Anda di halaman 1dari 21

Nama : Ailda Desliana

NPM : 018.01.3608

Semester : 4

STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN GANGGUAN CITRA TUBUH

SP 1

Tindakan

1. Mengidentifikasi perasaan pasien tentang bagian tubuh yang hilang, rusak,


mengalamigangguan.
2. Diskusikan dengan pasien aspek positif bagian tubuh.
3. Melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik.
4. Mengevaluasi perasaan pasien.

Latihan 1.1

Bina hubungan saling percaya, identifikasi perasaan pasien, aspek positif, melatih fungsi
bagian tubuh yang masih baik.

Orientasi

Perawat : “Assalamualaikum…” “Selamat pagi bapak/ibu…”(senyum).

Pasien : “Wa’alaikumsalam” “Selamat pagi “

Perawat : “Perkenalkan nama saya……, saya paling senang dipanggil…, saya perawat

yang akan merawat bapak/ibu.” “Nama bapak/ibu siapa?...”

Pasien : “. . . . . .”

Perawat : “Senangnya dipanggil siapa bapak/ibu…?”

Pasien : “. . . . . .”

Perawat : “Bagaimana kabar bapak/ibu hari ini…?”


Pasien : “Alhamdulillah baik…”

Perawat : “Baiklah bapak/ibu, apa keluhan yang bapak/ibu rasakan hari ini?”

Pasien : ”Saya merasa malu dengan diriku sendiri, karena saya bingung bagaimana caramerawat
dan membesarkan anak-anakku sedang suami/istri ku pun meninggal dandengan dangan
aku yang cacat seperti ini.”

Perawat : “Baiklah bapak/ibu, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang bapak/ibu
rasakan selama ini? Bapak/ibu maunya dimana…?”

Pasien : “Disini saja pak/bu…?!

Perawat : “Berapa lama bapak/ibu..??

Pasien : “. . . . . “(Diam)

Perawat : “Baiklah bapak/ibu. Bagaimana kalau 20 menit saja yah…?”

Pasien : “(Mengangguk). Ya …”

Kerja

Perawat : “Baiklah bapak/ibu…., (pegang tangan atau pundak pasien). Bagaimana


perasaan bapak/ibu, setelah ibu mengalami bencana ini dan kehilangan tangan
kiribapak/ibu…?”

Pasien : “Saya sedih, malu, terkadang saya merasa tidak berguna dengan keadaan yangsaya
alami ini, terlebih lagi tangan saya tidak dapat saya gunakan
sepertibiasanya.”

Perawat : “Kemudian, apa yang bapak/ibu lakukan ketika perasaan bersalah dan putus asa
bapak/ibu muncul…?”

Pasien : “Saya hanya bisa menangis dan ikhlas menerima semua ini. Tapi, saya tidakdapat
membohongi diri saya sendiri dan berteriak ketika melihatnya danmengingat
kejadian itu. (Bencana yang telah menhilangkan tangannya ).”

Perawat : “Maaf bapak/ibu sebelumnya…sekarang bapak/ibu hanya memiliki satu tanganyang


berfungsi dan dapat bapak/ibu gunakan dengan baik.” “Apa yang dapat bapak/ibu
lakukan atau yang ingin bapak/ibu lakukan hanyadengan satu tangan bapak/ibu miliki
sekarang?”
Pasien : “Jujur pak/bu, saya ingin sekali melakukan aktivitas seperti biasanya meskipunsekarang
saya hanya memiliki satu tangan saja.”

Perawat : ”Baiklah begini bapak/ibu , bapak/ibu hanya memiliki satu tangan yang berfungsidan
satunya lagi sebelah kiri sudah tidak berfungsi lagi. Tapi, tangan sebelah kanan
bapak/ibu kan masih bisa digunakan untuk melakukanaktivitas sehari-hari dan kaki
bapak/ibu juga dapat difungsikan dengan baik.”

Pasien : “Ya pak/bu…. Terkadang saya mencoba untuk melatih tangan saya dan
melakukan kegiatan dengan tangan kanan saya, tapi tetap saja saya merasa
bahwasannya memang tidak berguna lagi di dunia ini.”

Perawat : “Saya mengerti bapak/ibu…. Tapi setidaknya bapak/ibu sudah berusaha untuk
melatihnya sendiri. Sekarang saya ajarkan ibu bagaimana agar bisa tetap
beraktivitas meskipun dengan menggunakan tangan bapak/ibu yang masih dapat
digunakan dengan baik yaitu sebelah kanan.”

Pasien : “ (Mengangguk). Ya…”

Perawat : “Bapak/ibu… dulu sebelum mengalami bencana ini dan kehilangan


tanganbapak/ibu. Apa saja kegiatan atau aktivitas yang bapak/ibu sering lakukan
dirumah?”

Pasien : “Dulu saya kan guru, paling sebelum berangkat mengajar saya siapkan anka-anak
sarapan dan bersih-berih rumah juga…..”

