Anda di halaman 1dari 26

TUGAS AKHIR SEMESTER

KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI

GOOGLE DIGITAL ENTREPRENEURSHIP

Dosen Pembimbing:
Fery Sofian Efendi, S.Kom., M.Cs.

Disusun Oleh :
Ahmad Salman Afifudin Zamzami (2031730065)
Yuni Arifah Kusumawati (2031730060)

D III MANAJEMEN INFORMATIKA


POLITEKNIK NEGERI MALANG PSDKU KOTA KEDIRI
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
TAHUN AJARAN 2020/2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya yang sangat besar sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah dengan judul “GOOGLE DIGITAL
ENTREPRENEURSHIP” tepat pada waktunya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk khalayak
umum, terutama para masyarakat pelaku UMKM dan khususnya yang sedang
mulai merintis UMKM. Sehingga di sini penulis akan memberikan sedikit
penjelasan ataupun jalan keluar atas permasalahan yang tengah dihadapi, yaitu
mengenai permasalahan manajemen sumber daya manusia yang belum
sepenuhnya dipahami oleh pelaku UMKM.
Dalam kesempatan kali ini tidak lupa kami menyampaikan rasa terima
kasih kepada Bapak Fery Sofian Efendi selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Tidak lupa juga rasa terima kasih kami ucapkan kepada
teman-teman saya di kelas yang selalu memberi dukungan maupun terus
mengingatkan agar tidak lupa membuat makalah ini dan menyelesaikan tepat pada
waktunya.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang
penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan
saran serta masukan dari para pembaca. Akhir kata, kami berharap agar makalah
ini bisa memberikan banyak manfaat demi meningkatnya produktivitas penjualan
dengan memanfaatkan teknologi dan UMKM mampu bersaing dan berinovasi
dengan memanfaatkan teknologi.

Kediri, 2 Januari 2021

Penulis
i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................i


DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................4
1.3 Tujuan ................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metodologi .........................................................................................5
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Digital Entrepreneur ..............................18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................20
Daftar Pustaka ..................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap organisasi perusahaan beroperasi dengan menggunakan seluruh
sumber daya yang ada untuk dapat menghasilkan produk baik barang/jasa yang
bisa dipasarkan. Dalam hal ini, pengelolaan sumber daya yang dimiliki
perusahaan meliputi sumber daya finansial, fisik, sumber daya manusia, dan
kemampuan teknologis dan sistem (Simamora, 2004). Mengingat bahwa
sumbersumber yang dimiliki perusahaan ini sifatnya terbatas, maka perusahaan
selalu dituntut mampu memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaannya
untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Pada era persaingan bisnis yang sangat ketat ini, adanya tuntutan
pekerjaan dengan kualifikasi pendidikan dan ketrampilan memadai di perkotaan
telah menjadi kendala utama bagi para pencari kerja dalam memperoleh
pekerjaan. Mereka yang pada mulanya berkeinginan untuk bekerja di sektor
formal, pada akhirnya bermuara di sektor informal. Menurut Winarso (2009),
kota-kota utama di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, memiliki
konsentrasi penduduk yang tinggi dan berkontribusi terhadap tumbuhnya tenaga
kerja informal. Dalam hal ini, sektor informal di Indonesia telah memberikan
kontribusi yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja. Ketika situasi krisis
melanda Indonesia dan pengangguran terjadi di mana-mana, maka peluang satu-
satunya yang dapat menyelamatkan kelangsungan hidup jutaan korban PHK dan
pengangguran dari desa adalah sektor informal. Secara sederhana kegiatan formal
dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status
pekerjaan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2012), dari tujuh kategori status
pekerjaan utama (Pertanian; Industri; Konstruksi; Perdagangan; Transportasi,
Pergudangan dan Komunikasi; Keuangan; dan Jasa Kemasyarakatan), penduduk
bekerja pada sektor formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh
tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pada sektor informal.
Berdasarkan identifikasi ini, keadaan Agustus 2012 terdapat sekitar 44,2 juta
orang (39,86 persen) bekerja pada sektor formal dan 66,6 juta orang (60,14
persen) bekerja pada sektor informal. Dalam setahun terakhir (Agustus
2011―Agustus 2012), penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh
tetap bertambah sebesar 150 ribu orang dan penduduk bekerja berstatus
buruh/karyawan bertambah sekitar2,5 juta orang. Peningkatan ini menyebabkan
jumlah penduduk bekerja pada sektor formal bertambah sekitar 2,7 juta orang dan
persentase penduduk bekerja pada sektorformal naik dari 37,83 persen pada
Agustus 2011 menjadi 39,86 persen pada Agustus 2012. Sedangkan penduduk
yang bekerja pada sektor informal (Berusaha sendiri, Berusaha dibantu buruh
tidak tetap, Berusaha dibantu buruh tetap, Buruh/Karyawan, Pekerja bebas di
pertanian, Pekerja bebas di nonpertanian, dan Pekerja keluarga/tak dibayar)
berkurang sebesar 1,5 juta orang dan persentase penduduk bekerja pada sektor

