18175041-t1 Pmodel - Yosa Aulya Putri
18175041-t1 Pmodel - Yosa Aulya Putri
Kelompok :6
Tugas :1
NIM : 18175041
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusun tugas ini dengan judul “Pengertian
Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan Dan Model Pembelajaran”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Model Pembelajaran Fisika, Ibu Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S dan Ibu Dr. Fatni
Mufit, S.Pd, M.Si.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu,penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam rangka
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Agama...................................................................................3
B. Landasan Yuridis...................................................................................6
C. Taktik Pembelajaran..............................................................................7
D. Gaya Pembelajaran................................................................................8
E. Teknik Pembelajaran...........................................................................13
F. Strategi Pembelajaran..........................................................................16
G. Pendekatan Pembelajaran....................................................................20
H. Model Pembelajaran............................................................................27
BAB III PEMBAHASAN
A. Matrik Perbedaan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan,
dan Model Pembelajaran......................................................................36
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................40
B. Saran....................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................42
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa
melakukan keiatan belajar, untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang
diharapkan. Dalam merancang kegiatan pembeajaran ini, seorang guru semestinya
memahami karakteristik siswa, tujuan pembelajran, yang ingin dicapai atau
kompetensi yang harus dikuasai siswa, materi ajar yang akan disajikan, dan cara
yang digunakan terus mengemas penyajian materi serta penggunaan bentuk dan
jenis penilaian yang akan dipiih untuk melakukan mengukuran terhadap
ketercapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah dimiliki siswa.
Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai
pendakatan, strategi, dan model pembelajaran. Pemahaman tentang hal ini akan
memberikan tuntutan kepada guru untuk dapat memilah, memilih, dan
menetapkan dengan tepat metode pmbelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Perlu dipahami bahwa setiap pendekatan pembelajran memiliki
pandangan yang berbeda tentang konsepsi dan makna pembelajaran, pandangan
tentang guru, dan pandangan tentang siswa, perbedaan inilah kemudian
mengakibatkan strategi dan model pembelajaran yang dikembangkan menjadi
berbeda juga, sehingga proses pembelajaran akan berbeda walaupun strategi
pembelajaran sama.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membawa siswa belajar
sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya,
pengajar harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk
segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran
yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar,
fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Jenis – jenis model belajar cukup banyak, menurut Erman Suherman ada 65,
2
juga model pembelajaran berkaitan dengan mata kuliah atau mata pelajaran,
contoh ada model pembelajaran fisika, model pembelajaran mataematika, model
pembelajaran geografi, model pembelajaran bahasa Indonesia dan lain-lain.
Penggunaan model pembelajaran juga dipengaruhi oleh filsafat pendidikan,
misalnya model pembelajaran yang sesuai dengan filsafat konstruktivisme, model
pembelajaran yang sesuai dengan filsafat progesivisme, dan lain-lain. Selain itu
model pembelajaran juga bergantung dari pemakaian teknologi dalam pendidikan,
misalnya penggunaan computer.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan taktik pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan gaya pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan teknik pembelajaran?
4. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
5. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran?
6. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian taktik pembelajaran
2. Mengetahui pengertian gaya pembelajaran
3. Mengetahui pengertian teknik pembelajaran
4. Mengetahui pengertian strategi pembelajaran
5. Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran
6. Mengetahui pengertian model pembelajaran
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru sebagai tambahan wawasan mengenai pengembangan dan
pemanfaatan model pembelajaran dan dapat diaplikasikan.
2. Bagi penulis sebagai modal untuk menulis tesis dan melakukan penelitian
ilmiah dalam pengembangan model pembelajaran.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Agama
Pada dasarnya konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman
tertentu. Hal-hal ini dapat terlaksana dengan baik atas ketersediaan bahan ajar
yang baik sehingga materi-materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan
benar. Hal ini sejalan dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah
ayat 46 :
Artinya : Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa
putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan
Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada)
petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran
untuk orang-orang yang bertakwa (Q.S.Al-Maidah:46)
Berdasarkan Q.S Al-maidah ayat 46 diketahui bahwa al-qur’an diturunkan
untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. Al-qur’an berisi petunjuk dan
pedoman bagi umat manusia. Di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa segala sesuatu
yang diperbuat di hari esok, haruslah direncanakan terlebih dahulu. Hal ini
terbukti dalam Al-Qur`an surat al Hasyr ayat 18.