Perawat : “Apa sekarang bapak/ibu masih ingin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut


bapak/ibu….?”

Pasien : “Ya pak/bu…”

Perawat : “Begini bapak/ibu, seperti yang saya katakan tadi, saya akan ajarkan bapak/ibuagar
dapat beraktivitas meskipun dengan menggunakan satu tangan. Tapi
sebelumnya kita coba berlatih untuk menggerakkan dan melakukan aktivitas yang
ringan-ringan.

Pasien : “Ya pak/bu"

Perawat : “Baiklah bapak/ibu, coba sekarang bapak/ibu mencoba untuk mengangkat


tangan sebelah kanan pelan-pelan dan mencoba menggenggam dengan sekuat-
kuatnya. (Sebelumnya sediakan benda yang dapat digunakan seperti sapu dll).
(contohkan kepada pasien).“sekarang bapak/ibu bisa mencobanya sendiri ya…”

Pasien : “(Berlatih sendiri dan diawasi)”


Perawat : “Baiklah bapak/ibu, itu sudah bagus sekali…..” “Sekarang kita akan mencoba dengan
menggunakan sapu langsung bapak/ibuya… Nah ini tangan bapak/ibu pegang sapunya
dan ayunkan perlahan, anggapsaja ibu sedang menyapu beneran (sambil
mencontohkan). “Nah, sekarang giliran bapak/ibu mencobanya ya,,? Tapi sambil
berdiri bapak/ibu ya…?!”

Pasien : “Ya…..(mencoba sendiri yang diajarkan perawat)?!?!”

Perawat : “Baiklah pak/bu terima kasih. Bagus sekali dan terus dilatih bapak/ibu yah.”(tulis atau
masukkan ke dalam tugas harian terapi dengan rapi pada buku Rencanatindakan
pasien).”

Terminasi

Perawat : “Bapak/ibu… Bagaimana perasaan bapk/ibu setelah kita berbincang-bincang dan


melakukan latihan hari ini…?”

Pasien : “Alhamdulillah… saya merasa lebih baik dan lega rasanya pak/bu…”

Perawat : “Kalau begitu sekarang bapak/ibu coba beritahu saya kembali, kegiatan apa sajayang
sudah kita lakukan hari ini?”

Pasien : “Tadi pak/ibu bilang kalau saya masih bisa menggunakan tangan kanan untuk
beraktivitas dan melatihnya untuk melakuakan kegiatan seperti menyapu…”

Perawat : “Baik sekali bapak/ibu, ternyata bapak/ibu masih mengingatnya ya…?


(senyum)”

Pasien : “Ya….(mengangguk dan senyum)”

Perawat : “Baiklah bapak/ibu. Apa yang kita lakukan hari ini bapak/ibu dapat melatihnyasendiri
dan mulai mencoba-coba melakukannnya sendiri di rumah.”

Pasien : “Ya pak/bu… akan saya coba…"

Perawat : “Bapak/ibu saya akan kembali lagi besok kesini dan melatih bapak/ibu beberapacara
untuk mengkoordinasikan anggota-anggota tubuh bapak/ibu yang lain dan melatihnya
dengan-kegiatan yang lain.”“Bagaimana apa bapak/ibu bersedia?”

Pasien : “Ya….”

Perawat : “Bapak/ibu maunya jam berapa?”

Pasien : “Jam 10 pagi saja pak/ibu.”


Perawat : “Ya bapak/ibu… Terima kasih dan saya akan kembali lagi besok pada jam 10 pagi ke
rumah bapak/ibu. Baiklah kalau begitu saya permisi dulu bapak/ibu danterima kasih
untuk waktunya bapak/ibu ya…??” “Jangan lupa latihannnya bapak/ibu ya…(senyum
dan pegang pundak pasien).”

Pasien : “Kalau begitu saya pamit…”“Assalamualaikum…”

Perawat : “wa’alaikumsalam”

SP II

Tindakan

1. Meminta pasien untuk terbuka tentang perasaannya.


2. Melatih koordinasi fungsi anggota tubuh.
3. Merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan kedepan.
4. Mengevaluasi perasaan pasien.

Latihan 1.2

Identifikasi kemampuan pasien, melatih koordinasi fungsi tubuh, anggota tubuh


danmerencanakan kegiatan kedepan untuk pasien.

Orientasi

Perawat : ”Assalamualaikum…”“Selamat pagi bapak/ibu…” (senyum)

Pasien : “Wa’alaikumsalam…”

Perawat : “Belum pak/ibu, karena saya masih sering teringat dengan hal itu…”

Perawat : “Baiklah bapak/ibu. Tapi, apa sebelumnya cara yang kemarin kita latih sudahbapak/ibu
lakukan …?”

Pasien : “Sudah saya coba…, tapi tetap saja saya merasa tidak berguna sama sekali.Karena yang
bisa saya lakukan hanya kegiatan-kegiatan ringan saja. Saya sangatsedih dan kecewa
dengan diri sendiri ketika melihat anak saya yang masih membutuhkan saya dalam
melakukan aktivitas.”

