Anda di halaman 1dari 10

Keperawatan anak

Resume " Asuhan keperawatan pada Anak


retinoblastoma "

OLEH :

Nama : Erin Sukma Melati

kelas : 3 A

Program Studi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes)

Yarsi Sumbar Bukittinggi

Tahun Ajaran 2020/2021


A. Definisi
Retinoblastoma adalah tumor endo-okular pada anak yang mengenai saraf embrionik
retina. Kasus ini jarang terjadi, sehingga sulit untuk dideteksi secara awal. Rata rata usia
klien saat diagnosis adalah 24 bulan pada kasus unilateral, 13 bulan pada kasus kasus
bilateral. Beberapa kasus bilateral tampak sebagai kasus unilateral, dan tumor pada bagian
mata yang lain terdeteksi pada saat pemeriksaan evaluasi.

B. Etiologi
Retinoblastoma terjadi secara familiar atau sporadik. Namun dapat juga
diklasifikasikan menjadi dua subkelompok yag berbeda, yaitu bilateral atau unilateral dan
diturunkan atau tidak diturunkan. Kasus yang tidak diturunkan selalu unilateral, sedangkan
90 % kasus yang diturunkan adalah bilateral, dan unilateral sebanyak 10%.Penyebabnya
adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya cenderung diturunkan. Kanker
bisa menyerang salah satu mata yang bersifat somatic maupun kedua mata yang merupakan
kelainan yang diturunkan secara autosom dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung mata
dan ke otak (melalu saraf penglihatan/nervus optikus).

C. Manifestasi klinis
Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. Bila letak tumor
dimakula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang semakin membesar akan
memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan di vitreus (Vitreous seeding)
yang menyerupai endoftalmitis. Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior
mata , akan menyebabkan glaucoma atau tanda-tanda peradangan berupa hipopion atau
hifema. Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui
nervus optikus ke otak, melalui sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis
jauh ke sumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning
mengkilat, dapat menonjol kebadan kaca. Di permukaan terdapat neovaskularisasi dan
perdarahan. Warna iris tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe
preaurikular dan submandibula dan, hematogen, ke sumsum tulang dan visera, terutama hati.
Kanker retina ini pemicunya adalag faktor genetik atau pengaruh lingkungan dan
infeksi virus. Gejala yang ditimbulkan retinoblastoma adalah timbulnya bercak putih di
bagian tengah mata atau retina, membuat mata seolah-olah bersinar bila terkena cahaya.
Kemudian kelopak mata menurun dan pupil melebar, penglihatan terganggu atau mata
kelihatan juling. Tapi apabila stadium berlanjut mata tampak menonjol. Jadi apabila terihat
tanda-tanda berupa mata merah, berair, bengkak, walaupun sudah diberikan obat mata dan
pada kondisi gelap terlihat seolah bersinar seperti kucing jadi anak tersebut bisa terindikasi
penyakit retinoblastoma.

D. Patofisiologi
Jika letak tumor di macula, dapat terlihat gejala awal strabismus. Massa tumor yang
semakin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda peradangan vitreus
yang menyerupai endoftalmitis. Jika sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior
mata, akan menyebabkan glaucoma atau tanda peradangan berupa hipopion atau hifema.
Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui; nervus
optikus ke otak, sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh kesumsum
tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat bercak kuning mengkilat, dapat
menonjol ke badan kaca. Dipermukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris
tidak normal. Penyebaran secara limfogen, ke kelenjar limfe preaurikuler dan submandibula
serta secara hematogen ke sumsum tulang dan visera , terutati.
E. Klasifikasi Stadium
Menurut Reese-Ellsworth, retino balastoma digolongkan menjadi
- golongan I
Tumor soliter/multiple kurang dari 4 diameter pupil.
Tumor multiple tidak lebih dari 4dd,dan terdapat pada atau dibelakang ekuator
- Golongan II
Tumor solid dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang ekuator
Tumor multiple dengan diameter 4-10 dd pada atau belakang ekuator
- Golongan III
Beberapa lesi di depan ekuator
Tumor ada didepan ekuator atau tumor soliter berukuran >10 diameter papil
- Golongan IV
Tumor multiple sebagian besar > 10 dd
Beberapa lesi menyebar ke anterior ke ora serrata
- Golongan V
Tumor masif mengenai lebih dari setengah retina
Penyebaran ke vitreous
Menurut Grabowski dan Abrahamson, membagi penderajatan berdasarkan tempat
utama dimana retinoblastoma menyebar sebagai berikut :
- Derajat I intraokular
tumor retina.
penyebaran ke lamina fibrosa.
penyebaran ke ueva.
- Derajat II orbita
Tumor orbita : sel sel episklera yang tersebar, tumor terbukti dengan biopsi.
Nervous optikus.

