Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Polip hidung adalah masa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam
rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa.
Polip dapat timbul pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak
sampai usia lanjut. Bila ada polip pada anak di bawah usia 2 tahun, harus disingkirkan
kemungkinan meningokel atau meningoesefalokel.
Prevalensi penderita polip nasi belum di ketahui pasti karena hanya sedikit
laporan dari hasil studi epidemiologi serta tergantung pada pemilihan populasi
penelitian dan metode diagnostik yang digunakan. Prevalensi polip nasi dilaporkan 1-
2% pada orang dewasa di Eropa dan 4,2% di Finlandia. Di Amerika serika prevalensi
polip nasi di perkirakan antara 1-4%. Pada anak-anak sangat jarang ditemukan dan
dilaporkan hanya 0,1%. Penelitian Larsen dan Tosdi di Denmark mempekirakan
insidensi polip nasi sebesar 0,627 per 1000 orang pertahun. Di Indonesia study
epidemiologi menunjukkan bahwa perbandingan pria dan wanita 2-3 : 1 dengan
prevalensi 0,2%-4,3%.
Polip kebanyakan berasal dari mukosa sinus etmoid, biasanya multipel dan
dapat bilateral. Polip yang berasal dari sinus maksila sering tunggal dan tumbuh ke
arah belakang, muncul di nasofaring dan disebut polip koanal. Faktor yang
menyebabkan polip antara lain alergi, sinusitis kronis, iritasi, sumbatan hidung oleh
kelainan anatomi seperti deviasi septum dan hipertrofi konka.
Gejala utama polip hidung adalah sumbatan hidung dan hilangnya sensasi bau.
Berat ringannya tergantung besar kecilnya polip, atau pada saat mendapat serangan
radang atau alergi. Rinore biasanya encer atau mukopurulen bila ada infeksi, dan
dapat menetes ke belakang sebagai post nasal drip. Infeksi sinus paranasal dapat
terjadi bersama dengan polip nasi.
Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis yang teliti dan pemeriksaan
THT. Tujuan utama pengobatan pada kasus polip ialah dengan menghilangkan
keluhan-keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah rekurensi polip. Pemberian
kortikosteroid untuk menghindari polip nasi disebut juga polipektomi medikamentosa
atau polip yang sangat masif di pertimbangkan untuk terapi bedah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Hidung

2.1.1 Hidung Luar

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya berurutan dari atas ke


bawah :

1) Pangkal Hidung (Bridge)


2) Batang Hidung (Dorsum Nasi)
3) Puncak Hidung (Tip)
4) Ala nasi
5) Kolumela
6) Lubang Hidung (Nares Anterior)
Gambar 2.1 Bagian Hidung Luar
Gambar 2.1. bagian Hidung Luar

Hidung luar dibentuk oleh tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan
ikat dan beberapa otot yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.
Kerangka tulang terdiri dari :

1. Sepasang os nasal (tulang hidung)


2. Processus frontalis os maxila
3. Processus nasalis os frontalis
4.
Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di
bagian bawah hidung, yaitu :

1. Sepasang kartilago nasalis lateralis superior


2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior ( kartilago alar mayor)
3. Beberapa pasang kartilago alar minor
4. Tepi anterior kartilago septum nasi

Gambar 2.2 Tulang dan Tulang rawan yang membentuk hidung luar

Hidung juga dibentuk oleh otot. Otot-otot ala nasi terdiri dari dua kelompok yaitu :
1) Kelompok dilator terdiri atas :
- Musculus dilator nares
- Musculus proserus
- Kaput angulare musculus kuadratus labii superior
2) Kelompok konsritor, terdiri atas :
- Musculus nasalis
- Musculus depressor septi
2.1.2 Hidung dalam

Bagian dalam rongga hidung (cavum nasi) terbagi menjadi dua rongga hidung yang
terbentuk terowongan dari depan ke belakang, dipisahkan oleh septum nasi menjadi cavum
nasi sinistra dan dextra. Dibagian belakang, kedua rongga hidung bermuara bersama-sama ke
dalam nasofaring melalui nares posterior (koana) dibelakang septum.

Bagian cavum nasi yang letakknya sesuai dengan ala nasi,tepatnya dibelkang nares
anterior disebut vestibulum.Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak
kelenjar sebasea dan rambut2 panjang yang disebut vibrise.

Tiap cavum nasi mempunyai empat buah dinding yaitu dinding medial, dinding
lateral, dinding inferior, dinding superior.

Dinding medial hidung ialah septum nasi.Septum nasi dibentuk oleh tulang rawan dan
tulang,dimana bagian tulangnya adalah lamina perfendikularis os etmoid,vomer,krista nasalis
os palatina,sedangkan bagian tulang rawannya adalah kartilago septum(lamina
kuadrangularis) dan kolumela.

Septum nasi dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum
pada bagian tulangnya,sedangkan diluarnya dilapisi oleh mukosa hidung.

Dinding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontalis os maksila, os


lakrimalis, konka superior, konka media, konka inferior, lamina perpendikularis os
palatum dan lamina pterigoideus medial.

Anda mungkin juga menyukai