Anda di halaman 1dari 6

I.

MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN PENGENALAN INDUSTRI

Penulisan laporan kegiatan pengenalan industri yang dilaksanakan di


PT. Madubaru Madukismo Yogyakarta mempunyai maksud dan tujuan
sebagai berikut :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Pengenalan Industri.


2. Menambah wawasan mengenai pabrik gula Madukismo.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang proses pengolahan gula pasir di
Madukismo.
4. Mengetahui informasi-informasi dunia kerja.
5. Mahasiswa dapat mengetahui sistem pabrik, proses dan mesin
pengolahan gula dan alkohol dalam industri.
6. Mahasiswa dapat mengetahui jenis limbah yang dihasilkan.
7. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat pengolahan limbah dan produk
hasil pemanfaatan limbah.
8. Memperluas pengetahuan mahasiwa tentang dunia kerja dan tenaga kerja
di perusahaan.
9. Mendorong mahasiswa agar memiliki minat dan kreatifitas dalam bekerja
diperusahaan.
10. Memberi informasi tentang kegunaan Ilmu Teknologi dalam dunia kerja.
11. Mendorong mahasiswa agar memiliki rasa kedisiplinan dan tanggung
jawab.

II. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk mencetak


manusia dengan kecerdasan mental dan spiritual yang tinggi, berwawasan
luas, terampil dan berbudi luhur. Dalam dunia pendidikan kejuruan Teori
sangat diperlukan untuk memperluas wawasan tentang dunia kerja.
Pengenalan industri merupakan langkah yang tepat untuk menambah
wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja. Pabrik gula merupakan salah
satu perindustrian yang membutuhkan ahli-ahli dibidang Teknologi.

Dari waktu ke waktu permintaan masyarakat akan gula terus


meningkat. Hal ini disebabkan perkembangan penduduk dan semakin
maraknya industri yang menggunakan bahan baku gula. Meningkatnya
konsumsi masyarakat akan gula hendaknya disertai dengan meningkatnya
produksi gula. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi
gula. Salah satu cara adalah adanya mesin-mesin pembuatan gula yang tidak
lagi dilakukan secara tradisional. Mesin-mesin pembuat gula yang semakin
berkembang, maka produksi gula pun semakin meningkat. Produksi gula
dewasa kini jauh lebih baik. Dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas
bila dibandingkan dengan produksi gula pada waktu sebelum adanya
mekanisasi. Proses pembuatan gula yang dilakukan secara tradisional tidak
efektif dan efisien. Hasil gula yang dihasilkan berkualitas rendah,  karena gula
yang dibuat secara tradisional berwarna merah kecoklatan atau kuning. Hal
ini menyebabkan masyarakat enggan mengkonsumsi gula tersebut. Pabrik
gula dengan olahan mesin modern akan menghasilkan gula dalam skala
besar dan mutu guka yang dihasilkan merupakan gula yang berwarna putih.

Bahan dasar pembuatan gula yaitu tebu. Nama tebu hanya terkenal di
Indonesia. Dilingkungan internasional tebu lebih dikenal dengan nama ilmiah
yaitu Saccharum Offiinarum L.

III. TINJAUAN PUSTAKA

Pabrik Gula Madukismo adalah satu-satunya pabrik gula dan alkohol


spiritus di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pabrik gula yang berada di
daerah istimewa Yogyakarta sebenarnya sudah ada sejak jaman Hindia
Belanda. Lokasi pembangunan pabrik gula tersebut berada di Desa Padokan,
Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembangunan pabrik gula madukismo dimulai
pada tanggal 15 Juli 1955 dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 29 Juli 1958 sejak itu pabrik gula mulai beroprasi.

Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa)
maksimal dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu
dilakukan analisa pendahuluan dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum
penggilingan. Setelah tebu dipanen dan diangkat ke pabrik selanjutnya
dilakukan pengolahan gula putih. Pengolahan tebu menjadi gula putih
dilakukan di pabrik dengan menggunakan peralatan yang sebagain besar 
bekerja secara otomatis.

