam buku
ini. Untuk memahami ABRI perlu dilihat bahwa
Indonesia menjalani politik bebas aktif dan
tergabung di dalam ZOPFAN. Meski demikian ia
tidak segan untuk melawan bila terancam
diserang. Semua ini adalah implikasi sejarah
geografis, etnis, agama dan fragmentasi
linguistik. Second to this is their policy of
national resilience. Meski begitu, ABRI justru
menghadapi masalah yang lebih berat, yaitu
resistensi dari dalam.

Kapitalisme khusus di kawasan Asia Tenggara Growth triangles; Konten East


sudah berkembang jauh. Kini ia tidak lagi capitalism Asian Economic
dikuasai oleh satu bentuk tapi beberapa bentuk Miracle
simpul ekonomi yang berkesinambungan. Ada
beberapa isu di kawasan Asia Tenggara
mengenai buruh, pembangunan institusi
ekonomi regional yang dibahas di dalam buku
ini, tertulis menjelang tahun 1997. Karena hal
di atas menggabungkan Thailand, Indonesia,
Singapura dan beberapa negara lain dalam satu
framework ekonomi akan sulit.

Terry Konsep keamanan regional Asia-Pacific Regional security; Advokat Asian


Narramorre mengalami hambatan signifikan seperti ASEAN Way; universal Way;
(1998). Coming kesulitan untuk menyepakati standar cosmopolitan pernyataan
to Terms with keamanan bagi negara Asia maupun negara community; formal ASEAN
Asia in Pacific yang ke-eropa-an. Meski demikian neorealisme; Regional
Discourses of keseragaman sudah mulai terbentuk yang neoliberalisme; Forum;
Asia-Pacific didasari oleh hubungan internasional dan corporate culture; Pernyataan
Regional diskursus keamanan, persisnya ia disebut Orientalisme; Chairman
Security. dengan Asian Way. Ia tidak saja konsep comprehensive security ASEAN 1996;
University of keamanan, ia juga identitas yang sejarah
Tasmania: New membedakannya dengan negara-negara Barat. perkembangan
Zealand. Meski begitu Penulis menolak bahwa ini adalah ARF
ekstensi dari konsep Orientalisme. Terinspirasi
oleh CSCE (Council for Security and
Cooperation in Europe), Asia-Pacific bergerak
mewujudkan replika kecilnya.

Neorealisme melihat bahwa stagnasi yang


dihadapi regional Asia-Pacific dapat terjawab
denga terbentuknya multi-polarisme kekuatan
dalam hubungan internasional sementara
neoliberal melihat bahwa institusionalisasi
global adalah jawaban yang paling ampuh
untuk menghindari konflik multi dimensional.
Barangkali pendekatan keduanya jugalah yang
menciptakan Asian Way dan karenanya akan
sulit bagi Asia Tenggara untuk mencapai
sebuah regionalisme.

Dipankar Dari pengalaman negara-negara di Asia Selatan Nation state; national Laporan
Banerjee yang kesulitan mewujudkan kooperasi antar security; collective Independent
(1999). negara karena prasangka buruk yang tidak security and Commission on
Towards ditangani, muncul pertanyaan apa sebetulnya cooperation; common Disarmament
Comprehensive komponen keamanan nasional? Hal ini security and Security
and Cooperative ditelusuri dari definisi negara yang dilahrikan Issues Olaf
Security in oleh Traktat Westphalia 1648 dan kedaulatan. Palme (Perdana
South Asia. Sage Keamanan negara dikembangkan seiring Menteri
Publications dengan absolutisme “nation-state” di seluruh Swedia), 6
dunia karena secara otomatis sebuah entitas prinsip common
menjadi semakin besar dan kuat sehingga security, proses
berpotensi saling mencelakai satu sama lain. terbentuknya
Konsep keamanan dimulai dengan negara yang keamanan
paling kuat yang paling berkuasa dan regional Eropa,
berkembang menjadi perlindungan terhadap laporan
kepentingan domestic dari kekuatan eksternal keamanan
yang mengancam. Di belahan dunia Timur nasional Jepang,
konsep di atas baru dikenal setelah mengalami 7 prinsip
kemerdekaan dari penjajahan, sebelumnya comprehensive
entitas desa lebih berkuasa, politik etnis, kasta security yang
dan kelas mewarnai politik negara Asia Selatan digawangi
sehingga akhir Perang Dingin menjadi Jepang (Nomura
tantangan yang besar. Research
Institute 1978),
Sebagai jawaban atas pengalaman negara- pengalaman
negara Asia Selatan, konsep keamanan ketahanan
kooperatif ditawarkan. Ia dirumuskan oleh nasional
beberapa hal, antara lain: pembahasan Indonesia,
kepentingan bersama, penyusunan kekuatan kutipan definisi
bersama yang meliputi perangkat berat, keamanan
kesungguhan memecahkan sengketa bersama, nasional
melawan penyelundupan orang dan barang Malaysia
secara illegal dengan disiplin dan yang paling menurut
utama, menyadari bahwa proses in hanya Perdana
dapat berhasil bila terdapat konsensus. Ini Menteri
adalah bentuk perlawanan dari konsep Mahathir,
realisme yang kerap mewarnai hubungan contoh
internasional banyak negara. Namun untuk keberhasilan
mengembangkan keamanan kooperatif menjadi kerjasama
keamanan kolektif ini membutuhkan antara bilateral dan
lain: (a) resiprositas antara hubungan dengan multilateral
negara lain tidak berlaku (b) tidak mengizinkan Asia Selatan,
wilayahnya digunakan untuk melawan wilayah Gujral Doctrine
lain (c) tidak ikut campur (d) menghargai
wilayah lain (e) sengketa diselesaikan dan
diselesaikan secara bilateral. Prinsip ini juga
yang mendasari politik domestik India terkait
keamanan nasional.

