Anda di halaman 1dari 9

Nama: Lazmi Agnia

Nim: 1810313120003
Mata Kuliah: Manajemen Investasi

CAPM (Capital Asset Pricing Model)

1. CAPM adalah sebagai sudut pandang investor dalam melihat berbagai reaksi
dipasar.kondisi-kondisi dipasar ini selanjutnya mendorong seseorang investor untuk
berperilaku dalam memutuskan berbagai keadaan seperti risk dan return serta harga
keseimbangan pada suatu sekuritas.

2. Asumsi-asumi tentang CAPM

 Tidak ada biaya transaksi, Artinya pemodal bisa membeli atau menjual sekuritas tanpa
menanggung biaya transaksi.
 Investasi sepenuhnya bisa dipecah-pecah (fully divisible), Pemodal bisa melakukan
investasi sekecil apapun setiap jenis sekuritas
 Tidak ada pajak penghasilan bagi para pemodal, Pemodal akan merasa indifferent antara
memperoleh deviden atau capital gain.pemodal dikatakan memperoleh capital gains kalo
terjadi kenaikan harga saham dan capital loss kalau terjadi penurunan saham.
 Para pemodal tidak bisa mempengaruhi harga saham dengan tindakan membeli atau
menjual saham.

3. Rumus model CAPM, Penghitungan CAPM memiliki 3 variabel yang saling berkaitan
yaitu:

a. risiko sistematis (β).

Ri = Rf +βi (Rm-Rf)
Keterangan :
Ri = return saham i
Rf =return investasi bebas risiko
Βi =beta saham i (risiko sistematis )
Rm = return pasar.
b. return market (Rm).
Rm = IHSGt - IHSGt-1
IHSGt-1
Keterangan :
Rm = return market atau keuntungan pasar.
IHSGt = nilai tolak ukur pada periode sekarang.
IHSGt-1 = nilai tolak ukur periode sebelumnya.

c. bebas risiko (Rf).

 Adapun return investasi bebas risiko sering dilihat pada tingkat suku bunga
deposito pemerintah,karena dianggap deposito pemerintah selalu aman.
 Selanjutnya risiko sistematis sering disebut dengan beta (β).beta menunjukan
hubungan antara saham dan pasarnya.beta memiliki kriteria :
 β > 1 = menunjukan harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibanding
indeks pasar.
 β< 1 = menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan
kondisi pasar.
 β=1 = menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.

4. Garis pasar modal (capital market line).

Garis pasar modal adalah garis yang menunjukkan semua kemungkinan kombinasi
portofolio efisien yang terdiri dari aktiva-aktiva berisiko dan aktiva bebas risiko dan garis yang
menggambarkan suatu hubungan antara expected return dengan total risk pada keadaan pasar
yang seimbang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk GPM yaitu :

a. Garis pasar modal hanya terdiri dari portofolio efisien yang berisi dengan aktiva bebas
risiko.
b. Karena ekuibrilium pasar,GPM harus mempunyai slope positif meningkat atau dengan
kata lain E(Rm) harus lebih besar dari Rbr.

5. Garis pasar sekuritas.

 Garis pasar sekuritas adalah suatu garis yang menghubungkan antara tingkat return yang
diharapkan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis.
 Sml selama ini juga sering dipergunakan untuk menilai sekuritas secara individual dalam
kondisi dan situasi pasar yang seimbang.
 Risiko sistematis dapat diukur dengan mempergunakan beta (B)
 Beta dilihat untuk mengukur risiko sekuritas.
 Semakin tinggi beta maka semakin tinggi resiko yang terjadi.

Gambar garis pasar sekuritas :

Pada high risk dan low risk dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. High risk adalah asset yang risikonya memiliki risiko tinggi dipasar.
b. Low risk adalah asset yang risikonya memiliki risiko lebih kecil di pasar.
c. Jika E (R) dan β positif artinya adalah untung.
d. Jika E(R) dan β negatif artinya adalah rugi.