F. Penatalaksanaan
Dua aspek pengobatan retinoblastoma harus diperhatikan, pertama adalah pengobatan
local untuk jenis intraocular, dan kedua adalah pengobatan sistemik untuk jenis ekstrokular,
regional, dan metastatic.
1. Jenis terapi
- Pembedahan
Enukleasi adalah terapi yang paling sederhana dan aman untuk
retinoblastoma. Pemasangan bola mata palsu dilakukan beberapa minggu setelha
prosedur ini, untuk meminimalkan efek kosmetik.
- External beam radiotherapy (EBRT)
Retinoblastroma merupakan tumor yang radiosensitif dan radioterapi
merupakan terapi efektif lokal untuk khasus ini. EBRT mengunakan eksalator linjar
dengan dosis 40-45 Gy dengan pemecahan konvensional yang meliputi seluruh retina.
- Radioterapi plaque
Radioaktif episkeral plaque menggunakan 60 Co, 106 Ro, 125 I sekarang
makin sering digunakan untuk mengobati retinoblastoma.
- Kryo atau fotokoagulasi
Cara ini digunakan untuk mengobati tumor kecil (kurang dari 5 mm) dan
dapat diambil..
- Modalitas yang lebih baru
- Kemoterapi

G. Komplikasi
-Glaukoma
- Katarak
- Kebutaan
- Antropi Mata

H. Pemeriksaan Penunjang
+ Oftalmoskopi mata
+ Ultrsonografi
+ Foto fundus

I. Pengkajian Teoritis
- Identitas Klien
- Pekerjaan Klien
- Riwayat Kesehatan Masa Lalu
- Riwayat kesehatan Sekarang
- Riwayat Kesehatan Keluarga
- Pengkajian Terselubung Mata
- Nervus II ( Optikus )

J. Diagnosa Teoritis

- Gangguan persepsi sensorik penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan


sensori dari mata
- Resiko tinggi cidera, berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang

- Nyeri berhubungan dengan metastase ke otak, penekanan tumor ke arah otak

- Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan penampilan pasca operasi

- Risiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan pembatasan aktivitas

Asuhan keperawatan retinoblastoma

1. Biodata

a. Identitas klien meliputi nama, umur : sering terjadi padaa aanak-anakdi bawah 2
tahun, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan diagnosa
medis.
b. Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, usia, pendidikan,
pekerjaan/sumber penghasilan, agama, dan alamat.

c. Identitas saudara kandung meliputi nama, usia, jenis kelamin, hubungan dengan
klien, dan status kesehatan.

2. Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan saat ini juga, alasan kenapa masuk rumah sakit

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Gejala awal yang muncul pada anak. Bisa berupa bintik putih pada mata tepatnya pada
retina, terjadi pembesaran, mata merah dan besar.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan Kemungkinan memakan


makanan/minuman yang terkontaminasi, infeksi ditempat lain misal: pernapasan.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan dalam keluarga, misalnya ada anggota
keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama.

4. Pemberian Sistem

a. Aktivitas

Gejala: kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas


biasanya.

Tanda: kelelahan otot.

Peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.

b. Sirkulasi

Gejala: palpitasi.