Perawat : “Baiklah bapak/ibu, sesuai kesepaktan kita kemarin kita akan berbincang-
bincang dan mengajarkan bapak/ibu bagaimana cara untuk melakukan pekerjaanyang
lainnya dan mengkoordinasikan bagian tubuh bapak/ibu yang lain.”“Apa bapak/ibu
bersedia…?”
Pasien : “Ya pak/ibu…”

Perawat : “Bagaimana kalau disini saja bapak/ibu ya….. dan waktunya 20 menit
bapak/ibuya…??”

Pasien : “Ya ….” (Mengangguk)

Kerja

Perawat : “Bagaiamana persaan bapak/ibu sekarang, apakah sudah membaik?”

Pasien : “Alhamdulillah sudah agak membaik, tapi ada yang masih membebani di pikiran
saya…?”

Perawat : “ Kira-kira Apa itu bapak/ibu…?”

Pasien : “Saya masih merasa kurang leluasa dalam melakukan aktivitas sehari-hari
dengan satu tangan. Apa lagi ketika saya mengangkat barang-barang yang begitu
banyak.”

Perawat : “Seperti itu ya bapak/ibu. Begini bapak/ibu misalnya ketika bapak/ibu ingin
mengangkat barang-barang yang begitu banyak bapak/ibu dapat meminta bantuan
dengan orang di sekitar untuk menaikkannya ke atas kepala bapak/ibu dan bias
menggunakan tangan kanan ibu yang masih berfungsi untuk menjaga agar barang yang
di atas kepala bpak/ibu tidak terjatuh. Nanti ketika bapak/ibu ingin
menurunkannya dapat diletakkan di tempat yang sedikit lebih tinggi atau
bapak/ibu sedikit menjongkok atau meminta bantuan untuk menurunkan barang yang
bapak/ibu bawa.”“Bagaimana apa ibu paham dengan penjelasan saya atau bagaimana
kalau kitamencoba untuk mempraktekkannya?”

Pasien : “Ya….pak/bu?!?!” ( Pasien dan perawat berlatih bersama…)

Perawat : “Bagus sekali bapak/ibu…, sekarang bapak/ibu sudah dapat melakukannnya. Cara ini
bisa bapak/ibu gunakan ketika bapak/ibu akan membawa barang yang banyak dan
sebagainya.”

Pasien : “Ya…..pak/bu?!?!”

Perawat : “Nah, sekarang kira-kira kegiatan atau pekerjaan apa yang ingin bapak/ibulakukan
kedepannya…?”

Pasien : “Untuk sekarang ini, saya ingin merawat anak-anak saya, melakukan tugassebagaimana
kepala/ibu rumah tangga.
Perawat : “Wah, lumayan banyak kegiatan-kegiatan bapak/ibu bisa dilakukan
setiapharinya…, mulai dari sekarang bapak/ibu dapat melakukan semua kegiatan
yang bapak/ibu sebutkan tadi. Tapi jika bapak/ibu merasa lelah atau tidak mampu
untukmelakukannya bapak/ibu dapat meminta bantuan keluarga atau
tetangga. Mungkiun ada kegiatan lain yang ingin bapak/ibu lakukan kedepannya
selainkegiatan-kegiatan yang bapak/ibu sebutkan tadi…?”

Pasien : “Ya pak/bu…, siapa sih tidak ingin melakukan kegiatan. Kegiatan normal seperti
orang lain, saya ingin meneruskan usaha saya untuk berjualan di tookpak/bu…?”

Perawat : “Alhamdulillah… rencana yang bagus sekali bapak/ibu (senyum). Jika


keinginannya seperti itu saya do’akan agar selalu lancar kegiatannya.. amiiin..”

Pasien : “Amiiin pak/bu.”

Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaanya bapak/ibu setelah mengobrol hari ini dan mencoba untuk
melatih tangan bapak/ibu untuk melakukan kegiatan-kegiatan
sepertibiasanya?”

Pasien : “Alhamdulillah saya sudah paham dan senang, bahkan saya tidak sabar ingin mencoba
dan melakukan kegiatan itu”

Perawat : “Bagus sekali . baiklah bapak/ibu… tapi apa bapak/ibu bisa menjelaskan sedikityang
kita diskusikan tadi?”

