A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang tentang Kebidanan dibentuk dengan pertimbangan sebagai berikut
a. Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan agar dapat hidup sejahtera lahir
dan batin
b. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan, bayi, dan anak yang
dilaksanakan oleh bidan secara bertanggungjawab, akuntabel, bermutu, aman, dan
berkesinambungan, masih dihadapkan pada kendala profesionalitas, kompetensi, dan
kewenangan
c. Pengaturan mengenai pelayanan kesehatan oleh bidan maupun pengakuan terhadap
profesi dan praktik kebidanan belum diatur secara komprehensif sebagaimana profesi
kesehatan lain, sehingga belum memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi
bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas, Undang-Undang tentang
Kebidanan menjadi hal yang perlu diwujudkan.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan antara
lain Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C, dan Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
C. PENJELASAN UMUM
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu mewujudkan kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya dilakukan berbagai upaya salah satunya dalam bentuk
pelayanan kesehatan. Pelayanan Kebidanan, yang merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan ditujukan khusus kepada perempuan, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak
prasekolah termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Pelayanan
Kebidanan harus diberikan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, dan aman.
Profesi Bidan masih menemui berbagai macam kendala seperti a) persebaran Bidan yang
belum merata hingga seluruh wilayah terpencil; b) pengembangan profesi Bidan berjalan
sangat lambat akibat lambatnya perkembangan pendidikan Kebidanan; c) masih terdapat
ketidaksesuaian antara kewenangan dan kompetensi yang dimiliki; d) kemampuan bidan yang
harus selalu dituntut untuk mengatasi perkembangan permasalahan kesehatan dalam
masyarakat.
Kebutuhan akan pengaturan Kebidanan bertujuan untuk meningkatkan mutu Bidan, mutu
pendidikan dan Pelayanan Kebidanan, memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada
Bidan dan Klien, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Melalui pengaturan
Kebidanan yang tertuang dalam Undang-Undang tentang Kebidanan diharapkan adanya
kepastian hukum bagi Bidan dalam menjalankan praktik profesinya, sehingga mampu
memberikan pemerataan pelayanan, pelindungan, dan kepastian hukum bagi Bidan sebagai
pemberi Pelayanan Kebidanan dan masyarakat sebagai penerima Pelayanan Kebidanan.
Undang-Undang tentang Kebidanan mcngatur mengenai pendidikan Kebidanan,
Registrasi dan izin praktik, Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri, Bidan Warga
Negara Asing, Praktik Kebidanan, hak dan kewajiban, Organisasi Profesi Bidan,
pendayagunaan Bidan, serta pembinaan dan pengawasan.