Steve Bruce and Tulisan ini adalah kritik atas tulisan Walby Nation state, society, Buku karangan
David Yoas mengenai analisis nation-state dilihat dari sociology, agama Walby tahun
(2004). The sudut pandang sosiologi. Adapun beberapa 2003, analisis
Resilience of the argumennya yang dikritik: (a) bahwa dari perspektif
Nation-State: masyarakat merujuk pada internal pemerintah agama di dunia
Religion dan karenanya merupakan simpul dari nation- (Budha, Yahudi,
and Polities in state karenanya nation-state merupakan mitos. Kristen
the Modern Era. Hal ini ditangkis Penulis dengan mengatakan Ortodoks,
BSA bahwa sosiologi melihat masyarakat merujuk Kristen
Publications pada entitas dengan banyak lapisan hingga Protestan,
Ltd.: New Delhi lapisan internasional. Nation-state tidak Katolik dan
mengada-ada dan tidak mustahil untuk Islam)
diciptakan. (b) Walby percaya bahwa unit
politik yang paling utama bukanlah nation-
state, dibuktikan oleh adanya kerjasama
regional Uni Eropa yang lintas batas negara.
Meski betul kedaulatan negara anggota
dibentuk kedalam satu norma, secara politis ia
hanya didistribusikan kepada negara atau
badan non-negara dan karenanya masih tidak
terbukti bahwa nation-state adalah mitos.

Walby juga percaya bahwa tandingan nation-


state adalah agama yang terorganisasi. Hal ini
juga ditolak oleh Penulis karena agama tetap
membutuhkan asosiasi identitas nasional,
justru agamalah yang mempengaruhi
terbentuknya rezim atau tindakan politik di
banyak negara di dunia.

Jurgen Ruland Asia Tenggara telah mengalami perkembangan Security; Southeast Data ancaman
(2005). The keamanan yang signifikan sejak merosotnya Asia; conventional and keamanan yang
Nature of konflik senjata dan ancaman terorisme, namun non-conventional telah dihadapi
Southeast Asian ia menghadapi ancaman pertahanan dan security threats; OCED dan
Security keamanan dalam bentuk lain sebagai gantinya: international terrorism; ASEAN di masa
Challenges. Sage pangan, HIV/AIDS dan krisis ekonomi. regime/institution lampau,
Publications: Dibandingkan dengan OECD (Organization for building; cooperative ancaman terkini
Oslo Economic Cooperation and Development) security bagi OECD dan
pemerintah Asia Tenggara menyukai ASEAN,
peningkatan ekonomi dengan harapan ini akan Deklarasi
menarik investor, menjadikan mereka maju Manila, sejarah
dan pada akhirnya menjadikan mereka kuat perkembangan
secara politik. Tentunya ini menciptakan badan-badan
ketergantungan dan hanya bisa dijawab dengan keamanan
Pendekatan keamanan kooperatif yang baru. OECD dan
ASEAN
Dilihat dari sejarahnya, OECD dan ASEAN
menghadapi masalah yang serupa namun
hingga Helsinki Accord tahun 1975 keamanan
OECD lebih stabil daripada di Asia Tenggara.
Namun dalam hal menghalau penetrasi pihak
eksternal Asia lebih berhasil daripad OECD
yang dihantam peristiwa 9/11 dan imbas
politik internasional Amerika Serikat.
Tantangan non-konvensional (terkini) yang
dihadapi antara lain: (a) transnasionalisme (b)
aktor non-negara dan (c) terorisme dan
separatisme. Kesemuanya dialami baik oleh
anggota OECD dan Asia Tenggara.

Perlu dilihat bagaiman Asia Tenggara


membedakan diri dengan OECD dalam
menghadapi ancaman. Dari sejarahnya negara-
negara ASEAN belum pernah secara bersama-
sama membentuk pakta keamanan, berbeda
dengan OECD yang pernah berada di bawah
perlindungn NATO. ASEAN bergantung pada
kemampuannya masing-masing hingga
akhirnya muncul forum seperti ARF dsb.
Penulis menyimpulkan bahwa meski tantangan
yang dihadapi OECD dan ASEAN berkembang
dari masa ke masa, kultur pengananannya
ternyata tidak. Ini barangkali indikasi
tantangan bagi Asia Tenggara dalam
membangun collective security.

Bhubhindar Defence diplomacy yang dulunya hanya istilah Defence diplomacy Kutipan singkat
Singh & See kini adalah bagian integral dalam politik pidato Lee
Seng Tan internasional yang merupakan hasil dari (a) Kwan Yu pada
(2011). From pemahaman mengenai tantangan keamanan Konferensi
“Boots” to yang telah berkembang (b) negara merasa ASEAN VI, tabel
“Brogues”: The butuh untuk bergabung didalam kerjasaam pelatihan antar
Rise of Defence internasional untuk melindungi kepentingan sesama negara
Diplomacy in nasionalnya (c) peran milter yang juga anggota ASEAN,
Southeast Asia. berkembang dari pelaksana perang menjadi data pertemuan
Nanyang pelindung, penjaga dan pencegah. Meski ia ASEAN
Technological tidak memiliki definisi yang universal, defence mengenai
University: diplomacy memiliki beberapa fitur yang keamanan
Singapore seragam antara lain: kegiatan bersama militer regional tahun
di waktu damai, kerjasama antara militer tidak 2011, data
saja dalam bidang keamanan konvensional tapi kegiatan ARF,
juga penjagaan good governance dan peace-
keeping. Kerjasama yang dibina tidak saja
dengan negaea “kawan” tapi juga dengan
“pesaing”.

