Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR TENTANG KEHAMILAN

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah yang terjadi

pada seorang wanita pada masa reproduksi dimana terjadi fertilisasi yaitu

pertemuan antara sel telur dengan sperma yang menjadi suatu hasil

konsepsi yang akan berkembang menjadi janin sampai lahir. Pada

umumnya kehamilan berkembang dengan normal da menghasilkan

kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang

kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan /

asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan dengan

kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi Bidan

atau Dokter sedini mungkin semenjak ibu merasa hamil untuk

mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal.

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi

spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi

nidasi pada uterus pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai aterm. Masa kehamilan dimulai darai konsepsi sampai

lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9
bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir, kehamilan dibagi

dalam 3 trimester yaitu trimester I dimulai dari konsepsi sampai 12

minggu, trimester II umur krhamilan 12 minggu – 28 minggu dan trimester

III > 28 minggu

2. Tanda dan Gejala Kehamilan

1. Tanda Presumptif

- Amenorea

Wanita harus mengetahui hari pertama haid terakhir

( HT ) supaya dapat ditaksir umur kehamilannya dan taksiran

tanggal pesalinan ( TTP ), yang dihitung dengan menggunakan

rumus dari naegle TTP = ( Hari pertama HT + 7 ) dan ( bulan HT +

3)

- Mual dan muntah

Biasanya terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan

hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari,

disebut morning sicknes ( sakit pagi . bila mual dan muntah terlalu

sering disebut hyperemesis

- Mengidam

Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu

terutama pada bulan bulan pertama

 Tidak tahan suatu bau bauan

 Pingsan bila berada pada tempat tempat ramai yang sesak dan

padat
 Tidak ada selera makan ( anoreksia ), hanya berlangsung pada

triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul

kembali.

 Lelah ( Fatigue )

 Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan

pengaruh estrogen dan progersteron yang merangsang yang

merangsang duktus dan alveoli payudara kelenjar Montgomery

terlihat lebih membesar.

 Sering miksi, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang

membesar. Gejala ini hilang pada triwulan kedua kehamilan.

Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali karena kandung

kemih ditekan kembali oleh kepala janin.

 Konstipasi / obstipasi karena tonus otot otot usus menurun oleh

pengaruh hormone steroid

 Pigmentasi oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta,

dijumpai pada wajah ( cloasma gravidarum ). Aerola mammae,

leher, dan dinding perut ( linea nigra/grisea )

 Epulis ( hipertropi dari papil gusi )

 Pemekaran vena ( varises ) dapat dijumpai pada kaki, betis dan

vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir

2. Tanda - tanda kemungkinan hamil

 Perut membesar
 Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan

konsisitensi dari rahim

 Tanda hegar

 Tanda Chadwick

 Tanda piscaseck

 Kontraksi – kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton

hicks

 Teraba ballottement

 Reaksi kehamilan positif

3. Tanda pasti ( tanda positif )

 Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa, juga bagian –

bagian janin

 Denyut jantung janin

- Didengar dengan stetoscop monoral leannec

- Dicatat dan di dengar dengan Doppler

- Dicatat dengan fotoelectro cardiogram

- Dilihat pada ultrasonografi

 Terlihat tulang tulang janin dalam roentgen

3. Perubahan fisiologis yang terdapat pada ibu hamil

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,

khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna pada payudara

( mamma ). Dalam hal ini hormone somatomammatropin, estrogen dan


progesterone mempunyai peranan penting yang terdapat pada perubahan

pada wanta hamil ialah antara lain :

- Uterus

Uterus akan membesar pada bulan buan pertama dibawah

pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat.

Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot

polos uterus. Disamping itu, serabut serabut kolagen yang ada

menjadi hygroscopic akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga

uterus dapat mengikuti petumbuhan janin, pada minggu ke 7 uterus

sebesar telur ayam, pada minggu ke 10 uterus sebesar buah jeruk.

Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan

sangat penting diketahui, antara lain tntuk membuat diagnosa

apakah wanita tersebut hamil fisiologic atau hamil ganla atau

menderita penyakit sepeti mola hidatidosa dan sebagaInya. Umur

+ehamklan 12 minggu kira uôeruc sebesar telur angsa, hipertropi

istmus pada triwulan pertama membuat istmus"menjadi panjang

dan lebih lunak dikenal sebagai tanda hegar, kehamilan 16 minwgu

kira – kira sebewar kepala bAyi . Pada kehamilan 20 minggu

fundus utepi terletak kira kira dipinggir bawah pusat, sedangkan

pada kehamilan 24 minggt fundus uteri berada te0at dipinggir

bawah pusat. Pada kehamilan 28 minggu fuldus uteri terlmtak kira

– kira 3 bari diatas ptsat atau sepertiga jarak antara pusat ke

prosesus xipodeus. Pada kehamilan 32 m)nggu fundus uteri


terletak dian4ara set%ngah j!rak pusat daN pada prosesus

xipodeus
Pada kehamilan 36 mingdu funlus uteri kira kira 9 jari

dibawak prosesuS xipodeus

- Servi{s uteri

Serviks uôeri pada kehamilan Juga mengalama0perubahan

+arena hormone est2ogen jika korpus uteri mengandung lebih

banyak jaringan oôot, maka serviks lebih banyak mengandung

jaringan ikat, hanya 10 % jaringan otot, pada multipara dengan

porsio yang bundar, porsio tersebut mengalami cedera berupa

lecet dan robekan, sehingga post partum tampak adanya porsio

yang terbelah dua dan menganga. Kelenjar – kelenjar serviks akan

berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak,

kadang kadang wanta yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan

cairan pervaginan lebih banyak, keadaan ini sampai batas tertentu

masih merupakan keadaan yang fisiologis

- Vagina dan vulva

Vagina dan vulvca akibat hormone estrogen mengalami

perubahan pula adanya hypevaskularisasi mengakibatkan vagina

dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru biruan. Tanda ini

disebut chadwik warna portio pun tampak livide

- Mammae
Mamame akan membesar dan tegang akbat hormone

somatomammatropin, estrogen dan progesterone, akan tetapi

belum mengeluarkan air susu

- Sirkulasi darah

Volume darah akan bertambah banyak kira kira 25 %.

Dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardac output

yang meningkat sebanyak 30 %. Jimlah leokosit meningkat sampai

10.000 per ml dan produksi trombosit pun meningkat pula.

- System respirasi

Ibu hamil tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan

nafas pendek. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 mnggu keatas.

Oleh karena itu usus usus tertekan dan uterus yang membesar

kearah diafragma sehingga kurang leluasa bergerak

- Traktus urinarius

Pada bulan - bulan pertama kehamilan kandung kencing

tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering

kencing, keadaan ini hilang dan makin tuanya kehamilan, bila

uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan.

Bila kepala janian mulai turun kebawah pntu atas panggul, keluhan

sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai

tertekan kembali.

- Kulit
Pada kult terdapat deposit pigmen dan hiperpigmetasi alat –

alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh

melanoprone stimulating hormone ( MSH ) yang meningkat.

Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi dan

hidung, dikenal sebagai cloasma gravidarum

B. KONSEP DASAR ABORTUS

1. Pengertian

a. Abortus secara umum

1. Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin hidup

diluar kandungan.

2. Defenisi lain dari Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan

( oleh akibat akibat tertentu ) atau sebelum kehamilan tersebut

berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup

dilar kandungan.

3. Abortus dapat juga dikatakan sebagai perdarahan pervaginam

pada kehamilan kurang dari 22 minggu.

4. Dibawah ini dikemukakan beberapa defenisi para ahli tentang

abortus :

- MENURUT EASTMAN : Abortus adalah keadaan

terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup

hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila


fetus itu beratnya antara 400 – 1000 gram, atau usia kehamilan

kurang dari 28 minggu

- MENURUT JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran

dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu

fetus belum viable by law

- MENURUT HALMER : Abortus adalah

terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16 dimana proses

placentasi belum selesai.

