Anda di halaman 1dari 11

BERTHI RATRIYANTI

D3 / P07125119031

LAPORAN PRAKTIKUM
UJI SENSITIVITAS BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penentuan kepekaan kuman terhadap suatu obat (anti biotika)
adalah penentuan kadar obat terkecil yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri invitro dan penentuan jenis obat yang sesuai untuk
suatu terapi. Pada waktu sekarang telah banyak cara yang ditemukan
untuk mengukur kepekaan bakteri terhadap obat, dan masing-masing cara
mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Ada 2 cara yang
sekarang ini masih sering digunakan yaitu menggunakan sensivity disc test
dan MIC (MinimalInhibition Concentratin).
Pada sensitivity disc test digunakan disc (cakram) yang
mengandung suatu antibiotika dengan kekuatan tertentu, sedang MIC
adalah penentuan konsentrasi terkecil dari antibiotika yang masih mampu
menghambat pertumbuhan bakteri. Metode yang digunakan MIC adalah
pengenceran antibiotika secara seri.
Uji kepekaan bakteri terhadap antibiotika sangat berguna dalam
terapi klinik, terutama untuk menentukan jenis obat dan dosis pengobatan.

1.2 Tujuan Praktikum


Belajar mengukur kepekaan suatu bakteri terhadap beberapa
antibiotika dengan sesitivity disc test.

1
BERTHI RATRIYANTI
D3 / P07125119031

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tempat dan Waktu


Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, pada hari Jumat, 8
November 2019 pukul 08.00-09.15 WIB.

2.2 Dasar Teori


Sensitifitas menyatakan bahwa uji sentifitas bakteri merupakan
suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat
antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas
antibakteri. Metode Uji sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana
mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan
anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. uji sentivitas bakteri
merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri
terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki
aktivitas antibakteri. Seorang ilmuan dari perancis menyatakan bahwa
metode difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer, sering digunakan untuk
mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah
penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona
hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang
mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya
dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk
bakteri tersebut semakin sensitif (Gaman, dkk. 1992).
Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas
bakteri adalah metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya
hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari
daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh
mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan
sensitivitas bakteri terhadap bahan anti bakteri  (Jawelz, 1995).

2
BERTHI RATRIYANTI
D3 / P07125119031

Tujuan dari proses uji sensisitivitas ini adalah untuk mengetahui


obat-obat yang paling cocok (paling poten) untuk kuman penyebab penyakit
terutama pada kasus-kasus penyakit yang kronis dan untuk mengetahui
adanya resistensi terhadap berbagai macam antibiotik. Penyebab kuman
resisten terhadap antibiotik yakni memang kuman tersebut resisten terhadap
antibiotik yang diberikan, akibat pemberian dosis dibawah dosis pengobatan
dan akibat penghentian obat sebelum kuman tersebut betul-betul terbunuh
oleh antibiotic (Dwidjoseputro, 1998).
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan
bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan
kuman-kuman sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Para
peneliti diseluruh dunia memperoleh banyak zat lain dengan khasiat
antibiotik namun berhubung dengan adanya sifat toksis bagi manusia, hanya
sebagian kecil saja yang dapat digunakan sebagai obat diantaranya adalah
streptomycin vial injeksi, Tetrasiklin kapsul, Kanamicin kapsul, Erytromicin
kapsul, Colistin  tablet, Cefadroxil tablet dan Rifampisin kapsul (Djide, 2003).
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana
Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Penemuan ini
baru dikembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh
dr.Florey (Oxford) yang kemudian banyak zat lain dengan khasiat antibiotik
diisolir oleh penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi berhubung
dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai
obat (Djide, 2003).
Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab
terjadinya infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh
mikroba dan berbagai zat toksik yang dihasilkan mikroba. Pada dasarnya
suatu infeksi dapat ditangani oleh sistem pertahanan tubuh, namun
adakalanya sistem ini perlu ditunjang oleh penggunaan antibiotik. Antibiotik
yang digunakan untuk membasni mikroba penyebab infeksi pada manusia,
harus memiliki sifat toksisitas selektif. Artinya antibiotik harus bersifat toksik
untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Toksisitas selektif
tergantung kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia misalnya
dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia, sehingga antibiotik