6. perbedaan CML dan SML.


 CML menggambarkan hubungan risiko dan return pada pasar yang seimbang, untuk
portofolio-portofolio yang efisien.
 SML menggambarkan hubungan risiko dan return dari aset-aset individual ataupun
portofolio yang tidak efisien.
 Ukuran risiko dalam CML adalah deviasi standar portofolio.
 Ukuran risiko dalam SML adalah beta sekuritas.

7. Portofolio pasar, adalah portofolio yang berisi dengan semua aktiva yang ada dipasar.
 Pada kondisi pasar yang seimbang, semua investor akan memilih portofolio pasar
(portofolio optimal yang berada di sepanjang kurva efficient frontier).
 Dalam kondisi pasar yang seimbang, semua investor akan memilih portofolio pada titik
M sebagai portofolio yang optimal (terdiri dari aset-aset berisiko).
 Portofolio pada titik M (portofolio pasar) akan selalu terdiri dari semua aset berisiko, dan
merupakan portofolio aset berisiko yang optimal.
 Dengan demikian risiko portofolio pasar hanya terdiri dari risiko sistematis (risiko yang
tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi).
 Secara umum, portofolio pasar dapat diproksi dengan nilai indeks pasar, seperti IHSG
atau LQ45 untuk kasus di Indonesia.

APT (Arbitrage Pricing Theory)

1. APT memprediksi garis pasar sekuritas yang mengaitkan imbal hasil yang diharapkan
dengan resiko, tetapi jalur yang diambil untuk SMLnya sedikit berbeda.
 APT Ross didasarkan pada tiga proposisi:
a. Imbal hasil sekuritas dapat dijelsakan dengan sebuah model factor
b. Terdapat cukup banyak sekuritas untuk menghilangkan resiko istimewa
dengan diversifikasi
c. Pasar sekuritas yang berfungsi dengan baik tidak memungkinkan terjadinya
peluang arbitrase secara terus-menerus.

2. Arbitrase, Resiko Arbitrase, dan Keseimbangan.


 Sebuah peluang arbitrase terjadi jika seorang investor dapat memeroleh laba yang tidak
beresiko tanpa melakukan investasi
 Hukum Satu Harga (Law of One Price) menyebutkan bahwa jika dua aset yang ekuivalen
dalam seluruh aspek ekonomi yang relevan, maka keduanya akan mempunyai harga yang
sama.
 Sifat penting dari portofolio arbitrase bebas resiko adalah bahwa setiap investor, tanpa
memerhatikan sikapnya terhadap resiko atau kekayaan yang dimilki akan mengambil posisi
yang tidak terbatas terhadap peluang ini. Karena posisi pasar seperti itu dengan cepat akan
memaksa harga naik turun sampai tidak terdapat lagi peluang arbitrase, maka harga sekuritas
mestinya akan memenuhi “kondisi tanpa arbitrase”, yaitu suatu kondisi yang menghilangkan
seluruh peluang arbitrase.
 Perbedaan penting antara arbitrase dan dominasi resiko imbal-hasil dalam mendukung
hubungan keseimbangan harga. Argumen yang dominan menyebutkan bahwa jika ketika
hubungan keseimbangan harga terganggu, banyak investor yang akan mengubah
portofolionya, tergantung pada sikap penghindaran resiko. Agregasi dari perubahan
portofolio ini akan mendorong tindakan jual dan beli yang akan mengembalikan harga pada
posisi keseimbangan. Sebaliknya, jika muncul peluang arbitrase, setiap investor ingin
mengambil posisi sebesar mungkin; sehingga tidak dibutuhkan banyak investor untuk
mengembalikan harga ke posisi semula.
 CAPM merupakan contoh dari argumentasi dominan, yang menyebutkan bahwa seluruh
investor akan memegang portofolio pada posisi yang efisien secara rata-rata dan varians. Jika
sekuritas mengalami kesalahan harga, maka investor akan meningkatkan portofolio mereka
pada sekuritas yang terlalu murah (underpriced) dan melepaskan sekuitas yang terlalu mahal
(overpriced).