Pasien : “Hari ini kita berlatih tentang cara mengkoordinasikan tangan saya yang masihberfungsi
dengan anggota tubuh lain, yaitu dengan membawa dan meletakkan barang banyak di
atas kepala dan tangan saya serta menjaganya tidak terjatuh. Dan pak/bu mengajarkan
saya untuk berusaha melakukan kegiatan sehari-haridengan normal seperti biasanya…”

Perawat : “ Bagus sekali bapak/ibu (senyum), ternyata bapak/ibu sudah memahami denganbaik
apa yang saya sampaikan. Mungkin pertemuan hari ini saya akhiri dan terimakasih
untuk waktunya dan saya do’akan agar bapak/ibu selalu sehat
untukmelakukan aktivitas sehari-hari bapak/ibu ya” “Jangan lupa tetap berlatih yah”

Pasien : “Amiiinn, terima kasih pak/bu yah…”(senyum)

Perawat : “ Kalau begitu saya pamit pak/bu yah…”“Assalamualaikum…”

Pasien : “Wa’alaikumsalam….”
STRATEGI PELAKSANAAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

Masalah utama    : kehilangan dan berduka

Pertemuan ke    : 1 (respon mengingkari terhadap kematian suami)

a. Proses keperawatan

1. 1.Kondisi :  klien tampak menangis terus dan tampak lemah


2. Diagnosa :  Duka cita  terganggu
3. TUK : Klien dapat membina hubungan saling percaya Klien mampu mengungkapkan
perasaan berduka
4. Tindakan keperawatan :
 Bina hubungan saling percaya
 Jelaskan proses berduka
 Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan nya
 Mendengarkan dengan penuh perhatian
 Secara verbal dukung pasien,tapi jangan dukung pengingkaran yang dilakukan
 Teknik komunikasi diam dan sentuhan
 Perhatikan kebutuhan dasar pasien

b. Strategi pelaksanaan

Fase pra interaksi


Perawat melihat data-data pasien meliputi identitas pasien , alamat , pekerjaan ,
pendidikan , agama , suku bangsa ,riwayat kesehatan (RKS,RKD.RKK).Perawat telah siap
melakukan tugas nya tanpa ada masalah pribadi yang terbawa-bawa.

Fase orientasi
”selamat pagi, bu ningrum. bagaimana perasaan ibu sekarang? Perkenalkan buk Saya
perawat A . jadi buk hari ini saya akan membantu ibu untuk melewati masalah ibu. Bagaimana
ibu apa ibu punya waktu sekitar 10-15 menit. Saya akan menemani ibu sampai kemakam sampai
prosesi pemakaman nya selesai ya bu.”
Fase kerja
“apakah ibu mau menyampaikan sesuatu? Baiklah ibu saya paham dengan perasaan ibu
saat ini,ibu sedih dan kita semua disini juga sedih, tapi semua itu sudah kehendak dari yang
kuasa, kita sebagai manusia hanya bisa berserah diri dan menerima semua ini, ibu mau minum?
Saya ambilkan... ya. Bagaimana dengan makan?coba sedikit ya bu,agar ibu tidak lemas,”apakah
ibu mau kemakam? Baiklah akan saya temani ya bu...
Fase terminasi
“setelah kembali dari makam ,bagaimana perasaan ibu? Ibu masih tampak tampak
sedih .saya akan pulang dulu ya bu. Usahakan ibu makan,minum,dan istirahat ya.nanti,dua hari
lagi saya akan datang kesini lagi ya bu,dijam yang sama.kita.baiklah bu,sampai jumpa.

Masalah utama   : kehilangan dan berduka

Pertemuan ke   :  2 (respon marah terhadap kematian suami)

a) Proses keperawatan
1. Kondisi :  klien masih tampak sedih dan menyendiri
2. Diagnosa :  Duka cita terganggu
3. TUK : Klien dapat mengungkapkan kemarahan nya secara verbal. Klien dapat mengatasi
kemarahan nya dengan koping yang adaptif
4. Tindakan keperawatan
o Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk mengungkapkan kemarahan secara
verbal tanpa melawan dengan kemarahan
o Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah adalah respon yang
normal karena merasakan kehilangan dan ketidakberdayaan
o Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga
o Hindari menarik diri dan dendam karena pasien /keluarga bukan marah pada
perawat
o Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi kemarahan nya.

b) Strategi pelaksanaan
Fase pra interaksi
Perawat telah siap melakukan tindakan selanjutnya tanpa ada masalah pribadi yang
terbawa-bawa.

Fase orientasi
“selamat pagi bu,masih ingat dengan saya? Saya perawat roma.yang kemarin kesini
bu,tampak nya ibu sedang kesal?ibu bisa ceritakan kenapa ibu tampak kesal,saya akan menemani
ibu selama 20 menit ya.kita ngobrol-ngobrol disini aja bu? Dihalaman depan ? Oww..baiklah
kalau begitu.”

Fase kerja
“Apa yang membuat ibu kesal?apa yang ibu rasakan saat kesal dan apa yang telah
ibu lakukan untuk mengatasi kekesalan ibu?baiklah bu.saya mengerti,ada beberapa cara untuk
meredakan kekesalan ibu,yaitu tarik nafas dalam, istigfar, berwudhu , shalat , dan bercakap-
cakap dengan anggota keluarga ibu yang lain. Ibu punya hobi olahraga atau hobi yang lain nya?
Oya...kalau begitu ibu bisa melakukan hobi ibu untuk dapat mengatasi kekesalan ibu.”