ٌ يَا أَيـُّها َ الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُوا هللاَ َوا ْنظُ ْر نَ ْف
َس ما َ قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هللاَ إِنَّ هللا
. ََخبِ ْي ٌر بِما َ تَ ْع َملُ ْون
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap individu memperhatikan merencanakan apa yang akan
4
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Adapun makna dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya
manusia itu tidak memiliki pengetahuan atau tidak mengetahui sesuatu
apapun. Maka belajar adalah “perubahan tingkah laku lebih merupakan proses
internal siswa dalam rangka menuju tingkat kematangan”. Selain itu sebagai
seorang pendidik, kita harus betul-betul memahami kewajiban untuk
menyebarluaskan ilmu dan larangan menyembunyikannya, seperti yang
diterangkan dalam Q.S Ali-Imran ayat 187 berikut:
C. Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan,
terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin
akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang
satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki
sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense
of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia
memang sangat menguasai bidang itu.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari
masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni. Taktik pembelajaran meliputi aspek-
aspek pembelajaran yang lebih rinci dan lebih teknis dari pada strategi. Baik-
buruknya pembelajaran lebih banyak ditentukan oleh taktik dari pada strategi.
Taktik pembelajaran terwujud dalam bentuk langkah-langkah tindakan taktis yang
tersusun dalam suatu prosedur pembelajaran. Dengan langkah-langkah tindakan
yang taktis, proses belajar anak menjadi efektif dan efisien. Efektif dalam arti,
kualitas dan kuantitas pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan kualitas dan
kuantitas tujuan yang direncanakan. Sedangkan efisien artinya pencapaian tujuan
tersebut sesuai dengan daya yang tersedia. Baik daya yang berkait dengan tenaga
dan kemampuan guru, fasilitas belajar yang ada, maupun biaya yang digunakan
guru untuk pelaksanaan pembelajaran tersebut.
Taktik untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran di kelas, di samping
bersifat terencana juga bersifat kondisional dan transaksional. Artinya sejumlah
aktivitas kelas baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa di kelas ada yang secara
sistematis telah direncanakan sebelumnya. Perencanaan tersebut secara tertulis
didokumentasikan di persiapan pembelajaran. Meskipun demikian, belum bisa
dijamin bahwa seluruh rencana pembelajaran tersebut dapat direalisasikan dalam
8
aktivitas aktual di kelas. Kondisi dan keadaan kelas dapat saja berubah dari
asumsi-asumsi keadaan kelas yang diperkirakan saat perencanaan tersebut dibuat.
Akibat dari itu, aktivitas-aktivitas kelas perlu diubah dari rencana semula dan
disesuaikan seketika itu, berdasarkan penyesuaian-penyesuaiannya dengan realitas
yang ada di kelas. Taktik untuk menjalankan aktivitas kelas yang sifatnya
kondisional dan transaksional tersebut dinamakan siasat. Dengan kata lain, untuk
menjalankan taktik pembelajaran diperlukan siasat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk menjalankan strategi,
diperlukan kiat-kiat tertentu agar nilai strategis atau rasionalitas dari setiap bentuk
aktivitas pembelajaran di kelas dapat diwujudkan. Kiat-kiat tertentu dari setiap
bentuk aktivitas guru-murid di kelas tersebut dinamakan taktik pembelajaran.
Dengan perkataan lain, taktik pembelajaran adalah kiat guru dalam merealisasi
aktivitas pembelajaran di kelas.
D. Gaya Pembelajaran
1. Pengertian Gaya Belajar
Berdasarkan Sukadi, bahwa “gaya belajar yaitu kombinasi antara cara
seseorang dalam menyerap pengetahuan dan cara mengatur serta mengolah
informasi atau pengetahuan yang didapat.” Sedangkan menurut S. Nasution, “gaya
belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan
soal.”