Tanda: takikardi, mur-mur jantung. Kulit, membran mukosa pucat.

Defisit saraf kranial dan/atau tanda perdarahan cerebral.


c. Eliminasi

Gejala: diare; nyeri tekan perianal, nyeri.

Darah merah terang pada tisu, feses hitam. Darah pada urine, penurunan haluaran urine.

d. Integritas ego

Gejala: perasaan tak berdaya/tak ada harapan.

Tanda: depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah terangsang.

Perubahan alam perasaan, kacau.

e. Makanan/cairan

Gejala: kehilangan nafsu makan, anoreksia, muntah.

Perubahan rasa/penyimpangan rasa. Penurunan berat badan.

f. Neurosensori

Gejala: kurang/penurunan koordinasi.

Perubahan alam perasaan, kacau, disorientasi, ukuran konsisten. Pusing, kebas,


kesemutan parastesi.

Tanda: otot mudah terangsang, aktivitas kejang.

g. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala: nyeri orbital, sakit kepala, nyeri tulang/sendi, nyeri tekan sternal, kram otot.

Tanda: perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah, fokus, pada diri sendiri.

h. Pernapasan

Gejala: napas pendek dengan kerja minimal.

Tanda: dispnea, takipnea, batuk. Gemericik, ronki. Penurunan bayi napas.

i. Keamanan

Gejala: riwayat infeksi saat ini/dahulu, jatuh..


Gangguan penglihatan/kerusakan. Perdarahan spontan tak terkontrol dengan trauma
minimal.

Tanda: demam, infeksi. Kemerahan, purpura, perdarahan retinal, perdarahan gusi, atau
epistaksis. Pembesaran nodus limfe, limpa, atau hati (sehubungan dengan invasi jaringan)
Papil edema dan eksoftalmus.

j. Seksualitas

Gejala: perubahan libido.

Perubahan aliran menstruasi, menoragia. Lipopren.

k. Penyuluhan/pembelajaran

Gejala: riwayat terpajan pada kimiawi, mis; benzene, fenilbutazon, dan


kloramfenikol(kadar ionisasi radiasi berlebihan, pengobatan kemoterapi sebelumnya,
khususnya agen pengkilat.

Gangguan kromosom, contoh sindrom down atau anemia franconi aplastik

2. Diagnosa keperawatan

1.Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses penyakitnya.

(kompresi/dekstruksi jaringan saraf, inflamasi),

2. Gangguan persepsi sensorik penglihatan berhubungan dengan gangguan


penerimaan sensori dari organ penerima,

3. Gangguan rasa aman cemas, berhubungan dengan perubahan status kesehatan

4. Resiko tinggi cedera, sehubungan dengan keterbatasan lapang pandang

5. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi


mengenai penyakit

3. Intervensi

a. Kaji tingkat nyeri, penyebab dan hal-hal yang dapat meradakan nyeri

b. Berikan balutan mata untuk mengurangi pergerakan mata dan mengurangi nyeri yang
diakibatkannya.
c. Berikan analgetik dan antibiotik sesuai terapi yang diperintahkan

d. Bantu aktivitas klien selama sakit

e. Jelaskan semua prosedur tindakan yang akan diberikan pada klien

f.Jelaskan tentang retinoblastoma, penyebab, komplikasi dan hal-hal yang memperburuk


kondisi mata

g. Bantu pasien untuk belajar melakukan koping dan menyesuaikan diri terhadap situasi

h. Dorong pasien untukbersosialisasi dengan sekitarnya

4. Implementasi

Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah dilakukan sebelumnya.

5. Evaluasi

a. Nyeri berkurang ditandai dengan klien mengurangi aktivitas mata dengan


menggunakan balutan mata yang memadai dan mengistirahatkan mata nya.

b. Klien dapat menjelaskan penyebab retinoblastoma dan pencegahannya

c. Berpartisipasi dalam aktivitas diversional dan social

Anda mungkin juga menyukai