Sejarah perkembangan kerjasama keamanan


ASEAN dimulai dengan hubungan bilateral
hingga beranjak menjadi kerjasama dengan
sesama negara ASEAN. Bermula dengan
kegagalan SEATO, ASEAN sendiri diduga adalah
bentukan Amerika. Lebih jauh hubungan
bilateral antara beberapa negara anggota
secara eksklusif menjerat konsep kerjasama
keamanan bersama yang hendak dibentuk.
Defence diplomasi pertama masuk sebagai
agenda regionalism pada tahun 1992 di
Singapura.

Gary E. Hansen Dengan adanya ideologi komunisme yang National Resilience, Tidak ada data
(1976) menyebar di Indochina, tahun 1975 kuantitatif
Indonesia 1975: menggambarkan lahirnya sebuah era baru di secara
National Asia Tenggara dimana Indonesia muncul signifikan.
Resilience and sebagai kekuatan terbesar di regional Asia Hanya
Continuity of Tenggara. Oleh karena isu tersebut, rezim penjelasan
the New Order, Soeharto menanggapinya dengan secara
Asian Survey, merevitalisasi kembali kebijakan luar negeri deskriptif.
16:2, 146-158 dan meningkatkan komitmen terhadap ideologi
Pancasila, dengan sebuah janji akan adanya
pemerintahan yang lebih responsif dan
kesejahteraan ekonomi. Tulisan ini juga
mengelaborasi peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam arena politik, ekonomi, serta urusan
internasional. Dalam arena politik, Soeharto
mempertahankan pemerintahan Orde Baru dan
posisi ideologi Pancasila. Dalam arena ekonomi,
permasalahan berkutat pada Pertamina.
Adapun dalam urusan internasional, dengan
jatuhnya Indochina ke tangan
komuni,Indonesia menjanjikan revitalisasi
kebijakan luar negeri, baik untuk membangun
rasa solidaritas regional dengan pemerintah-
pemerintah non-komunis di Asia Tenggara,
serta untuk menstabilkan ikatan atau
hubungan yang erat dengan negara-negara di
luar Asia Tenggara. Permasalahan utama yang
lain adalah mengenai dekolonisasi Timor Leste.

Jusuf Wanandi Kerjasama dalam ASEAN tidak hanya untuk Co-operation, national Tidak ada data
(1982), Conflict mengatasi dan mencegah konflik intra-regional, resilience kuantitatif.
and namun juga untuk menguatkan posisi ASEAN Hanya
Cooperation in dalam hubungan politik dan ekonomi extra- pembahasan
Asia-Pacific regional. ASEAN sebagai sebuah asosiasi telah secara
Region: An berhasil menciptakan basis hubungan dengan deskriptif.
Indonesian negara-negara Indochina di Asia Tenggara
Perspective, seperti Laos, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar,
Asian Survey, serta negara-negara di dunia. Salah satu
22:6, pp. 503- pencapaian dari hubungan tersebut adalah
515 penciptaan “regional order” di Asia Tenggara
berdasarkan konsepsi Zone of Peace, Freedom,
and Neutrality (ZOPFAN). Ide ZOPFAN
merupakan salah satu bentuk regional
resilience di Asia Tenggara. Permasalahan atau
konflik internasional juga mempengaruhi
keamanan dan pertahanan Indonesia. Adapun
dalam 10 tahun ke depan, tantangan keamanan
juga akan dimulai dari permasalahan internal
yang harus diselesaikan oleh militer dan
kepemimpinan Indonesia.
Adapun beberapa permasalahan internal yang
harus dihadapi oleh Indonesia adalah
permasalahan-permasalahan seperti persatuan
nasional, perkembangan ekonomi dan politik,
dan lain sebagainya.

Adapun dalam tataran regional, negara-negara


anggota ASEAN telah secara sukses
mengembangkan ketahanan nasional atas
berbagai permasalahan domestiknya. Sebagai
tambahan, pengalaman-pengalaman ASEAN
dalam mengatasi konflik intra-regional telah
meningkatkan solidaritas regionalnya. Hal ini
yang nantinya mendukung fondasi ZOPFAN
selanjutnya.

Bilson Kurus ASEAN sebagai sebuah asosiasi yang didirikan Regionalisme Tidak ada data
(1993), pada tahun 1967 bertujuan untuk mempererat secara
Understanding kerjasama ekonomi di regional Asia Tenggara. signifikan.
ASEAN: Benefits Namun, sejauh pengamatan dalam tulisan ini, Hanya
and Raison ASEAN diindikasikan lebih matang dan sukses penjelasan dan
d’Etre, Asian dalam arena politik dan diplomatik daripada analisis secara
Survey, 33:8, pp. arena kerjasama ekonomi. Dalam deskriptif.
819-831 eksistensinya, ASEAN muncul sebagai sarana
untuk saling mendapatkan keuntungan dan
benefit. Hal tersebut dapat dilihat dari
ketergantungan negara-negara ASEAN pada
eksistensi ASEAN dan keanggotaan di
dalamnya. ASEAN sendiri memfasilitasi
kerjasama di berbagai bidang (terutama
ekonomi) antar negara anggotanya. Adapun
secara keseluruhan, tulisan ini akan lebih
meneliti mengenai kinerja ASEAN dalam
bidang diplomasi, politik,serta ekonomi dalam
rangka menunjukkan bahwa berbagai macam
benefit dan keuntungan telah didistribusikan
kepada negara-negara anggotanya.
Keberhasilan dalam bidang diplomasi dapat
dicontohkan pada berhasilnya ASEAN
memanfaatkan diplomasi untuk menyelesaikan
konflik Komboja-Vietnam pada sekitar tahun
1978. Adapun dalam arena politik dapat
dicontohkan pada insepsi yang dilakukan
ASEAN kepada negara-negara anggotanya
mengenai posisi negara-negara ASEAN yang
lebih sebagai subjek dalam politik internasional
daripada menjadi objek. Sedangkan dalam
arena ekonomi, eksistensi ASEAN dinilai
sebagai sebuah asosiasi yang memfasilitasi
kerjasama ekonomi dan investasi dalam
regional Asia Tenggara.