3. Portofolio yang Terdiversifikasi dengan Baik.


 Jika sebuah portofolio tekah terdiversifikasi dengan baik, maka resiko spesifik perusahaan
atau resiko bukan faktor akan menjadi sangat kecil, sehingga yang tersisa hanya resiko
sistematis atau resiko faktor
 Jika kita membentuk portofolio saham n dengan bobot w p ∑ wi=1 , maka tingkat imbal hasil
dari portofolio ini adalah
r p =E(r ¿¿ p)+ β p F+ e p ¿
dimana
β p=∑ wi βi

Merupakan rata-rata tertimbang dari β isebanyak n sekuritas.Komponen resiko tidak


sistematis dari suatu portofolio (yang tidak berkorelasi dengan F ) adalah e p=∑ wi ei yang
juga merupakan rata-rata tertimbang dari e isebanyak n sekuritas.
Varians portofolio adalah
σ 2p=β 2p σ 2f + σ 2 (e p )
Dimana σ 2f merupakan varians dri faktor F dan σ 2(e p ) merupakan resiko tidak
sistematis dari suatu portofolio, dimana
σ 2=Varians(∑i e i)=∑w2i σ 2 (e i )

1
Jika portofolio mempunyai bobot yang sama, w i= , maka varians nonsistematis akan
n
menjadi

Dimana bagian terakhir menunjukkan nilai rata-rata varians nonsistematis


antarsekuritas. Jika portofolio menjadi semakin besar, maka varians nonsistematisnya akan
mendekati nol. Ini meruapakan dampak dari diversifikasi
 Untuk portofolio yang memilki bobot sama, maka varians nonsistematisnya akan mendekati
nol jika n menjadi semakin besar. Sifat ini medefinisikan portofolio portofolio yang
terdiversifikasi dengan baik sebagai portofolio yang terdiversifikasikan dengan sejumlah
besar sekuritas dengan bobot masing-masing yang cukup kecil sehingga untuk tujuan praktis
varians sistematisnya, σ 2(e p )menjadi tidak berarti.

4. Beta dan Imbal Hasil yang Diharapkan.


 Karena resiko nonfaktor dapat dihilangkan, maka hanya resiko faktor yang seharusnya
menuntut adanya premi resiko pada keseimbangan pasar. Resiko sistematis diantara
perusahaan akan salin meniadakan pada portofolio yang terdiversifikasi dengan baik,
investor tidak diharapkan diberi kompensasi atas kesediaan menanggung resiko yang
sebenarnya dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi. Artinya, hanya resiko sistematis saja
dari portofolio sekuritas yang seharusnya terkait dengan imbal hasil yang diharapkan.

5. APT Multifaktor.
Kita dapat menurunkan versi multifactor dari APT untuk mengakomodasi banyak sumber
resiko.
r i=E ( r I ) + β i 1 F 1 + β i2 F2 + ei
Konsep portofolio faktor yang merupakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik
yang dibentuk untuk mempunyai beta sebesar 1 pada satu faktor dan beta sebesar 0 untuk faktor
yang lain. Kita dapat melihat portofolio faktor sebagai portofolio tracking. Artinya, imbal hasil
portofolio tersebut melacak evolusi sumber resiko ekonomi makro tertentu, tetapi tidak
berkorelasi dengan sumber resiko yang lain. Portofolio faktor akan menjadi tolak ukur untuk
garis pasar sekurita multifactor.