1
informal berkurang dari 62,17 persen pada Agustus 2011 menjadi 60,14 persen
pada Agustus 2012. Penurunan ini berasal dari hampir seluruh komponen pekerja
informal, kecuali pekerja bebas di nonpertanian.
Pada umumnya, praktik dari teori ilmu manajemen sumber daya manusia
diterapkan pada sektor-sektor usaha formal. Namun seiring meningkatnya
persaingan usaha, penerapan manajemen sumber daya manusia kini juga telah
digunakan dalam sektor-sektor usaha informal. Berbeda dengan sektor usaha
formal, penerapan ilmu manajemen sumber daya manusia di sektor usaha
informal memliki kecendrungan lebih sederhana dan lebih sedikit persyaratan
yang dibutuhkan. Orang-orang yang berkecimpung di sektor usaha informal lebih
mengutamakan keterampilan dibandingkan latar belakang pendidikan dan
pengalaman bekerja. Tentu saja, hal ini berbanding terbalik dengan sektor formal
yang pada umumnya memerlukan tenaga kerja yang handal, professional, dan
memiliki latar belakang yang bagus guna mendorong kinerja perusahaan mereka.
Sebagaimana dijelaskan oleh Djojohadikusumo (dalam Haris, 2011), sektor usaha
informal ditandai oleh satuan-satuan usaha kecil dalam jumlah yang banyak dan
biasanya dimiliki oleh keluarga dengan menggunakan teknik produksi yang
AGORA Vol.1, No.3,(2013) sederhana dan padat karya. Golongan angkatan kerja
di sektor informal biasanya mempunyai pendidikan dan keterampilan yang
terbatas
Untuk mengatasinya, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia mencetuskan sebuah pelatihan Digital Entrepreneurship.
Kewirausahaan digital atau dengan kata lain Digital Enterpreneur adalah istilah
yang menggambarkan bagaimana kewirausahaan akan berubah, karena bisnis dan
masyarakat terus ditransformasikan oleh teknologi digital. Kewirausahaan digital
menyoroti perubahan dalam praktik wirausaha, teori, dan
pendidikan.Kewirausahaan digital mencakup segala sesuatu yang baru dalam hal
tentang kewirausahaan di dunia digital, termasuk cara baru menemukan pelanggan
untuk usaha wirausaha, cara-cara baru dalam merancang dan menawarkan produk,
dan layanan, cara baru menghasilkan pendapatan, dan mengurangi biaya, peluang
baru untuk berkolaborasi dengan platform dan mitra, sumber peluang, risiko, dan
keunggulan kompetitif baru.
Pada tingkat praktis, kewirausahaan digital membuka kemungkinan baru
bagi siapa pun yang berpikir untuk menjadi wirausaha. Beberapa peluang lebih
bersifat teknis, tetapi banyak yang lain berada dalam jangkauan bagi siapa saja
yang mempelajari keterampilan dasar kewirausahaan digital. Keterampilan dasar
ini termasuk menemukan pelanggan baru secara online, membuat prototipe ide
bisnis baru, dan meningkatkan ide bisnis berdasarkan data.
Selain mempelajari keterampilan praktis baru, kewirausahaan digital juga
tentang cara berpikir baru untuk mempelajari tentang kewirausahaan itu sendiri
yang merupakan cara lain untuk mengatakan itu menawarkan teori kewirausahaan
baru. Kewirausahaan digital membuka pertanyaan baru tentang strategi, peluang,
dan risiko. Apakah sumber data yang terbaik menang? Bagaimana saya dapat
membuat ide bisnis yang dapat ditiru secara digital? Bagaimana saya dapat
meningkatkan ide bisnis saya lebih cepat daripada orang lain? Bagaimana saya