Robert C. Horn Pada sekitar tahun 1969, berkembangnya Penulis


(1973-1974), peranan Soviet dan China dalam tataran global menggunakan
Indonesia’s telah menjadi pengaruh utama yang data kualitatif
Response to menyebabkan Indonesia menanggapinya berdasarkan
Changing Big dengan berbagai reaksi. Dalam periode yang sejumlah
Power hampir sama, Amerika Serikat juga referensi.
Alignments, menanamkan pengaruhnya di Asia Tenggara
Pacific Affairs, melalui contohnya, Perang Vietnam dan
46:4, pp. 515- Doktrin Nixon. Bipolarisme melanda sistem
533 politik internasional dimana dua kekuatan
besar bersaing, sehingga menyebabkan
Indonesia menanggapi perubahan sistem ini.
Tulisan ini dibagi menjadi dua seksi, yakni
bagian pertama adalah Kebijakan Luar Negeri
Indonesia sebelum tahun 1969 serta pada dan
setelah tahun 1969. Semenjak pemberontakan
PKI tahun 1965, di bawah pemerintahan
Soeharto, Indonesia membatasi diri dari
pengaruh Soviet dan komunisme. Hal tersebut
melahirkan relasi Indonesia dengan Amerika
Serikat. Sebagai reaksi, Moscow membentuk
suatu posisi yang mencekal adanya hubungan
pro-western tersebut dan “membenci” aliansi
Soeharto dengan pihak barat. Soeharto
semakin mempererat hubungan dengan barat
(dengan para kreditor dan donor), yaitu
dengan bergabung kembali dengan PBB,
menjadi anggota IMF, dan mengakhiri
konfrontasi dengan Malaysia.

Amitav Acharya Pada Mei 1989, Menteri Luar Negeri Malaysia, Security Community, Penulis
(1991), The Abu Hassan Omar, mengundang negara-negara Defence Community menggunakan
Association of ASEAN untuk membentuk “Defence data kualitatif
Southeast Asian Community” yang akan membawa mereka berdasarkan
Nations: kepada dimensi baru kerjasama politik dan sejumlah
“Security militer. Sejak saat itu, tujuan politik dari ASEAN referensi.
Community” or adalah untuk mencegah, mengatasi, dan
“Defence menyelesaikan konflik di regional Asia
Community”?, Tenggara. Namun kebalikannya, negara-negara
Pacific Affairs, ASEAN telah menolak pakta militer. Ketika
64:2, pp. 159- Perdana Menteri Malaysia tidak menyetujui
178 pakta tersebut, beberapa negara menyetujui
perjanjian bilateral mengenai kerjasama
militer. Oleh karena itu, ide “Defence
Community” ASEAN memiliki tujuan yang
berbeda dengan “security community” yang
berfokus pada kerjasama untuk menyelesaikan
perselisihan dan konflik dalam regional Asia
Tenggara. ASEAN lebih cenderung memakai
terma “defence community” dan menolak
adanya aliansi (seperti yang disebutkan di
ASEAN summit pertama pada tahun 1976 di
Bali).
Perjanjian bilateral mengenai sekuritas dilihat
lebih fleksibel dan menguntungkan, daripada
pembentukan aliansi, seperti yang terjadi
antara Indonesia-Malaysia, atau Thailand-
Malaysia.

