memberikan kuisioner kepada responden untuk mendapatkan penilaian atas produk ikan laut
beku kemasan merek Hato. Berdasarkan atas jumlah sample yang sudah ditetapkan, maka
didapatkan data 100 responden yang sudah terpilih untuk memenuhi kriteria untuk menjadi
1. Nama Responden
2. Alamat Responden
3. Nomer Telephone
4. Umur
5. Pendidikan
Berdasarkan atas informasi yang sudah didapatkan dan terkumpul dari responden,
maka informasi tersebut diinput dalam tabulasi data yang dapat diamati pada Lampiran ....
pada halaman .... di bagian akhir skripsi ini. Untuk lebih menggambarkan responden sebagai
subyek dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan mengenai distribusi usia dan
pendidikan yang terlibat dalam memberikan jawaban atas pertanyaan dalam kuisioner.
Untuk mendapatkan gambaran mengenai usia dan pendidikan dari responden sebagai
subyek dalam penelitian ini, maka dapat diperlihatkan data tersebut pada Tabel 4.1 sebagai
berikut ini.
USIA RESPONDEN (%)
5 4
7
43
41
Seperti tampak pada Tabel 4.1 di atas, maka didapatkan data usia dan jenjang
pendidikan dari responden terdistribusi secara mayoritas pada usia 31-40 tahun dan 41-50
tahun dengan jenjang pendidikan SMK/MA/SMA. Adapun data usia dan pendidikan dari
responden terdistribusi secara minoritas pada usia 30 tahun dengan jenjang pendidikan
DIPLOMA dan SARJANA S2. Untuk lebih mendapatkan gambaran lebih mendalam tentang
distribusi usia responden, maka diperlihatkan pada tampilan Gambar 4.1 sebagai berikut ini.
Gambar 4.1
DATA USIA RESPONDEN
Sumber: Lampiran ...., diolah
Berdasarkan atas yang diperlihatkan pada Gambar 4.1 tersebut, maka dapat diperinci
tentang distribusi usia responden terdiri dari 4% usia 30 tahun, 43% usia 31-40 tahun, 41%
usia 41-50 tahun, 7% usia 51-59 tahun, dan 5% usia di atas ≥ 60 tahun. Hal yang sama kita
lakukan pada jenjang pendidikan yang diperoleh dari jawaban kuisioner oleh responden yang
terlibat dalam pengambilan data pada pelaksanaan penelitian ini, dapat digambarkan pada
41 SMK/MA/SMA
DIPLOMA
SARJANA S1
SARJANA S2
79
2
Gambar 4.2
DATA PENDIDIKAN RESPONDEN
Sumber: Lampiran ..., diolah
Berdasarkan atas yang diperlihatkan pada Gambar 4.2 di atas, maka dapat diperinci
Diploma, 17% sarjana S1 dan 2% sarjana S2. Penentuan jenjang pendidikan minimal
Dalam Ghozali (2014: 30) dijelaskan bahwa metode partial least square (pls)
merupakan metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus
dengan pengukuran skala tertentu, distribution free (tidak mengasumsikan data berdistribusi
tertentu), serta data dapat berupa nominal, kategoi, ordinasi, interval atau rasio. Pada
.penelitian ini, maka pengolahan data menggunakan metode partial least square dengan
Langkah pertama yang perlu dipenuhi untuk menggunakan aplikasi software smartpls,
maka terlebih dahulu harus menyiapkan data yang siap diolah sesuai dengan kebutuhan
aplikasi tersebut. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian,
selanjutnya perlu dibuat format data disajikan dalam bentuk tabulasi data yang berisi kolom
construct (variabel) yang dilengkapi dengan seluruh indikator construct (variabel) dan kode,
Tabel 4.2
INDIKATOR-INDIKATOR KUALITAS PRODUK, SIKAP UTILITARIAN, HARGA
DAN NIAT BELI
Construct Indikator Construct Kode
1. Persepsi atas rasa KP1
2. Persepsi atas kesegaran produk KP2
3. Persepsi atas kandungan gizi produk KP3
Kulitas Produk
4. Persepsi atas kesehatan produk KP4
5. Persepsi atas daya tarik produk KP5
6. Persepsi atas kemudahan diolah KP6
1. Pertimbangan keefektifan SU1
2. Pertimbangan kebermanfaatan SU2
Sikap Utilitarian 3. Pertimbangan kemungkinan membantu SU3
4. Pertimbangan adanya fungsi SU4
5. Pertimbangan kemungkinan diperlukan SU5
1. Keterjangkauan harga H1
Harga 2. Kesesuaian harga H2
3. Perbandingan dengan harga pesaing H3
Niat Beli 1. Kemungkinan akan membeli produk N1
2. Keinginan membeli produk N2
3. Mencari informasi mengenai produk N3
Berdasarkan atas format data yang disajikan pada Tabel 4.1 di atas, maka dilanjutkan
dengan penyajian data bentuk excel dalam format tabel yang dapat digunakan untuk
mengimput data hasil penilaian responden melalui isian kuisioner yang telah diterima seperti
Tabel 4.3
TABULASI DATA HASIL ISIAN KUISIONER DARI RESPONDEN
KP KP KP KP KP KP SU SU SU SU SU H H H N N N
NO
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
5
6
d
s
t
98
99
100
Seperti tampak pada Tabel 4.3 di atas, maka pada kolom pertama berisi jumlah
sample sebanyak 100 responden dan pada kolom ke-2 sampai dengan kolom ke-18 berisi
responden atas produk ikan laut beku kemasan merek Hato. Hasil penilaian 100 responden
terhadap penilaian kualitas produk (KP), sikap utilitarian (SU), harga (H) dan niat beli (N)
yang termuat dalam daftar pertanyaan pada kuisioner yang telah dibagikan ke responden
dapat diamati pada tabulasi data yang disajikan pada Lampiran .. di halaman ... di bagian
akhir skripsi ini. Dengan demikian, seluruh data yang telah diperoleh secara lengkap dari
hasil penilaian responden diinput ke dalam tabel tersebut sehingga seluruh kolom terisi data
dengan benar dan dipastikan tidak ada kesalahan dalam mengimput data.