2
dapat dengan mudah beralih di antara berbagai ide bisnis, dan sumber
pendapatan? Apa artinya menjadi bisnis global sejak hari pertama? Dan mengapa
orang dari seluruh dunia terus mencoba masuk ke bisnis saya?
Dalam hal pendidikan, kewirausahaan digital membuka kemungkinan baru
untuk melatih generasi pengusaha berikutnya. Cara terbaik untuk belajar
kewirausahaan adalah ‘melakukannya’, dan merenungkan pengalaman itu.
Memulai bisnis baru, atau meluncurkan produk baru, di dunia normal adalah
mahal dan berisiko bagi pemula. Dunia digital tidak hanya menurunkan hambatan
untuk memulai sesuatu yang baru, tetapi menawarkan berbagai jalan menuju
kesuksesan. Ini hanya dunia yang berbeda secara pendidikan dari studi kasus,
simulasi, dan rencana bisnis.
Definisi tepat kewirausahaan digital masih diperdebatkan, sebagian karena
ini adalah hari-hari awal, dan sebagian karena itu adalah target yang bergerak.
Seiring perkembangan teknologi digital, apa yang baru tentang kewirausahaan
digital akan berubah seiring waktu. Mungkin suatu hari, sebagian besar atau
semua usaha wirausaha akan lahir perusahaan digital , dan kewirausahaan digital
sebagai topik terpisah tidak akan ada lagi. Namun hari ini, ada kebutuhan nyata
untuk mempersiapkan wirausahawan dengan lebih baik untuk dunia digital, dan
memberi lebih banyak orang jalan baru untuk berwirausaha.
Digital Entrepreneurship Kominfo yang bermitra dengan Google yang di
dalamnya terdapat program Digital Talent Scholarship yaitu pelatihan bagi pelaku
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam rangka mempersiapkan
SDM yang unggul di era revolusi industri 4.0. Peserta Pelatihan Digital Talent
Scholarship akan belajar tentang pengetahuan bisnis digital dan keterampilan
untuk mengadopsi dan mengoptimalisasi teknologi ke dalam pengembangan
usaha di dunia digital.
Pelatihan Digital Talent Scholarship terdiri dari dua jenis kelas pelatihan
yaitu kelas yang terbuka untuk umum (Kelas Umum) dan kelas yang
dikhususukan untuk wanita yang sudah/pernah menikah (Kelas Ibu Rumah
Tangga/IRT). Peserta pelatihan akan belajar secara daring/online dalam bentuk
Live Session bersama instruktur dari Google Indonesia. Informasi mengenai
Jadwal, Modul, dan Teknis Pelatihan akan diinformasikan oleh Panitia melalui
email masing-masing.
Program ini bisa membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Peserta Digital Talent Scholarship akan belajar tentang pengetahuan
bisnis digital dan keterampilan untuk mengadopsi dan mengoptimalisasi
teknologi, peserta akan belajar secara daring/online selama satu hari. Sehingga
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas penjualan dengan memanfaatkan
teknologi dan mampu bersaing dan berinovasi dengan memanfaatkan teknologi.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Google Digital Entrepreneurship bisa membantu masyarakat
pelaku UMKM untuk mempersiapkan SDM yang unggul di era revolusi
industry 4.0?
2. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dari Google Digital
Entrepreneurship?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana google Digital Entrepreneurship bisa
membantu masyarakat pelaku UMKM untuk mempersiapkan SDM yang
unggul di era revolusi industry 4.0.
2. Untuk mengetahui bagaimana kekurangan dan kelebihannya dari google
Digital Entrepreneurship.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metodologi
Digital Talent Scholarship 2020 adalah program beasiswa pelatihan
intensif bagi 60.000 peserta yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan
daya saing SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari
program pembangunan prioritas nasional.
Program pelatihan kompetensi DTS 2020 ditujukan untuk meningkatkan
keterampilan, keahlian angkatan kerja muda Indonesia dan Aparatur Sipil Negara
di bidang Komunikasi dan Informatika sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan daya saing bangsa di era Industri 4.0.

Program DTS 2020 secara garis besar dibagi menjadi tujuh akademi,
yaitu:
1. Fresh Graduate Academy (FGA) ,
Program pelatihan berbasis industri bagi lulusan S1 bidang TIK
dan MIPA, terbuka bagi penyandang disabilitas;

2. Vocational School Graduate Academy (VSGA) 

5
Program pelatihan berbasis kompetensi nasional bagi lulusan SMK
dan Pendidikan Vokasi bidang TI, Telekomunikasi, Desain, dan
Multimedia;

3. Coding Teacher Academy (CTA) 


Program pelatihan merupakan program pelatihan pengembangan
sumberdaya manusia yang ditujukan kepada 2.000 Guru setingkat
SMA/SMK/MA/SMP/SD.

4. Online Academy (OA) 


Program pelatihan secara online bagi masyarakat umum termasuk
ASN, mahasiswa, dan pelaku industri;

5. Thematic Academy (TA) 


Program pelatihan TA merupakan program pelatihan multi disiplin
bagi pengembangan sumberdaya manusia yang ditujukan kepada
3.000;

6. Regional Development Academy (RDA) 


Program pelatihan RDA merupakan program pelatihan
pengembangan sumberdaya manusia yang ditujukan untuk
meningkatkan kompetensi 2500 ASN di Kawasan Prioritas Pariwisata
dan 122 Kabupaten Prioritas Pembangunan.

7. Digital Entrepreneurship Academy (DEA) 


Program pelatihan DEA merupakan program pelatihan
pengembangan sumberdaya manusia yang ditujukan kepada 22.500
talenta digital di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Bersama dengan google dengan tema pelatihan ‘Digital Enterpreneurship’
diharapkan para peserta dapat mampu meningkatkan produktivitas penjualan
dengan memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang saat ini dan juga agar
mampu bersaing dan berinovasi dengan memanfaatkan teknologi. Pelatihan ini
berdurasi satu hari dengan sistem live session yang dilaksanakan secara daring /
online, peserta bisa bertanya dan berinteraksi dengan instruktur pada Hangout
Meet Live Session.
Dalam pelatihan ini terdapat dua jenis pelatihan, yaitu pelatihan kelas ibu
rumah tangga (IRT) dan juga pelatihan untuk kelas umum. Topik yang dibahas
pada pelatihan kelas inu rumah tangga (IRT) yaitu tentang ‘kisah sukses dan tips
untuk wirausaha wanita’ dan ‘media soasial untuk usaha anda’ dengan aktivitas
Hangout Meet Live Session. Terdapat juga pelatihan untuk kelaas umum dengan
dua topik yang akan dibahas yaitu panduan dunia online dan juga google untuk
bisnismu yang juga akan dilaksanakan dengan Hangout Meet Live Session.