5. Abortus buatan adalah mengeluarkan hasil konsepsi sebelum

kehamilan 28 minggu atau berat badan janin kurang dari 1000

gram dimana janin tidak dapat hidup diluar rahim.

6. Aburtus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa

intervensi luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut.

7. Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi

tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan.

8. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada

usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari

500 gram.

9. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum

janin dapat hidup diluar kandungan,sebagai batasan digunakan

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500

gram.
10. Abortus adalah berat anak kurang dari 500 gram.Sedang berat

antara 500 – 999 gram adalah partus inmmaturus.

11. Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup

(gestasi 28 minggu atau berat 600 gram).

Berdasarkan pengertian diatas maka kesimpulan yang

dapat ditarik adalah keluarnya hasil konsepsi : abortus adalah

keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim sebelum kehamilan

mencapai 20 minggu dan berat kurang dari 500 gram.

b. Abortus Incomplit

1. Abortus Incomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi

pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih adanya sisa

jaringan tertinggal dalam uterus

2. Abortus incomplit adalah sebagian hsil konsepsi telah keluar dari

kavum eteri, masih ada yang tertinggal.

3. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi masih terisi

dalam rahim yang dapat menimbulkan penyakit.

4. Abortus inkomlit adalah sebagian dari hasil konsepsi yang

dikeluarkan yang tertinggal adalah didesidua atau plasenta.

5. Abortus inkomplit adalah janin sudah keluar bersama-sama

plasenta pada usia kehamilan 10 minggu,pengeluaran janin dan

plasenta akan terpisah.

6. Abortus inkomplit adalah perdrahan terus-menerus,terdapat

keluaran berupa jaringan, kram dan serviks terbuka.


7. Abortus inkomplit adalah sebagian hsil konsepsi telah keluar dari

kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan :

abortus adalah keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim sebelum

kehamilan mencapai 20 mimggu dn berat kurang dari 500 gram.

2. Klasifikasi Abortus

1. Abortus Spontan

Abortus spontan yang terjadi dengan tidak didahului factor -

factor mekanis ataupun medisinalis, semata semata disebabkan oleh

factor – factor alamiah atau terjadi tanpa unsure tindakan diluar dan

denga kekuatan sendiri

2. Abortus Provocatus ( Induced Abortion )

Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat

obatan maupun dengan alat, abortus ini dibagi lagi menjadi sebagai

berikut :

a. Abortus medisinalis

Adalah abortus kerena tindakan kita sendiri, dengan alas an bila

kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jwa ibu ( berdasarkan

indikasi medis ) biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim

Dokter

b. Abortus kriminalis

Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan tindakan yang

tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis


Klinis Abortus Spontan

Dapat dibagi atas :

1. Abortus Kompletus ( keguguran lengkap ) adalah seluruh hasil

konsepsi dikeluarkan ( desidua dan fetus ), sehingga rongga

rahim kosong.

2. Abortus Insipiens adalah keguguran yang sedang berlangsung

dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, pada

abortus insipiens kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.

3. Abortus Incomplet adalah keguguran bersisa artinya pengeluaran

sebagian konsepsi pada kehamilan sebelum 22 minggu dengan

masih ada sisa tertinggal dalam uterus

4. Abrtus imminens adalah keguguran yang membakat dan akan

terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dipertahankan

atau dicegah dengan memberikan obat obatan hormonal dan

antipasmodika serta istirahat

5. Missed Abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi

tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan

atau lebih

6. Abortus Habitualis adalah keguguran berulang dimana penderita

mengalami keguguran berturut turut 3 kali atau lebih

7. Abortus Infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi

ginetalia sedangkan Abortus Septic adalah abortus infeksiosus


berat disertai penyebaran kuman atau toksinnya kedalam

peradaran darah atau peritoneum.