Menurut DePorter & Hernacki, “gaya belajar merupakan suatu kombinasi
dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.”
Menurut Fleming dan Mills, “gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk
mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung
jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan
belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.” Willing
mendefinisikan, “gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh
pembelajar. Keefe memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam
menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya.” Adapun gaya belajar
9
yang dimaksud dalam sekripsi ini adalah cara siswa mempelajari materi SKI yang
didasarkan pada gaya belajar yang mereka miliki yaitu: gaya belajar visual,
auditorial dan kinestetik. Menurut Bobby DePorter & Mike Hernacki, gaya belajar
seseorang adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan,
disekolah, dan dalam situasi antar pribadi.
Rina Dunn, seorang pelopor di bidang gaya belajar, telah menemukan
banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Ini mencakup faktor-
faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang, misalnya,
dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedang sebagian yang lain
dengan pencahayaan yang suram. Ada orang yang belajar paling baik secara
berkelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti orang tua
atau guru, yang lain merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi
mereka. Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar belakang, sedang yang
lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam ruangan sepi. Ada orang-orang yang
memerlukan lingkungan kerja yang teratur dan rapi, tetapi yang lain lebih suka
menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat.
Walaupun masing-masing peneliti menggunakan istilah yang berbeda dan
menemukan berbagai cara untuk mengatasi gaya belajar seseorang, telah
disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana kita
belajar. Pertama, bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas)
dak kedua, cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak).
Selanjutnya, jika seseorang telah akrab dengan gaya belajarnya sendiri, maka dia
dapat membantu dirinya sendiri dalam belajar lebih cepat dan lebih mudah.
Levie & Levie yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar
melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan
bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-
tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubungkan fakta
dan konsep. Baugh dan Achsin memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu.
Perbandingan memperoleh hasil belajar melalui indra pandang dan indra dengar
sangat menonjol perbedaannya kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh
melalui indra pandang (visual), dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera
10
dengar (auditorial), dan 5% lagi dengan indera lainnya (kinestetik). Sementara itu,
Dale memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar melalui indera pandang
(visual) berkisar 75%, melalui indera dengar (auditorial) sekitar 13% dan melalui
indera lainnya (termasuk dalam kinestetik) sekitar 12%.
Seluruh definisi gaya belajar di atas tampak tidak ada yang bertentangan,
melainkan memiliki kemiripan antara yang satu dengan yang lainnya. Definisi-
definisi gaya belajar tersebut secara subtansial tampak saling melengkapi.
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa gaya belajar yaitu suatu cara pandangan pribadi terhadap peristiwa yang
dilihat dan di alami. Oleh karena itulah pemahaman, pemikiran, dan pandangan
seorang anak dengan anak yang lain dapat berbeda, walaupun kedua anak tersebut
tumbuh pada kondisi dan lingkungan yang sama, serta mendapat perlakuan yang
sama.
2. Jenis-Jenis Gaya Belajar
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum gaya belajar
manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual, gaya
belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik.
a. Gaya Belajar Visual
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki yang dikutip oleh Sukadi,
berdasarkan arti katanya, Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara
melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini
terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya ini, mata adalah
alat yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau stimulus (rangsangan)
belajar.
b. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar. Orang
dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam menggunakan indera pendengaran
untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan kata lain, ia mudah belajar, mudah
menangkap stimulus atau rangsangan apabila melalui alat indera pendengaran
(telinga). Orang dengan gaya belajar auditorial memiliki kekuatan pada
kemampuannya untuk mendengar.
11
E. Teknik Pembelajaran
1. Pengertian Teknik Pembelajaran
Teknik menurut T Raka Joni (1991) menunjukkan keragaman khas dalam
mengaplikasikan suatu metode sesuai dengan latar tertentu, seperti kemampuan
dan kebiasaan guru, ketersediaan sarana dan prasarana sekolah, kemampuan dan
kesiapan peserta didik dsb. Contoh dengan menggunakan metode ceramah, maka
dapat disebutkan rentangan teknik berceramah mulai dari yang diibaratkan tape-
recorder dalam menyampaikan bahan ajar pelajaran sampai dengan menampilkan
berbagai alat bantu/media unutk menyampaikan isi pelajaran yang dirancang
berdasarkan teori pembelajaran mutakhir. Demikian halnya dengan teknik
bertanya-jawab, teknik berdiskusi dsb.