 Satu kelemahan APT multifactor adalah teori ini tidak memberi panduan tentang bagaimana
menetukan faktor resiko yang relevan maupun premi resikonya.
 Ada dua prinsip yang membuat daftar faktor yang layar:
a. Membatasi diri hanya pada faktor sistematis yang mempunyai kemampuan besar untuk
menjelaskan imbal hasil saham.
b. Memilih faktor yang merupakan faktor resiko terpenting, yaitu faktor yang cukup
mendapat perhatian para investor sehingga mereka akan meminta premi resiko yang
berarti atas eksposur terhadap resiko ini.
 Pendekatan Multifaktor oleh Chen, Roll, dan Ross
Daftar ini memberikan model lima faktor imbal hasil sekuritas berikut ini selama
periode t sebagai fungsi dari perubahan perangkat indicator ekonomi makro.

r it =α i + β iIP IP t + β iEI EI t + β iUI UI t + βiCG CG t + β iGB GB t + eit

IP = % perubahan produksi industri


EI = % perubahan ekspektasi inflasi
UI = % perubahan inflasi yang tidak diantisipasi
CG = imbal hasil berlebih obligasi korporat jk. Panjang diatas obligasi pemerintah jangka
panjang
GB = imbal hasil berlebih obligasi pemerintah jangka panjang diatas surat utang jk. pendek
pemerintah

 Model tiga faktor Famadan French.

SMB = small minus big, yaitu imbal hasil portofolio saham-saham kecil diatas imbal hasil
portofolio saham-saham besar
HML = high minus low, yaitu imbal hasil portofolio saham-saham dengan rasio nilai buku
terhadap nilai pasar yang tinggi diatas imbal hasil portofolio saham-saham yang
mempunyai rasio nilai buku terhadap harga pasar yang rendah.

 Masalah pendekatan empiris seperti Fama dan French yang digunakan sebagai proksi
terhadap sumber resiko ekstrapasar, adalah bahwa tidak satupun faktor pada model yang
diajukan dapat dengan jelas diidentifikasi sebagai alat lindung nilai dari sumber ketiakpastian
yang signifikan.

APT dan CAPM

Tolak ukur untuk tingkat imbal hasil yang dapat digunakan dalam penganggaran modal,
evaluasi sekuritas, atau evaluasi kinerja investasi.

 APT menyoroti perbedaan penting antara resiko yang tidak dapat didiversifikasi (resiko
faktor) yang menuntut kompensasi dalam bentuk premi resiko dengan resiko yang dapat
didiversifikai yang tidak menuntut premi resiko.
 APT menghasilkan hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta yang
menggunakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik yang praktiknya dapat dibentuk
dari sejumlah besar sekuritas.
 Pelanggaran terhadap hubungan pembentukan harga dalam APT akan menyebabkan tekanan
yang sangat kuat untuk mengembalikan harga meskipun hanya sedikit sekali investor yang
menyadari adanya ketidakseimbangan tersebut.
 CAPM diturunkan dari asumsi bahwa ada portofolio “pasar” yang tidak dapat diamati.
Argumentasi CAPM berlandaskan pada efisiensi rata-rata varians, yaitu jika ada sekuritas
yang melanggar hubungan antara imbal hasil yang dharapkan dengan beta. Maka banyak
investor (masing-masing relatif kecil) akan mmengubah portofolionya sehingga akan
menciptakan tekanan menyeluruh terhadap harga sampai membentuk keseimbangan untuk
mengembalikan hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta.
 CAPM memberikan pernyataan tentang hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan
beta untuk seluruh sekuritas sedangkan APT hanya berimplikasi bahwa hubungan ini berlaku
untuk seluruh sekuritas tetapi dalam jumlah kecil (sedikit).
 Karena berfokus pada kondisi tanpa peluang arbitrase, tanpa asumsi lanjut tentang model
pasar atau indeks, APT tidak dapat menjelaskan bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap
hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta suatu aset tertentu. Untuk itu, kita
tetap membutuhkan asumsi CAPM serta argumentasinya yang dominan.

Anda mungkin juga menyukai