3. Etiologi Abortus

Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh

kematian mudigah sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin

dikeluarkan dalam keadaan masih hidup. Hal hal ini yang menyebabkan

abortus dapat dibagi sebagai berikut :

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian

janin atau cacat, kelainan berat biasanya menyebabkan kematian

mudigah pada hamil muda. Factor – factor tang menyebabkan

kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut

a. Kelainan kromosom, kelainan yang sering di temukan pada abortus

spontan ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pua kelainan

kromosom seks

b. Lingkungan sering sempurna, bila lingkungan diendomentrium

disekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian

zat – zat makanan pada hasil konsepsi terganggu

c. Pengaruh dari luar, radiasi, virus, obat obatan, dan sebagainya.

Dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan

hidupnya dalam uterus, pengaruh ini umumnya dinamakan

pengaruh teratogen
2. Kelainan pada plasenta

Endarteritis dapat terjadi dalam vili korialis dan menyebabkan

okseginasi plasenta trganggu, sehingga menyebabkan gangguan

pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan

muda misalnya karena hipertensi menahun.

3. Penyakit ibu

Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis,

pielonefritis, malaria,dan lain ain dapat menyebabkan abortus. Toksin,

bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk kejanin,

sehingga dapat menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadi

abortus, anemia berat, keracunan, laparatomi, peri tonitis umum dan

penyakt menahun.

4. Keadaan traktus genitalis

Retroversion uteri, mioma uteri, kelainan bawaan uterus dapat

menyebabkan abortus tetapi, harus didingat bahwa hanya retroversion

uteri gravidi inkaserata atau mioma submukosum yang memegang

peranan penting. Sebab lain abortus dalam trimester ke II ialah serviks

inkomplet yang dapat disebabkan oleh kehamilan bawaan pada serviks,

dilatasi serviks, atau robekan serviks uteri luas yang tidak dijahit.

4. Patofisiologi Abortus

Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya

sebagian atau seluruh jaringan plasenta. Yang menyebabkan perdarahan

sehingga janin kekurangan nutrisi dan oksigen. Pengeluaran tersebut


dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal yang

menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu, keguguran

memeberikan gejala umum sakit perut karena kntraksi rahim, terjadi

perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil

konsepsi.

Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua, diikuti oleh

nekrosisi jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil

konsepsi terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus

berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan dibawah 8 minggu,

hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korialis belum

menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 – 14

minggu, telah masuk agak dalam, sehingga sebagian eluar dan sebagian

lagi akan tertinggal, karena itu banyak terjadi perdarahan.

5. Komplikasi Abortus

Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan,

perforasi, infeksi dan syok.

Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa –

sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah.

Kematian karena perdarahan dpat terjadi apabila pertolongan tidak

diberikan pada waktunya.

Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus

dalam posisi hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu


diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan

laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk operasi, penjahitan luka

perforasi atau perlu histerektomi. Perforasi uterus pada abortus yang

dikerjakan oleh orang – orang awam menimbulkan persaolan karena

perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada

kandung kemih dan usus dengan adanya dugaan atau kepastian

terjadinya perforasi laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan

luasnya cedera untuk selanjutnya mengambil tindakan – tindakan

seperlunya guna mengalami komplikasi

Infeksi

Pada abortus septic virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar

ke miomentrium, tuba, paramenrium dan peritoneum. Apabila infeksi

menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis dan

kemungknan diikuti oleh syok

Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan ( syok

hemoragic ) dan karena nfeksi berat syok ( endoseptic )