Langkah selanjutnya adalah merubah tabulasi data seperti tampak disajikan pada
Lampiran .... di halaman .... di bagian akhir skripsi ini, dengan membuang kolom pertama
sehingga tabel tersebut hanya berisi kolom semua indikator construct saja dengan dilengkapi
isian data hasil penilaian responden berjumlah 100 sample. Tabulasi data yang sudah dirubah
telah memenuhi syarat ketentuan untuk diolah menggunakan aplikasi software smartpls
dapat diamati pada Lampiran ... pada halaman ... di bagian akhir skripsi ini. Dengan format
tabel yang sudah berubah tersebut, maka untuk dapat terbaca oleh software smartpls tabulasi
data harus disimpan dalam format csv (comma, separated, value). Setelah data tersimpan
dalam bentuk format csv, maka proses pengolahan data dengan menggunakan software
Pada pengoperasian software smartpls, maka ada 3 (tiga) bagian yang terdiri sebagai
berikut ini:
Pada langkah ini, dituliskan nama file yang dibutuhkan untuk diidentifikasi pada
langkah selanjutnya.
2) Double klik to import data dan cari data pada direktori yang sudah disimpan dalam
Setelah dilakukan pembuatan nama file dan dilanjutkan dengan double klik, maka
akan ada keterangan ada sample 100 dengan dilengkapi seluruh jumlah indikator,
value yang dikeluarkan, mean, median, minimum value, standar deviasi, maksimum
value, minimum value dan tidak ada nilai kosong karena seluruh data telah semua
Langkah ini dilakukan dengan pilih menu Open dan Ok, hasilnya akan tampak
tampilan pada window nama file dan jumlah record data yang sudah berhasil diinput.
Setelah di-klik nama file, maka pada window dapat ditampilkan secara lengkap 3 (tiga)
bagian secara lengkap terdiri dari pada pojok kiri atas berisi file project explorer,
pojok kanan bawah berisi indication of indicator dan pada bagian kanan berisi
working area.
Pada bagian ini berisi indikator-indikator construct yang sudah berhasil diimpor data dari
file csv yang telah disimpan sebelumnya. Indikator tersebut akan nampak ter-record
berurut-turut dari atas ke bawah terdiri dari: KP1, KP2, KP3, KP4, KP5, KP6, SU1, SU2,
SU3, SU4, SU5, H1, H2, H3, N1, N2, dan N3.
3. Pada bagian kanan berisi working area (frame work) yang merupakan tempat yang dapat
digunakan untuk menggambarkan model dari variabel bebas juga indikatornya serta
variabel terikat.
Langkah selanjutnya, untuk memulai bekerja pada working area adalah dengan klik
laten variabel (indikator construct) pada pojok kiri bawah dan ditempatkan/digeser dengan
di-klik (di-drag) pada area working di sebelah kanan sehingga membentuk suatu blok
(lingkaran berwarna merah). Pada blok yang sudah terbentuk pada working area, juga
dilengkapi seluruh jumlah indikator construct yang dimiliki untuk tiap variabel. Oleh karena
ada 4 variabel (KP, SU, H, dan N), maka langkah tersebut dilakukan sebanyak jumlah
variabel yang sudah ditentukan. Dengan demikian, pada working area akan ditampilkan 4
(empat) blok, yang terdiri 3 (tiga) blok variabel bebas dan 1 (satu) blok variabel terikat. Hal
yang harus diperhatikan dalam menggambar model adalah harus tahu mana variabel-variabel
mana saja yang masuk dalam variabel bebas dan mana yang masuk dalam variabel terikat.
Setelah dipastikan dengan penempatan variabel-variabel berupa blok pada model gambar
yang telah dibuat pada area working, langkah berikutnya adalah membuat garis penghubung
untuk menghubungkan antar blok variabel bebas ke blok variabel terikatnya sehingga setelah
semua blok variabel terhubung akan ada tampilan dari sebelumnya blok berwarna merah
berubah menjadi blok berwarna biru. Dengan demikian, dari hasil proses menggambar model
pada area working dengan menggunakan software smarpls bisa ditampilkan seperti tampak
INNER MODEL
OUTER MODEL
Gambar 4.3
MODEL DIAGRAM BLOK (ANALISIS JALUR) ANTAR VARIABEL
Sumber: Data diolah
Seperti tampak pada Gambar 4.3 di atas, diperlihatkan ada 3 blok variabel bebas yang
terdiri dari variabel kualitas produk (KP), sikap utilitarian (SU) serta harga (H) dan 1 blok
variabel terikat niat beli (N). Pada model tersebut sudah dapat dilihat indikator construct yang
model), juga sudah terhubung antara masing-masing blok variabel bebas dengan blok variabel
terikatnya disebut dengan model struktural (inner model) (Ghozali, 2014: 37). Pembahasan
mengenai outer model dan inner model akan dibahas pada bagian lebih lanjut dalam
penelitian ini. Dengan terbentuknya, permodelan tersebut, maka proses pengolahan data
4.2.2 Pengolahan data serta uji validitas dan uji reabilitas terhadap indikator yang
Seperti gambar model yang sudah diperlihatkan pada Gambar 4.3 di atas, maka proses
pengolahan data menggunakan software smartpls sudah bisa dilakukan. Langkah yang perlu
dilakukan adalah pilih menu klik templing dan dipilih pls algorithem, kemudian calculate dan
start calculte. Berdasarkan pilihan menu-menu tersebut pada aplikasi software smartpls,
maka akan dapat ditampilkan gambar model yang diperlihatkan pada Gambar 4.4 dengan
Berdasarkan atas tampilan yang tampak pada Gambar 4.4 di atas, maka diperlihatkan
nilai-nilai dari setiap indikator construct terhadap variabel bebas dan variabel terikat. Nilai-
nilai yang diperlihatkan oleh indikator construct dapat disebut juga sebagai nilai loading
factor atau outer factor pada tampilan hasil pengolahan data menggunakan sofware smartpls.
Disamping itu pada aplikasi software smartpls, maka variabel bebas dan variabel terikat
sering juga disebut sebagai variabel laten. Dengan demikian, dapat diperjelas lagi tentang
hubungan antara variabel laten, indikator construct dan nilai (value) loading factor/outer
Tabel 4.4
NILAI-NILAI INDIKATOR CONSTRUCT TERHADAP VARIABEL LATEN
No Variabel Laten Indikator Construct Loading Factor/Outer Factor
1 KP1 0,850
2 KP2 0,881
3 KP3 0,826
Kualitas Produk
4 KP4 0,867
5 KP5 0,833
6 KP6 0,755
7 SU1 0,796
8 SU2 0,883
9 Sikap Utilitarian SU3 0,855
10 SU4 0,873
11 SU5 0,836
12 H1 0,925
13 Harga H2 0,904
14 H3 0,889
15 N1 0,886
16 Niat Beli N2 0,918
17 N3 0,876
Berdasarkan atas yang diperlihatkan pada nilai loading factor/outer factor dari setiap
indikator construct yang didapatkan pada penelitian ini, maka nilai tersebut ke-semuanya
adalah di atas 0,7. Dalam Ghozali (2014: 43) dijelaskan bahwa nilai loading factor di atas 0,7
sudah memenuhi uji validitas terhadap evaluasi model pengukuran indikator construct
terhadap variabel latennya. Atas dasar pernyataan ini, maka dapat diperkuat dengan data hasil
olah menggunakan software smartpls yang dapat ditampilkan pada Tabel 4. 5 sebagai berikut
ini.
Tabel 4.5
HASIL UJI VALIDITAS KUISIONER KUALITAS PRODUK, SIKAP
UTILITARIAN, HARGA DAN NIAT BELI
Seperti tampak pada Tabel 4.5 di atas, maka berdasarkan nilai dari ke-semua indikator
construct telah memenuhi uji validitas dengan loading factor (nilai korelasi) di atas 0,7.
Dengan demikian, berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh tersebut dapat diintrepretasikan
Berdasarkan Ghozali (2014: 43) dijelaskan bahwa uji reabilitas yang bertujuan untuk
menguji apakah variabel laten yang digunakan reliabel atau tidak dapat didasarkan pada nilai-
nilai yang diperoleh dari hasil pengolahan data menggunakan software smartpls, dengan
1. Nilai Cronbach’s Alpha dengan patokan di atas 0,7 masuk kategori reliabel.
2. Nilai Composite Reliability dengan patokan di atas 0,6 masuk kategori reliabel.
3. Nilai Average Variance Extracted (AVE) dengan patokan di atas 0,7 masuk kategori
reliabel.
smartpls yang telah diperoleh pada penelitian ini dari nilai cronbach’s alpha, composite
reliability dan average variance extracted (AVE) dapat disajikan pada tabel 4.6 sebagai
berikut ini.
Tabel 4.6
NILAI CONSTRUCT RELIABILITY
Seperti diperlihatkan pada Tabel 4.6 di atas, maka dari ke-semua variabel laten memiliki
nilai cronbach’s alpha di atas 0,7 dan nilai composite reliability di atas 0,6 serta nilai average
variance extracted di atas 0,7. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ke-4 variabel laten yang
terdiri dari kualitas produk (KP), sikap utilitarian (SU), harga (H) dan niat beli (N) adalah reliabel
karena telah memenuhi uji realibilitas. Interpretasi dari hasil penelitian ini terhadap penilaian
responden atas kuisioner terhadap kualitas produk, sikap utilitarian, harga dan niat beli ikan laut
1. Hasil nilai cronbach’s alpha di atas 0,7 menunjukkan tingkat konsistensi jawaban responden
2. Hasil nilai composite reliability di atas 0,6 menunjukkan variabel laten yang digunakan
3. Hasil nilai average variance extracted di atas 0,7 menunjukkan variabel laten yang digunakan
memenuhi kriteria discriminant validity.
4.2.3 Evaluasi outer model (model pengukuran) dan inner model (model struktural) hasil
Dalam Ghozali (2014: 36) dinyatakan bahwa model analisis jalur semua variabel laten
dalam partial least squares (pls) terdiri dari 3 (tiga) set hubungan, yaitu:
1. Outer model yang mensepesifikan hubungan antar variabel dengan indikator construct atau
2. Inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model).
3. Weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.
Outer model memiliki 2 (dua) jenis indikator, yaitu indikator reflektif dan indikator
construct variabel latennya. Pada penelitian ini, indikator yang digunakan sesuai dengan jenis
indikator reflektif dengan alasan indikator construct dipengaruhi oleh construct variabel latennya.
Ghozali (2014: 21) mengatakan bahwa untuk memperjelas tentang kriteria yang harus ditentukan
terhadap pemilihan jenis indikator yang dapat membedakannya, maka ditampilkan kriteria
1. Pertanyaan pertama berkaitan dengan arah hubungan kausalitas antara construct laten dan
dari indikator ke construct (variabel) laten, sedangkan untuk model pengukuran reflektif
menunjukkan arah hubungan kausalitas mengalir dari construct (variabel) laten ke indikator.
2. Pertanyaan kedua berkaitan dengan interchangeability dari indikator. Untuk model formatif
antar indikator tidak interchangeability, sedangkan model reflektif antar indikator harus
interchangeability.
3. Pertanyaan ketiga berhubungan dengan covariance (hubungan) antar indikator. Covariance
antar indikator tidak diperlukan pada model formatif, sedangkan model reflektif
4. Pertanyaan keempat berkaitan dengan apakah semua indikator harus memiliki anteseden dan
konsekuen yang sama atau tidak. Untuk model reflektif, oleh karena semua indikator
mencerminkan construct yang sama dan diasumsikan saling interchangeability, maka semua
indikator harus memiliki anteseden dan konsekuen yang sama. Adapun untuk model formatif,
oleh karena indikator tidak menggambarkan aspek yang sama dari construct dan tidak
interchangeability, maka tidak harus memiliki anteseden dan konsekuen yang sama.
Berdasarkan atas kesesuaian uraian tentang outer model (model pengukuran) di atas, maka
dapat dikatakan bahwa indikator reflektif adalah sama dengan indikator construct. Oleh karena
itu, maka akan diperlihatkan bagaimana kedudukan indikator reflektif dalam meng-construct
Tabel 4.7
PENGUKURAN MODEL DARI INDIKATOR REFLEKTIF
TERHADAP VARIABEL LATEN
Pengukuran Model
Variabel
No Indikator Reflektif Outer Loading Standar
Laten
(Korelasi)
1 Persepsi atas daya tarik produk Kualitas 0,850 0,700
2 Persepsi atas kandungan gizi produk 0,881 0,700
3 Persepsi atas kemudahan diolah 0,826 0,700
4 Persepsi atas kesegaran produk Produk 0,867 0,700
5 Persepsi atas kesehatan produk 0,833 0,700
6 Persepsi atas rasa 0,755 0,700
7 Pertimbangan adanya fungsi 0,796 0,700
8 Pertimbangan kebermanfaatan 0,883 0,700
9 Pertimbangan kefektifan Sikap 0,855 0,700
10 Pertimbangan kemungkinan diperlukan Utilitarian
0,873 0,700
11 Pertimbangan kemungkinan membantu 0,836 0,700
12 Kesesuaian harga 0,925 0,700
13 Keterjangkauan harga Harga 0,904 0,700
14 Perbandingan dengan harga pesaing 0,889 0,700
15 Keinginan membeli produk 0,886 0,700
16 Kemungkinan akan membeli produk Niat Beli 0,918 0,700
17 Mencari informasi mengenai produk 0,876 0,700
Sumber: Data diolah
Seperti diperlihatkan pada Tabel 4.7 di atas, maka merepresentasikan bahwa semua
indikator reflektif yang digunakan dalam pengisian kuisioner sangat dipengaruhi oleh variabel
latennya dengan nilai korelasi yang tinggi dan di atas dari standar 0,7 (memenuhi uji validitas).
Untuk lebih meyakinkan lagi dalam membuktikan uji pengaruh variabel laten terhadap indikator
reflektif dalam men-construct variabel latennya, dapat juga dilakukan dengan menganalisa T
statistic hasil pengolahan data dengan menggunakan software smartpls seperti tampak pada
OUTER MODEL
Gambar 4.5
HASIL UJI PENGARUH VARIABEL LATEN TERHADAP INDIKATOR REFLEKTIFNYA
Sumber: Data diolah
Seperti tampak pada Gambar 4.5 di atas, maka diperlihatkan nilai (value) T statistic dari
tiap indikator reflektif terhadap variabel latennya. Berdasarkan atas gambar tersebut dapat
diketahui nilai T statistic tertinggi diperoleh pada indikator reflektif H1 sebesar 44,194 dan nilai
terendah pada indikator reflektif SU1 sebesar 8,172. Atas nilai yang sudah didapat dari hasil
pengolahan data tersebut, maka dengan tujuan untuk memperlihatkan bagaimana pengaruh
variabel laten terhadap indikator reflektifnya, dapat ditunjukkan pada Tabel 4.8 sebagai berikut
ini.
Tabel 4.8
NILAI UJI T (PENGARUH) VARIABEL LATEN TERHADAP INDIKATOR REFLEKTIF
T t Tabel p
Variabel Laten Indikator Reflektif
Statistic α 5% Value
KP1: Persepsi atas rasa 20,939 0,196 0,000
KP2: Persepsi atas kesegaran produk 31,063 0,196 0,000
Kualitas KP3: Persepsi atas kandungn gizi produk 20,572 0,196 0,000
Produk (KP) KP4: Persepsi atas kesehatan produk 24,746 0,196 0,000
KP5: Persepsi atas daya tarik produk 17,940 0,196 0,000
KP6: Persepsi atas kemudahan diolah 9,647 0,196 0,000
SU1: Pertimbangan keefektifan 8,172 0,196 0,000
Sikap SU2: Pertimbangan kebermanfaatan 22,473 0,196 0,000
Utilitarian SU3: Pertimbangan kemungkinan membantu 22,632 0,196 0,000
(SU) SU4: Pertimbangan adanya fungsi 20,050 0,196 0,000
SU5: Pertimbangan kemungkinan diperlukan 18,038 0,196 0,000
H1: Keterjangkauan harga 44,194 0,196 0,000
Harga (H) H2: Kesesuaian harga 27,781 0,196 0,000
H3: Perbandingan dengan harga pesaing 19,982 0,196 0,000
N1: Kemungkinan akan membeli produk 24,746 0,196 0,000
Niat Beli (N) N2: Keinginan membeli produk 36,009 0,196 0,000
N3: Mencari informasi mengenai produk 20,176 0,196 0,000
Sumber: Data diolah
Seperti tampak pada Tabel 4.8 di atas, dapat diamati nilai T statistic dari semua indikator
reflektif menunjukkan angka yang positif semua dan bila dibandingkan dengan t tabel nilainya
jauh lebih besar dari t tabel. Dalam Ghozali (2014: 116) dinyatakan bahwa nilai T statistic
berpengaruh significant pada taraf α 5% bila nilai t statistic di atas nilai t tabel 1,96. Dengan
demikian, hasil pengujian menggunakan perbandingan T statistic dengan t tabel pada taraf α 5%
menunjukkan pengaruh secara significant sehingga dapat dibuktikan bahwa indikator reflektif
dipengaruhi secara nyata oleh variabel latennya. Begitu pula dengan nilai T statistic dari semua
indikator nilainya berada di atas p value, maka semakin memperkuat keyakinan adanya hubungan
korelasi yang sangat erat antara variabel laten dalam mempengaruhi indikator reflektifnya.
Inner model adalah merupakan model yang menggambarkan hubungan antar variabel
bebas dengan variabel terikatnya. Pada penggunaan software smartpls, variabel bebas juga
disebut sebagai varibel eksogen dan variabel terikatnya disebut sebagai variabel endogen.
Dengan permodelan yang sudah terbentuk dengan menggunakan sofware tersebut, maka akan
dianalisa seberapa kuat pengaruh variabel eksogen dalam mempengaruhi variabel endogen dan
juga bisa memprediksi ketepatan permodelan (weight relation) yang sudah terbentuk. Dengan
demikian, pada inner model (model struktural) akan dibahas hubungan antara variabel eksogen
yang terdiri dari kualitas produk (KP), sikap utilitarian (SU) dan harga (H) dalam mempengaruhi
Berdasarkan atas inner model yang sudah terbentuk dengan menggunakan software
smartpls, maka dapat diperlihatkan hubungan antara variabel eksogen dalam mempengaruhi
variabel endogen yang terdiri dari nilai (value) T statistic pada Gambar 4.4. Untuk memperjelas
nilai-nilai yang dihasilkan dalam pengolahan data yang sudah didapat, maka akan disajikan pada
Tabel 4.9
UJI PENGARUH VARIABEL EKSOGEN TERHADAP VARIABEL ENDOGEN
Seperti tampak pada Tabel 4.9 di atas, maka ditampilkan nilai T statistic dan nilai t tabel
pada taraf α 5% dari variabel eksogen dalam mempengaruhi variabel endogennya. Seperti kita
ketahui bersama bahwa koefisien korelasi mempunyai nilai dalam rentang dari nilai angka -1
sampai angka 1. Lebih lanjut, dapat dijelaskan bila nilai koefisien korelasi terdistribusi antara
nilai 0 sampai -1 interpretasinya adalah terjadi pengaruh yang negatif dalam hubungan antara
variabel eksogen ke variabel endogen. Sebaliknya, bila nilai koefisien korelasi terdistribusi antara
nilai 0 sampai angka 1 interpretasinya adalah terjadi pengaruh yang positif dalam hubungan
antara variabel eksogen ke variabel endogen. Dengan demikian, hasil pengolahan data yang
ditampilkan pada tabel tersebut, menunjukkan terjadi hubungan yang positif dari variabel
eksogen ke variabel endogennya karena koefisien korelasinya berada pada rentang nilai antara
Meskipun demikian, perolehan uji pengaruh yang sudah mendapatkan angka yang berada
pada rentang angka 0 sampai angka 1 sehingga membuktikan adanya pengaruh dari variabel
eksogen ke variabel endogen, masih perlu dibuktikan apakah pengaruh tersebut memiliki tingkat
signifikansi yang significant atau tidak. Dalam Ghozali (2014: 116) dijelaskan bahwa besarnya
nilai T statistic dari variabel eksogen ke variabel endogen dikatakan mempunyai pengaruh secara
significant pada α 5% bila T statistic di atas nilai t tabel 0,196. Dengan demikian, dapat dikatakan
variabel eksogen mempunyai pengaruh yang significant terhadap variabel endogen karena
dengan perbandingan nilai antara T statistic variabel eksogen dengan t tabel pada taraf α 5%
Dari hasil pengujian dengan inner model (model struktural) yang menunjukkan adanya
hubungan yang mempengaruhi secara significat dari variabel eksogen ke variabel endogen
dengan menggunakan software smartpls, maka berdasarkan nilai korelasi yang sudah didapatkan
1. Kualitas produk mempengaruhi secara significant (nyata) terhadap niat beli dengan angka
2. Sikap utilitarian mempengaruhi secara significant (nyata) terhadap niat beli dengan angka
3. Harga mempengaruhi secara significant (nyata) terhadap niat beli dengan angka korelasi
sebesar 34,3%.
Berdasarkan angka korelasi yang sudah didapat dalam penelitian ini, yang
maka dapat juga digunakan untuk menguji hipotesis yang sudah ditetapkan dalam penelitian ini.
Berikut ini ditampilkan pengujian hipotesis seperti tampak pada Tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10
HASIL UJI HIPOTESIS PENELITIAN
Seperti ditampilkan pada Tabel 4.10 di atas, maka dapat diketahui untuk hipotesis
seluruhnya diterima sehingga memang benar kualitas produk, sikap utilitarian dan harga
mempengaruhi secara significant (nyata) terhadap niat beli. Analisa masih perlu dilanjutkan
untuk melihat pengaruh secara simultan (secara bersama-sama) dari kualitas produk, sikap
utilitarian dan harga dalam mempengaruhi niat beli. Untuk keperluan analisa tersebut, Ghozali
(2014: 115) menyatakan bahwa untuk melihat model regresi yang mempunyai goodness-fit yang
baik atau tidak adalah dengan melihat dari output nilai R-square yang ditampilkan dari hasil
pengolahan data menggunakan software smartpls. Ditambahkan pula, menurut Stone (1974) dan
Geisser (1975) dalam Ghozali (2014: 39) dinyatakan bahwa model struktural atau inner model
dievaluasi dengan melihat prosentase variance yang dijelaskan, yaitu dengan melihat R-square
untuk konstruk laten dependen (variabel endogen) dan juga melihat besarnya koefisien jalur
strukturalnya. Dengan demikian, berdasarkan nilai R-square yang diperoleh dalam penelitian ini
didapatkan sebesar 0,789 dan dapat dikategorikan mempunyai tingkat goodness-fit yang baik
karena memiliki pengaruh besar pada level struktural (Ghozali, 2014: 41 & 115).
Berdasarkan atas nilai R-square yang telah didapatkan tersebut (R-square= 0,789),
maka dapat juga dinterpretasikan ketepatan prediksi model (weight relation) yang dihasilkan dari
permodelan yang terbentuk antara variabel eksogen dalam memprediksi variabel endogen adalah
utilitarian dan harga dalam menjelaskan nilat beli adalah sebesar nilai yang diperoleh dari
penghitungan nilai R-square. Dengan nilai R-square= 78,9%, maka intrepretasinya adalah
sebagai berikut:
1. Variabel endogen, yaitu niat beli dapat dijelaskan oleh variabel eksogen yang terdiri dari
2. Adapun sisanya (100% - 78,9%) = 21,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
4.3 Pembahasan
Permasalah yang dihadapi oleh perusahaan seperti diuraikan pada pada bagian latar
belakang berdasarkan asal sumbernya masalah dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) faktor
1. Faktor eksternal
Munculnya pesaing baru dalam suatu industri tertentu, mengindikasikan adanya potensi yang
masih layak dan patut untuk dikembangkan serta memberikan harapan di masa depan
terhadap peluang pengembangan usaha di industri tersebut. Hadirnya perusahaan baru, tidak
serta merta muncul begitu tiba-tiba tetapi selayaknya didahului sebelumnya oleh adanya
survei uji pasar dan uji kelayakan usaha sehingga seorang investor mendapat sumber
informasi yang cukup untuk mendapatkan keyakinan dan mengambil keputusan dalam
berinvestasi mendirikan pabrik yang baru dalam suatu usaha tertentu. Berkaitan dengan topik
yang dipilih dalam penelitian ini, maka hal ini berkaitan dengan bagaimana suatu perusahaan
yang diteliti mendapatkan informasi yang relevan terkait dengan strategi pemasaran dalam
menghadapi adanya pesaing baru dalam bidang industri yang sama. Secara lebih spesifik,
pada penelitian ini dilakukan survei ke calon pelanggan dengan cara membagikan kuisioner
ke responden sehingga didapatkan informasi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Variabel-variabel yang digunakan adalah terdiri dari kualitas produk, sikap utilitarian dan
harga untuk menguji niat beli calon pelanggan. Pada penelitian ini, juga dilakukan pengujian
validitas dan reabilitas terhadap indikator reflektif untuk mengukur variabel yang digunakan
dan hasilnya adalah valid dan reliabel (handal/dapat dipercaya). Disamping itu, berdasarkan
informasi yang diperoleh dalam pengolahan data menggunakan software smartpls, didapatkan
informasi bahwa kualitas produk, sikap utilitarian dan harga berpengaruh secara significant
(nyata) terhadap niat beli. Dapat diperinci dari uji pengaruh tersebut dari hasil pengolahan
data pada penelitian ini adalah kualitas produk 21,8% mempengaruhi niat beli, sikap
utilitarian mempengaruhi 35,4% niat beli dan harga mempengaruhi 34,3% niat beli. Dengan
hasil ini, diharapkan perusahaan yang diteliti mendapatkan informasi yang akurat tentang
bagaimana dan upayanya untuk terus menjaga dan mempertahankan dari segi kualitas produk,
sikap utilitarian dan harga dalam rangka tetap memelihara niat beli yang tinggi dari setiap
pelanggan. Hal yang perlu terus dibenahi dan selalu di-upgrade adalah bahwa situasi pasar
(market) selalu berubah (change) menyesuaikan kondisi terkini berdasarkan situasi terbaru.
Contoh yang nyata pada kondisi sekarang adalah munculnya pandemi corona yang merupakan
wabah yang sangat berbahaya dan menyerang hampir seluruh negara di belahan dunia ini,
tidak memandang status negara maju, berkembang atau terbelakang semuanya kena
dampaknya. Oleh karena itu, dalam rangka tetap menjamin keberadaan perusahaan dalam era
menyesuaiakan keberadaan kebutuhan pasar yang sudah berubah sesuai kebutuhan pelanggan.
Alhasil, melalui apa yang sudah didapatkan dari pelaksanaan penelitian ini dapat dijadikan
salah satu sumber informasi yang dapat menghadirkan manajemen tata kelola perusahaan
yang lebih baik lagi berdasarkan informasi yang telah diperoleh.
2. Faktor internal
pertumbuhan pasar begitu mutlak dibutuhkan oleh sebuah perusahaan atau suatu industri?
Jawabannya adalah karena pertumbuhan usaha itu yang akan dapat menjaga kelayakan usaha
perusahaan itu sendiri. Kita bayangkan bagaimana jika suatu perusahaan mengalami omset
penjualan yang monoton dan cenderung terus menurun, pada akhirnya akan berdampak
bagaimana perusahaan tersebut bisa membiayai kebutuhan usaha sendiri yang dari tahun ke
tahun selalu terus meningkat sehingga pada taraf tertentu tingkat pendapatan perusahaan akan
lebih kecil dari kebutuhan biaya yang harus dipenuhi. Pada kondisi demikian terjadi kondisi
besar pasak dari pada tiang (pengeluaran lebih besar dari pemasukan) dan tinggal menghitung
waktu bagaimana perusahaan tersebut akan bertahan hingga akhirnya gulung tikar karena
sudah tidak memenuhi uji kelayakan suatu usaha. Hal yang tidak mungkin dipungkiri dan
dihindari adalah adanya kenaikan biaya yang selalu naik dalam perjalanan waktu dari tahun
a. Adanya inflasi
d. Kebutuhan investasi
Berdasarkan atas hal-hal tersebut di atas, maka adanya pertumbuhan pasar harus selalu
menjadi target dan prioritas untuk tetap menjamin kelayakan usaha perusahaan itu sendiri.
Dalam kaitannya dalam penelitian ini, maka berdasarkan informasi yang didapatkan dari
survei pasar yang telah dilakukan dengan membagikan kuisioner ke responden dapat dijadikan
tentang bagaimana implementasi suatu strategi untuk terus menjaga adanya pertumbuhan
omset pemasaran yang mampu meng-cover beban biaya di masa depan. Kenapa suatu strategi
itu penting? Menurut Mintzberg (1998) dalam Sopiah dan Sangaji (2017: 28) dijelaskan
bahwa pengertian strategi terbagi atas 5 (lima) definisi, yaitu terdiri dari:
a. Pengertian strategi sebagai rencana adalah sebuah program atau langkah terencana (a
directed couse of action) untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita-cita yang telah
b. Pengertian strategi sebagai pola (pattern) adalah sebuah pola perilaku masa lalu yang
menggunakan yang terencana ataupun diniatkan. Hal yang merupakan pola yang berbeda
dengan berniat atau bermaksud, maka strategi sebagai pola lebih mengacu pada sesuatu
c. Definisi strategi sebagai posisi adalah menentukan merek, produk, ataupun perusahaan
dalam pasar, berdasarkan kerangka dalam konseptual para konsumen ataupun para
d. Pengertian strategi sebagai taktik, merupakan sebuah manuver spesifik untuk mengelabuhi
e. Pengertian strategi sebagai perspektif adalah mengeksekusi strategi berdasarkan teori yang
ada ataupun menggunakan insting alami dari isi kepala atau cara berpikir ataupun
ideologis.
Pada situasi yang lain, adanya potensi pembajakan karyawan tenaga ahli oleh perusahaan
pesaing dengan memberikan penawaran fasilitas dan gaji yang lebih tinggi menjadi lumrah
untuk dilakukan oleh suatu perusahaan. Untuk mencegah hal tersebut, maka secara internal
program penilaian kinerja karyawan. Stewart dan Stewart (1977) dalam Sopiah dan Sangaji
Untuk supaya efektif, feedback (masukan) yang diberikan ke pegawai harus jelas (tepat
(memberikan masukan yang positif dan negatif) dan kostruktif (memberikan saran
perbaikan).
b. Management by objective
Manajer menentukan target dan tujuan yang harus dicapai oleh setiap bawahan.Target dan
tujuan tersebut harus disetujui oleh kedua belah pihak dan evaluasi dilaksanakan
c. Salary review
Hasil dari penilaian kinerja digunakan untuk menentukan apakah seseorang akan
d. Career counselling
kemungkinan perjalanan karier pegawai, salah satunya bisa melalui pengiriman pegawai
e. Succession planning
Penilaian kinerja pegawai dapat membantu manajer untuk membuat daftar pegawai yang
memiliki keterampilan dan kemampuan tertentu, sehingga jika ada posisi yang kosong ,
Berdasarkan atas uraian di atas, dapat pula dihubungkan dengan produktivitas kerja karyawan
dengan asumsi karyawan yang berkinerja tinggi tentunya akan paralel memiliki produktivitas
yang tinggi pula. Produktivitas juga berpengaruh terhadap tingkat biaya yang akan dicapai
untuk tiap satuan produk yang dihasilakn, dimana produktifitas tinggi tentunya akan berimbas
pada biaya produksi yang lebih rendah dibanding dengan biaya yang diperoleh oleh karyawan
yang mempunyai produktivitas rendah. Dalam kata lain, pengendalian biaya (management
control of cost) juga akan berpengaruh dalam menciptakan keunggulan bersaing (competitive
advantage). Dengan demikian, dalam kaitannya dengan perusahaan yang diteliti diharapkan
akan memberikan feedback (masukan) bagaimana starteginya untuk tetap memlihara adanya
pertumbuhan penjualan yang dibutuhkan, mengelola karyawan secara lebih profesional dan
Pada penelitian ini, data diperoleh dengan teknik pengambilan data dengan menggunakan
kuisioner kepada responden untuk mengukur pendapat, sikap atau persepsi responden tersebut
pada kualitas produk, sikap utilitrian dan harga terhadap niat beli ikan laut beku kemasan merek
Hato. Proses pengambilan data melibatkan 100 responden yang kesemuanya berdomisili di
wilayah Kabupaten Tuban, berjenis kelamin wanita, umur terendah 30 tahun dan tertinggi 60