6
Untuk mengikuti pelatihan ini, peserta dapat mendaftarkan diri di situs
https://digitalent.kominfo.go.id/ lalu pilih ‘PELATIHAN’ kemudian pilih akademi
‘ONLINE ACADEMY’ dan pilih tema yang diinginkan. Peserta dapat membaca
deskrripsi akademi dan pelatihan yang akan diikuti. Lalu peserta dapat memilih
Kategori “Peserta Umum” atau “ Peserta Penyandang Disabilitas” Bagi calon
peserta penyandang disabilitas dapat mendaftar pelatihan dengan menyediakan
sarana dan prasarana pendukung pelatihan secara mandiri. Peserta bisa memilih

7
‘Online Akademi’ dan memilih tema yang ingin diikuti, setelah itu bisa memilih
‘Daftar Sekarang’. Setelah mengisi biodata dan memenuhi semua berkas yang
dibutuhkan peserta bisa mensubmit dan dapat menyimpan bukti daftar dengan
format pdf / jpg.
Pada pelaksanaan pelatihan , peserta akan belajar secara mandiri / self-
paced learning dari modul, dan live session melalui Hangouts Meet dengan
fasilitator Google. Pasca pelatihan, peserta akan diminta mengisi survey pelatigan
dan mengupload Form Lembar Pertanggungjawaban / Form LPJ. Ketika peserta
telah menyelesaikan pelatihan mereka akan mendapatkan email pemberitahuan
untuk mengunduh / mendownload Certificate of Completion di website
https://digitalent.kominfo.go.id/ bagi peserta yang menyelesaikan seluruh sesi
pelatihan, mengisi surfey, dan mengunggah LPJ.
Adapun hak dan kewajiban untuk para peserta, untuk tujuan membantu
memperlancar proses pelatihan, setiap peserta diharapkan membaca informasi dan
memahami tentang Hak dan Kewajiban Peserta Program DTS 2020, sebagai
berikut:
Hak Peserta
1. Mengikuti program pelatihan sesuai dengan tema dan mitra penyelenggara
pelatihan yang telah dipilih pada proses pendaftaran;

2. Menerima materi pelatihan dari mitra penyelenggara pelatihan;

3. Menerima materi soft-skills pada Pasca Pelatihan bagi program academy


yang memiliki target penyerapan tenaga kerja;

4. Menerima Sertifikat kepersertaan pelatihan dan/atau Sertifikat Kompetensi


sesuai dengan Academy dan tema pelatihan yang telah dipilih pada proses
pendaftaran;

5. Peserta pelatihan berhak mendapatkan akses terhadap materi pelatihan


tertentu selama mengikuti pelatihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kewajiban Peserta
1. Mentaati seluruh Tata Tertib yang telah ditentukan penyelenggara
pelatihan, mitra pelatihan;

2. Mengikuti seluruh kegiatan pelatihan dan menyelesaikan pelatihan sesuai


dengan jadwal yang telah ditentukan;

3. Tidak akan menyebarluaskan segala bentuk materi pelatihan, termasuk


untuk keperluan komersil, yang diberikan dalam pelatihan Digital Talent
Scholarship.

8
4. Bersikap jujur dan bertanggungjawab sebagai Peserta Digital Talent
Scholarship Kementerian Komunikasi dan Informatika. dalam hal ini
apabila di kemudian hari terbukti ditemukan pelanggaran atas kewajiban
yang dilakukan peserta, maka Saya bersedia menerima ketentuan yang
telah ditetapkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Ada sebanyak tujuh jenis pelatihan yang diselenggarakan, yaitu Vocational
School Graduate Academy (VSGA), Fresh Graduate Academy (FGA), Coding
Teacher Academy (CTA), Online Academy (OA), Thematic Academy (TA),
Regional Development Academy (RDA), dan Digital Entrepreneurship Academy
(DEA). Vocational School Graduate Academy (VSGA), adalah program pelatihan
intensif berbasis kompetensi nasional yang ditujukan bagi lulusan Pendidikan
Vokasi (SMK, D3, D4) bidang TIK, Elektro, Telekomunikasi, Desain Komunikasi
Visual, Animasi, Multimedia yang belum bekerja. Program VSGA bertujuan
untuk mencetak talenta/SDM level teknisi dalam bidang digital.

Penyelenggaraan program VSGA 2020 berlangsung selama 102 jam


pelajaran secara daring yang meliputi pelatihan technical skills, soft skills
development dan uji kompetensi/sertifikasi. Dalam penyelenggaraan program
VSGA, Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan 37 mitra
Perguruan Tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia dan Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSP). Pada akhir pelatihan, peserta pelatihan akan disertifikasi
kompetensi berbasis SKKNI oleh LSP.
Dengan terselenggaranya program VSGA ini diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi lulusan pendidikan vokasi yang akan berdampak dalam

9
upaya pengurangan angka pengangguran serta mampu memenuhi kebutuhan
tenaga terampil di bidang teknologi. Kementerian Komunikasi dan Informatika
dalam hal ini berupaya untuk menciptakan ekosistem seimbang dalam
memaksimalkan peran triple helix (instansi pemerintahan, sektor swasta, dan
institusi pendidikan) untuk menjadi fasilitator dan akselerator pendukung ekonomi
digital.
Dengan persyaratan:
- Warga Negara Indonesia,
- Usia maksimal 29 tahun pada saat mendaftar,
- Lulusan SMK, D3 dan D4 jurusan TIK, Elektro, Telekomunikasi, Desain
Komunikasi Visual, Animasi, Multimedia, atau yang terkait,
- Belum mendapatkan pekerjaan tetap/sedang tidak bekerja,
- Tidak sedang menempuh Pendidikan,
- Lolos seleksi administrasi dan substansi,
- Scan KTP atau KK,
- Scan Ijazah halaman depan belakang/Surat Keterangan Lulus (dalam 1 file
dengan format PDF),
- Sanggup menyediakan komputer dengan spesifikasi tertentu sesuai dengan
persyaratan masing-masing tema pelatihan (tertulis dalam silabus),
- Peserta tidak diperkenankan mendaftar pada 2 tema/lokasi pelatihan
berbeda. Apabila di kemudian hari diketemukan peserta mendaftar di 2
tema/lokasi maka peserta siap menerima sanksi yang ditentukan oleh
panitia.
*keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat.
Selain itu, ada juga Program Fresh Graduate Academy Digital Talent
Scholarship (FGA DTS) merupakan program pelatihan peningkatan kompetensi
bidang TIK yang berfokus pada 7 (tujuh) tema pelatihan yakni CCNA Network
Engineer, CCNA Cyberoperation Specialist, Cloud Computing, Core System
Administration, Java Programming, Database Design and Programming with
SQL, dan Data Science. Penyelenggaran pelatihan ini bermitra dengan 5 global
tech companies yakni Amazon Web Service (AWS) Educate, Cisco Networking
Academy, IBM Indonesia, Oracle Academy, dan Red Hat Academy.
Pelatihan ini terselenggara di 55 Perguruan Tinggi baik negeri maupun
swasta yang tersebar di seluruh Indonesia. Pelatihan ini ditujukan bagi lulusan
D3/D4/S1 bidang TIK, MIPA, dan Teknik lainnya dibuktikan dengan ijazah/SKL
serta belum atau tidak sedang bekerja agar memiliki kompetensi profesional yang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era revolusi
industri 4.0. Pelatihan FGA ini diselenggarakan sejak tahun 2018 hingga tahun
2020 ini dengan berbagai tema pelatihan. Penyelenggaraan program FGA pada
tahun 2020 ini akan berlangsung selama 210 Jam Pelatihan (JP) secara daring
(online). Di akhir pelatihan, peserta akan diberikan pembekalan pasca pelatihan
berupa pengembangan soft-skill selama 12 JP.
Perguruan tinggi dalam program ini berperan menjadi penyedia sarana dan
prasarana serta instruktur pelatihan sesuai dengan skema pelatihan. Di akhir

10
pelatihan, peserta yang memenuhi ketentuan akan mendapatkan kesempatan
mengikuti program sertifikasi industri sesuai dengan tema pelatihan yang diambil.
Diharapkan, dengan terselenggaranya program FGA ini, dapat
memberikan kemampuan siap pakai bagi lulusan S1 dan D3/D4 yang akan
berdampak untuk mengurangi angka pengangguran, serta mampu memenuhi
kebutuhan tenaga terampil di bidang teknologi. Kementerian Komunikasi dan
Informasi dalam hal ini berupaya untuk menciptakan ekosistem seimbang untuk
memaksimalkan peran triple helix (instansi pemerintahan, sektor privat, dan
institusi pendidikan) untuk menjadi fasilitator dan akselerator pendukung ekonomi
digital.
Dengan persyaratan:
- Warga Negara Indonesia,
- Usia maksimal 29 tahun pada saat mendaftar,
- Lulusan SMK, D3 dan D4 jurusan TIK, Elektro, Telekomunikasi, Desain
Komunikasi Visual, Animasi, Multimedia, atau yang terkait,
- Belum mendapatkan pekerjaan tetap/sedang tidak bekerja,
- Tidak sedang menempuh Pendidikan,
- Lolos seleksi administrasi dan substansi,
- Scan KTP atau KK,
- Scan Ijazah halaman depan belakang/Surat Keterangan Lulus (dalam 1 file
dengan format PDF),
- Sanggup menyediakan komputer dengan spesifikasi tertentu sesuai dengan
persyaratan masing-masing tema pelatihan (tertulis dalam silabus),
- Peserta tidak diperkenankan mendaftar pada 2 tema/lokasi pelatihan
berbeda. Apabila di kemudian hari diketemukan peserta mendaftar di 2
tema/lokasi maka peserta siap menerima sanksi yang ditentukan oleh
panitia.
*keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat.
Program Coding Teacher Academy (CTA) merupakan program pelatihan
peningkatan kompetensi bagi guru bidang TIK yang mengajar di SD, SMP, SMK,
SMA, Madrasah, SLB dan sederajat negeri dan swasta. Program CTA bertujuan
untuk meperkenalkan dan meningkatkan kompetensi teknis dalam bidang
pemrograman sehingga guru dapat mendidik dan mengajarkan kompetensinya
kepada siswa/siswi di tempatnya mengajar. Program ini terbuka bagi guru PNS
dan Non PNS.
Penyelenggaraan program CTA bagi guru SD dan sederajat, CTA SMP
dan sedarajat berlangsung selama 32 jam pelajaran yang meliputi kegiatan
pelatihan tatap muka (offline). Untuk program CTA SMK, SMA dan sederajat
berlangsung selama 102 jam pelajaran yang meliputi kegiatan pelatihan daring
(online) dan tatap muka (offline). Dalam penyelenggaraan program Coding
Teacher Academy, Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama
dengan global tech company untuk menyediakan Kurikulum, Silabus, Modul dan
Instruktur.

11
Diharapkan dengan program CTA ini, maka akan memperkenalkan sejak
dini pemrograman kepada siswa siswi SD, SMP dan sederajat serta mampu
mengurangi angka pengangguran dengan memberikan kemampuan bagi siswa
siswi SMK, SMA dan sederajat untuk mampu memenuhi kebutuhan tenaga
terampil di bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK). Kementerian
Komunikasi dan Informasi dalam hal ini berupaya untuk menciptakan ekosistem
seimbang untuk memaksimalkan peran triple helix (instansi pemerintahan, sektor
privat, dan institusi pendidikan) untuk menjadi fasilitator dan akselerator
pendukung ekonomi digital.
Dengan persyaratan:
- Warga Negara Indonesia,
- Usia maksimal 29 tahun pada saat mendaftar,
- Lulusan SMK, D3 dan D4 jurusan TIK, Elektro, Telekomunikasi, Desain
Komunikasi Visual, Animasi, Multimedia, atau yang terkait,
- Belum mendapatkan pekerjaan tetap/sedang tidak bekerja,
- Tidak sedang menempuh Pendidikan,
- Lolos seleksi administrasi dan substansi,
- Scan KTP atau KK,
- Scan Ijazah halaman depan belakang/Surat Keterangan Lulus (dalam 1 file
dengan format PDF),
- Sanggup menyediakan komputer dengan spesifikasi tertentu sesuai dengan
persyaratan masing-masing tema pelatihan (tertulis dalam silabus),
- Peserta tidak diperkenankan mendaftar pada 2 tema/lokasi pelatihan
berbeda. Apabila di kemudian hari diketemukan peserta mendaftar di 2
tema/lokasi maka peserta siap menerima sanksi yang ditentukan oleh
panitia.
*keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat.
Kemudian, ada Program Online Academy (OA) merupakan program
beasiswa pelatihan dan sertifikasi ditujukan kepada 10.000 peserta terpilih yang
ingin meningkatkan keterampilan di bidang IT. Program Online Academy
merupakan kerjasama Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Global
Techology Company.
Materi Pelatihan dalam Online Academy disusun oleh Global Technology
Company yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di
bidang IT dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Indonesia yang
memiliki keahlian di bidang profesi masing-masing untuk memperoleh
kompetensi tambahan serta menciptakan sumber daya manusia yang lebih adaptif
dan produktif dengan mengoptimalisasi teknologi, Online Academy juga
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang IT demi
memenangkan persaingan global. Peserta Online Academy akan belajar secara
mandiri secara daring/online, peserta mengatur waktu belajar secara mandiri
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dengan persyaratan:
- Warga Negara Indonesia,

12
- Usia maksimal 29 tahun pada saat mendaftar,
- Lulusan SMK, D3 dan D4 jurusan TIK, Elektro, Telekomunikasi, Desain
Komunikasi Visual, Animasi, Multimedia, atau yang terkait,
- Belum mendapatkan pekerjaan tetap/sedang tidak bekerja,
- Tidak sedang menempuh Pendidikan,
- Lolos seleksi administrasi dan substansi,
- Scan KTP atau KK,
- Scan Ijazah halaman depan belakang/Surat Keterangan Lulus (dalam 1 file
dengan format PDF),
- Sanggup menyediakan komputer dengan spesifikasi tertentu sesuai dengan
persyaratan masing-masing tema pelatihan (tertulis dalam silabus),
- Peserta tidak diperkenankan mendaftar pada 2 tema/lokasi pelatihan
berbeda. Apabila di kemudian hari diketemukan peserta mendaftar di 2
tema/lokasi maka peserta siap menerima sanksi yang ditentukan oleh
panitia.
*keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat.
Program Thematic Academy (TA) merupakan salah satu akademi dari
Digital Talent Scholarship tahun 2020 yang ditujukan spesifik pada sektor
industri/kalangan tertentu, dimana kurikulumnya telah disesuaikan dengan
kebutuhan industri.
Program Thematic Academy bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja
terampil di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sehingga dapat
meningkatkan produktifitas dan daya saing bangsa di era industry 4.0 seperti saat
ini. Pada pelaksanaannya, Kementerian Kominfo melibatkan beberapa pihak
terkait mulai dari akademisi, industri, hingga beberapa komunitas sesuai masing-
masing tema.
Program Thematic Academy 2020 akan berfokus pada lima (5) tema
pelatihan yang diharapkan dapat menjangkau seluruh aspek dan golongan
masyarakat. Tema pelatihan tersebut antara lain adalah Digital Marketing, IT
Project Management, Big Data (for social science), IT Perbankan, dan tema
spesifik untuk eks Buruh Migran.
Secara umum pelatihan ini ditujukan bagi 2000 orang lulusan D3/D4 dan
S1 yang ingin meningkatkan keterampilan di bidang teknologi informasi dan
komunikasi sesuai dengan kebutuhan industri. Diharapkan, dengan
terselenggaranya program TA ini, dapat memberikan kemampuan siap pakai bagi
lulusan D3/D4 dan S1, serta dapat berdampak langsung dalam mengurangi angka
pengangguran, sekaligus mampu memenuhi kebutuhan tenaga terampil di bidang
TIK. Dalam pelaksanaan pelatihan ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika
terus berupaya untuk menciptakan ekosistem seimbang dalam memaksimalkan
peran triple helix (instansi pemerintahan, sektor privat, dan institusi pendidikan)
agar dapat menjadi fasilitator dan akselerator pendukung ekonomi digital.
Dengan persyaratan:
- Warga Negara Indonesia,
- Usia maksimal 29 tahun pada saat mendaftar,

13
- Lulusan SMK, D3 dan D4 jurusan TIK, Elektro, Telekomunikasi, Desain
Komunikasi Visual, Animasi, Multimedia, atau yang terkait,
- Belum mendapatkan pekerjaan tetap/sedang tidak bekerja,
- Tidak sedang menempuh Pendidikan,
- Lolos seleksi administrasi dan substansi,
- Scan KTP atau KK,
- Scan Ijazah halaman depan belakang/Surat Keterangan Lulus (dalam 1 file
dengan format PDF),
- Sanggup menyediakan komputer dengan spesifikasi tertentu sesuai dengan
persyaratan masing-masing tema pelatihan (tertulis dalam silabus),
- Peserta tidak diperkenankan mendaftar pada 2 tema/lokasi pelatihan
berbeda. Apabila di kemudian hari diketemukan peserta mendaftar di 2
tema/lokasi maka peserta siap menerima sanksi yang ditentukan oleh
panitia.
*keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat.
Program Regional Development Academy (RDA) merupakan program
pelatihan pengembangan sumberdaya manusia yang ditujukan untuk
meningkatkan kompetensi  ASN di Kawasan Pariwisata dan 122 Kabupaten
Prioritas. Pelatihan ini berfokus pada 5 (lima) tema yaitu Analisis Media Sosial,
Big Data Analytics, Junior Graphic Designer, Junior Network Administrator dan
Smart City.
Penyelenggaraan Program RDA berlangsung secara daring (online)
dengan durasi yang berbeda-beda sesuai dengan tema pelatihan. Penyelenggaraan
Program RDA merupakan kolaborasi antara Pusat Pengembangan Profesi dan
Sertifikasi, Pusdiklat Jakarta, BPPTIK Cikarang, 8 UPT Balai Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Penelitian Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Diharapkan, dengan terselenggaranya Program RDA ini para peserta
mendapatkan pengetahuan dan kompetensi dari sisi softskill dan hardskill di tema
pelatihan yang diikuti. Hasil dari pelatihan akan dikemas dalam bentuk laporan
yang ditujukan kepada pimpinan pemerintah daerah. Surat Pemberitahuan
Pelaksanaan Pelatihan RDA dapat diunduh.
Dengan persyaratan:
- Warga Negara Indonesia,
- Usia maksimal 29 tahun pada saat mendaftar,
- Lulusan SMK, D3 dan D4 jurusan TIK, Elektro, Telekomunikasi, Desain
Komunikasi Visual, Animasi, Multimedia, atau yang terkait,
- Belum mendapatkan pekerjaan tetap/sedang tidak bekerja,
- Tidak sedang menempuh Pendidikan,
- Lolos seleksi administrasi dan substansi,
- Scan KTP atau KK,
- Scan Ijazah halaman depan belakang/Surat Keterangan Lulus (dalam 1 file
dengan format PDF),
- Sanggup menyediakan komputer dengan spesifikasi tertentu sesuai dengan
persyaratan masing-masing tema pelatihan (tertulis dalam silabus),

14
- Peserta tidak diperkenankan mendaftar pada 2 tema/lokasi pelatihan
berbeda. Apabila di kemudian hari diketemukan peserta mendaftar di 2
tema/lokasi maka peserta siap menerima sanksi yang ditentukan oleh
panitia.
*keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat.

15
16
Daftar 122 Kabupaten Prioritas:

17
Daftar 64 Daerah terdekat dengan 8 Kawasan Pariwisata:

18
Program Digital Entrepreneurship Academy (DEA) Digital Talent
Scholarship 2020 merupakan program yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan
Informatika yang bekerja sama dengan Mitra Global Tech Company dan Start-up
Lokal. Sasaran program ini adalah mencetak talenta digital di bidang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan target sejumlah 22.500 orang
dalam rangka mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang unggul untuk
menghadapi era revolusi industri 4.0.
2.2 Kelebihan dan Kekurangan

1. Memudahkan Kegiatan Pemasaran

Digital marketing tak lain adalah kegitan marketing dengan


menggunakan media digital. Memudahkan disini artinya adalah mudah
dalam mendapatkan customer dalam meningkatkan pemasaran.
Digital merupakan teknologi untuk mendapatkan customer lebih
spesifik, yaitu menjaring customer yang mempunyai minat dengan
produk atau jasa, sehingga peluang terjadinya penjualan lebih tinggi.
Jauh lebih jelas dibandingkan cara pemasaran dengan teknik
canvasing seperti menyebar brosur, beriklan di koran, majalah, atau
datang ke rumah-rumah secara random.