Michael R.J. Tulisan ini mengelaborasi tren-tren kebijakan Diplomacy, Decision- Penulis
Vatikiotis luar neger di Indonesia. Penulis berargumen making menggunakan
(1993), bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang data kualitatif
Indonesia’s cukup signifikan di era tahun 1980an, Jakarta berdasarkan
Foreign Policy telah menjanjikan fase partisipasi yang lebih sejumlah
in 1990s, aktif dalam tataran regional dan global. Pada referensi
Contemporary sejarahnya, kebijakan luar negeri Indonesia
Southeast Asia, telah bergerak fluktuatif dari mode diplomasi
14:4, pp.352- aktif dan pasif, hingga muncul sebuah
367 pemikiran politik luar negeri Indonesia
berbasis pada pandangan Moh. Hatta yang
bebas dan aktif. Pada berita terakhir, fase
diplomasi aktif merupakan salah satu hal yang
diupayakan oleh Soeharto, termasuk
keputusannya untuk menjadi lebih aktif dalam
hubungan regional dan internasional. Apalagi
kebijakan luar negeri Indonesia sangat
dipengaruhi oleh posisi Soeharto sebagai
presiden, yang sangat ingin memperbaharui
dan mereaktivasi kebijakan luar negeri
Indonesia. Dapat dilihat bahwa periode pasca
1989 menandai fase baru dalam kebijakan luar
negeri Indonesia, terutama peranan dalam
diplomasi regional. Salah satu hal yang
melatarbelakangi kebijakan luar negeri
Indonesia adalah dimensi nasionalismenya. Hal
tersebut mempengaruhi tujuan kebijakan luar
negeri Indonesia. Hal kedua yang menjadikan
kebijakan luar negeri Indonesia lebih aktif
adalah prioritas kerjasama ekonomi.
Partisipasi Indonesia dalam ASEAN juga
menjadi salah satu tanda kebijakan luar negeri
Indonesia yang lebih aktif.
Anthony Smith Tulisan ini membahas tentang keterlibatan dan Regionalisme, Penulis
(1999), peranan Indonesia di dalam ASEAN sebagai Kepemimpinan menggunakan
Indonesia’s Role sebuah organisasi regional. Krisis ekonomi dan data kualitatif
in ASEAN: The politik di Indonesia telah melahirkan pengaruh berdasarkan
End of terhadap lahirnya kapabilitas Indonesia dalam sejumlah
Leadership?, berpartisipasi secara penuh dalam urusan referensi.
Contemporary internasional, termasuk dalam hubungannya
Southeast Asia, dengan Asia Tenggara, serta partisipasinya
21:2, pp. 238- dalam ASEAN. Pada periode terdahulu,
260 Indonesia telah dinilai sebagai salah satu
pemimpin ASEAN dan dapat ditilik bahwa
Indonesia telah berpengaruh sedikit banyak
terhadap pembentukan dan pembangunan di
dalam ASEAN. Krisis ekonomi, berbagai
pertanyaan mengenai stabilitas politik
Indonesia (termasuk peritiwa kebakaran
hutan), konflik bilateral antara beberapa
negara di ASEAN, dan lain sebagainya telah
menjadi permasalahan tertentu dalam proses
kohesi ASEAN. Ketika ASEAN menjadi
organisasi regional yang sangat penting,
kepemimpinan Indonesia di dalam ASEAN
mengalami pergolakan. Fokus utama kebijakan
luar negeri Indonesia adalah mengatasi isu-isu
domestik. Kesimpulan yang cukup jelas adalah
kurang perhatiannya Indonesia pada ASEAN
dan kapasitas Indonesia yang semakin
berkurang dapat memiliki arti bahwa Indonesia
dapat dikatakan tidak lagi menjadi “pemimpin”
ASEAN. Permasalahan-permasalahan domestik
telah membuat pengaruh Indonesia terhadap
ASEAN berkurang. Oleh karena itu, Indonesia
harus memperbaiki situasi domestiknya untuk
mendapatkan kembali kepercayaan negara-
negara anggota ASEAN.

Hiro Katsumata Dewasa ini, “ASEAN Way” menjadi sebuah Diplomasi, non- Penulis
(2003), tantangan. Tulisan ini mendiskusikan mengenai interference menggunakan
Reconstruction perkembangan “ASEAN Way”. Penulis data kualitatif
of Diplomatic berargumen bahwa basis “ASEAN Way” berdasarkan
Norms in dilaksanakan dengan norma-norma global, sejumlah
Southeast Asia: seperti prinsip non-interference. Di satu sisi, referensi.
The Case for negara-negara ASEAN sedang merekonstruksi
Strict elemen-elemen ide “ASEAN Way” secara
Adherence to bertahap, dalam proses interaksi selama lebih
the"ASEAN dari satu dekade. Adapun makna dari “ASEAN
Way", Way” sendiri masih menjadi perdebatan.
Contemporary Apabila dimaknai, “ASEAN Way” merupakan
Southeast Asia, norma-norma diplomasi (diplomatic norms)
25:1, pp. 104- yang dirancang oleh ASEAN untuk membentuk
121 pendekatan informal dan bertahap dalam
proses kerjasama. Terdapat 4 elemen utama
dari ”ASEAN Way”, yaitu prinsip non-
interference, diplomasi, penggunaan nir-
kekerasan, dan pengambilan keputusan melalui
konsensus. Adapun dalam prosesnya, terdapat
para analisyang meragukan validasi “ASEAN
Way” sebagai shared diplomatic norms negara-
negara ASEAN, namun sulit juga untuk
menyangkal relevansi “ASEAN Way” sebagai
shared diplomatic norms, termasuk prinsip non-
interference yang dianut oleh ide tersebut.

Yong Mun Pada November 1971, negara-negara ASEAN Regionalisme Tidak ada data
Cheong (1974), secara kolektif mendeklarasikan bahwa mereka secara
Power akan berupaya memperoleh pengakuan signifikan.
Relationships terhadap Zone of Peace, Freedom, and Hanya
within A Neutrality (ZOPFAN) Asia Tenggara. Hal penjelasan dan
Neutralized tersebut merupakan proposal dari analisis secara
Southeast Asia, pemerintahan Malaysia di bawah deskriptif.
Southeast Asian kepemimpinan Perdana Menteri Tun Abdul
Affairs, pp. 7-14 Razak. Poin pertama sebelum dibentuk adanya
zona netral Asia Tenggara adalah pasca Perang
Vietnam, dengan tujuan untuk mempererat
stabilitas dan keamanan regional. Inisiasi
proposal zona netral ASEAN didasarkan pada
kesiapan negara-negara anggota untuk hidup
berdampingan secara damai, serta
mendapatkan jaminan status netral dari
negara-negara great powers seperti Amerika
Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan China. Melalui
tulisan ini, penulis juga mengungkapkan
tendensi besar Indonesia menjadi leading role
di ASEAN. Berbagai alasan melatarbelakangi
hal tersebut, yaitu Indonesia memiliki populasi
terbesar, Indonesia memiliki ideologi nasional
(Pancasila) yang kuat, serta kebijakan inisiatif
Indonesia mengenai penyelesaian krisis
Kamboja sekitar tahun 1970an.