6. Diagnosa Abortus
Abortus yang dibahas adalah yang terjadi spontan dan bukan

keguguran buatan dugaan keguguran diperlukan beberapa kriteria

sebagai berikut :
Hasil pemeriksaan fsik terhadap penderita bervariasi :

a. Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah


perdarahan
Pemeriksaan fundus uteri
- Tinggi dan besarnya tetap dan sesuai umur

kehamilan

- Tinggi dan besarnya sudah mengecil

- Fundus uteri tidak teraba diatas simpisis

b. Pemeriksaan dalam

- Serviks uteri masih tertutup

- Serviks sudah terbuka dan dapat teraba

ketuban dan hasil konsepsi dalam kavum uteri pada

kanalis servikalis

- Besarna rahim ( uterus ) telah mengecil

- Konsistensinya lunak

c. Pikirkan kemungkinan kehamilan ektopic pada wanita anemia,


PID, gejala abortus atau keluhan nyeri tidak biasanya.
7. Gejala Abortus Incomplit

Abortus incomplit ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil

konsepsi dari uterus, sehingga sisanya memberikan gejala klinis sebagai

berikut :
- Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan
anemis
Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat
- Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
- Dapat terjadi degenerasi ganas ( koriokarsinoma )

Gejala lain dari abortus incomplit didapati antara lain :

- Amenorea

- Sakit perut

- Mulas – mulas

- Perdarahan bisa sedikit atau banyak

- Biasanya perdarahan berupa stolsel

- Sudah ada keluar fetus atau jaringan

- Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provocatus

yang dilakukan oleh orang orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi

- Pada pemeriksaan dalam ( VT ) untuk abortus yang baru terjad

didapati serviks terbuka, kadang – kadang dapat diraba sisa – sisa

jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri, serta uterusyang

berukuran lebih kecil dari seharusnya.

8. Gambaran Klinis dan Penanganan Abortus Incomplit

1. Gambaran Klnis Abrtus Incomplit

Pada pemeriksaan dijumpai gambaran sebagai berikut :

- Kanalis servikalis terbuka

- Dapat diraba jaringan dalam rahim atau kanalis servikalis

- Dengan pemeriksaan sonde perdarahan bertambah

2. Penanganan Umum
- Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum

pasien, termasuk tanda - tanda vital

- Periksa tanda - tanda syok ( pucat, berkeringat banyak,

pingsan, tekanan sistolik < 90 mmHg, nadi lebih dari 112×/

menit )

- Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai penanganan syok, jika

tidak terlihyat tanda – tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan

tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi

wanita kerena kondisinya dapat memburuk dengan cepat, jika

terjadi syok, sangat penting untuk memulai penanganansyok

denga segera

- Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkan kemungkinan

kehamilan ektopic terganggu

- Pasang infuse dengan jarum besar ( 16 G atau lebih besar ),

berikan larutan garam fisiologis atau RL dengan tetesan cepat (

500 ml dalam 2 jam pertama )

3. Penanganan Abortus Incomplit

- Jika perdrahan tidak seberapa banyak dan kehamilan < 16

minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan

cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar

melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrium 0,2

mg IM atau misoprostol 400 mg per oral.


- Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia

kehamilan < 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan

- Aspirasi Vacum Manual ( AVM ) merupakan metode

evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam

sebaiknya hanya dilakukan jika AVM tidak tersedia.

- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergotrium

0,2 mg IM ( dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu )

- Jika kehqmilan > 06 minggu  :

- Berikan infuse21oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV

( garam fisiolocic atau RL ) dengan kecepatan 40 tetes /

menit sampii ter*adi ekspulsi konsepsi

- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervagi.am setiap 4

jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepqi ( maksimal 80

mcg )

- Evakqasi sisa hasal konsep{i yang tertinggal dalam uterus

9. Pastikan tntuk tetap memantau kondisi ibu setelah penangananProsedur

Kerja Abortus

1. Pengeluaran sisa jaringan secara Digiôal

Tindakan ini dilakuian untuk me.ology penderikan di tEmpat Bidan

yang tidak ada fasilit!s kuretase, sekurang kurangnya unvõk

me~ghentikan perdarahan. Hal ini sering dilakukan pada keouguran yang

sedang berlangsung ( Abortus Insidens ) dan Abortus Incomplit


Pembersihan secara digital hanya dapat dilakukan bila telah ad!

pelbukaan óerviks yang dapat dilalui untuk catu jari longgar dan dalam

kavum uteri, karena manipulasi ini akan menimbulkan rasa nyeri maka

sebaliknya atau anastesi blok pros servikalis.