Fase terminasi
“nah,kalau masih muncul rasa kesal ,coba lakukan cara yang kita bahas tadi ya bu?
mau coba cara yang mana ? mau dijadwalkan ?baiklah,dua hari lagi kita bertemu lagi ya bu
disini? membahas tentang perasaan ibu lebih lanjut,bagaimana ibu? baiklah kalau begitu saya
mohon pamit dulu ya bu,sampai jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN ANSIETAS

A. Diagnosa keperawatan : Ansietas


B. Tindakan keperawatan : SP Ansietas

SP 1

1. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi
o Mengucapkan salam terapeutik
o Berjabat tangan
o Menjelaskan tujuan interaksi
2. Evaluasi/validasi
3. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan)
4. Membantu pasien mengenal ansietas :
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
 Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
 Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
 Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
5. Mengajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri : pengalihan situasi
6. Evaluasi kemampuan klien
7. Beri reinforcement positif
8. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 2

a) Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi
 Mengucapkan salam terapeutik
 Berjabat tangan
 Menjelaskan tujuan interaksi
 Melakukan hal yang disukai
b) Evaluasi/validasi
c) Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan)
d) Mengajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan mengurangi
ansietas :
 Menonton TV
 Mendengarkan music yang disukai
 Membaca koran, buku atau majalah
 Motivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi setiap kali ansietas muncul
e) Evaluasi kemampuan klien
f) Beri reinforcement positif
g) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 3

1. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi
 Mengucapkan salam terapeutik
 Berjabat tangan
 Menjelaskan tujuan interaksi
2. Evaluasi/validasi
3. Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan).
4. Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari
5. Membantu pasien mempraktikkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari
6. Evaluasi kemampuan klien
7. Memberi reinforcement positif
8. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

STRATEGI PELAKSANAAN : ANSIETAS

A. Kondisi Klien

Petugas mengatakan bahwa :

 Klien sering menyendiri di kamar


 Klien sering ketawa dan tersenyum sendiri
 Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang membisiki dan isinya tidak jelas
serta melihat setan-setan.

B. Diagnosa Keperawatan : Ansietas


C. Tujuan

Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :

a. Tujuan Umum : mengatasi gangguan ansietas klien.


b. Tujuan Khusus :
o Pasien mampu membina hubungan saling percaya
o Pasien mampu mengenal ansietas
o Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
o Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas

D. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

SP 1 Pasien

Membantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya, menjelaskan


situasi, penyebab ansietas, menyadari perilaku ansietas, Mengajarkan pasien teknik relaksasi
nafas dalam untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri : pengalihan situasi

Fase Orientasi

1. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi pak! Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, nama
saya ima. Saya adalah mahasiswa dari Unversitas Respati Yogyakarta. Nama bapak
siapa?”“bapak senangnya dipanggil apa?”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? semalam tidurnya nyenyak?”
3. Kontrak :
 Topik : “Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang kecemasan dan
latihan cara mengontrol cemas dengan latihan relaksasi pak”
 Waktu : “Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja”
 Tempat : “Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah, Bagaimana
jika diruangan ini saja kita berbincang-bincang”
 Tujuan : “Agar ibu dapat mengetahui kecemasan yang ibu rasakan serta cara
mengatasinya”

Fase Kerja
“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang bapak rasakan saat ini”
“Coba bapak ceritakan pada saya”, Ouw jadi bapak merasa takut jika ketakutan bapak terhadap
botol diketahui oleh murid-murid bapak. Jika boleh saya tahu, bagaimana cara bapak mengatasi
ketakutan tersebut”

“Saya mengerti bagaimana perasaan bapak. Setiap orang akan memiliki perasaan yang sama jika
diposisi bapak. Tapi saya sangat kagum sama bapak Karena bapak mampu menahan semua
cobaan ini. Bapak adalah orang yang luar biasa. Yang perlu bapak ketahui adalah bapak saat ini
berada pada tingkat kecemasan yang sedang. Untuk itu, bapak perlu melakukan terapi disaat
bapak merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat
kecemasan bapak. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan bapak dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi
kecemasan yang bapak rasakan”

“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, bapak perhatikan saya, lalu bapak
bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya pak. bapak silakan duduk dengan
posisi seperti saya. Pertama-tama, bapak tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas
dalam hitungan tiga setelah itu bapak hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara
perlahan-lahan. Sekarang coba ibu praktikkan”

“Bagus sekali, bapak sudah mampu melakukannya. bapak bisa melakukan latihan ini selama 5
sampai 10 kali sampai bapak merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi
kecemasan bapak, bapak bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan bapak melepas
kecemasan dengan tertawa, berolahraga, menulis kecemasan bapak disebuah kertas,bersantai
seperti jalan-jalan atau bapak juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik.