Raja Segaran Dari tahun 1973 hingga 1975, Indonesia Development theory Data
Arumugam. memiliki kemajuan yang cukup signifikan dikumpulkan
(1976). dalam bidang politik dan ekonomi. Dibawah oleh penulis
‘Indonesia: kepemimpinan Soeharto, Indonesia merupakan dari penelitian
Internal negara yang menggunakan sistem multipartai lapangan. Data
Developments yang terdiri dari Golkar, PDI, dan PPP. disajikan dalam
and External Mengenai PPP, partai ini merupakan leburan bentuk data
Outlook’, dari beberapa organisasi Islam , antara lain PSII tabel (Bussiness
Southeast Asian (Partai Serikat Islam Indonesia) dan NU New, 3 Oktober
Affairs, pp. 179- (Nahdatul Ulama). Walaupun terjadi beberapa 1975 :
191 penolakan mengenai peleburan organisasi, Komoditas
sistem ini tetap dijalankan oleh pemerintah Indonesia tahun
dengan tujuan untuk menyederhanakan 1974-1975) dan
praktik multipartai di Indonesia. Kasus berbeda data
dengan PDI yang merupakan leburan dari lima perkembangan
partai kecil, namun memiliki keyakinan dapat industri
mewakili heterogenitas di Indonesia. Ada satu tambang.
undang-undang yang menjadi polemik
parlemen di Indonesia pada tahun 1973 setelah
keputusan sistem multipartai yaitu undang-
undang pernikahan. Beberapa pihak
berpendapat bahwa pernikahan beda agama
diperbolehkan, namun partai yang mengusung
identitas agama menolaknya terutama Islam.
Undang-undang ini tidak dapat dilahirkan
karena penolakan juga muncul dari pihak
masyarakat. Dalam hal ini, Indonesia telah
mengalami kemajuan untuk mengutarakan
pendapat dan mengolahnya kedalam bentuk
undang-undang.
Dalam bidang ekonomi, Indonesia mengalami
kemajuan dalam bidang industri, terutama di
bidang pertambangan. Pada awal tahun 1970-
an, majalah Fortune memasukkan Pertamina
sebagai salah satu perusahaan dalam daftar
200 perusahaan terbesar di dunia. Padahal
pada jangka waktu itu, Pertamina terjerat
hutang luar negeri yang cukup banyak. Industri
pertambangan lainnya, seperti PT. Krakatau
yang merupakan bantuan dari Uni Soviet, PT.
Tambang Batubara, dan PT. Sriwidjaya juga
memiliki kemajuan dan berefek terhadap
kemajuan ekonomi Indonesia. Dengan
perkembangan yang demikian, Indonesia masih
harus tetap memperkuat ketahanan nasional
yang dikarenakan negara tetangga (Indochina)
memiliki ideologi komunis. Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia menekankan pentingnya
menjaga kekuatan ketahanan nasional dan
meningkatkan stabilitas keamanan di kawasan
ASEAN, serta untuk berperan lebih aktif dan
independen dalam kebijakan luar negeri.

Dewi Fortuna Pasca Perang Dingin usai, Indonesia mengalami Decision-making theory Data
Anwar. (1994). kebingungan dalam menentukan kebijakan luar didapatkan dari
‘Indonesia’s negeri yang tepat untuk mewakili Indonesia hasil penulis
Foreign Policy dalam hubungan internasional. Dalam level dari penelitian
After the Cold praktis, Indonesia menganut kebijakan luar lapangan serta
War’, Southeast negeri bebas-aktif, di mana pada masa perang media cetak
Asian Affairs, pp. dingin berlangsung diimplementasikan dengan (Harian
146-163 kebijakan non-blok. Untuk mewujudkannya, Kompas,
Indonesia memfokuskan pada tiga hubungan: Desember 91-
hubungan Indonesia – Asia Tenggara, Indonesia 92).
– Gerakan Non-Blok, dan isu hubungan
ekonomi eksternal Indonesia.
Untuk hubungan Indonesia dan Asia Tenggara,
pemerintah mendorong terbentuknya Zona
Perdamaian, Kebebasan, dan Netralitas
(ZOPFAN) yang memiliki tujuan untuk
menstabilkan hubungan politik antar negara di
kawasan regional ASEAN dan mempromosikan
perdamaian kawasan. Salah satu kasus yang
menonjolkan posisi Indonesia sebagai
pemimpin adalah kasus perbatasan Kamboja
dan China. Sedangkan untuk hubungan
Indonesia dan Gerakan Non-Blok adalah
Indonesia aktif mempromosikan kebijakan luar
negeri bebas-aktif pada negara-negara bekas
kolonial, tetapi gerakan ini mendapat
tantangan dari negara maju dikarenakan tidak
sesuai dengan kondisi ekonomi Indonesia yang
masih bergantung dengan bantuan negara-
negara maju, terutama negara-negara G-7.
Terakhir, dalam isu hubungan ekonomi
eksternal Indonesia juga mengalami hambatan
dalam hal meningkatnya tekanan dan proteksi
perdagangan serta semakin majunya
perekonomian negara-negara berkembang.
Indonesia harus dapat membuat kebijakan luar
negeri yang dapat meningkatkan peran
Indonesia dalam hubungan internasional serta
mampu mendapatkan solusi atas tantangan
yang dihadapi.