3
BERTHI RATRIYANTI
D3 / P07125119031

dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri mempunyai toksisitas


selektif relatif tinggi (Ganiswarna, 1995).
Sensitivitas bakteri terhadap antibiotik tergantung kapada
kemampuan antibiotik tersebut untuk menembus dinding sel bakteri.
Antibiotik lebih banyak yang efektif bekerja terhadap bakteri Gram positif
karena permeabilitas dinding selnya lebih tinggi dibandingkan bakteri Gram
negatif. Jadi suatu antibiotik dikatakan mempunyai spektrum sempit apabila
mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, sedangkan
antibiotik berspektrum luas jika pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif dapat dihambat oleh antibiotik tersebut (Sumadio, dkk. 1994).
Berdasarkan sasaran tindakan antibiotik terhadap mikroba maka
antibiotik dapat dikelompokkan menjadi lima golongan yaitu antibiotik
penghambat sintesis dinding sel mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok
ini ialah penisilin, sefalosporin, basitrasin, dan vankomisin. Yang kedua yaitu
antibiotik penghambat sintesis protein sel mikroba, antibiotik yang termasuk
kelompok ini ialah golongan aminoglikosida, makrolida, kloramfenikol,
linkomisin dan tetrasilin. Yang ketiga yaitu antibiotik penghambat sintesis
asam nukleat sel mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah
rifampisin dan golongan kuinolon. Keempat yaitu antibiotik pengganggu
fungsi membran sel mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah
golongan polien. Dan yang kelima yaitu antibiotik penghambat metabolisme
mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah sulfonamida, trimetoprin
dan asam p-amino salisilat (Ganiswarna, 1995).
Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhamabat
pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah
daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar
oleh antibiotik. Contohnya: tetracycline, erytromycin, dan streptomycin.
Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas
sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Pelczar,
1986).

4
BERTHI RATRIYANTI
D3 / P07125119031

2.3 Bahan dan Alat


1. Biak murni umur 24 jam dari Escherichia coli
2. Mueller Hinton Agar plat
3. Sensitivity disc dari beberapa antibiotika, yaitu :

4. Disc dispenser
5. Cotton Swab
6. Lampu Spirtus

2.4 Tata Cara Pelaksanaan


1. Sediakan mueller hinton agar plat.
2. Dengan menggunakan swab steril kita apuskan biak murni Escherichia
coli tersebut di atas permukaan Mueller Hinton Agar plat tersebut.

5
BERTHI RATRIYANTI
D3 / P07125119031

3. Dengan menggunakan disc dispenser kita tempatkan sensivity disc


tersebut di atas permukaan Plat Mueller Hinton Agar yang telah dipupuk
dengan biak kuman.
4. Setelah itu, semua dimasukkan ke dalam inkubator 37 ° C selama 36 jam.
5. Amati dan ukur diameter one hambatan, kemudian bandingkan dengan
standart untuk mengetahui sensitivitasnya.

6
BERTHI RATRIYANTI
D3 / P07125119031

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum

Tabel hasil pengamatan


Nama Antibiotik Diameter Zona Keterangan
Hambatan
Amoxcillin 4,5 cm Sensitif
Bawang 3 cm Sensitif
Kelor - Resisten
Sirih - Resisten