Fase Terminasi
1. Evaluasi
 Subyektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol tentang masalah
yang bapak rasakan dan latihan relaksasi?”
 Obyektif : “Coba bapak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.”
2. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Jam berapa bapak akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian bapak. Jadi, setiap bapak merasa cemas,
bapak bisa langsung praktikkan cara ini”
3. Kontrak yang akan datang
 Topik
“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan yang bapak
rasakan, bagamana jika kita latihan kembali besok pak? Jangan lupa bapak
mencoba teknik yang lain untuk mengurangi kecemasan bapak ya”
 Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam yang sama
seperti hari ini. Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang
dengan saya besok? Bagaimana kalau 20 menit saja”
 Tempat
“Dimana bapak akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana kalau
besok kita melakukannya disini saja”

SP 2 Pasien

Mengajarkan pasien teknik distraksi untuk meningkatkan kontrol diri dan mengurangi
ansietas :Melakukan hal yang disukai, Menonton TV, Mendengarkan music yang disukai,
Membaca koran, buku atau majalah, Motivasi pasien untuk melakukan teknik distraksi setiap
kali ansietas muncul.

Fase Orientasi

1. Salam Terapeutik
“ Assalamu’alaikum, Selamat pagi bapak ! masih ingat dengan saya bapak?
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah ibu sudah melatih cara mengalihkan
situasi untuk menghilangkan kecemasan bapak seperti yang saya ajarkan kemarin?”
“Coba bapak praktekan sekarang.” Bagus sekali bapak masih mengingatnya.”
“apakah bapak merasa terbantu dengan tehnik tersebut untuk mengatasi kecemasan
bapak?.”
3. Kontrak :
 Topik
“Baiklah pak sesuai janji kita kemarin, hari ini saya datang kembali untuk
mendiskusikan tentang latihan distraksi dengan tehnik pengalihan.”
 Waktu
” Berapa lama kita akan berlatih pak? “Bagaimana jika 10 menit?”
 Tempat
“Dimana kita akan berdiskusi? “Bagaimana jika di halaman samping?”
 Tujuan
“Tujuan dari latihan hari ini adalah agar bapak dapat meningkatkan kontrol
kecemasan pada diri bapak dan bapak dapat mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari bapak.”

Fase Kerja
“Bapak, kemarin waktu kita diskusi bapak mengatakan bahwa saat cemas rasanya seluruh
badan ibu tegang, baik pikiran maupun fisik. Nah, latihan distraksi ini bermanfaat untuk
mengalihkan rasa cemas bapak sehingga membuat pikiran dan fisik ibu relak atau santai. Dalam
teknik ini ibu harus melakukan hal-hal yang dapat membuat bapak relak misalnya dengan
menonton acara televisi kesukaan bapak, membaca buku atau majalah yang bapak suka, atau
dengan mendengar music yang bapak sukai. Nah, sekarang bapak sudah tau kan hal-hal apa saja
yang dapat bapak lakukan untuk mengurangi rasa cemas bapak. Nanti apabila ibu merasa cemas
lagi, bapak bisa melakukan salah satu teknik distraksi atau pengalihan yang saya beritahu
tadi.kegiatan mana yang bapak sukai? Baiklah sekarang kita mendengarkan musik, bapak suka
musik apa? Saya putarkan ya pak?
Fase Terminasi
1. Evaluasi
 Subjektif
“Bagaimana apa ada yang ingin bapak tanyakan dari penjelasan saya tadi?”
 Objektif
“Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari. Wah bagus sekali, nanti jika
ibu merasa cemas, ibu dapat melakukan teknik ditraksi yang tadi saya jelaskan
ya.”
2. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Kapan bapak akan mulai mencoba melakukan cara ini? Baiklah setiap bapak merasa
cemas, bapak bisa langsung mempraktikkan cara ini.”
3. Kontrak yang akan datang
 Topik
“Nah, bapak, masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan
bapak yaitu dengan teknik hipnotis diri sendiri atau hipnotis dengan 5 jari.”
 Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang ketiga ini besok dengan jam yang sama
seperti hari ini?”
 Tempat
“Mau latihan dimana kita pak? Bagaimana jika disini lagi ? Apa masih ada yang
mau ditanyakan pak? Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang.”

SP 3 Pasien

Menjelaskan cara teknik relaksasi hipnotis 5 jari, membantu pasien mempraktikkan


teknik relaksasi hipnotis 5 jari

Fase Orientasi

1. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Apakah bapak masih gelisah dan tidak bisa
tidur? Apakah yang kemaren saya ajarkan sudah di praktekkan dalam jadwal harian
bapak? Nah kalau sudah coba di praktikkan kembali ya. Bagus pak”
3. Kontrak :
 Topik, Waktu, Tempat, Tujuan
“Baiklah pak, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang
perasaan yang bapakrasakan? Dan saya akan mengajarkan bapak teknik relaksasi
hipnotis 5 jari untuk menghilangkan rasa gelisah bapak. Kita akan berbincang-
bincang selama 30 menit. Kita akan lakukan disini saja ya pak.”
 Tujuan
“Tujuan perbincangan kita hari ini adalah agar bapak mengetahui cara untuk
menghilangkan rasa gelisah bapak dengan teknik relaksasi hipnotis 5 jari dan
bapak dapat mempraktekkan ketika rasa gelisah bapak datang kembali.”