Justus M. van Menteri Pertahanan Indonesia tahun 1974, Ketahanan nasional Tidak ada data.
der Kroef. Maraden Panggabean, mengusulkan cita-cita
(1975). ketahanan kawasan regional yang salah satu isi
‘Indonesia: cita-cita ini adalah adanya pasukan ketahanan
Strategic bersama ASEAN atau SEATO. Maksud dari cita-
Perceptions and cita ini adalah ASEAN memiliki ketahanan
Foreign Policy’, dalam menjaga keamanan kawasan. Ide ini
Asian Affairs, sangat besar dipengaruhi oleh kebijakan
Vol. 2, No. 3, pp. Presiden Soeharto mengenai ketahanan
161-172 nasional yang salah satunya adalah ide
wawasan nusantara. Walaupun ide wawasan
nusantara bukanlah kebijakan Presiden
Soeharto, ide ini berkembang bersama rencana
ketahanan nasional Indonesia. Keinginan untuk
melahirkan ide ketahanan regional juga
didasari atas persepsi strategis Indonesia
untuk mewujudkan kawasan regional yang
aman dan stabil. Kebijakan ini juga menjadi
rencana kebijakan luar negeri Indonesia
sebagai salah satu negara ASEAN.

Michael Leifer. Visi Indonesia dalam hubungan internasional Ketahanan nasional Data
(1974). dapat dilihat dari rencana kebijakan luar didapatkan oleh
‘Indonesia’s negerinya, terutama geopolitik. Sejalan dengan penulis dari
Regional visi itu, Indonesia menjalankan politik luar data lapangan,
Version’, The negeri bebas-aktif yang juga berarti Indonesia tetapi
World Today, tidak memihak pihak manapun dan berusaha disebutkan
Vol. 30, No. 10, bersikap netral, namun aktif untuk secara spesifik
pp. 418-425 mewujudkan perdamaian dan kestabilan sumber data
keamanan internasional. Cara pandang berasal.
Indonesia dalam menjalankan politik luar
negeri hampir sama dengan Nixon Doctrine di
Asia, karena di saat yang bersamaan negara ini
juga melakukan konfrontasi dengan Malaysia.
Namun demikian, visi utama yang ditekankan
oleh Indonesia adalah kestabilan politik dan
ekonomi dibawah kepemimpinan Presiden
Soeharto. Indonesia memiliki perhatian yang
besar terhadap hubungan kawasan regional
seperti ASEAN dan negara-negara Asia-Pasifik.
Selaras dengan kebijakan Presiden Soeharto
mengenai ketahanan nasional yang memiliki
tujuan stabilisasi kondisi ekonomi dan politik,
pemerintah Indonesia juga memiliki
kecenderungan untuk membuat kebijakan
ketahanan kawasan regional, terutama ASEAN.
Hal ini didasari atas pemikiran jika rencana ini
dapat diwujudkan akan memiliki dampak yang
terhadap semua negara di kawasan regional.

Ralf Emmers. Stabilitas keamanan regional ASEAN menjadi Security theory dan Data
(2009). sangat penting ketika dunia internasional ketahanan nasional. didapatkan oleh
‘Comprehensive digemparkan dengan kasus 9/11 dan Bom Bali. penulis dari
Security and Kerjasama antar negara ASEAN diperlukan data lapangan
Resilience in dalam menjaga ketahanan keamanan serta dan kumpulan
Southeast Asia: meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman dari beberapa
ASEAN terorisme. Dalam memandang isu terorisme, sumber seperti
Approach to ASEAN menggunakan perspektif keamanan artikel jurnal
Terrorism’, The tradisional untuk mencegah kembali terjadinya dan buku-buku,
Pacific Review, aksi terorisme yang didasarkan atas keamanan tetapi
Vol. 22, No. 2, yang komprehensif dan prinsip-prinsip dari disebutkan
pp. 159-177 ketahanan. Konsep ketahanan menekankan secara spesifik
pada keamanan nasional dan regional serta sumber data
adanya konsultasi antar negara untuk berasal.
mewujudkan kebijakan bersama tentang
pertahanan dan keamanan. Isu terorisme
menjadi penting di ASEAN dikarenakan
sifatnya yang sangat sensitif yang memiliki
kemungkinan yang cukup besar untuk terjadi
kembali, minimal dalam skala regional. Oleh
karena itu, rencana ketahanan nasional
ditekankan pada kesiapan setiap negara dalam
menjamin keamanan nasional, kebijakan
hukum, sektor sosial-ekonomi, ideologi, dan
kebijakan pendidikan. Sejauh ini, Filipina,
Singapura, dan Indonesia memiliki prestasi
yang baik dalam mengelola isu terorisme
daripada Thailand dan Malaysia. Secara umum
ASEAN telah melakukan rencana yang cukup
progresif untuk menjaga ketahanan regional
terhadap isu terorisme, namun hal ini tidak
dapat dijadikan jaminan dikarenakan masih
banyaknya kekurangan yang terjadi hampir di
setiap negara, seperti tindakan korupsi dan
ketidak-taatan hukum.