Caranya adalah dengan 2 tangan ( bimanual ) jari telunjuk dengan

jari tengah tangan kanan dimasukkan kedalam jalan lahir untuk

mengeluarkan hasil konsepsi sedangkan tangan kiri menekan korpus uteri

sebagai fiksasi, dengan kedua jari tangan kikislah hasil konsepsi

sebanyak mungkin atau sampai bersih betul.

2. Pengeluaran sisa jaringan dengan Kuretase

Kuretase adalah cara mengosongkan atau membersihkan hasil

konsepsi dari dalam rahim dengan memakai alat kuretase. Sedangkan

Kuretase untuk diagnostic adalah mengambil jaringan endomentrium.

a. Indikasi Kuretase

1. Indikasi diagnostic meliputi :

- Metroragia

- Perdarahan Uterus Disfungsional

- Infertilisasi

- Amenorea sekunder ( diduga adanya endometritis

tuberclosis )

- Karsinoma endometritis

- Polip uteri
- Perdarahan postmolar ( mungkin disebabkan oleh

koriokarsinoma )

2. indikasi teraupetic meliputi :

- Abortus Incomplit

- Sisa jaringan plasenta pasca persalinan

- Molahidatidosa

b. Langkah klinik kuretase

1. Persetujuan tindakan medis

2. Persiapan sebelum tindakan

- Pasien

 Cairan dan selang infuse sudah terpasang

 Perut bawah dan lipatan paha sudah dibersihkan dengan

air dan sabun

 Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi

kardiopulmoner ( termasuk oksigen dan regulator )

 Siapkan kain alas bokong, sarung tangan dan penutup

perut bawah

 Medikamentosa ( kerjasama dengan bagian anastesi )

- Analgetika ( pethidin 1 – 2 mg/kg BB, ketamin Hcl 0,5

mg/kg BB, tramadol 1 – 2 mg/kg BB )

- Sedative ( diazepam 10 mg )

- Atropine sulfas 3,25 – 0,5 mg/ml

 Larutan antiseptic ( Poviden Iodine 10 % )


 Oksigen dan regulator

 Instrument

- Cunam tampon : 1 buah

- Cunam peluru atau tenakulum : 1 buah

- Klem ovum lurus : 1 buah dan

lengkung 1 buah

- Sendok kuret : 1 set

- Senala cavum uteri : 1 buah

- Speculum sim’s atau L : 2 buah

- Kateter karet : 1 buah

- Tabung suntik dan jarum suntik no. 23 sekali pakai

( disposable ) :2 buah

- Penolong ( operator dan asisten )

 Baju kamar tindakan, topi, masker, celemek, kacamata

pelindung : 3 set

 Alas kaki 3 pasang

 Instrument

- Lampu sorot : 1 buah

- Mangkok logam : 2 buah

- Penampung darah dan jaringan : 1 buah

- Penampung urine : 1 buah

3. Pencegahan Infeksi

Penolong ( operator dan asisten )


 Cuci tangan dan lengan hingga siku dengan sbun dan air

mengalir kemudian keringkan dengan handuk kering

 Pakai perlengkapan kamar tindakan dan sarung tangan

steril pasien

 Dengan posisi litotomi, pasangkan kain penutup steril

c. Tindakan

 Instruksikan untuk memberikan sedativa dan analgetik

melalui karet infuse ( pethidin diberikan secara IM )

 Kosongkan kandung kemih dan lakukan periksa dalam

 Ganti sarung tangan

 Pasang speculum sim’s atau L sampai pada posisinya

dan minta asisten untuk menahan speculum atas pada

posisinya

 Bersihkan vagina dan serviks dengan kapas dan larutan

antiseptik

 Jepit serviks dengan cunam peluru pada posisi jam 11

dan jam 13

 Lakukan pemeriksaan dalamnya dan lengkungan uterus (

sondage )

