Bahan dasar pembuatan gula yaitu tebu. Nama tebu hanya terkenal di
Indonesia. Dilingkungan internasional tebu lebih dikenal dengan nama ilmiah
yaitu Saccharum Offiinarum L.
Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa)
maksimal dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu
dilakukan analisa pendahuluan dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum
penggilingan. Setelah tebu dipanen dan diangkat ke pabrik selanjutnya
dilakukan pengolahan gula putih. Pengolahan tebu menjadi gula putih
dilakukan di pabrik dengan menggunakan peralatan yang sebagain besar
bekerja secara otomatis.
Boiler Evaporator
Diffuser Sentrifugasi
Clarifier Resin
Vakum Putar Recovery
2. Pemurnian Nira
3. Penguapan nira
4. Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam kristalisasi
sampai melewati titik jenuh. Penguapan ini sampai suhu 1000-1500˚C.
Setelah itu pembentukan kristal kristal gula dengan cara uap. Nira kental
didinginkan sampai suhu 650˚C, sukrosa tidak rusak akibat panas tinggi. Hasil
kristalisasi merupakan campuran kristal gula dan larutan (Stroop). Sebelum
dipisahkan antara kristal gula dan stroop, gula lebih dulu didinginkan didalam
palung pendingin (kultrog).
5. Pemisahan Gula
Pada proses ini gula dipisahkan dari larutannya. Pemisahan gula ini
menggunakan alat puteran yang menggunakan gaya sentrifugal. Pemisahan
gula dilakukan dengan proses karbonatasi yakni mereaksikan gula dengan
gas karbon. Sehingga gula dengan stoop dapat terpisahkan. Hasil pemisahan
berupa gula, stroop, dan tetes tebu. Tetes tebu dan stroop merupakan limbah
dari proses pembuatan gula. Stroop yang menjadi tetes tebu dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol (C2H5OH).
IV. PELAKSANAAN
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di PT. Madubaru, produksi
gula diupayakan terus meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
penggunaan mesin-mesin (mekanis) merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan produksi gula.
2. Saran