2. Pemasaran Lebih Efektif dalam Menjangkau Customer

Kita bisa menarget ingin berapa jumlah pengunjung yang datang


ke website atau toko online kita dalam sehari. Menggunakan beberapa
media iklan digital marketing kita bisa melakukan hal ini.
Berbeda dengan toko offline, berapa banyak yang datang kita tidak
bisa mengontrol, tergantung pada orang yang datang dan mungkin
ramainya pada waktu atau event tertentu saja.

3. Biaya Iklan yang Sangat Murah


Bidang marketing pemasaran tidak akan pernah lepas dengan
beriklan. Sudah sejak dari dulu bahwa melakukan pemasaran
setidaknya akan menggunakan iklan, mulai dari iklan di kolom koran,
majalah, radio, hingga televisi.
Kita tahu harga iklan di media konvensional harganya jutaan,
puluhan bahkan ratusan juta rupiah yang akan sulit dijangkau oleh
pebisnis kecil.
Sedangkan beriklan di di Digital Marketing bisa mulai dari budget
Rp 50.000 per hari untuk Google Ads, Facebook dan Instagram Ads.

4. Data Pemasaran
Dalam semua aspek iklan digital, baik sebelum maupun sesudah
melakukan iklan khususya dengan Google Ads dan Facebook Ads,
keuntungan terbesarnya adalah data.

19
Data siapa saja audiens yang yang melihat iklan, kata kunci yang
dicari, gender, usia, minat, dan lokasi. Semua data diatas bisa
digunakan untuk mengelola ikllan yang lebih efektif dan efisien.

Kekurangan Menggunakan Digital Marketing


1. Sulit Diterapkan Tanpa Pengetahuan dan Pengalaman
Meskipun mempunyai modal 10 juta untuk mencoba Digital
Marketing sendiri, kemungkinan besar akan sia-sia. Itulah sebabnya
banyak perusahaan memilih menggunakan digital marketing agency.
Bahkan dasboard digital marketing yang paling umum digunakan
seperti Google Analytics, Google Ads dan Facebook Ads Manager sangat
rumit dipahami oleh orang awam yang baru menggunakan, perlu waktu
yang lama untuk belajar dan terbiasa.
2. Membutuhkan Passion
Banyak pebisnis yang merasa kesulitan dalam belajar dan menerapkan
Digital Marketing seperti SEO, SEM dan SMM. Karena setiap orang
mempunyai passion yang berbeda pada setiap bidang.
Sebagai contoh, pekerjaan montir bengkel akan sangat sulit dilakukan
jika orangnya tidak mempunyai passion di dunia otomotif.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk anak IT harus lebih dalam mengenal tentang digital


Entrepreneurship, karena saat ini sedang booming di industri teknologi 4.0.
Digital preneur yaitu seorang yang melihat peluang bisnis di dalam dunia internet
sebagai target pasar utama, yang dapat menghasilkan banyak penghasilan hanya
dengan duduk santai dan menguasai internet.
Dunia bisnis kini sangat penting bagi negara indonesia yang sedang
memasuki era industri 4.0 dengan memanfaatkan internet, media sosial, dsb.
Banyak orang yang ingin kerja kantoran, tetapi tidak memiliki skill atau
kemampuan. Maka dari itu kita dapat memulai Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Digital Entrepreneurship Kominfo yang bermitra dengan Google yang
di dalamnya terdapat program Digital Talent Scholarship yaitu pelatihan bagi
pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat membantu kita dalam
mempersiapkan SDM yang unggul di era revolusi industri 4.0. kita akan diajarkan
tentang seperti apa pengetahuan bisnis digital dan bagaimana keterampilan untuk
mengadopsi dan mengoptimalisasi teknologi ke dalam pengembangan usaha di
dunia digital.
Program ini bisa membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Peserta Digital Talent Scholarship akan belajar tentang pengetahuan
bisnis digital dan keterampilan untuk mengadopsi dan mengoptimalisasi
teknologi, peserta akan belajar secara daring/online selama satu hari. Sehingga
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas penjualan dengan memanfaatkan
teknologi dan mampu bersaing dan berinovasi dengan memanfaatkan teknologi.

21
DAFTAR PUSTAKA

R A B Goldina. Sumber Daya Manusia Dalam Usaha Kecil Menengah


[Makalah]. Bandung (ID): Universitas Komputer Indonesia.

https://digitalent.kominfo.go.id/
https://si.unism.ac.id/apa-itu-digital-enterpreneur/
https://media.neliti.com/media/publications/36187-ID-pengelolaan-
sumber-daya-manusia-pada-usaha-mikro-dan-kecil-di-jawa-timur.pdf
https://keuangan.kontan.co.id/news/jumlah-pelaku-umkm-di-2018-
diprediksi-mencapai-5897-juta-orang

22

Anda mungkin juga menyukai