 Bersihkan jarngan yang tertahan pada kanalis servikalis

dan kavum uteri dengan cunam ovum yang lengkung

 Lanjutkan pengerokan dengan dinding uterus dengan

sendok kuret
 Keluarkan semua jarinan yang masih ada dalam kavum

uteri

 Lepaskan jepitan cunam pada serviks

 Control perdarahan

 Lepaskan speculum atas dan bawah

d. Perawatan pasca tindakan

 Periksa tanda – tanda vital, catat dan buat laporan

tindakan

 Buat instruksi perawatan, pengobatan dan pemantauan

pasca tindakan

 Beritahukan pada suami / walinya bahwa tindakan telah

selesai dan pasien masih memerlukan perawatan dan

pengobatan lanjutkan

 Kirim jaringan kuretase untuk pemeriksaan PA

Pemberian obat antibiotic maupun uretonika baik oral

maupun injeksi sebelum selama dan sesudh tindakan sesui

dengan penatatlaksanaan masing – masing.

C. PROSES MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengertian

Proses manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan

menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.proses ini bukan

hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga perilaku

setiap langkah agar pelayanan yang komrehensif dan aman dapat


tercapai. Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana

setiap langkah disempurnakan secara periodik .Proses manajemen

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.

Ketujuh langkah tersebut membuat suatu kerangka lengkap yang

diaplikasikan dalam situasi apapun.Akan tetapi, setiap langkah dpat

diuraikan lagi menjadi langkah yang lebih baik dan ini bisa berubah sesuai

dengan kebutuhan klien.

2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

a. Langkah I. Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan

semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara

lengkap, menyeluruh dan terfokus, yaitu: ada perdarahan, adanya

kelainan plasenta, penyakit ibu seperti pneumonia dan malaria, kelainan

yang terdapat dalam rahim, adanya perangsangan yang menyebabkan

uterus berkontraksi, dan pernah tidaknya terjadi trauma langsung

terhadap fetus.

Pada pemeriksaan akan ditemukan tinggi fundus uteri kurang dari

umur kehamilan atau tinggi fundus uteri sudah tidak sesuai dengan umur

kehamilan, fundus uteri teraba diatas simpisis. Pada pemeriksaan dalam

(VT) didapati serviks uteri terbuka dan masih terdapat sisa jaringan dalam

kavum uteri.

b. Langkah II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi

yang benar atas data yang telah dikumpulkan di interpretasikan sehingga

dapat menentukan masalah suatu diagnosa dan masalah secara

spesifik.Jika didapati pada pemeriksaan fisik tinggi fundus uteri kurang

dari umur kehamilan atau tinggi fundus uteri sudah tidak sesuai dengan

umur kehamilan.

Pada pemeriksaan dalam (VT) didapati serviks terbuka dan masih

ada jaringan dalam kavum uteri.

c. Langkah III. Mengidentifikasi Diagnosa /Masalah Potensial.

Pada langkah ini mengidentifikasikan diagnosa atau masalah

potensial lain yang didasarkan atas rangkaian masalah dan diagnosa

yang sudah di identifikasi ternyata ada kondisi yang tidak normal atau ada

masalah maka bidan harus menilai lagi masalah lain yang dapat dialami

sekarang.Adapun masalah yang dapat timbul yaitu terjadinya perdarahan

dimana perdarahan dapat diatasi dengan tindakan pengosongan uterus

dari hasil konsepsi, dan jika perlu ditransfuse darah. Selain itu perforasi

uterus bisa saja terjadi apabila tindakan kuret dilakukan oleh tenaga yang

kurang ahli.Kemudian infeksi dapat terjadi jika tindakan kuret yang

dilakukan kurang bersih,selain itu juga dapat terjadi syok sebagai akibat

perdarahan yang tidak tertangani.