Fase Kerja
“Tadi bapak katakan, bapak merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba bapak ceritakan lebih
lanjut tentang perasaan bapak, kenapa bapak tidak gelisah, apa yang bapak pikirkan? Oh, jadi
bapak merasa takut jika ketakutan bapak terhadap botol diketahui orang lain, Nah bapak,
sekarang saya akan mengajarkan bapak teknik relaksasi degan cara hipnotis 5 jari. Kita mulai ya
pak. bapak pejamkan mata bapak, nah sekarang tautkan jari telunjuk ibu dengan jempol bapak,
sekarang bayangkan pada saat bapak sedang bahagia. Sekarang tautkan jari tengah ibu dengan
jempol, bayangkan saat bapak bersama orang yang bapak sayangi/ cintai, sekarang taukan jari
manis bapak dengan jempol, bayangkan ketika bapak di puji oleh seseorang karena prestasi
bapak, dan sekarang tautkan jari kelingking bapak, bayangkan tempat yang paling indah yang
pernah di kunjungi. bapak, coba ulangi lagi cara teknik hipnotis 5 jari yang sudah kita pelajari
tadi. Wah bagus sekali, mari kita masukkan dalam jadwal harian bapak. Jadi, setiap bapak
merasa cemas, bapak bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai
jadwal yang telah kita buat.”

Fase Terminasi
1. Evaluasi
 Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang bincang tentang masalah
yang bapak rasakan dan latihan mempaktekkan teknik relaksasi hipnotis 5 jari?”
 Obyektif
“Nah, coba bapak praktikkan kembali apa yang telah saya ajarkan tadi. Bagus,
ternyata bapak masih ingat apa yang telah saya ajarkan.”
2. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Saya harap apa yang tadi saya ajarkan kepada bapak, bapak dapat mempraktekkan
kembali sekitar 2 kali dalam sehari ya pak.”
3. Kontrak yang akan datang
 Topik, Waktu, Tempat
“bapak sudah tidak terasa sudah 30 menit kita berbincang-bincang. Latihan
relaksasi ini adalah cara ke-3 yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan
atau ketegangan bapak, kita bertemu lagi besok ya pak untuk berbincang-bincang
tentang apa yang sudah saya ajarkan kepada bapak mau jam berapa pak? Seperti
biasa jam 10 pagi ya dikamar bapak? Masih ada yang mau ditanyakan atau tidak
pak? Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Selamat siang pak.”

STRATEGI PELAKSANAAN KLIEN DENGAN KEPUTUSASAAN DAN


KETIDAKBERDAYAAN

SP 1 Pasien

Mendiskusikan kegiatan positif yang dulu pernah dilakukan dan menulis ulang kegiatan
positif yang sudah didiskusikan

Orientasi

“Assalamu’alaikum wr.wb. Selamat sore Bu? Perkenalkan Saya perawat Riche. Nama Ibu
siapa? Wow Ibu EFY”

“Senangnya dipanggil siapa?”

“Oooo Bu E. Nah, saya datang kesini untuk membantu Ibu menyelesaikan masalah Ibu”

'“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? “

(pasien : sedih).

”Bagaimana Bu, kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan sedih yang Ibu rasakan saat
ini?”.

“Menurut Ibu dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat ini saja”.

“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit. Apakah Ibu bersedia ?”.

Kerja
“Coba Ibu ceritakan kepada saya tentang perasaan sedih yang Ibu rasakan saat

ini”.

(Pasien : saya sedih sekali.... sejak suami tidak bekerja dan pacaran lagi, serta tidak memberi
saya nafkah lahir bathin, sehingga saya merasa putus asa.... apalagi sejak saya mendapat sakit
jantung, untuk biaya hidup saja saya masih butuh bantuan orang lain....).

“Yaaa.... saya sangat mengerti perasaan Ibu. Sudah berapa lama perasaan itu Ibu rasakan?”

“Kalau saya boleh simpulkan, Ibu saat ini mengalami hal yang disebut dengan keputusasaan.
Keputusasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang itu merasa tidak ada pilihan lain lagi
untuk menyelesaikan masalahnya walaupun sebenarnya ia masih memiliki potensi/kemampuan
untuk menyelesaikan masalah.”

“Bu, bagaimana kalau saya memberitahukan tentang cara yang baik untuk menyelesaikan

masalah?”