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.
14
Teknik pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara
individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok
dapat sama dan dapat pula berbeda.
e. Teknik Penemuan (Discovery) dan Simulasi
Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan
proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.
Yang dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolong-
golongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya.
Sedangkan prinsip ialah siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami
mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberiakan instruksi.
Teknik simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan tingkah
laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar
orang dapat menghindari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan
berbuat sesuatu dengan kata lain siswa memegang peranaan sebagai orang lain.
f. Teknik Inquiry
Inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru membagi
tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.
Kemudian mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam
kelompok kemudian dibuat laporan yang tersusun baik dan kemudian
didiskusikan secara luas atau melalui pleno sehingga diperoleh kesimpulan
terakhir.
Teknik inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
g. Teknik Eksperimen dan Demonstrasi
Teknik eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana seorang
siswa diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan dikelas dan di evaluasi oleh guru.
16
F. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu
usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan. Awalnya digunakan
dalam lingkungan militer namun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang
yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam konteks
pembelajaran yang dikenal dengan istilah strategi pembelajaran. Strategi adalah
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
17
umum kegitan guru dan anak didik dalam perwujudan kegitan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau bisa dikatakan strategi belajar
mengajar merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk dalamnya
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
suatu pembelajaran.
Adapun pengertian strategi pembelajaran menurut para ahli yaitu sebagai
berikut:
a. Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b. J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
c. Dick dan Carey (2005:7), Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen
dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi
peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan
kegiatan selanjutnya.
d. Suparman (1997:157), Strategi pembelajaran adalah merupakan perpaduan
dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik,
peralatan dan bahan,dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
e. J.R David (1996), Strategi Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Dari beberapa pengertian ahli diatas dapat disimpukan bahwa strategi dalam
proses belajar mengajar merupakan suatu rencana yang dipersiapkan secara
saksama untuk mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan telah ditargetkan
dalam proses belajar.
2. Macam - Macam Strategi Pembelajaran
Macam - macam strategi pembelajaran meliputi:
18
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam
SPK, yaitu:
1) Adanya peserta dalam kelompok
2) Adanya aturan kelompok
3) Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan
4) Adanya tujuan yang harus dicapai.
g. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran
kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang
sulit diukur, oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh
dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul
dalam kejadian behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada
kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.
Apabila menilaiperubahan sikap sebagai akibat dari proses pembelajaran yang
dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu
baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang
bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru.
Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan
keluarga.Strategi Pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan siswa
pada situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui
situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil keputusan
3. Karakteristik Strategi Pembelajaran
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)
dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi
dan selera masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.
20
G. Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan (approach), menurut T. Raka Joni (1991), menunjukan cara
umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian, sehingga berdampak,
ibarat seorang yang memakai kacamata dengan warna tertentu di dalam
memandang alam sekitar .Kacamata berwarna hijau akan menyebabkan
lingkungan kelihatan kehijau-hijauan dan seterusnya. Contoh pendekatan
ekonomis dalam memandang permasalahan pendidikan akan menyebabkan
hampir semua pengkajiannya dibawa ke dalam terminologi investasi dan hasil
usaha pendekatan CBSA dalam memandang pembelajaran selalu peserta didik
yang menjadi orientasi setiap kegiatan.
Istilah pendekatan ini juga digunakan oleh Fred Percival dan Henry
Ellington (1984) untuk menyebut pendekatan yang berorientasi pada
lembaga/guru dan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik. Ketepatan
dalam pemilihan suatu pendekatan akan menjadi pedoman atau orientasi dalam
21
Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa
kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah
pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan
meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba
pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan
teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama
mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka.
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer
informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006)
melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All
new learning involves transfer of information based on previous learning”, artinya
semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran
sebelumnya.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif
dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui
kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi disampaikan;
dan (2) memberi contoh, dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa
dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi yang
disampaikan.
Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran
pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh
pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan
induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan
menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual,
siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur
berdasar pengamatan siswa sendiri.
Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif
efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan
25
H. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
28
Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tidak efektif apabila tujuan belajar
tidak tercapai dengan baik.
Konsep PAIKEM telah mengilhami penciptaan model-model
pembelajaran yang lain. Banyak peneliti yang mengembangkan model - model
pembelajaran baru dengan menggunakan singkatan yang mudah diingat orang
seperti S-T-M, RANI, MATOA, dan lain-lain. Singkatan S- T-M merupakan
kepanjangan dari Sains-Teknologi-Masyarakat; RANI kepanjangan dari Ramah,
Terbuka dan Komunikatif; MATOA diambil dari buah Matoa yang merupakan
kepanjangan dari Menyenangkan Atraktif Terukur Objektif dan Aktif.
Model pembelajaran PAIKEM bukan model pembelajaran baru. Sebelum
PAIKEM muncul, model pembelajaran CBSA (cara belajar siswa aktif) telah
lama populer di kalangan guru-guru. Inovasi pembelajaran terus menerus
dilakukan dengan menambah sederetan model pembelajaran bernuansa baru
seperti CTL (Contextual Teaching Learning), PBL (Problem based Learning),
Cooperatif Learning dan sebagainya. Semua model pembelajaran tersebut
mengarah pada pembelajaran yang tidak lagi menjadikan guru sebagai pusat
belajar (teacher centered learning) karena ada asumsi bahwa pembelajaran yang
terlalu didominasi oleh guru dapat menyebabkan peserta didik kurang aktif dan
kreatif selama proses pembelajaran.
Inti dari PAIKEM terletak pada kemampuan guru untuk memilih strategi
dan metode pembelajaran yang inovatif. Strategi pembelajaran yang dapat
membuat peserta didik aktif adalah strategi pembelajaran yang berorientasi pada
peserta didik (student centered learning). Dalam penerapan strategi pembelajaran
ini, guru berperan sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi peserta didik untuk
belajar. Pengetahuan diperoleh peserta didik berdasarkan pengalamannya sendiri,
bukan ditransfer pengetahuan dari guru.
Pembelajaran yang menyenangkan dapat terjadi apabila hubungan
interpersonal antara guru dan peserta didik berlangsung baik. Banyak cara yang
dapat dilakukan untuk membuat suasana pembelajaran berlangsung
menyenangkan. Dalam konsep PAIKEM, pembelajaran yang menyenangkan
dapat dicapai karena peserta didik aktif selama proses pembelajaran. Selain itu,
30
motivasi belajar juga memiliki andil yang tinggi terhadap suasana senang belajar.
Supaya motivasi belajar tetap tinggi, guru perlu memberikan umpan balik
terhadap hasil belajar yang telah dicapai atau tugas yang telah diselesaikan oleh
peserta didik.
Model PAIKEM menuntut guru untuk kreatif menggunakan berbagai
metode, alat, media pembelajaran dan sumber belajar. Supaya guru memiliki
wawasan luas tentang metode pembelajaran yang mendukung peserta didik untuk
aktif dalam proses pembelajaran, berikut ini diberikan contoh-contoh metode
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik.
2. Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Beberapa jenis model-model pembelajaran :
a. Model Pembelajaran Discovery/Inquiry
Model pembelajaran Discovery/Inquiry merupakan suatu rangkaian
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, dan logis sehingga dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sebagai wujud adanya perubahan tingkah laku (Hanafiah dan
Suhana, 2009: 77). Ada 3 macam model pembelajaran ini, yaitu
discovery/inquiry terpimpin, discovery/ inquiry bebas, dan discovery/
inquiry yang dimodifikasi. Model ini berfungsi sebagai (a) membangun
komitmen di kalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan
dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan
menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran, (b) membangun sikap,
kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran, dan (c) membangun sikap percaya diri dan terbuka
terhadap hasil temuannya (Hanafiah dan Suhana, 2009: 78).