Karjadi Kebijakan luar negeri Indonesia didasarkan Kebijakan luar negeri Tidak ada data
Sindunegoro. atas pembukaan UUD 1945 yang secara garis
(1991). besar menggambarkan bahwa Indonesia
‘Indonesia’s merupakan negara yang memiliki visi dan misi
Foreign Policy’, turut serta menjaga perdamaian dan solidaritas
Pakistan antar bangsa. Komitmen ini dapat ditunjukkan
Horizon, Vo. 44, dengan penolakan Indonesia terhadap aksi
No. 1, pp.19-26 kolonialisme dan dominasi pihak asing. Hal ini
kemudian juga diperkuat dengan ideologi yang
tertuang dalam Pancasila dan Resolusi
No.II/MPR/1988. Kebijakan luar negeri
Indonesia juga didasari atas prinsip geopolitik
dan patuh pada UN Charter.
Kamarulzaman Dalam memahami dinamisnya lingkungan Strategi manajemen Data
Askandar, Jacob internasional, ASEAN sebagai wadah negara- konflik didapatkan oleh
Bercowtch, dan negara di Asia Tenggara harus dapat mengerti penulis dari
Mikio Oishi. dan paham bagaimana seharusnya dalam data lapangan
(2002). ‘The mengatasi konflik yang terjadi. Hal ini dan kumpulan
ASEAN Way of dikarenakan ASEAN merupakan salah satu dari beberapa
Conflict organisasi regional yang cukup sukses dalam sumber seperti
Management: bidang manajemen konflik yang dapat dilihat artikel jurnal
Old Patterns dari banyaknya kasus yang ditangani, seperti dan buku-buku.
and New konflik intra-negara, antar negara, dan konflik Data juga
Trends’, Asian revolusioner. Prinsip dan strategi ini tertuang disajikan dalam
Journal of pada prinsip ASEAN dalam manajemen konflik bentuk tabel,
Political Science, yang didasarkan dari UN Charter. Dalam antara lain:
Vol. 10, No. 2, praktiknya, ASEAN berperan sebagai organisasi Tabel 1: Konflik
pp. 21-42 yang dapat menjaga hubungan baik antar Antar Negara
negara dan mencegah konflik yang terjadi di dalam Kawasan
kawasan regional menjadi isu internasional. ASEAN, Tabel 2:
Formasi Konflik
Negara di
ASEAN, Tabel 3:
Konflik
Revolusioner di
ASEAN, Tablel
4: Fatalities
Inter-state
Conflicts, Table
5: Fatalities
Intra-state
Conflicts, Tabel
6: Konflik
Terkini di
ASEAN dan
Praktik
Manajemennya.
Sarah Eaton dan Apakah ASEAN merupakan organisasi kawasan Neo-realist dan Data
Richard Stubbs. regional yang powerful dijelaskan dengan dua konstruktivis didapatkan oleh
(2006). ‘Is perspektif yaitu neo-realist dan konstruktivis. penulis dari
Asean Perspektif neo-realist berpandangan skeptis data lapangan
Powerful? Neo- mengenai apakah ASEAN dapat menjadi dan kumpulan
Realist Versus organisasi yang memiliki peran penting bagi dari beberapa
Constructivist negara-negara yang terlibat serta peran serta sumber seperti
Approaches to organisasi ini dalam politik internasional. artikel jurnal
Power in ASEAN belum dapat menjadi pembicaraan dan buku-buku.
Southeast Asia’, utama dalam hubungan internasional dan
The Pacific masih dianggap sebagai organisasi peripheral.
Review, Vo. 19, Hal ini dikarenakan ASEAN belum dapat
No. 2, pp. 135- menunjukkan kemampuannya sebagai
155 organisasi regional yang memiliki pengaruh
besar. ASEAN perlu meningkatkan power-nya
dengan paksaan dan koersi terhadap
anggotanya. Sedangkan perspektif
konstruktivis memiliki pandangan bahwa
pembentukan identitas adalah hal penting
untuk mewujudkan ASEAN yang powerful.
Caranya adalah dengan membagi rata
kekuasaan pada setiap negara dan tidak ada
kelompok yang lebih dominan antar satu sama
lain. Maksudnya adalah untuk meningkatkan
kemampuan setiap negara yang akan berefek
pada organisasi regional/ASEAN untuk dapat
membentuk regulasi yang dapat dipatuhi
secara bersama-sama sehingga dapat dilihat
sejauh mana kekuasaan/powerful-nya
organisasi ini.

Markus Hund. Mekanisme kerja ASEAN sejauh ini belum Institusional theory Data
(2002). From dapat menjelaskan seberapa jauh kemampuan didapatkan oleh
‘neighbourhood ASEAN dalam mempromosikan penulis dari
Watch ‘group to kemampuannya dalam bidang ekonomi dan data lapangan
Community? : politik. Negara-negara yang tergabung di dan kumpulan
The Case of ASEAN lebih sibuk menyelesaikan problem dari beberapa
ASEAN masing-masing dan dipandang nation center sumber seperti
Institutions and daripada meningkatkan kemampuan ASEAN artikel jurnal
the Polling of sebagai organisasi regional yang dapat menjadi dan buku-buku.
Soverignity’, benteng pertahanan bersama. Inilah yang Data juga
Australian kemudian disebut dengan ASEAN Way yang disajikan dalam
Journal of memiliki arti bahwa organisasi ini tidak lebih bentuk tabel
International posisinya sebagai badan pengawas sebuah dan gambar,
Affairs, Vo. 56, komunitas daripada penggerak komunitas. antara lain:
No.1, pp. 99-122 Oleh karena itu, diperlukannya integritas Table 1:
kemampuan ASEAN sebagai organisasi regional Number of
negara-negara Asia Tenggara yang benar-benar products
kredibel yang berarti organisasi yang menjadi covered by the
wadah komunikasi setiap problem antar CEPT in 2001
negara-negara kawasan regional. Peningkatan dan Table 2:
kemampuan dapat dilakukan melalui kebijakan Personnel of the
perdagangan bebas ASEAN/ ASEAN Free Trade ASEAN
Area Secretariat

Anda mungkin juga menyukai