d. Langkah IV. Melaksanakan Tindakan Segera / Emergency dan

Klaborasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi.Tinbdakan emergency jika

terjadi perdarahan memperbaiki keadaan umum kemudian diberikan

cairan infus setelah ini baru dilakukan kuret.

e. Langkah V.Membuat Rencana Asuhan.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang

sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau setiap masalah yang berkaitan

tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut

seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya. Jika terjadi

perdarahan penanganan awal yang dilakukan yaitu keadaan umum, tanda

syok tanda infeksi. Setelah itu ditentukan besar uterus (taksir usia

gestasi), hasil konsepsi yang masih tertinggal dikeluiarkan secara

digital.Bila perdarahan berhenti beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler.Jika

perdarahan terus menerus evaluasi sisa hasil konsepsi dengan

kuretase.bila tidak terjadi infeksi beri anti biotika profilaksis ampisilin 500

mg, bila terjadi infeksi beri ampisilin 1 gr setiap 8 jam.

f. Langkah VI.Mengimplementasikan Rencana Asuhan.

Pada langkah ini rencana asuhan terfokus dan menyeluruh seperti

apa yang telah diuraikan pada langkah 5, yaitu rencana pelaksanaan

dalam menyediakan asuhan bagi ibu. Asuhan ini berkisar pendidikan

kesehatan,pemberian obat-obatan dan rujukan kerumah sakit.


Masing-masing rencana akan terjadi dari beberapa komponen :

2. Tes laboratorium yang diperlukan meliputi pemeriksaan hemoglobin

untuk mengetahui apakah ibu mengalami anemi atau tidak.

3. Pendidikan kesehatan.

4. Kuret.

5. Jadwal kunjungungan ulang.

g. Langkah VII. Mengevaluasi Rencana.

Langkah terakhir dalam proses piñatalaksanaan kebidanan akan

terjadisetelah asuhan diberikan. Rencana asuhan tersebut harus

dievaluasi oleh bidan. Dalam hal ini yang perlu untuk dievaluasi yaitu

perdarahan apakah terjadi atau tidak dan kontraksi uterus apakah

berlangsung baik atau tidak.

3. Metode 4 Langkah Pendokumentasian Yang Disebut Soap

Metode ini merupakan inti sari dari proses manajemen kebutuhan

atau proses penatalaksanaan yang bertujuan penyediaan dan

pendokumentasian asuhan serta merupakan kemajuan informasi yang

sistematis, yang mengorganisasi perencanaan dan kesimpulan menjadi

suatu rencana klien dalam medis klien sebagai catatan perkembangan

kemajuan yaitu :

a. Subjektif (S)

Apa yang dikatakan, disampaikan, dikeluhkan oleh klien.

b. Objektif (O)
Apa yang dilihat dan diraba, dirasakan oleh bidan saat melakukan

pemeriksaan dan dari hasil pemeriksaan laboratorium.

c. Assesment (A)

Kesimpulan apa yang dibuat berdasarkan data subjektif dan objektif

sebagai hasil pengambilan keputusan klinis terhadap klien.

d. Planning (P)

Apa yang dilakukan berdasarkan hasil kesimpulan dan evaluasi

terhadap keputusan klinis yang diambil dalam rngka mengatasi

masalah klien/memenuhi kebutuhan klien (PUSDIKNAS-WHO-

JHPIEGO, 2001). Adapun pentingya dokumentasi :

1. Menciptakan catatan pemenuhan tentang asuhan yang telah

diberikan pada klien.

2. Memungkinkan berbagai informasi diantara pemberi

asuhan.

3. Memfasilitasi pemberian asuhan yang telah

berkesinambungan.

4. Memberikan data untuk catatan nasional,riset dan statistik

mortalitas dan morbiditas.

5. Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman, efektif,

menyeluruh serta bermutu terhadap kebutuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai