Konsep-konsep akuntansi dapat dievaluasi pada tingkat dasar- tingkat struktur, tingkat
interprektif dan tingkat perilaku. Laba akuntansi (accounting income) telah dikembangkan
dengan baik pada tingkat struktual dan prosedural, tetapi gagal mencapai tujuan dasar pada
tingkat interprektif dan perilaku. Setidak-tidaknya kegagalan ini merupakan akibat kenyataan
bahwa pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian telah didefenisikan dan di ukur berdasarkan
pendekatan deduktif normatif.
PENDAPATAN (REVENUE)
6.1 Pengertian pendapatan
Pendapatan merupakan hasil imbalan terhadap adanya penyerahan barang atau jasa yang
telah di produksi dalam operasi perusahaan. Pendapatan merupakan unsure yang paling utama
dalam menentukan tingkat laba yang dapat dilihat sebagai prestasi perusahaan dalam
mengoperasikan perusahaannya dalam suatu periode tertentu. Di bawah ini penulis mengutip
beberapa pendapat mengenai pengertian pendapatan. Menurut Ahmed Riahi-Belkaoui dalam
bukunya “Teori Akuntansi” menyatakan sebagai berikut :
“Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan nilai assets dari sebuah
entitas atau pelunasan utangnya (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu
yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang. Pemberian jasa, atau pelaksanaan
aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan utama yang masih berlangsung dari entitas
tersebut”.
Sedangkan menurut Abdullah Shahab dalam bukunya “Teori dan Problem Accounting
Principles I” menyatakan bahwa :
“Pendapatan (revenue) adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan
kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang dagang/jasa atau aktivitas
usaha lainnya didalam suatu periode. Tidak termasuk dalam pengertian revenue adalah
peningkatan aktiva perusahaan yang timbul dari pembelian harta, investasi untuk pemilik
pinjaman atau koreksi rugi laba periode lalu”.
Dan dalam statement yang dibuat tahun 1957, The Committee On Accounting Concept And
Standart Of The American Accounting Association merumuskan pendapatan dalam
pernyataannya sebagai berikut :
“Pendapatan (revenue) adalah pernyataan moneter dari keseluruhan produk dan
jasa-jasa yang ditransfer oleh perusahaan kepada para pelanggannya selama suatu
periode”.
Dari beberapa pengertian pendapatan diatas dapat disimpulkan bahwa revenue atau
pendapatan adalah arus masuk bruto atau peningkatan nilai aset dan penurunan kewajiban dari
aktivitas normal perusahaan selama periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan moneter.
6.2 Sumber-sumber Pendapatan
Menurut Munandar (1996 : 17) pendapatan yang diperoleh perusahaan berdasarkan
sumbernya dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu :
1. Pendapatan Operasional (Operating Revenue)
Operating revenue adalah pendapatan yang diterima perusahaan, yang berkaitan/berhubungan
secara langsung dengan usaha pokok perusahaan tersebut. Jenis-jenis dari pendapatan
operasional antara lain:
Penjualan (Sales) ialah hasil penjualan barang atau jasa yang menjadi objek usaha pokok/utama
dalam perusahaan. Contoh: pendapatan operasi PT Telkom yang diperoleh dari jasa
telekomunikasi yang diberikan kepada pelanggan berupa penjualan Kartu Telepon dan lain-
lain.Penjualan Sales dapat dibedakan menjadi :
Penjualan bruto (Gross profit) yaitu semua hasil penjualan sebelum dikurangi dengan berbagai
potongan atau pengurangan-pengurangan lainnya.
Penjualan bersih (net profit) yaitu penjualan bersih yang sudah diperhitungkan (dikurangi) dengan
berbagai potongan dan pengurangan-pengurangan lainnya.
Potongan pembelian tunai (purchase discount) ialah pendapatan yang diterima oleh perusahaan
karena pembelian barang secara tunai.
Penerimaan tambahan dari pembelian (Penerimaan allowance) ialah tambahan barang (ekstra)
yang diterima oleh pihak penjual karena perusahaan membeli barang-barang dalam jumlah besar.
2. Pendapatan bukan operasional (non operating revenue)
Non operating revenue ialah pendapatan yang diterima oleh perusahaan yang tidak ada
hubungannya secara langsung dengan usaha pokok perusahaan. Jenis-jenis pendapatan bukan
operasional antara lain :
Normal revenue activities
Pendapatan Bunga, yaitu bunga yang merupakan penghasilan dan sudah menjadi hak perusahaan
atas jasa yang telah diberikan kepada pihak lain.
Pendapatan sewa (rent earned), yaitu sewa yang merupakan penghasilan dari jasa menyewakan
harta-harta kepada pihak lain.
Pendapatan deviden kas (Cash devident earned), yaitu uang yang merupakan penghasilan dan
sudah menjadi hak perusahaan sebagai laba, karena perusahaan memiliki saham-sahamnya yang
dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan lain.
Non revenue activities, yaitu pendapatan penjualan atau pertukaran yang bukan barang dagangan
yang dikenal dengan istilah Gain. Yang mana gain ini in flow dari asset.
6.3 Sifat komponen Pendapatan (Revenue)
Sifat komponen revenue, Revenue diinterpretasikan sebagai:
Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau Aliran keluar barang atau jasa
dari perusahaan kepada pelanggan
Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama
periode waktu tertentu
Secara mendasar terdapat dua pandangan tentang komponen revenue, yaitu:
Pandangan komprehensif, revenue adalah semua hasil dari aktivitas bisnis dan investasi.
Pandangan sempit, revenue hanya memasukkan hasil yang berasal dari aktivitas penghasil
revenue dan mengeluarkan penghasilan investasi dan keuntungan/kerugian dari pelepasan aset
tetap.
6.7 Laporan Pendapatan
1. Laporan pendapatan (revenue) selama produksi
Dasar akuntan akrual yang tradisional mengkui pendapatan pada saat dihasilkan jika pada saat
yang sama tagihan terhadap pelanggan atau klien meningkat. Prinsip ini umumnya berlaku dalam
industri jasa. Produk perusahaan terjadi ketika jasa diberikan. Jumlah tagihan biasanya
ditentukan berdasarkan persetujuan atau kontrak sebelumnya, atau seringkali berdasarkan harga
perdagangan yang telah ditetapkan, walaupun klien atau penyewa tidak dituntut membayar
sampai suatu tanggal kemudian atau setidak-tidaknya samppai sejumlah jasa tertentu telah
diberikan. Beberapa contoh dasar akrual pada saat pelaporan selama produksi:
BEBAN (EXPENSE)
1. Pengertian Beban
Beban adalah Penggunaan / pemakaian barang dan jasa di dalam proses mendapatkan
pendapatan. Menurut IAI, Beban atau Expense adalah suatu penurunan manfaat ekonomi
selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau dapat berkurangnya aktiva
atau terjadinya suatu kewajiban yang dapat mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada si penannam modal.
2. Karakteristik Beban
Ada tiga karakteristik beban dalam akuntansi :
1) Penurunan Aktiva
Beban timbul karena terjadi transaksi yang mengakibatkan pengurangan atau
penurunan aktiva atau menimbulkan aliran keluar manfaat ekonomi. Dalam hal ini,
pemakaian aktiva mengakibatkan timbulnya beban karena telah habis untuk pengiriman
barang atau diberikan perusahaan sehingga tidak merasakan lagi manfaat ekonomi aktiva
tersebut. Pemakaian bahan baku yang barangnya belum terjual belum lagi bisa dikatakan
beban tetapi biaya, apabila sudah terjual baru dapat dikatakan beban karena pemakaian
aktiva yang digunakan untuk segala keperluan barang tersebut.
2) Operasi utama yang berkesinambungan
Tidak semua penurunan aktiva dapat menjadi beban, agar terjadi maka harus
berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan yang continue. Kegiatan utama perusahaan
adalah yang berkaitan dengan proses produksi dan pengiriman barang. Sebagaimana
berlaku untuk pendapatan, pengertian operasi menunjuk kegiatan operasi yang
merupakan elemen statemen aliran kas yaitu : operasi (operating), investasi (investing),
dan pendanaan (financing). Sedangkan beban adalah penurunan aset yang berkaitan
dengan operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.
3) Kenaikan kewajiban
Definisi FASB yang menyatakan beban sebagai kewajiban cukup tepat karena secara
konseptual semua hal yang dikeluarkan untuk kepentingan proses produksi dan
pengiriman perusahaan secara terus-menerus dinyatakan sebagai beban. Kewajiban
terdapat suatu keadaan dimana perusahaan telah memanfaatkan barang dan jasa namun
sebelumnya tidak mengakuinya sebagai aset atau belum mengakui kewajiban atas
penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain. Hal tersebut menimbulkan
keharusan perusahaan untuk membayar ataumelakukan pengorbanan ekonomik di masa
datang sehingga timbulkewajiban.Misalnya jasa pengiriman barang yang belum dibayar
oleh perusahaan namun jasa pengirimannya telah dinikmati perusahaan danmenimbulkan
pendapatan. Dengan demikian beban (untuk pengiriman) harustimbul dengan kenaikan
kewajiban.
3. Jenis-jenis Beban Menurut Soemarso (2013:226) beban dapat dikelompokkan menjadi :
1. Beban penjualan (Selling expenses)
Beban penjualan adalah semua beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual
dan memasarkan barang seperti kegiatan promosi, penjualan dan pengangkutan barang-barang
yang dijual. Contoh : beban iklan dan promosi.
2. Beban administrasi dan umum (General and administrative expenses)
Beban yang bersifat umum dalam perusahaan. Contoh: beban gaji dan upah, beban LAT, beban
pemeliharaan, dll
3. Beban lain-lain (Other Expense)
Beban-beban yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dengan kegiatan utama
perusahaan (perdagangan) dikelompokkan kedalam beban lain-lain (other expenses) atau beban
non-usaha (non operating expenses). Beban bunga merupakan salah satu contoh dari beban ini,
kadang-kadang karena beban bunga timbul sebagai akibat dari kegiatan perusahaan untuk
memperoleh dana (pembelanjaan), maka disebut beban pembelanjaan (financing expenses).
Ada jenis-jenis beban lain yang mendukung kegiatan operasional perusahaan, seperti Beban
Akrual, Beban kredit macet, beban operasional, beban penyusutan, beban yang ditangguhkan,
dan beban yang masih harus dibayar.
4. Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
Adanya penurunan aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan misalnya aktiva tetap.
Adanya proses produksi untuk menghasilkan barang-barang atau jasa.
Adanya kewajiban perusahaan terhadap karyawan misalnya pembayaran gaji dan upah.
Adanya kewajiban perusahaan tanpa diiringi dengan perolehan aktiva, misalnya garansi
produk dan pembayaran bunga pinjaman.
5. Pengukuran Beban
Sejalan dengan penilaian aktiva, beban dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran beban dapat
didasarkan pada:
1. Kos Historis
Kos historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar kos historis dapat digunakan untuk jenis aktiva
seperti gedung, peralatan, dan sebagainya.
2. Kos Pengganti / Kos Masukan Terkini (Replacement Cost / Curent Input Cost )
Kos masukkan terkini menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus
dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi
yang sama. Contohnya, penilaian untuk persediaan.
3. Setara Kas (Cash Equivalent )
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual setiap
jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Meskipun pada prakteknya metode
pengukuran yang masih banyak digunakan adalah historical cost, namun dengan mulai
diadopsinya IFRS di indonesia, maka pengukuran yang sesuai standar adalah dengan
menggunakan metode fair value. Dengan demikian, untuk pencatatan beban sebagai akibat dari
depresiasi (penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam beban adalah nilai selisih antara nilai
wajar dengan nilai buku (apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai bukunya).
7. Konsep Alokasi
Dalam bidang akuntansi, alokasi adalah suatu proses pembagian atau pemisahan sekumpulan
atau sejumlah penilaian serta membebankan hasil-hasil yang diperoleh kedalam klasifikasi atau
periode yang terpisah. Alokasi meliputi baik pembebanan aktiva ke beban dan pembebanan
kewajiban atau aktiva kontra ke pendapatan beberapa periode. Contohnya adalah penyusutan dan
metode persentasi penyelesaian untuk kontrak jangka panjang.
LOSSES
Istilah “loss” digunakan oleh akuntan untuk menggambarkan kelebihan expense atau
pendapatan dalam satu periode, jadi hal ini merupakan kebalikan dari income, tetapi disisni
pengertian tersebut dipergunakan sebagai lawan dari pengertian gains.
Bagian terpenting dari pengertian losses adalah bahwa hal tersebut menggambarkan
habisnya nilai yang tidak berhubungan dengan operasi-operasi normal perusahaan disetiap
periode manapun. Jadi, kerugian terjadi karena kejadian-kejadian diluar perusahaan, yang tidak
berulang dan tidak diharapkan akan terjadi dalam proses menghasilkan pendapatan.