tahun serta pendidikan terendah minimal SMK/MA/SMA. Variabel penelitian yang digunakan
adalah meliputi variabel bebas/independen/eksogen, yang terdiri dari kualitas produk, sikap
Pada penelitian ini, pengolahan data menggunakan metode partial least square dengan
menggunakan aplikasi software smartpls full version. Berdasarkan hasil pengolahan data yang
diperoleh dihasilkan permodelan yang terdiri dari model pengukuran (outer model) dan model
struktural (inner model). Outer model menjelaskan nilai pengukuran (korelasi) hubungan antara
Berdasarkan evaluasi dari oter model, maka dihasilkan hasil uji dari semua indikator
yang digunakan pada penelitian ini dapat mampu menjelaskan dengan nilai korelasi tinggi
terhadap variabel latennya sehingga sudah memenuhi validitas berdasarkan patokan nilai-nilai
yang sudah ditetapkan pada uji tersebut. Pada kondisi yang lain, bilamana ternyata ditemukan
nilai (value) korelasi tidak memenuhi uji validitas, langkah yang perlu dilakukan adalah dengan
membuang indikator tersebut untuk dikeluarkan dalam permodelan. Kenapa indikator tersebut
harus dibuang/dikeluarkan dari permodelan? Oleh karena, indikator tersebut tidak cukup
relevan/tidak mampu menjelaskan hubungan terhadap variabel latennya karena tidak memenuhi
standar uji validitas serta dinggap tidak mempunyai nilai korelasi yang sesuai dengan yang
disyaratkan. Pada penelitian ini menunjukkan dari semua indikator yang digunakan, semuanya
telah mampu menjelaskan hubungan terhadap variabel latennya sehingga tidak ada indikator yang
perlu dibuang.
Pada outer model, juga dapat dilakukan uji reabilitas terhadap indikator-indikator yang
parameter yng digunakan untuk menentukan uji reabilitas, dihasilkan semua indikator-indikator
yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi uji reabilitas. Interpretasi dari hasil
pengujian yang masuk kategori realibel tersebut, maka dapat dijelaskan indikator-indikator
1. Tingkat jawaban dari responden terhadap pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner memiliki
tingkat konsistensi yang cukup konsisten sehingga dapat mampu menjelaskan secara masuk
2. Pada permodelan yang sudah terbentuk dalam olah data menggunakan software smartpls pada
penelitian ini, memiliki keandalan yang dapat dipercaya untuk menguji hipotesis penelitian
(composite reability value).
masing variabel latennya bersifat mutually exclusive dalam penelitian ini, dalam arti jika
indikator tertentu sudah masuk dalam kelompok variabel laten tertentu, maka indikator
tersebut tidak mungkin juga menjadi anggota kelompok variabel laten lainnya (discriminat
validity).
Berdasarkan evaluasi inner model, maka dapat dijelaskan hubungan antara variabel
bebas/independen/eksogen, terdiri kualitas produk, sikap utilitarian dan harga terhadap variabel
terikat/dependen/endogen, yaitu niat beli. Pada Hasil uji pengaruh terhadap variabel-variabel
tersebut dapat diketahui kualitas produk, sikap utilitarian dan harga berpengaruh secara
significant (nyata) terhadap niat beli. Besarnya pengaruh tersebut dapat diperinci adalah sebagai
berikut:
1. Kualitas produk mempunyai pengaruh secara significant sebesar 21,8 % terhadap niat beli.
2. Sikap utilitarian mempunyai pengaruh secara significant sebesar 35,4 % terhadap niat beli.
3. Harga mempunyai pengaruh secara significant sebesar 34,3 % terhadap niat beli.
Disamping itu, dengan dasar atas hasil uji pengaruh yang telah didapat pada penelitian
ini, maka dapat pula digunakan untuk kepentingan untuk menguji hipotesis penelitian apakah
diterima atau tidak. Dengan perolehan hasil uji pengaruh secara significant seperti dijelaskan di
atas tersebut, membuktikan hipotesis penelitian diterima untuk seluruhnya. Dengan demikian,
implementasinya menunjukkan kualitas produk, sikap utilitarian dan harga berpengaruh secara
Anallisis masih perlu dilanjutkan untuk mengetahui apakah kualitas produk, sikap
utilitarian dan harga mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap niat beli?
utilitarian dan harga mempunyai tingkat gooness-fit yang baik terhadap niat beli.
Weight relation adalah merupakan suatu nilai yang menunjukkan ketepatan prediksi
model yang terbentuk dalam penelitian ini. Berdasarkan ketepatan prediksi model (weight
relation) yang didapatkan dalam pengolahan data menggunakan software smratpls, didapatkan
angka 78,9% (R-square) yang dapat diartikan dari nilai tersebut menunjukkan kemampuan dari
kualitas produk, sikap utilitarian dan harga yang digunakan untuk mengukur/menjelaskan niat
beli calon pelanggan. Dengan demikian, masih ada faktor lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini sebesar 21,1% dan diperlukan penelitian lanjutan untuk menguji dan menemukan
faktor lain tersebut sehingga bisa lebih efektif untuk menerapkan strategi pemasaran yang
ampuh/handal dalam menghadapi situasi persaingan usaha terkini. Sebagai contoh faktor lain
tersebut bisa dimungkinkan seperti dalam bidang pelayanan (service) pelanggan, distribusi
produk, adanya fasilitas aduan keluhan pelanggan, diskon produk dalam pembelian jumlah