“Ada beberapa hal yang Ibu bisa lakukan, misalnya, menceritakan masalah Ibu kepada orang lain
yang Ibu percaya. Dengan demikian beban yang Ibu rasakan setidaknya bisa berkurang. Selain
itu, Ibu juga bisa mengingat atau menuliskan kemampuan atau aspek positif yang dulu pernah
Ibu lakukan. Coba ingat kembali apa saja hal baik yang dulu pernah ibu lakukan. Wah....dulu
ternyata ibu bisa membuat lontong ya. Nah buat daftar sebanyak-banyaknya kemampuan
lainnya. Kegiatan seperti ini berguna untuk membantu membangkitkan semangat dan harapan
Ibu kembali dalam menjalani kehidupan. “

“Meskipun tidak dapat membuatnya sendiri tapi ibu masih bisa mengajarkannya ke orang lain.
Tulis dan buat daftar tersebut, ini akan membuktikan bahwa ibu masih punya banyak
kemampuan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Hebat..”

Terminasi

“Nah... Bu, bagaimana rasanya setelah kita berbincang-bincang tentang masalah Ibu tadi?”.

“Coba Ibu menyebutkan apa sebenarnya yang Ibu alami saat ini?”.

“Coba Ibu ulangi, hal baik apa saja yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah ?”.

“Bagus sekali Ibu”.

“Baiklah Ibu, sesuai dengan janji kita telah berbincang-bincang selama 30 menit. Dan tadi Ibu
telah mengetahui cara untuk menyelesaikan masalah, setelah ini, Ibu bisa mencoba untuk mulai
menerapkannya. Bagaimana, apa Ibu bersediamelakukannya?”.
”Bagus sekali Bu”.

“Ibu, bagaimana kalau besok kita berlatih kegiatan membuat lontong, disini jam 16.30 sore?”

“Baiklah bu.... Saya permisi dulu. Assalamu’alaikum. Selamat sore.”

SP 2 Pasien

Mendiskusikan kemampuan pasien dalam kegiatan sehari hari misalnya membuat


minuman untuk dirinya atau orang lain.

Orientasi

“Assalamu’alaikum wr.wb. Selamat sore Bu E.... Masih ingat saya? Ya saya perawat Riche. Nah
saya datang kembali untuk melanjutkan diskusi mengatasi masalah keputusasaan terutama pasca
suami ibu tidak bekerja, pacaran lagi dan tidak memberi nafkah lahir maupun bathin. Bagaimana
perasaan Ibu hari ini? Oya apakah daftar kemampuan hal positif yang kemarin sudah selesai?”

“Ada berapakah yang sudah disusun?”

“Bagus...”

”Bagaimana Bu, kalau kita sekarang berlatih satu kemampuan yaitu membuat lontong yang dulu
pernah dilakukan?”

“Menurut Ibu,dimana enaknya kita berlatih? Bagaimana kalau disini saja, selama 30 menit. “

“Apakah Ibu bersedia ?”

Kerja

“Coba Ibu ceritakan kepada saya bagaimana kegiatan atau aktifitas ibu sekarang pasca suami ibu
tidak bekerja, pacaran lagi dan tidak memberi nafkah lahir maupun bathin? (berlatih menulis
kemampuan kegiatan yang msh bisa dilakukan seperti pada pertemuan lalu).”

“Waah sekarang sudah banyak hal positif yang bisa dituliskan ya... Bagus.... “

“Nah saat ini kita akan membantu ibu untuk berlatih aktifitas misalnya mengoptimalkan fungsi
tangan pasca perawatan. Kita akan melatih kemampuan untuk mengambil air minum dari teko
air. Nah optimis ya, ibu/bapak akan bisa melakukannya.”
“Nah pertama ambil gelas pelan-pelan, lalu letakan di meja dan pegang teko air, kemudian
tuangkan perlahan ke dalam gelas. Nah air minumnya sudah siap sekarang.”

“Yaa. Bagus... ibu/bapak ternyata bisa melakukannya seperti saya dan orang lain juga lakukan...”

“Bagus sekali....”

Terminasi

“Nah ... Bu, bagaimana perasaannya setelah kita berlatih kemampuan pasca perawatan dari RS.”

“Ternyata ibu masih bisa membuktikan bahwa mampu melakukan seperti yang orang lain
lakukan.”

“Bagaimana rasanya, senang...?”

“Bagus sekali Ibu”.

“Baiklah Ibu, sesuai dengan janji kita telah berlatih kemampuan positif pasca perawatan selama
30 menit. Dan tadi Ibu telah berlatih kegiatan positif pasca diamputasi.”

“Nah setelah ini, Ibu bisa mencoba untuk mulai menerapkannya dengan kegiatan-kegiatan
lainnya. Misalnya melatih kemampuan tangan untuk membuat minuman teh manis sendiri.”

“Bagaimana, apa Ibu bersedia melakukannya?”

” Bagus sekali Bu”.

“Ibu, bagaimana kalau besok kita berlatih hal tersebut? Jam 16.30 sore saya datang ya.”

“Baiklah bu.... Saya permisi dulu. Assalamu’alaikum. Selamat Sore.”

Anda mungkin juga menyukai