3.2 Pembahasan

7
BERTHI RATRIYANTI
D3 / P07125119031

Uji sensitivitas bakteri merupakan cara untuk mengetahui dan


mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri
serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau
mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah.
Pada pengamatan yang dilakukan, terlebih dahulu melakukan
fiksasi alat-alat yang akan digunakan pada praktikum. Fiksasi berfungsi
agar tidak terdapat mikroba yang menempel. Bakteri Eschercia
coli dimasukkan dalam media BHIB (Brain Heart Infusion Broth) yang
berfungsi membantu pertumbuhan bakteri tersebut. Selanjutnya
menggoreskan sweap secara zig zag pada cawan petri yang berisikan
medium MHA (Mueller Hinton Agar) yang juga merupakan tempat hidup
dan berkembangbiaknya suatu bakteri. Langkah selanjutnya,
memasukkan antibiotik pada masing-masing cawan petri dengan jarak
yang tidak terlalu dekat, agar nantinya dapat diketahui mana antibiotik
yang intermediet, resisten dan sensitif terhadap bakteri.
Resisten adalah suatu keadaan dimana bakteri kurang atau tidak
peka terhadap antibiotic. Sensitive adalah suatu keadaan dimana bakteri
sangat peka terhadap antibiotic. Sedangkan intermediet adalah suatu
keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitive ke keadaan
resisten.
Dalam uji sensitifitas dengan menggunakan metode Kirby-Bouwer
kami dapat mengetahui beberapa jenis bakteri yang sensitif terhadap
antibiotika yang diujikan. Discus antibiotika yang mengandung antibiotika
ditempatkan pada media agar (Na) yang telah membeku dan telah diolesi
bakteri. Bakteri yang sensitif terhadap antibiotika akan menunjukkan
lingkaran seperti cincin yang disekitar discus antibiotika yang diletakkan
diatas media agar, dimana lingkaran disekitar discus antibiotika ini disebut
zona hambatan atau zona inhibisi. Dengan menguji sensitifitas antibiotika
pada bakteri yang sama akan diperoleh diameter zona hambatan yang
berbeda-beda, hal ini disebabkan karena sensitifitas bakteri  terhadap
setiap antibiotika berbeda. Selain itu juga dipengaruhi oleh kerentanan
dari bakteri yang diuji terhadap masing-masing antibiotika.
Pada praktikum yang telah dilakukan dengan pengujian
menggunakan antibiotika amoxcillin, bawang, kelor, dan sirih pada bakteri

8
BERTHI RATRIYANTI
D3 / P07125119031

E.colli. Setelah di inkubasi selama 3 hari maka antibiotik amoxcillin yang


diletakkan pada bakteri E. coli membentuk diameter zona hambatan
sebesar 4,5 cm sehingga dapat disimpulkan bahwa E. coli sensitif
terhadap amoxcillin. Selain itu pada E. coli juga diletakkan antibiotik
bawang yang  membentuk diameter zona hambatan sebesar  3 cm
sehingga dapat disimpulkan bahwa E. coli sensitif terhadap antibiotik
bawang. Sedangkan pada antibiotik kelor dan sirih, bakteri E.coli dapat
dikalatakn resisten terhadap antibiotik kelor dan sirih. Sensitifitas terjadi
karena inhibitor sintesis protein yang menghambat aktivitas transferase
peptida dari ribosom bakteri sehingga antibiotik ini efektif membunuh atau
menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan resistensi terjadi akibat
bakteri mensintesis enzim yang dapat mengubah zat aktif menjadi tidak
aktif sehingga terjadi resisten terhadap antibiotik. Bakteri tersebut
menghasilkan enzim yang mampu memecah cincin beta laktam. Beta
laktamase banyak diproduksi oleh bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Enzim ini mempunyai peranan besar dalam menyebabkan
resistensi bakteri gram positif terhadap antibiotik.

BAB IV

9
BERTHI RATRIYANTI
D3 / P07125119031

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa bakteri E. coli sensitif terhadap antibiotik amoxcillin


dan bawang. Tetapi resisten terhadap antibiotik kelor dan sirih.

DAFTAR PUSTAKA

10
BERTHI RATRIYANTI
D3 / P07125119031

1. http://estuhusnaardini.blogspot.com/2015/11/laporan-bakteri-uji-sensitifitas.html

11

Anda mungkin juga menyukai