Jenis Mesin Modern yang Digunakan dalam Pembuatan Gula yaitu :

 Boiler  Evaporator
 Diffuser  Sentrifugasi
 Clarifier  Resin
 Vakum Putar  Recovery

Tahap-tahap dalam Pembuatan Gula sebagai berikut :

1. Pemerahan Nira (Ekstraksi)

Tebu dikirim ke stasiun gilingan (ekstraksi) untuk dipisahkan antara


bagian padat (ampas) dengan cairnya yang mengandung gula(nira mentah)
dengan alat- alat yang berupa unigratormark IV  dan  cane knife masing–
masing terdiri atas 3 rol. Hasil pemerahan tebu yang berupa ampas dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, dan bahan bakar. Di Madubaru
ampas tebu digunakan untuk bahan bakar di stasiun ketel ( pusat tenaga).
Sedangkan nira mentah akan dikirim kebagian pemurnian untuk pemurnian
lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan
salinitas di stasiun gilingan.

2. Pemurnian Nira

Nira mentah ditimbang, kemudian dipanaskan hingga suhu mencapai


700-750˚C, kemudian direaksikan dengan Ca(OH)2 (susu kapur) dalam
defakator. Bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang ada pada nira. Lalu
diteruskan dengan proses sulfitasi, yakni pemberian SO2  dalam peti sulfitasi
hingga pH 7. Tujuannya untuk mengatur kadar keasaman nira dan untuk
membunuh bakteri yang ada pada nira. Setelah itu, dipanaskan lagi sampai
suhu 1000-1050˚C.

Kotoran yang dihasilkan diendapkan di tangki pengendap evaporator,


door clarifier, dan disaring menggunakan rotary vacum filter (alat penampis
hampa). Endapan padatnya disebut blotong. Kemudian nira jernihnya dikirim
ke stasiun penguapan.

3. Penguapan nira

Nira jernih akan dipekatkan dalam stasiun penguapan didalam


pesawat penguapan dengan stasiun multiple effect. Nira encer dengan
padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut nira kental.
Nira kental siap dikristalkan distasiun kristalisasi. Sebelumnya nira kental ini
diberi gas SO2 untuk proses pemucatan.

4. Kristalisasi

Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam kristalisasi
sampai melewati titik jenuh. Penguapan ini sampai suhu 1000-1500˚C.
Setelah itu pembentukan kristal kristal gula dengan cara uap. Nira kental
didinginkan sampai suhu 650˚C, sukrosa tidak rusak akibat panas tinggi. Hasil
kristalisasi merupakan campuran kristal gula dan larutan (Stroop). Sebelum
dipisahkan antara kristal gula dan stroop, gula lebih dulu didinginkan didalam
palung pendingin (kultrog).

5. Pemisahan Gula

Pada proses ini gula dipisahkan dari larutannya. Pemisahan gula ini
menggunakan alat puteran yang menggunakan gaya sentrifugal. Pemisahan
gula dilakukan dengan proses karbonatasi yakni mereaksikan gula dengan
gas karbon. Sehingga gula dengan stoop dapat terpisahkan. Hasil pemisahan
berupa gula, stroop, dan tetes tebu. Tetes tebu dan stroop merupakan limbah
dari proses pembuatan gula. Stroop yang menjadi tetes tebu dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol (C2H5OH).

6. Penyaringan dan pengepakan

Setelah gula tepisahkan dari stroop dilakukan proses penyaringan


gula. Pemisahan antara gula halus, kasar dan normal. Gula normal dan halus
dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastik yang setengah
kwintal. Sedang gula kasar akan kembali diproses atau kembali ke proses
kristalisasi.
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Gula di PT. Madubaru

IV. PELAKSANAAN

Kegiatan Pengenalan Industri dilaksanakan pada :

Hari, tangggal : Kamis, 6 April 2017

Jam : Pukul 07.00-13.00 wib

Tempat : PT.Madubaru Madukismo Yogyakarta, Desa Padokan,


Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di PT. Madubaru, produksi
gula diupayakan terus meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas, 
penggunaan mesin-mesin (mekanis)  merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan produksi gula.
2. Saran

Anda mungkin juga menyukai