Langkah-langkah dalam model discovery/inquiry, yaitu:
1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa;
2) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari;
3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari;
4) Menentukan peran yang akan dilakukan setiap peserta didik;
31
d. support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang
mendukung pembelajaran
e. instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung
berdasarkan tujuan yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar
yang disasar (nurturant effects).
Rusman (2010: 144-145) dalam bukunya yang berjudul Model-
Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (sebagai rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Beliau menjelaskan
bahwa model pembelajaran memiliki ciri sebagai berikut, yaitu (1)
berdasar teori pendidikan dan teori belajar, (2) mempunyai misi dan tujuan
tertentu, (3) sebagai pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar-mengajar
di kelas, mempunyai bagian yang disebut (a) urutan langkah-langkah
pembelajaran, (b) ada prinsip- prinsip reaksi, (c) sistem sosial, dan (d)
sistem pendukung. (5) memiliki dampak sebagai akibat terapan model
pembelajaran, (6) membuat persiapan mengajar (desain instruksional)
dengan pedoman model pembelajaran yang dipilih.
Model-model pembelajaran memiliki ciri-ciri umum, yaitu (1)
memiliki prosedur yang sistematis, (2) hasil belajar diterapkan secara
khusus, (3) ada ukuran keberhasilan, dan (4) mempunyai cara interaksi
dengan lingkungan (Iru dan Arihi, 2012: 8).
36
BAB III
PEMBAHASAN
A. Matriks Perbedaan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan dan Model Pembelajaran
Tabel 1. Perbedaan Taktik, Gaya, Teknik, Strategi, Pendekatan dan Model Pembelajaran
Tahapan Model Pendekatan Strategi Teknik Gaya Taktik
Pengertian Bentuk Titik tolak atau Suatu kegiatan Cara yang gaya belajar Gaya seseorang
pembelajaran yang sudut pandang kita pembelajaran dilakukan yaitu dalam
tergambar dari awal terhadap proses yang harus seseorang dalam kombinasi melaksanakan
sampai akhir yang pembelajaran, dikerjakan guru mengimplementasi antara cara metode atau
disajikan secara yang merujuk pada dan siswa agar kan suatu metode seseorang teknik
khas oleh guru. pandangan tentang tujuan secara spesifik. dalam pembelajaran
Dengan kata lain, terjadinya suatu pembelajaran Misalkan, menyerap tertentu yang
model pembelajaran proses yang dapat dicapai penggunaan pengetahuan sifatnya
merupakan bungkus sifatnya masih secara efektif dan metode ceramah dan cara individual.
atau bingkai dari sangat umum, di efisien pada kelas dengan mengatur serta Misalkan,
penerapan suatu dalamnya jumlah siswa yang mengolah terdapat dua
pendekatan, metode, mewadahi, relatif banyak informasi atau orang sama-sama
dan teknik menginsiprasi, membutuhkan pengetahuan menggunakan
pembelajaran. menguatkan, dan teknik tersendiri, yang didapat metode ceramah,
melatari metode yang tentunya tetapi mungkin
pembelajaran secara teknis akan akan sangat
dengan cakupan berbeda dengan berbeda dalam
teoretis penggunaan taktik yang
37
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahsan tersebut, maka dapat kesimpulannya adalah :
1. Taktik Pembelajaran adalah Gaya seseorang dalam melaksanakan metode
atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan,
terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya.
2. Gaya pembelajaran adalah gaya belajar yaitu kombinasi antara cara
seseorang dalam menyerap pengetahuan dan cara mengatur serta mengolah
informasi atau pengetahuan yang didapat
3. Teknik Pembelajaran adalah Cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas.
4. Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien
5. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
6. Model Pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
41
B. Saran
Dari langkah pengertian dan karakteristik media pembelajaran yang telah
dijabarkan, diharapkan pendidik hendaknya mampu mengembangkan dan
membuat model pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah tersebut, sehingga
mampu memaksimalkan hasil belajar peserta didik.
42
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Remaja.
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki. 2013. Quantum Learning: Unleashing the
Genius in You, terj. Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar
(Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Refika Aditama.
Iru, La dan Arihi, La Ode Safiun. 2012. Pendekatan, Metode, Strategi, dan
Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Penelitian Terapan. Yogyakarta: UNY Press